Anda di halaman 1dari 55

TEKNIK MANUFAKTUR II

Cetakan dan parameter proses


pengecoran

By: Dr.Eng Hendra

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten
TEKNIK MANUFAKTUR II
ATURAN PERKULIAHAN
MENJUNJUNG TINGGI KEJUJURAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS, QUIS DAN
UJIANvSECARA MANDIRI. MEMBERI JAWABAN DAN MENERIMA JAWABAN
SANKSINYA ADALAH GAGAL (NILAI E).
1.SISTEM PENILAIAN

1. ABSENSI
2. QUIS
3. TUGAS
4. UTS
5. THT
2.REFERENSI

1. MANUFACTURING PROCESS (HN GUPTA)


2. SEROPE KALPAKJIAN AND STEVEN R. SCHMID, “MANUFACTURING
ENGINEERING AND TECHNOLOGY,” 5TH ED., PRENTICE-HALL, 2006.
3. B.H., AMSTEAD, TEKNOLOGI MEKANIK 1 DAN 2.
4. MIKELL P. GROOVER, FUNDAMENTALS OF MODERN MAUFACTURING-
5. PROF. IR. TATA SURDIA, M.S., MET. E, PROF. DR. KENJI CHIJIWA, TEKNIK
PENGECORAN LOGAM, PRADNYA PARAMITA, JAKARTA, 2000
6. PETER BEELEY, FOUNDRY TECHNOLOGY 2ND EDITION, BUTTERWORTH
HEINEMANN
7. PROF. DR. IR. HARSONO WIRYOSUMARTO, PROF. DR. TOSHIE OKUMURA,
TEKNIK PENGELASAN LOGAM, BALAI PUSTAKA
TEKNIK MANUFAKTUR II
DAFTAR ISI
Pendahuluan Proses Manufaktur II dan Aplikasi Proses Manufaktur II Dalam
Bidang Industry Dan Kehidupan Sehari-Hari.
Proses Manufaktur II dan Jenis-Jenis Proses Manufaktur II.

Proses pengecoran (dasar-dasar pengecoran logam).

Proses pengecoran logam dan komponennya.

Desain dan material pengecoran logam dan aspek ekonomi.

Proses pembentukan, jenis-jenis proses pembentukan, kelebihan dan


kekurangan serta komponen proses pembentukan.
Proses Pembentukan Logam dengan rolling dan forging beserta komponennya.

Proses Pembentukan Logam dengan ektrusi dan drawing beserta


komponennya.
Proses Pembentukan Lembaran Logam dan komponennya.

Proses Pembentukan material ceramic, glas, semikonduktor, plastic dan


komposit
Proses penyambungan (pengelasan, solder, adhesive bonding).

Standardisasi proses penyambungan (pengelasan)

Proses pelapisan (perlakuan permukaan, coating dan cleaning).


Material Selection
Function dictates the choice
of material and shape.
Shape restricts the
choice of material
Function
and process.

Material Shape

Process is influenced Process interacts


by material Process with shape.

Material selection and process cannot be separated from the


shape and the function of the product, two way interaction.
Manufacturing
Processes

Processing Assembly
operations operations

Surface Permanent
Shaping Surface enhancing Mechanical
Processing joining
Processes Processes fastening
operations Processes

Cleaning Coating
Brazing Adhesive Permanent
Casting Particulate Heat and And Threaded
Welding Dan Fastening
molding processing Treatment Surface Deposition bonding fastener
soldering method
treatments processes

Deformation Material
process Removal
Pencairan Logam
 Logam dalam suhu kamar dalam keadaan padat.
 Logam dapat dicairkan dengan jalan memanaskan hingga mencapai temperature lelehnya. Logam cair
berbeda dengan air. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut: a. Logam mencair pada temperature
yang tinggi, dan pada proses pembekuannya terdapat pengintian kristal, sedangakan air cair pada
temeparatur kamar dan tidak terjadi pengintian pada pembekuan. b. Berat jenis logam cair lebih tinggi
dibanding air. Berat jenis air 1,0 sedangkan besi cor 6,8 sampai 7,0, paduan alumunium 2,2 – 2,3, paduan
timah 6,6 – 6,8. Karena berat jenis logam tinggi maka aliran loam memiliki kelembaman dan gaya tumbuk
yang besar. c. Logam cair tidak membasahi dinding, sedangkan air akan membasahi dinding wadahnya.
 Kekentalan logam tergantung temperaturnya, semakin tinggi temperature kekentalannya semakin rendah.
 Kecepatan aliran logam dapat dihitung dengan rumus
 Dimana V = kecepatan aliran, C = koefisien kecepatan yang harganya tergantung jenis, ukuran dan bentuk
pipa/saluran, g = kecepatan gaya tarik bumi, h = tinggi permukaan cairan terhadap sumbu lubang aliran
Pencairan Logam
 Gaya tumbuk aliran
 Dimana P = gaya tumbuk, Q = laju aliran, v = kecepatan aliran, γ = berat jenis cairan dan g = percepatan
grafitasi bumi.
Bentuk dan coran logam
 Bentuk dan Ukuran Coran Dalam proses pengecoran harus mempertimbangkan bentuk dan ukuran benda
coran yang akan dibuat. Pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan bentuk dan ukuran dalam
merencanakan benda coran adalah sebagai berikut : a. Bentuk pola coran hendaknya sederhana dan
mudah dibuat b. Cetakan mudah dibuat c. Cetakan tidak menyebabkan terjadinya cacat dalam coran
Ukuran minimum cetakan
 Ketebalan dinding, Ukuran tebal coran harus mengikuti
aturan, karena jika ukuran terlalu tipis loam cair susah
untuk masuk pada saat penuangan.
 Lubang inti
 Perubaan tebal disarankan membentuk gradient dengan
sudut 15 derajat pada satu sisi dan 7,5 derajat pada
kemiringan dua sisi.
 Sudut siku dan tajam, Pertemuan sudut siku harus memiliki
radius pada bagian dalamnya.
 Sambungan T dan Y, Sambungan T dan Y cenderung
menjadi tebal dan perencana harus memperhatikan untuk
menghindari tebal dinding yang berlebihan
Toleransi Ukuran dari coran
 Ketebalan dinding
 Panjang
Parameter dalam proses pengecoran
 Penambahan untuk proses penyusutan
 Penambahan untuk proses pemesinan
 Penentuan kemiringan pola
Cetakan kulit (shell molding)
 Cetakan tanpa pembakaran ini memiliki kendali dimensi yang baik dalam aplikasi produksi yang tinggi. Proses
Pengecoran dengan Cetakan Khusus : Proses pengecoran telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
khusus. Perbedaan antara metode ini dengan metode cetakan pasir terdapat dalam komposisi bahan cetakan,
cara pembuatan cetakan, atau cara pembuatan pola. Cetakan kulit (shell molding) ditunjukkan dalam gambar
3.4 : Menggunakan pasir dengan pengikat resin termoset.
 Cara pembuatan :
 logam dipanaskan dan diletakan diatas kotak yang telah berisi campuran pasir dengan resin termoset;
 Kotak dibalik sehingga campuran pasir dan resin jatuh diatas pola yang masih panas, membentuk lapisan
campuran yang melapisi permukaan pola sehingga membentuk kulit keras;
 Kotak dikembalikan ke posisi semula, sehingga kelebihan campuran pasir kembali jatuh kedalam kotak;
 Kulit pasir dipanaskan dalam oven selama beberapa menit hingga seluruhnya mengering;
 Cetakan kulit dilepaskan dari polanya;
 Dua belahan cetakan kulit dirakit, di support dengan pasir atau butiran logam dalam sebuah rangka cetak,
dan kemudian dilakukan penuangan;
 Coran yang telah selesai dengan saluran turun dilepaskan dari cetakan.
Cetakan kulit (shell molding)
 Keuntungan dari cetakan kulit :
 Permukaan rongga cetak lebih halus dibandingkan dengan cetakan pasir basah;
 Permukaan yang halus tersebut memudahkan logam cair selama penuangan dan dihasilkan
permukaan akhir yang lebih baik;
 Dimensi lebih akurat;
 Memilki kolapsibilitas yang sangat baik, sehingga dapat dihindarkan terjadinya keretakan pada
hasil coran.
 Kelemahan :
 Pola logam lebih mahal dibandingkan dengan pola yang digunakan pada cetakan pasir basah;
 Kurang cocok bila digunakan untuk jumlah produksi yang rendah (hanya cocok untuk produksi
massal).
 Contoh penggunaan : roda gigi, value bodies, bushing, camshaft.
Cetakan Vacuum
 Cetakan vakum disebut juga proses-V, menggunakan cetakan pasir yang disatukan dengan tekanan
vakum.
 Tahapan proses adalah
 Lembaran plastic ditarik diatas pola kup dan drug dengan vakum;
 Rangka cetak (flask) yang di desain secara khusus, ditaruh diatas pelat pola dan diisi pasir, saluran
turun (sprue) dan cawan tuang (cup) dibentuk dalam pasir;
 Lembaran plastik yang lain ditempatkan diatas rongga cetak, dan ditarik dengan tekanan vakum,
sehingga buturan pasir disatukan membentuk cetakan padat;
 Tekanan vakum dilepaskan, kemudian pola diangkat dari cetakan;
 Cetakan disatukan dengan pasangannya untuk membentuk kup dan drug, kemudian divakum untuk
memperkuat kedua bagian tersebut.
 Selanjutnya dilakukan penuangan logam cair, lembaran plastik akan habis terbakar dengan cepat
setelah tersentuh logam cair. Setelah pembekuan, seluruh pasir dapat didaur ulang untuk digunakan
kembali.
Cetakan Vacuum
 Keuntungan dari proses vakum :
 Tidak menggunakan bahan pengikat;
 Pasir tidak perlu dikondisikan secara khusus (karena tidak menggunakan bahan pengikat);
 Karena tidak ada air yang dicampurkan kedalam pasir, maka kerusakan coran akibat uap
lembab dapat dihindarkan.
 Kelemahan :
 Proses pembuatannya relatif lambat, dan tidak segera dapat digunakan.
Cetakan Sentrifugal
 Cetakan diputar lalu gaya sentrifugal mendistribusikan logam cair ke rongga cetakan.
Pengecoran Polisteren
 Proses pengecoran polisteren /proses penghilangan busa (lost-foam process), proses penghilangan
pola (lost pattern process), proses penguapan busa (evaporative foam process), proses cetak penuh
(full-mold process).
 Pola cetakan termasuk sistem saluran masuk, riser dan inti (bila diperlukan) dibuat dari bahan busa
polisteren. Dalam hal ini cetakan tidak harus dapat dibuka dalam kup dan drug, karena pola busa
tersebut tidak perlu dikeluarkan dari rongga cetak
 Tahapan proses pengecoran polisteren adalah :
 Pola polisteren dilapisi dengan senyawa tahan api;
 Pola busa tersebut ditempatkan pada kotak cetakan, dan pasir dimasukkan kedalam kotak
cetakan dan dipadatkan kesekeliling pola;
 Logam cair dituangkan kedalam bagian pola yang berbentuk cawan tuang dan saluran turun
(sprue), segera setelah logam cair dimasukan kedalam cetakan, busa polisteren menguap,
sehingga rongga cetak dapat diisi.
Pengecoran Polisteren
 Keuntungan proses ini :
 Pola tidak perlu dilepaskan dari rongga cetak.

 Tidak perlu dibuat kup dan drug, dan sistem saluran masuk serta riser dapat
dibuat menjadi satu dengan pola polisteren tersebut.
 Kelemahannya :
 Pola polisteren merupakan pola sekali pakai, sehingga dibutuhkan pola baru
setiap kali pengecoran.
 Biaya pembuatan pola mahal.

 Penggunaan : Produksi massal untuk pembuatan mesin automobil (dalam proses


ini
Pengecoran presisi (investment casting)
 Pengecoran presisi (investment casting) :
 Dalam proses pengecoran ini pola dibuat dari lilin yang dilapisi dengan bahan tahan api untuk membuat
cetakan, setelah sebelumnya lilin tersebut mencair terlebih dahulu dan dikeluarkan dari rongga cetakan.
 Pola lilin dibuat dengan cetakan induk (master die), dengan cara menuang atau menginjeksikan lilin cair
ke dalam cetakan induk tersebut.
 Tahapan pengecoran presisi :
 Pola lilin dibuat;
 Beberapa pola ditempelkan pada saluran turun (sprue) membentuk pohon pola
 Pohon pola dilapisi dengan lapisan tipis bahan tahan api;
 Seluruh cetakan terbentuk dengan menutup pola yang telah dilapisi tersebut dengan bahan tahan
api sehingga menjadi kaku;
 Cetakan dipegang dalam posisi terbalik, kemudian dipanaskan sehingga lilin meleleh dan keluar
dari dalam cetakan;
 Cetakan dipanaskan kembali dalam suhu tinggi, sehingga semua kotoran terbuang dari cetakan
dan semua logam cair dapat masuk kedalam bagianbagian yang rumit disebut proses preheating;
 Setelah logam cair dituangkan dan membeku cetakan dipecahkan, dan coran dilepaskan dari
sprue-nya.
Pengecoran presisi (investment casting)
 Keuntungan dari pengecoran presisi :
 Dapat membuat coran dalam bentuk yang rumit;
 Ketelitian dimensi sangat baik (toleransi ± 0.076mm);
 Permukaan hasil coran sangat baik; Lilin dapat didaur ulang;
 Tidak diperlukan pemesinan lanjut;
 Kelemahan :
 Tahapan proses banyak sehingga biayanya mahal; Terbatas untuk benda cor yang kecil
 Contoh penggunaan : komponen mesin turbin, perhiasan, alat penguat gigi. Cetakan presisi
dapat digunakan untuk semua jenis logam, seperti : baja, baja tahan karat, paduan dengan titik
lebur tinggi.
Pengecoran dengan cetakan plaster dan keramik
 Pengecoran dengan cetakan plaster mirip dengan cetakan pasir, hanya cetakannya dibuat dengan plaster (2CaSO4-
H2O) sebagai pengganti pasir.
 Bahan tambahan, seperti bubuk dan silika dicampur dengan plaster untuk :
 mengatur kepadatan,
 mengatur waktu pengeringan cetakan,
 mengurangi terjadinya keretakan, dan
 meningkatkan kekuatan.
 Untuk membuat cetakan, plaster dicampur dengan air dan dituangkan ke dalam pola plastik atau logam dalam rangka
cetak (flask) dan dibiarkan mengering (catatan: pola kayu kurang sesuai untuk cetakan plaster).
 Kelemahan :
 Perawatan cetakan plaster sulit sehingga jarang digunakan untuk produksi tinggi;
 Kekuatan cetakan akan berkurang bila terlalu kering;
 Bila cetakan tidak kering uap lembab akan merusak hasil coran;
 Permeabilitas cetakan rendah, sehingga uap sulit keluar dari rongga cetak;
 Tidak tahan temperatur tinggi.
 Cara menanggulangi kelemahan :
 Keluarkan udara sebelum diisi cairan;
 Anginkan plaster agar dihasilkan plaster yang keras dan padat;
 Gunakan cetakan dengan komposisi dan perawatan khususyang dikenal dengan proses Antioch. Proses Antioch
adalah proses yang menggunakan campuran 50% pasir dengan plaster, memanaskan cetakan dalam autoclave
(oven yang menggunakan uap air superpanas dan bertekanan tinggi), dan kemudian dikeringkan. Dengan cara
ini akan dihasilkan permeabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan cetakan plaster konvensional.
 Keuntungan :
 Permukaan akhir baik;
 Dimensi akurat;
 Mampu membuat bagian coran yang tipis.
 Pengecoran dengan cetakan plaster digunakan untuk logam dengan titik lebur rendah seperti : aluminium, magnesium,
dan paduan tembaga.
 Contoh Penggunaan : cetakan logam untuk mencetak plastik, karet, sudu-sudu pompa dan turbin, dan produk coran
lainnya yang memiliki geometri yang rumit.
Cetakan keramik
 Cetakan keramik mirip dengan cetakan plaster,
 bedanya cetakan keramik menggunakan bahan keramik tahan api yang lebih tahan temperatur tinggi
dibandingkan dengan plaster.
 Jadi cetakan keramik dapat digunakan untuk mencetak baja, besi tuang, dan paduan lainnya yang mempunyai
titik lebur tinggi.
 Penggunaan sama dengan cetakan plaster hanya titik lebur logam coran lebih tinggi. Kelebihan lainnya =
cetakan plaster.
Proses Cetakan Permanen
 Pengecoran cetakan permanen menggunakan cetakan logam yang terdiri dari dua bagian untuk
memudahkan pembukaan dan penutupannya.
 cetakan ini dibuat dari bahan baja atau besi tuang.
 Logam yang biasa dicor dengan cetakan ini antara lain aluminium, magnesium, paduan tembaga, dan
besi tuang.
 Pengecoran dilakukan melalui beberapa tahapan
 cetakan diberi pemanasan awal dan dilapisi (coated),
 inti (bila digunakan) dipasang dan cetakan ditutup,
 logam cair dituangkan ke dalam cetakan, dan
 cetakan dibuka,
 produk coran yang dihasilkan.
Proses Cetakan Permanen
 Berbagai pengecoran cetakan permanen :
 Pengecoran tuang (slush casting)
 Digunakan untuk benda cor yang berlubang dengan cetakan logam tanpa inti.

 Tahapan pengecoran:

 Logam cair dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan sejenak sampai terjadi
pembekuan pada bagian yang bersentuhan dengan dinding cetakan;
 Cetakan kemudian dibalik, sehingga bagian logam yang masih cair akan tertuang keluar
dari rongga cetakan;
 Diperoleh benda cor yang berlubang, ketebalannya ditentukan oleh lamanya waktu
penahan sebelum cetakan dibalik.
 Contoh penggunaan: patung, alas lampu, boneka, dan lain-lainnya.

 Logam cor yang biasa dipakai : timah hitam, seng, dan timah putih.

 Pengecoran bertekanan rendah (low pressure casting)


 Pada pengecoran jenis ini cetakan diletakkan diatas ruang kedap udara (airtight
chamber), kemudian gas bertekanan rendah dialirkan ke dalam ruang tersebut sehingga
logam cair yang berada di dalam ladel tertekan ke atas melalui saluran batu tahan api
masuk ke dalam cetakan,
 Keuntungan :
 Hasil cetakan bersih bebas dari inklusi,
 Kerusakan akibat porositas gas dan oksidasi dapat diperkecil,
 Sifat mekaniknya meningkat.
Proses Cetakan Permanen
Inti
 Pola menentukan bentuk luar dari benda cor,
 sedangkan inti digunakan bila benda cor tersebut memiliki permukaan dalam.
 Inti merupakan model dengan skala penuh dari permukaan, dalam benda cor, yang diletakan dalam
rongga cetak sebelum permukaan logam cair dilakukan, sehingga logam cair akan mengalir membeku
diantara rongga cetak dan inti, untuk membentuk permukaan bagian luar dan dalam dari benda cor.
 Inti biasanya dibuat dari pasir yang dipadatkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Seperti pada
pola, ukuran inti harus mempertimbangkan penyusutan dan pemesinan.
 Pemasangan inti didalam rongga cetak kadang-kadang memerlukan pendukung (support) agar
posisinya tidak berubah.
 Pendukung tersebut disebut chaplet, yang dibuat dari logam yang memiliki titik lebur yang lebih tinggi
dari pada titik lebur benda cor.
 Sebagai contoh, chaplet baja digunakan pada penuangan besi tuang, setelah penuangan dan
pembekuan chaplet akan melekat ke dalam benda cor bagian chaplet yang menonjol ke luar dari benda
cor selajutnya dipotong.

(a) Inti disangga dengan chaplet, (b) vhaplet, (c) hasil coran dengan lubang
pada bagian dalamnya
Inti
 Inti digunakan bila dalam suatu cetakan
perlu dibuat rongga atau lubang,
misalnya lubang untuk baut.
 Inti bisa merupakan bagian dari pola
atau dipasang setelah pola dikeluarkan.
 Inti bisa dibagai atas :
 inti pasir basah dan
 inti pasir kering.
 Inti basah adalah bagian dari pola
dan terbuat dari bahan yang sama
dengan cetakan. Inti pasir kering
dibuat secara terpisah dan
dipasang setelah pola dikeluarkan.
Gambar 8. adalah jenis-jenis inti.
 Inti bisa dibuat dengan berbagai jenis
mesin pembuat inti seperti mesin
guncang, mesin tekan, mesin guncang -
tekan dan mesin pelempar pasir.

A. Pola dengan inti pasir basah; B. Inti pasir kering


yang disangga pada kedua ujungnya; C. Inti pasir
kering vertikal; D. Inti pasir kering horisontal; E. Inti
pasir kering yang tergantung; F. Inti bawah.
Inti
 Pada pembuatan pola juga harus
memperhitungkan penempatan telapak
inti untuk cora yang berongga.
 Telapak inti ini berfungsi untuk :
 meletakkan inti pada cetakan saat
penuangan.
 memegang inti
 menyalurkan udara dan gas
 Telapak inti memiliki bentuk yang
bermacam-macam diantaranya yaitu
 Telapak inti mendatar bertumpu
dua
 Telapak inti dasar tegak
 Telapak untuk penghalang
menggantung
 Telapak inti lebih
 Telapak inti pancang
 Telapak inti berhubungan
Mesin Pembuatan Cetakan Secara Mekanis
 Dengan memakai mesin bisa didapatkan cetakan dengan mutu baik.
 Ada beberapa jenis mesin yang digunakan dalam membuat cetakan.
Mesin Pengguncang
 Pada mesin pengguncang,
 meja diguncangkan naik-turun dengan tekanan udara yang akan memadatkan pasir.
 Umumnya pasir lebih padat di sekitar pola dan pada batas permukaan pemisah
 Mesin Pendesak
 Pada mesin pendesak, pasir dalam kotak yang berada diantara meja dan pelat pendesak
dipadatkan. Kepadatan tertinggi diperoleh pada sisi cetakan yang searah dengan gaya.
 Mesin Guncang-Desak
 Cara kerja mesin adalah sebagai berikut:
 kotak cetakan dipersiapkan, diantara kup dan drag diletakkan papan pasangan, dan keseluruhannya
diletakkan dalam keadaan terbalik diatas meja getar.
 Drag diisi pasir dan diratakan, kemudian ditutup dengan papan alas.
 Dengan mengguncangkannya, pasir dalam drag dipadatkan. Keseluruhannya kemudian dibalik dan
sekarang kup diisi dengan pasir dan diratakan.
 Cetakan kemudian ditutup dengan papan desak, dan pelat tekan diletakkan diatasnya.
 Pasir dalam kup tertekan hingga cukup padat. Setelah itu pelat tekan mesin diangkat, kup diangkat
dan papan pasangan digetarkan. Setelah itu papan pasangan diangkat dari drag.
 Mesin Diafragma
 Mesin Pelempar Pasir
Mesin Pengguncang
 Pada mesin pengguncang,
 Mesin Pendesak
 Mesin Guncang-Desak
 Mesin Diafragma
 Pada mesin ini pasir ditekan dengan menggunakan
diafragma karet
 Diafragma akan menekan pasir menggunakan tekanan
udara.
 Proses ini cepat, dan bisa diperoleh toleransi yang ketat
akibat pemadatan pasirnya rata.
 Mesin Pelempar Pasir
 Untuk pembuatan cetakan pasir yang besar-besar telah
dikembangkan alat yang disebut pelempar pasir.
Cacat Coran  Cacat yang dijumpai pada coran
disebabkan:
 Desain pengecoran dan pola
 Pasir cetakan dan desain cetakan dan inti
 Komposisi logam
 Pencairan dan penuangan
 Saluran masuk dan penambah.
 jenis-jenis cacat yang banyak ditemukan di
dalam cetakan pasir:
 Blow yaitu rongga bulat besar yang
disebabkan gas karena menempati daerah
logam cair pada permukaan kop. Blow
biasanya terjadi pada permukaan coran
yang cembung.
 Scar yaitu blow yang dangkal yang
biasanya dijumpai pada permukaan coran
yang rata.
 Blister adalah scar yang tertutup oleh
lapisan tipis logam.
 Gas holes (lobang gas) yaitu gelembung
gas yang terperangkap yang mempunyai
bentuk bola dan terjadi ketika sejumlah gas
larut dalam logam cair.
 Pin holes adalah lobang blow yang sangat
kecil dan terjadi pada atau dibawah
permukaan coran
Cacat Coran
 jenis-jenis cacat yang banyak ditemukan di
dalam cetakan pasir :
 Porosity (porositas) adalah lobang sangat
kecil yang tersebar merata diseluruh coran.
 Drop adalah Tonjolan pada permukaan kop
yang disebabkan karena jatuhnya pasir dari
kop.
 Inclusion (inklusi) adalah adanya partikel
non logam yang ada pada logam induk.
 Dross adalah impuritas ringan yang berada
pada permukaan coran.
 Dirt adalah lobang kecil pada permukaan
kop karena jatuhnya pasir ke benda coran.
ketika pasir dilepaskan akan meninggalkan
lobang kecil.
 Wash adalah tonjolan pada permukaan
drag yang timbul di dekat saluran masuk,
hal ini disebabkan oleh erosi pada pasir
karena kecepatan logam cair yang tinggi
memasuki dasar saluran masuk.
 Buckle adalah bentuk V yang panjang,
dangkal dan lebar yang terbentuk pada
permukaan rata coran karena suhu tinggi
logam.
 Scab adalah lapisan tipis logam, kasar yang
menonjol diatas permukaan coran, pada
puncak lapisan tipis pasir.
Cacat Coran
 jenis-jenis cacat yang banyak ditemukan di dalam
cetakan pasir :
 Rat tail yaitu penurunan angular, dangkal dan panjang
yang biasanya ditemukan pada pengecoran tipis.
 Penetration yaitu tonjolan berongga, kasar karena cairan
logam mengalir diantara partikel pasir dikarenakan
permukaan cetakan begitu lunak dan berongga.
 Swell adalah cacat yang dijumpai pada permukaan vertikal
pengecoran jika pasir cetakan berdeformasi karena
tekanan hidrostatik yang disebabkan kandungan uap air
yang tinggi didalam pasir.
 Misrun terjadi adanya rongga yang terjadi apabila karena
tidak cukup pemanasan logam cair mulai membeku
sebelum mencapai titik terjauh dari rongga cetakan.
 Cold shut adalah terjadinya misrun pada tengah coran
karena pengecoran dilakukan dengan saluran masuk di
dua sisi.
 Hot tear adalah retak yang terjadi karena tegangan sisa
yang tinggi.
 Shrinkage cavity (rongga penyusutan) adalah rongga
karena terjadinya penyusutan pada logam ketika membeku
dimana saluran penambah tidak bisa mengisinya
 Shift adalah ketidaklurusan antara kedua bagian cetakan
atau inti.
Pemeriksaan Coran
 Pemeriksaan Cacat
 Visual
 Pengukuran dimensi
 Pengujian sifat mekanik
 Pengujian metalografi, komposisi kimia
 NDT : dye penetrant, magnetic particles, ultrasonic test
Basic Oxygen Furnace
Basic Oxygen Furnace
Crucible Furnaces
Electric Arc Furnaces
Induction Furnace
TUGAS IV

 Jelaskan parameter yang harus


diperhatikan dalamr proses
pengecoran.
 Buatlah gambar teknik produk
coran yang menggunakan inti
(pilih satu saja jenis inti)
Quis IV

 Jelaskan tentang fungsi inti dan


pembagiannya.
 Sebutkan tentang jenis-jenis
furnace .

Anda mungkin juga menyukai