Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah “Perilaku
Organisasi” yang berjudul “Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia; Perubahan
Organisasional dan Manajemen Stress” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan sebagai media pembelajaran kami.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................................................
BAB II.............................................................................................................................................
2.1 Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia....................................................................
2.2 Perubahan Organisasional dan Manajemen Stres..............................................................
BAB III..........................................................................................................................................
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................
3.2. Saran..................................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam era saat ini, setiap orang mencoba untuk membentuk suatu kelompok atau
organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga organisasi akan mencari dan
merekrut orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan organisasi sehingga
tujuan tersebut dapat tercapai. Pada perekrutan tenaga kerja, setiap organisasi memiliki
cara tersendiri untuk mencari mengisi kekosongan dalam organisasi, bahkan terkadang
sebuah organisasi akan melakukan suatu evaluasi mengenai tingkat kinerja seorang
karyawan pada akhir suatu periode tertentu untuk menentukan apakah karyawan akan
tetap bertahan atau di keluarkan.
Setiap karyawan di dalam organisasi memiliki latar belakang yang berbeda, hal
tersebut membuat setiap karyawan memiliki beban dan kinerja yang berbeda. Sebagai
akibatnya terdapat berbagai macam sudut pandang yang ada dalam organisasi yang akan
menciptakan ketakutan terhadap suatu perubahan. Selain hal tersebut, perbedaan ini
menimbulkan perbedaan tingkat stress yang akan dialami oleh seorang karyawan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana bekerjanya proses pemilihan sumber daya manusia?
2. Apa program pelatihan dan pengembangan yang digunakan?
3. Bagaimana cara mengevaluasi kinerja sumber daya manusia?
4. Apa peranan kepemimpinan dalam sumber daya manusia?
5. Apa yang dimaksud dengan perubahan terencana?
6. Bagaimana cara mengatasi perlawanan terhadap perubahan?
7. Apa saja metode yang dapat digunakan untuk mengelola perubahan?
8. Bagaimana cara menciptakan suatu budaya perubahan?
9. Bagaimana cara mengatasi stres kerja?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui cara kerja proses pemilihan sumber daya manusia;
2. Untuk mengetahui pelatihan dan pengembangan yang digunakan;
3. Untuk mengetahui cara mengevaluasi kinerja sumber daya manusia;
4. Untuk mengetahui peranan kepemimpinan dalam sumber daya manusia;
5. Untuk mengetahui mengenai perubahan terencana;
6. Untuk mengatasi perlawanan terhadap perubahan;
7. Untuk memahami metode-metode yang dapat digunakan untuk mengelola
perubahan;
8. Agar dapat menciptakan suatu budaya perubahan;
9. Untuk mengurangi tingkat stres akibat kerja.
1.4 Manfaat
Adapun manffat dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Agar dapat memahami cara kerja dalam proses pemilihan sumber daya manusia
2. Agar dapat memahami dan mendapat solusi dari suatu masalah dalam organisasi.;
2
BAB II
TOPIK BAHASAN
3
bertanya mengenai catatan penahanan sebelumnya atau bahkan hukuman
kecuali jawaban tersebut terkait dengan pekerjaan.
2. Pemeriksaan Latar Belakang
Lebih dari 80% pemilik usaha melaksanakan baik pemeriksaan
pekerjaan maupun pemeriksaan atas referensi pribadi bagi pelamar pada
beberapa poin dalam proses perekrutan. Alasan jelas: Mereka ingin
mengetahui bagaimana seorang pelamar bekerja dalam pekerjaan sebelumnya
dan apakah para pemilik usaha sebelumnya akan merekomendasikan untuk
merekrut orang tersebut atau tidak.
B. Seleksi Substantif
1. Tes Tertulis
4
a. Tes Kecerdasan
Tes kecerdasan telah terbukti merupakan alat prediksi yang baik pada
umumnya untuk pekerjaan yang meliputi tugas yang rumit secara kognitif
(seperti pembelajaran aturan pertandingan yang jauh lebih rumit dalam NFL).
b. Tes Kepribadian
c. Tes Integritas
Tujuan diadakannya Tes Integritas adalah untuk mengukur tingkat
kebaikan atau ketulusan hati seseorang dalam tindakan kesehariannya.
5
b. Pusat Penilaian
3. Wawancara
Dari semua alat bantu seleksi bagi organisasi di seluruh dunia yang
dipergunakan untuk membedakan para kandidat, wawancara tetap merupakan
metode paling umum. Hal ini juga cenderung memiliki jumlah pengaruh yang
tidak proporsional. Ketergantungan yang berlebihan terhadap wawancara
merupakan permasalahan karena bukti yang ekstensif menunjukkan bahwa
teknik manajemen kesan seperti mempromosikan diri sendiri yang memiliki
efek yang kuat terhadap preferensi dari pewawancara bahkan ketika tidak
terkait dengan pekerjaan.
C. Seleksi Kontingen
Para pelamar yang memiliki kualifikasi yang terbaik, tetapi gagal
dalam seleksi kontingen (tes narkoba menunjukkan hasil positif, pemeriksaan
terhadap latar belakang yang kurang menyenangkan), akan ditolak.
Tujuan : Melakukan pemeriksaan final sebelum membuat penawaran
kepada para pelamar. Contoh : Tes narkoba, pemeriksaan terhadap latar
belakang.
6
D. Variasi dalam Proses Seleksi secara Internasional
Praktik pelaksanaan seleksi cenderung berbeda-beda dalam budaya
bisnis yang bervariasi. Penggunaan dari kualifikasi pendidikan dalam
menyaring para kandidat terlihat menjadi praktik yang bersifat universal,
tetapi negara-negara yang berbeda akan menekankan pada teknik seleksi yang
berbeda pula.
1. Keterampilan Dasar
Salah satu survei pada lebih dari 400 para professional dalam bidang
sumber daya manusia menemukan bahwa 40% dari para pemilik usaha
meyakini bahwa para lulusan sekolah tinggi kekurangan keterampilan dasar
dalam membaca secara komprehensif, penulisan, dan matematika.
2. Keterampilan Teknis
Sebagian besar pelatihan diarahkan pada perbaikan dan peningkatan
keterampilan teknis dari karyawan, yang menjadi semakin penting untuk dua
alasan ,yaitu teknologi baru dan desain structural yang baru di dalam
organisasi.
3. Keterampilan Pemecahan Permasalahan
Pelatihan pemecahan permasalahan bagi para manajer dan para
karyawan lainnya dapat meliputi aktivitas-aktivitas untuk menajamkan logika,
pertimbangan, dan keterampilan mereka untuk mendefinisikan permasalahn
ataupun kemampuan mereka untuk menilai penyebabnya, mengembangkan
dan menganalisis alternative-alternatif yang ada, serta memilih solusi.
4. Keterampilan Interpersonal
Beberapa karyawan memiliki keterampilan interpersonal yang luar
biasa, tetapi yang lainnya memerlukan pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan mendengarkan, berkomunikasi, dan membangun tim.
7
5. Pelatihan Kesopanan
Sebagai manajer sumber daya manusia harus menjadi sangat waspada
dengan efek dari perilaku sosial di dalam temapt kerja, mereka telah menaruh
lebih banyak perhatian pada permasalahan ketidaksopanan, intimidasi, dan
supervise yang kejam dalam organisasi.
6. Pelatihan Etika
Pelatihan etika sudah di mulai dari usia dini namun, sejumlah
persentase yang besar dari para karyawan yang bekerja pada 1000 korporasi
terbesar di AS menerima pelatihan etika selama orientasi karyawan baru,
sebagai bagian dari program pengembangan yang sedang berlangsung, atau
penegakan secara berkala dari prinsip-prinsip etis.
B. Metode Pelatihan
Secara historis, pelatihan artinya pelatihan formal yaitu direncanakan
dan sebelumnya dan memiliki format yang terstruktur. Namun, sebagian besar
pembelajaran di tempat kerja berlangsung dalam pelatihan informal yaitu tidak
terstruktur, tidak terencana, dan lebih mudah untuk disesuaikan dengan situasi
dan individu.
C. Mengevaluasi Efektivitas
8
III. Evaluasi Kinerja
A. Pengertian Kinerja
Para peneliti sekarang telah mengenali tiga tipe utama dari perilaku
yang memengaruhi kinerja di tempat kerja:
1. Kinerja tugas
2. Kewargaan
Tindakan-tindakan yang membentuk lingkungan psikologi dari
organisasi, seperti misalnya membantu orang lain ketika tidak diminta,
mendukung tujuan dari organisasi, memperlakukan para rekan kerja dengan
rasa hormat, menyampaikan saran-saran yang membangun, dan mengatakan
hal-hal yang positif mengenai tempat kerja.
3. Kontraproduktivitas
Tindakan-tindakan yang secara aktif dapat merusak organisasi.
Contohnya pencurian, merusak property perusahaan, bersikap agresif pada
rekan kerja, dan mengambil absen yang dihindarkan.
9
C. Apa yang Kita Evaluasi?
Kriteria manajemen dalam memilih untuk melakukan evaluasi akan
memiliki pengaruh yang besar terhadap apa yang para karyawan kerjakan.
Tiga set kriteria yang sangat popular yakni:
1. Hasil Tugas Individu
Jika hasil akhir yang diperhitungkan dan bukannya sarana, maka
manajemen akan melakukan evaluasi tugas karyawan terhadap hasil.
2. Perilaku
Pengevaluasian perilaku individu dapat dilakukan saat adanya
kelompok dan dengan mengindentifikasi kontribusi individu dari masing-
masing anggota kelompok seperti saling membantu, memberikan saran, dan
memjadi sukarelawan bagi tugas ekstra.
3. Sifat
Memiliki tingkah laku yang baik, menunjukkan kepercayaan diri,
menjadi yang dapat diandalkan, terlihat sibuk, atau memiliki kekayaan
pengalaman dapat atau tidak dapati bila dikorelasikan dengan hasil tugas yang
positif, tetapi naif untuk mengabaikan kenyataan bahwa organisasi masih
menggunakan sifat-sofat untuk menilai kinerja.
10
kontrak harian dari para karyawan, dari para pekerja bagian surat kepada para
konsumen kepada para bos kepada para rekan kerjanya.
11
Untuk meningkatkan kesepakatan di antara evaluasi-evaluasi, maka
para penilai hanya akan mengevaluasi pada area mereka memiliki keahlian.
12
IV. Peranan Kepemimpinan dalam Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia juga memegang peranan kepemimpinan kunci
dalam hamper seluruh aspek dari lingkungan di tempat kerja, dari merancang
dan mengelola program manfaat hingga melaksanakan survei mengenai
tingkah laku untuk menyusun rancangan dan menegakkan kebijakan
ketenagakerjaan.
13
menyenangkan dengan karyawan dan mengumpulkan masukan yang
bermanfaat dari wawancara keluar kerja.
Tidak ada keluhan saat ini dalam lingkungan yang umumnya stabil.
Bahkan mereka dengan pangsa pasar yang dominana harus melakukan
perubahan, terkadang secara radikal. Misalnya, pasar mobil yang sangat stabil.
Toyota Camry dan Honda Accord merupakan para pemimpin pasar mobil
berukuran menengah hingga pada tahun 2007 dihantam resesi, tetapi penjualan
mereka tidak sekuat sebelumnya, sedangkan penjualan Ford Fusion naik
menjadi 66% dalam 4 tahun, mengarahkan Ford mendominasi segmen pasar.
Sementara itu, Ford Fiesta membuat debutnya dengan penjualan yang bagus
pada tahun 2010 tetapi telah dikalahkan oleh Chevrolet Sonic. Dalam tiap-tiap
segmen pasar mobil, para produsen akan berlanjut melakukan perubahan agar
dapat bersaing.
14
bertingdak sebagai katalisator dan mengasumsikan tanggung jawab untuk
mengelola perubahan aktivitas. Mereka melihat pada masa mendatang bagi
organisasi yang lainnya tidak teridentifikasi, dan mereka dapat memotivasi,
menciptakan, dan mengimplementasikan visi ini. Para agen perubahan dapat
merupakan manajer ataubukan manajer. Karyawan yang telah ada atau yang
baru, atau para konsultandari pihak luar perusahaan.
Ego kita sangat rapuh, dan kita sering kali melihat perubahan sebagai
ancaman. Salah satu kajian menunjukkan bahwa ketika karyawan
menunjukkan data yang menyarankan mereka memerlukan perubahan, mereka
akan memasukkan pada data apa pun yang dapat mereka temukan yang
menyarankan bahwa mereka dalam keadaan yang baik-baik saja dan tidak
perlu berubah. Para karyawan yang memiliki perasaan negative mengenai
mengatasi perubahan dengan tidak memikirkannya, semakin meningkatkan
penggunaandari waktu sakit mereka, atau mundur. Semua reaksi ini dapat
melemahkan energy vital dari organisasi ketika energy tersebut diperlukan.
15
tersebut. Para agen perubahan perlu berpikir secara hati-hati terhadap
implikasi sepenuhnya.
16
koalisi dalam mengelola proses perubahan, memiliki visi bagi perubahan dan
mengomunikasikannya secara efektif, untuk menghapuskan halaman yang
dapat merintangi pencapaian visi, menyediakan tujuan dalam jangka panjang
dan dapat dicapai, dan/atau untuk melabuhkan perubahan ke dalam budaya
organisasi. Mereka juga mendeklarasikan kemenangan yang terlalu cepat
C. Riset Tindakan
D. Pengembanan Organisasional
17
5. Partisipasi. Semakin terlibat dalam keputusan, maka akan semakin
banyak orang yang dipengaruhi oleh perubahan yang akan dilakukan
untuk mengimplementasikannya.
Apakah teknik pengembangan organisasional atau intervensi yang
digunakan dalam mewujudkan perubahan?
1. Pelatihan sensitivitas merupakan pelatihan kelompok yang berupaya
untuk mengubah perilaku melalui interaksi kelompok yang tak
terstruktur
2. Umpan balik atau survei adalah penggunaan kuesioner untuk
mengidentifikasikan perbedaan di antara persepsi dari para anggota;
diikuti pembahasan, dan perbaikan yang disarankan.
3. Konsultasi proses adalah suatu pertemuan yang seorang konsultan akan
membantu klien dalam memahami proses peristiwa dengan siapa harus
berurusan dan mengidentifikasi proses yang memerlukan perbaikan.
4. Membangun tim adalah interaksi yang tinggi di antara para anggota
tim untuk meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan.
5. Pengembangan antarkelompok adalah upaya pengembangan
organisasional untuk mengubah tingkah laku, stereoti, dan persepsi
yang kelompok miliki satu sama lain.
6. Pertanyaan apresiatif adalah suatu pendekatan yang berupaya untuk
mengidentifikasi kualitas yang unik dan kekuatan yang istimewa dari
oganisasi, yang kemudian dapat dibangun untuk meningkatkan kinerja.
Definisi dari inovasi adalah suatu gagasan baru yang diterapkan untuk
memprakarsai atau meningkatkan suatu produk, proses atau jasa. Inovasi
bersumber dari variable-variabel structural mejadi sumber inovasi yang paling
berpotensi untuk dikaji. Suatu tinjauan yang komprehensif mengenai
hubungan antara struktur dengan inovasi yang mengarah pada kesimpulan-
kesimpulan berikut ini.
18
adaptasi, dan fertilisasi silang yang membuat adopsi terhadap inovasi
menjadi lebih mudah.
2. Kepemilikan yang panjang dalam manajemen dihubungkan dengan
inovasi. Kepemiliksn msnsjrtisl yrtlijsy menyediakan legitimasi dan
pengetahuan mengenai bagaimana menyelesaikan tugas dan
memperoleh hasil yang diinginkan.
3. Inovasi dibina ketika terdapat sumber daya yang kendur. Memiliki
sumber daya yang melimpah memungkinkan bagi suatu organisasi
untuk mampu membeli inovasi, menanggung biaya untuk
melembagakan mereka, dan menyerap kegagalan.
4. Komunikasi antarunit tinggi dalam organisasi yang inovatif.
Organisasi-organisasi ini adalah para pengguna komite yang tinggi,
kekuatan tugas, tim-tim fungsional silang, dan mekanisme-mekanisme
lainnya yang memfasilitasi interaksi diseluruh lini dapartemen.
19
1. Menciptakan suatu strategi, manajemen perlu untuk membuat secara
eksplisit komitmenya untuk melakukan perubahan, inovasi, dan
perbaikan.
2. Merancang kembali struktur organisasi, struktur formal dapat menjadi
halangan serius terhadap pembelajaran. Meratakan struktur
menghilangkan atau menggabungkan dapartement, serta meningkatkan
penggunaandari tim-tim fungsional untuk menegakkan ketergantungan
dan mengurangi batasan.
3. Membentuk kembali budaya organisasi, untuk menjadi pembelajaran
organisasi, maka para manajer harus menunjukkan tindakan mereka
resiko dan mengakui kegagalan adalah hal yang lebih disukai.
20
2. Factor organisasional merupakan sebuah tuntutan tugas yang diberikan
didalam organisasi kepada seseorang, ketika mereka tidak dapat
mengerjakannya tepat waktu maka hal ini memicu stress.
3. Factor pribadi, hal ini merupakan kehidupan pribadi dari seorang
karyawan tersebut seperti permasalahan keluarga, ekonomi, pribad,
dan juga karakteristik kepribadian yang inheren. Permasalahan
ekonomi merupakan permasalahan yang paling banyak menarik
perhatian seorang karyawan.
Sumber stress adalah aditif ketika kita meninjau ulang sumber stress
secara individu, maa mudah untuk mengabaikan bahwa stress merupakan
sebuah fenomena tambahan dari suatu individu. Setiap sumber stress tunggal
secara relative tidak penting, tetapi jika ditambahkan pada level stress yang
telah ada yang tinggi, maka dapat menjadi terlalu banyak, sehingga kita perlu
menghitung jumlah total dari stress yang dimiliki seseorang.
21
Gejala psikologis merupakan gejala yang dapat dilihat melalui
perasaan seseorang. Namun, stress memperlihatkan dirinya melalui,
ketegangan, kecemasan, sifat lekas marah, kebosanan, dan penundaan.
Perkerjaan yang membuat tuntutan berlipat dan pertentangan atau kurangnya
kejelasan mengnai kewajiban dari pemegang jabatan, otoritas, dan tanggung
jawab yang menimbulan stress dan ketidak puasan.
22
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Dalam pengelolaan sumber daya manusia, kita harus bisa mencari individu-
individu yang cocok untuk perusahaan dan mengelola individu tersebut agar merasa
nyaman di lingkungan perusahaan sehingga dapat menghasilkan kinerja yang
maksimal.
23