0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah pilihan Kerjasama Antar Daerah yang diajarkan kepada mahasiswa Program Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota. Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai konsep, bentuk, dan metode penyusunan kerjasama antar daerah dalam rangka meningkatkan pembangunan wilayah.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah pilihan Kerjasama Antar Daerah yang diajarkan kepada mahasiswa Program Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota. Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai konsep, bentuk, dan metode penyusunan kerjasama antar daerah dalam rangka meningkatkan pembangunan wilayah.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah pilihan Kerjasama Antar Daerah yang diajarkan kepada mahasiswa Program Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota. Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai konsep, bentuk, dan metode penyusunan kerjasama antar daerah dalam rangka meningkatkan pembangunan wilayah.
Oleh Hadi Wahyono Latar Belakang • Kerjasama antar daerah (KAD) merupakan upaya yang dilakukan oleh dua atau lebih daerah untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan kebutuhan dan keuntungan bersama. • Dalam konteks pengembangan wilayah, KAD bertujuan untuk mencapai sinergi antar daerah dalam mengatasi kesenjangan antar wilayah melalui perencanaan pembangunan daerah dan implementasi pengembangan wilayah yang sinergis dan selaras. • Konsep kerjasama pembangun antar daerah merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan keterbatasan sumber daya daerah dan untuk mengatasi permasalahan bersama. • Untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa Program Studi Sarjana PWK, maka perlu diadakan mata kuliah pilihan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Diskripsi Mata Kuliah • Mata Kuliah Pilihan Kerja Sama Antar Daerah adalah mata kuliah pilihan yang diberikan kepada mahasiswa Program Studi Sarjana (S1) Perencanaan Wilayah dan Kota pada semester 6. • Dengan mempelajari kerja sama antar daerah, mahasiswa memliki pengetahuan dan pengalaman untuk membangun dan mengembangkan kerja sama antar daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten dan kota yang bekerja sama. • Melalui kerja sama antar daerah, potensi yang timbul dari adanya sinergi potensi dari pemerintah-pemerintah yang bekerja sama akan lebih besar dan memberikan manfaat pembangunan yang lebih baik untuk pemerintah-pemerintah daerah yang bekerja sama tersebut. • Akibat adanya sinergi tersebut, implementasi perencanaan wilayah dan kota akan lebih baik dan berkesinambungan. Manfaat Mata Kuliah Mata Kuliah Pilihan Kerja Sama Antar Daerah (KSAD) memberi manfaat bagi mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, untuk dapat menjelaskan • latar belakang, pengertian, konsep dasar, tujuan, jenis dan bentuk KSAD secara teoritis dan nomatif; • menjelaskan dasar hukum dan penyusunan kerangka hukum penyelenggaraan KSAD; • menggunakan metoda dan teknik penyusunan rencana/ program dan kegiatan penyelenggaraan KSAD yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah daerah yang bekerja sama; dan • menggunakan metoda dan teknik penyusunan naskah administratif dan kerangka hukum bagi pelaksanaan kerja sama antar-lembaga dalam lingkup pemerintah kabupaten dan kota, di dalam kerangka perencanaan wilayah dan kota. Standar Kompetensi Setelah mengikuti kata kuliah ini, mahasiswa mampu menggunakan metoda dan teknik (C4) penyusunan rencana, program dan kegiatan penyelenggaraan KSAD yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah daerah yang bekerja sama. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu: • menjelaskan (C2) konsep regionalisasi sebagai dasar kerja sama antar daerah. • menjelaskan (C2) latar belakang kebutuhan kerja sama antar daerah dalam kerangka perencanaan wilayah dan kota; • menjelaskan (C2) pengertian dan konsep kerja sama antar daerah; • menjelaskan(C2) dasar hukum kerja sama antar daerah; • menjelaskan (C2) teori kerja sama antar daerah; • menjelaskan (C2) model dan jenis kerja sama antar daerah; • menjelaskan (C2) kelembagaan kerja sama antar daerah; • menjelaskan (C2) faktor-faktor penentu kerja sama antar daerah; • menggunakan metoda (C3) analisis masalah, penentuan tujuan dan sasaran kerja sama antar daerah; • menggunakan metoda (C3) penyusunan rencana, program dan kegiatan kerja sama antar daerah; • menggunakan metoda (C3) analisis pembiayaan dan penganggaran kerja sama antar daerah; • menggunakan metoda (C3) analisis kelembagaan kerja sama antar daerah; • menggunakan metoda (C3) penulisan draft kesepakatan kerja sama antar daerah; • menganalisis (C4) secara komprehensif penyusunan rencana, program dan kegiatan penyelenggaraan KSAD yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah daerah yang bekerja sama. Substansi Pembelajaran 1. Konsep regionalisasi. 2. Latar belakang kebutuhan kerja sama antar daerah. 3. Pengertian dan konsep kerja sama antar daerah. 4. Dasar hukum kerja sama antar daerah. 5. Teori kerja sama antar daerah. 6. Model dan jenis kerja sama antar daerah. 7. Kelembagaan kerja sama antar daerah. 8. Faktor-faktor penentu kerja sama antar daerah. 9. Mtoeda analisis masalah, penentuan tujuan dan sasaran kerja sama antar daerah. 10.Metoda penyusunan rencana, program dan kegiatan kerja sama antar daerah; 11.Metoda analisis pembiayaan dan penganggaran kerja sama antar daerah; 12.Metoda analisis kelembagaan kerja sama antar daerah; 13.Metoda penulisan draft kesepakatan kerja sama antar daerah; 14.Metoda komprehensif penyusunan rencana, program dan kegiatan penyelenggaraan KSAD. Jadwal Perkuliahan Under Construction… Strategi Pembelajaran • Pembelajaran di dalam sesi tatap muka di kelas lebih banyak menggunakan metode self-study, mahasiswa diharuskan aktif belajar, membaca bahan bacaan wajib yang disediakan sebelum mengikuti perkulihan, sementara pengajar akan menjadi fasilitator. • Mahasiswa diberi tugas membuat resume atau ringkasan poin-poin penting bahan bacaan yang dibacanya dan mendiskusikannya di kelas. • Beberapa pertemuan awal dilakukan dengan metode ceramah untuk menjelaskan untuk menunjang capaian kompetensi dasar menjelaskan (C2). • Membantu mahasiswa mampu menggunakan (C3) metode/menghitung/ menggunakan alat analisis, pembelajaran dilakukan dengan metode SCL (student center learning). Salah satu cara yang akan diterapkan adalah diskusi kelompok, dengan anggota 4-5 orang. • Mahasiswa mengerjakan tugas individu/ kelompok di tiap pertemuan (sesuai materi pembelajaran) yang akan di bimbing oleh dosen. • Mahasiswa mengelompok dengan anggota 4-5 orang. Dosen menentukan wilayah kajian untuk dianalisisi berdasarkan metoda-metoda yang telah dipelajari sebelumnya. • Mahasiswa melakukan kunjungan lapangan, yaitu ke Kantor Pengelola Kartamantul di Yogyakarta. Penilaian • Penilaian didasarkan kepada tiga komponen, yaitu tugas (individu atau kelompok), ujian tengah semester dan ujian akhir, dan praktikum (presensi kehadiran, keaktifan dan kualitas dalam diskusi kelas). Komposisi penilaian adalah sebagai berikut: – Tugas: 20 % – Ujian Tengah Semester: 30 % – Ujian Akhir Semester: 40 % – Praktikum: 10 % • UTS dan UAS dilaksanakan dengan cara TUTUP BUKU (Closed Book). • Penilaian perkuliahan menggunakan kritertia sebagai berikut: – 80 ≥ A – 70 ≤ B < 80 – 60 ≤ C < 70 – 50 ≤ D < 60 – 50 ≤ E Dosen Pengajar • Dr. Ir. Hadi Wahyono, M.A. • Ir. Mardwi Rahdriawan, M.T. • Grandy Lorenessa Wungu, ST, MT Referensi • Abdurahman, Benjamin. 2005. Pemahaman Dasar Regional Management & Regional Marketing, Instrumen Strategis Pembangunan Wilayah dan Kota dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi dan implikasi Pelaksanaan otonomi Daerah. Semarang: IAP Jateng. • Glatter, Ron. 2003. Collaboration, Collaboration, Collaboration: The Origins and Implications of A Policy. Management in Education; 2003; 17; 16. • Imperial, Mark T. 2005. Using Collaboration as A Governance Strategy: Lessons From Six Watershed Management Programs. Administration & Society; 2005; 37; 281. • Lank, Elizabeth. 2006. Collaborative Advantage: How Organizations Win by Working Together. New York : Palgrave Macmillan. • Patterson, D.A. 2008. Intergovernmental Cooperation. Albany, New York: New York State Department of State Division of Local Government Services. • Pikner, Tarmo. 2008. Reorganizing Cross-Border Governance Capacity: The Case of the Helsinki Tallinn Euregio. European Urban and Regional Studies; 2008; 15; 211. • Sellers, Jefferey M. 2002. The Nation-State and Urban Governance: Toward Multilevel Analysis. Urban Affairs Review; 2002; 37; 611. • Thomson, Ann Marie and James L. Perry. 2006. Collabotration Processes: Inside the Black Box. paper presented on Public Administration Review; Dec 2006; 66, Academic Research Library pg.20. • Visser, James A.. 2002. Understanding Local Government Cooperation in Urban Regions: Toward a Cultural Model of Interlocal Relations. The American Review of Public Administration 2002; 32; 40. • Warsono, Hadi. 2009. Regionalisasi Dan Manajemen Kerjasama Antar Daerah (Studi Kasus Dinamika Kerjasama Antar Daerah Yang Berdekatan di Jawa Tengah): Ringkasan Disertasi pada Program Doktor Ilmu Administrasi Negara, Universitas Gadjahmada Yogyakarta. Artikel tidak diterbitkan. • Weichhart P., 2002, Globalization Die Globalisierung und ihre Auswirkungen auf die Regionen. In : H. DACHS und R.FLOIMAIR, Hrsg., Salzburger Jahrbuch fur Politik 2001. Salzburg (Schritenreihe des landespresseburos, sunderplublikationen, Nr. 180) Glenview, Illionis London.