DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Puji syukur kehadirat. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
kami dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Razak Jer,SE.,M.Si
selaku dosen mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia, yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini yang berjudul “SELEKSI DAN
WAWANCARA”dan juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu memberikan materi dan masukannya sehingga terselesainya makalah ini.
Dengan keseriusan dan ketekunan dalam pembuatan makalah ini, harapan kami dapat
memberikan manfaat bagi teman-teman dan para pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan
dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun dari tata bahasa. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari teman-teman demi
perbaikan makalah ini.
Pekanbaru, Oktober
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………............ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
3.1 Kesimpulan................................................................................... 9
3.2 Saran............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seleksi merupakan suatu proses dimana suatu organisasi memilih orang atau
orang-orang yang terbaik dari suatu daftar pelamar yang memenuhi kriteria
seleksi untuk posisi-posisi yang tersedia untuk diisi. Hal ini mengandung arti
bahwa, semua program seleksi pada dasarnya berusaha mengidentifikasi pelamar
yang memiliki peluang tertinggi untuk memenuhi atau bahkan melampaui standar
kinerja organisasi. Kinerja dalam pengertian ini tidak sesederhana mengacu pada
keluaran kuantitatif, tetapi dapat mencakup sasaran keluaran kualitatif seperti
tingkat absensi, kepuasan karyawan dan pengembangan karier. Oleh karena itu,
tugas awal yang tercakup dalam pengembangan dan implementasi suatu proses
seleksi yang efektif adalah mengidentifikasi sasaran keluaran mana yang penting
sesuai dengan kondisi lingkungannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Lingkungan Internal
Secara tradisional, seleksi pada sektor public telah dibuat atas basis yang
bersifat politik patronage atau merit. Sistem patronage memberi jabatan
kepada mereka yang telah bekerja kepada pejabat publik yang terpilih. Sistem
yang ideal dalam memilih karyawan secara sistematik adalah pemilihan
dengan sistem merit murni yaitu pemilihan yang didasarkan kepada
kemampuan dan pengalaman karyawan
2. Sifat Dasar Pasar Tenaga Kerja
Suatu pasokan pelamar yang sangat besar dapat menyulitkan dalam
pengambilan keputusan berkaitan dengan seleksi, karena organisasi harus
memilih calon karyawan dari banyaknya lamaran yang masuk.
3. Tuntutan Serikat Buruh
Jika suatu organisasi membentuk serikat buruh, maka anggota serikat buruh
lama maupun yang baru saja diangkat merupakan faktor yang mempengaruhi
proses seleksi organisasi. Sebagai contoh, serikat buruh mensyaratkan
senioritas menjadi kriteria di dalam proses seleksi.
4. Tuntutan Pemerintah
Sebagai contoh, pemerintah mensyaratkan organisasi untuk mempekerjakan
para invalid (penderita cacat) dalam proporsi tertentu. Memberikan peluang
bekerja yang sama bagi semua penduduk. Tidak mempekerjakan buruh anak
dan lain sebagainya.
2
5. Komposisi Angkatan Kerja
Organisasi sering kali berusaha mengangkat Angkatan kerja yang
mencerminkan susunan dari klien ataupun pelanggan mereka. Sebagai contoh,
perusahaan yang memiliki pelanggan terbanyak menggunakan Bahasa Jawa,
maka perusahaan tersebut berusaha mengangkat kebanyakan karyawannnya
yang dapat bercakap dengan Bahasa Jawa.
6. Lokasi Organisasi
Lokasi organisasi juga mempengaruhi proses seleksi. Banyak perusahaan
yang menempatkan lokasi pabriknya di daerah tertentu karena banyak
pasokan karyawannya. Sebagai contoh, perusahaan tekstil yang banyak
memerlukan tenaga tidak ahli (unskilled labor) ditempatkan di daerah yang
padat penduduknya seperti Jawa.
3
dalam formular lamaran tidak boleh memperlihatkan informasi yang bersifat
rasial seperti suku bangsa, agama, pribumi dan nonpribumi, dan lain-lain.
3. Melaksanakan testing
Tes untuk pelamar, biasanya diselenggarakan setelah wawancara pendahuluan
dilaksanakan dan blanko lamaran telah diperiksa. Beberapa tes yang umum
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Tes pengetahuan Pekerjaan dan Kecakapan
b. Tes Kemampuan Umum
c. Tes Bakat
d. Tes Kepribadian
e. Tes Psikomotor
f. Tes Minat
g. Tes Polygraph
h. Tes Obat Terlarang dan AIDS
4. Memeriksa referensi
Sebagai bagian dari proses seleksi, pelamar diminta untuk menyerahkan
referensi atau surat rekomendasi dari individu,sekolah atau karyawan
organisasi
5. Melaksanakan wawancara
6. Melaksanakan tes kesehatan
4
a. Wawancara Terstruktur lawan Tidak Terstruktur
5
Wawancara berkaitan pekerjaan adalah di mana pewawancara berusaha
menyimpulkan akan seperti apakah kinerja dalam jabatan pelamar, yang didasarkan
pada jawaban terhadap pertanyaan mengenai perilakunya di masa lalu.
d. Wawancara Sekuensial Terstruktur dan Wawancara Panel
Wawancara dapat juga diklasifikasikan berdasarkan pada pengadministrasiannya
yaitu wawancara secara sekuensial dan panel. Dalam wawancara sekuensial
terstruktur, pelamar diwawancarai oleh beberapa orang secara berurutan sebelum
keputusan seleksi dibuat. Disini masing-masing pewawancara akan melihat calon
dari titik pandang yang mereka miliki, mengajukan pertanyaan berbeda dan
membentuk opini terhadap calon secara independen.
Wawancara panel berisi multipewawancara yang secara independent mencatat
dan menilai jawaban pelamar selama sesi wawancara. Pewawancara biasanya
adalah supervisor dan wakil dari ahli personalia atau ahli jabatan yang membantu
mengembangkan pertanyaan wawancara. Penggunaan wawancara panel akan
mengurangi dampak bias dari kebiasaan spesifik pewawancara yang sering kali
muncul dalam wawancara tunggal.
e. Merancang dan Menyelenggarakan Wawancara yang Efektif
1. Wawancara Terstruktur
Langkah-langkah yang harus diterapkan adalah
1. Analisis Jabatan
2. Mengevaluasi Informasi Tugas Jabatan
3. Mengembangkan Pertanyaan Wawancara
4. Mengembangkan Penduga Jawaban
5. Menentukan dan Mengimplementasikan Wawancara
2. Pedoman Pelaksanaan Wawancara
1. Menstandarkan Wawancara
2. Merencanakan Wawancara
3. Mengadakan Hubungan
4. Mengajukan Pertanyaan
5. Mengakhiri Wawancara
6. Mereview Wawancara
Dalam organisasi yang lebih kecil yang tidak memiliki unit manajemen sumber
daya manusia, manajer operasi merupakan pihak pembuat keputusan berkaitan
6
dengan seleksi. Dalam organisasi menengah dan besar baik manajer operasi maupun
manajer sumber daya manusia terlihat dalam pengambilan keputusan berkaitan
dengan seleksi. Secara umum dapat dikatakan bahwa keputusan berkaitan dengan
seleksi akan lebih efektif jika melibatkan banyak orang dan informasi yang memadai
diberikan kepada calon yang diseleksi.
Tabel 3.2
7
Testing SDM Manajer MO dan SDM
- Dilaksanakan Manajer
SDM
1. Reliabilitas
8
Reliabilitas mengacu kepada seberapa stabil suatu pengukuran yang dilakukan
berulang-ulang atas berbagai kondisi testing. Realibilitas alat seleksi dapat
ditentukan dalam berbagai cara. Di dalam praktik, suatu cara yang umum
untuk mengukur realibilitas adalah mengkorelasikan skor pelamar tertentu
untuk tes yang sama pada kesempatan yang berbeda. Ini disebut dengan test-
retest reliability. Jika alat ukur tergantung pertimbangan seseorang (seperti
wawancara penempatan), reliabilitas seringkali ditentukan dengan interrater
realibility (realibilitas antarpenilai). Ini mengacu pada seberapa jauh
pengukuran dua atau lebih pewawancara konsisten antara yang satu dengan
yang lainnya.
2. Validitas
Validitas mengacu pada seberapa akurat suatu prediktor benar-benar
memprediksi kriteria terhadap keberhasilan jabatan. Validitas merupakan
suatu konsep yang sangat penting di dalam manajemen sumber daya manusia.
Prediktor tidak pernah berkorelasi sempurna dengan kriteria keberhasilan
dalam pekerjaan. Dengan demikian, isu yang signifikan di dalam validitas ini
adalah mengenai tingkat korelasi yang dipersyaratkan antara predictor dan
kriteria keberhasilan pekerjaan dalam kaitannya untuk mencapai validitas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
efektif, proses seleksi, reliabilitas dan validitas kriteria seleksi dan analisis biaya
manfaat bagi keputusan seleksi.
Mewawancara calon karyawan masih merupakan alat yang paling penting dan
paling banyak digunakan dalam proses seleksi. Wawancara yang efektif
memungkinkan pewawancara belajar lebih banyak tentang latar belakang pelamar
pekerjaan, serta minat. Oleh karena itu tujuan paling dasar dari seleksi dan
wawancara adalah menemukan karyawan yang paling memenuhi standar kinerja
organisasi serta berkembang dalam jabatan yang bersangkutan.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui lebih mendalam tentang Seleksi
dan Wawancara Karyawan, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca makalah ini.
Melalui makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga
dapat membentuk generas yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik. Apabila dalam
penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan mohon untuk
dimaafkan. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya dari Dosen Mata Kuliah
ini serta rekan – rekan mahasiswa, agar dalam pembuatan makalah berikutnya dapat
menjadi baik dan benar.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12