Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : SALSANA FISA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 836672798

Kode/Nama Mata Kuliah : IDIK4012/Manajemen Berbasis Sekolah

Kode/Nama UPBJJ : UPJJUTSEMARANG

Masa Ujian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Inventarisasi masalah/kendala apa saja yang muncul dalam menjalankan komponen MBS di
lingkungan sekolah Anda? Jelaskan pendapat Saudara didukung dengan data-data yang relevan.

Jawab :
Kendala yang muncul dalam menjalankan komponen MBS:
a) Tidak Berminat Untuk Terlibat.
Sebagian orang tidak menginginkan kerja tambahan selain pekerjaan yang sekarang mereka lakukan.
Mereka tidak berminat untuk ikut serta dalam kegiatan yang menurut mereka hanya menambah
beban. Anggota dewan sekolah harus lebih banyak menggunakan waktunya dalam hal-hal yang
menyangkut perencanaan dan anggaran. Akibatnya kepala sekolah dan guru tidak memiliki banyak
waktu lagi yang tersisa untuk memikirkan aspek-aspek lain dari pekerjaan mereka. Tidak semua guru
akan berminat dalam proses penyusunan anggaran atau tidak ingin menyediakan waktunya untuk
urusan itu.
b) Tidak Efisien.
Pengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatif adakalanya menimbulkan frustrasi dan
seringkali lebih lamban dibandingkan dengan cara-cara yang otokratis. Para anggota dewan sekolah
harus dapat bekerja sama dan memusatkan perhatian pada tugas, bukan pada hal-hal lain di luar itu.
c) Pikiran Kelompok.
Setelah beberapa saat bersama, para anggota dewan sekolah kemungkinan besar akan semakin
kohesif. Di satu sisi hal ini berdampak positif karena mereka akan saling mendukung satu sama lain.
Di sisi lain, kohesivitas itu menyebabkan anggota terlalu kompromis hanya karena tidak merasa enak
berlainan pendapat dengan anggota lainnya. Pada saat inilah dewan sekolah mulai terjangkit “pikiran
kelompok.” Ini berbahaya karena keputusan yang diambil kemungkinan besar tidak lagi realistis.
d) Memerlukan Pelatihan.
Pihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan besar sama sekali tidak atau belum berpengalaman
menerapkan model yang rumit dan partisipatif ini. Mereka kemungkinan besar tidak memiliki
pengetahuan dan keterampilan tentang hakikat MBS sebenarnya dan bagaimana cara kerjanya,
pengambilan keputusan, komunikasi, dan sebagainya.
e) Kebingungan Atas Peran dan Tanggung Jawab Baru.
Pihak-pihak yang terlibat kemungkinan besar telah sangat terkondisi dengan iklim kerja yang selama
ini mereka geluti. Penerapan MBS mengubah peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang
berkepentingan. Perubahan yang mendadak kemungkinan besar akan menimbulkan kejutan dan
kebingungan sehingga mereka ragu untuk memikul tanggung jawab pengambilan keputusan.

f) Kesulitan Koordinasi.
Setiap penerapan model yang rumit dan mencakup kegiatan yang beragam mengharuskan adanya
koordinasi yang efektif dan efisien. Tanpa itu, kegiatan yang beragam akan berjalan sendiri ke
tujuannya masing-masing yang kemungkinan besar sama sekali menjauh dari tujuan sekolah.
Apabila pihak-pihak yang berkepentingan telah dilibatkan sejak awal, mereka dapat memastikan
bahwa setiap hambatan telah ditangani sebelum penerapan MBS. Dua unsur penting adalah pelatihan
yang cukup tentang MBS dan klarifikasi peran dan tanggung jawab serta hasil yang diharapkan
kepada semua pihak yang berkepentingan. Selain itu, semua yang terlibat harus memahami apa saja
tanggung jawab pengambilan keputusan yang dapat dibagi, oleh siapa, dan pada level mana dalam
organisasi.
Anggota masyarakat sekolah harus menyadari bahwa adakalanya harapan yang dibebankan kepada
sekolah terlalu tinggi. Pengalaman penerapannya di tempat lain menunjukkan bahwa daerah yang
paling berhasil menerapkan MBS telah memfokuskan harapan mereka pada dua maslahat:
meningkatkan keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan menghasilkan keputusan lebih baik.
g) Kebijakan terkait sekolah gratis
Dengan adanya slogan sekolah gratis tanpa adanya diikuti penyediaan dana yang cukup untuk
memenuhi semua kebutuhan sekolah, dan tidak memberikan fasilitas yang merata ke semua satuan
pendidikan.yang disampaikan melalui media cetak dan elektronik, telah menyebabkan terbangunnya
konsep pada diri masyarakat (orangtua peserta didik) bahwa semua pelaksanaan atau pengelolaan
pendidikan dari A sampai Z harus gratis dan tidak boleh membebani orangtua peserta didik dengan
biaya atau pungutan apapun. Kondisi ini semakin mengakar dan menguat dalam pikiran masyarakat,
yang dipicu oleh adanya pandangan (lisan maupun tulisan) dan kebijakan dari pemerintah daerah
dengan menjadikan kebijakan sekolah gratis sebagai “konsumsi politik”, dan penerapan kebijakan
pemberiaan dana bantuan siswa miskin (BSM) yang ternyata tidak dapat diberikan secara merata,
tidak sesuai dengan jumlah peserta didik miskin yang membutuhkan atau siswa yang dapat dana
bantuan selalu lebih kecil dari yang seharusnya. Kenyataan ini tentu saja semakin mengaburkan
makna dari sekolah gratis yang sesungguhnya. Sehingga pengelola satuan pendidikan menjadi “takut”
dan merasa “risih” untuk berbuat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang
dikelolanya. Seakan-akan meminta sumbangan kepada orangtua siswa atau masyarakat menjadi suatu
hal yang “tabu” dan “haram”.

2. Anda adalah Kepala Sekolah SMP Tunas bangsa. Buatlah rancangan kegiatan sekolah yang dapat
meningkatkan mutu sekolah dengan penerapan MBS. Rancangan Saudara kaitkan dengan 7
komponen MBS, dilengkapi dengan data yang mendukung rancangan Saudara.

Jawab :
Perencanaan program dalam peningkatan mutu pendidikan pada SD N Mlangsen berdasarkan visi,
misi, dan tujuan sekolah dan membuat analisis SWOT. Kemudian menyusun Rencana Kerja Sekolah
dan Rencana Kerja Tahunan serta Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah. Dokumen RKS sudah
menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun dan sudah berkaitan
dengan mutu lulusan yang ingin dicapai serta perbaikan komponen yang mendukung peningkatan
mutu pendidikan.

Langkah perencanaan program peningkatan mutu pendidikan terkait pelaksanaan MBS:

1) Perencanaan Program dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Diawali dengan rapat


pembentukan Tim Pengembang Sekolah.Dalam semua kegiatan perencanaan program
peningkatan mutu pendidikan mengacu dan memenuhi delapan SNP. Selain itu
memperhatikan kebutuhan dan karekteristik sekolah. Kegiatan pertama Tim adalah
menyusun Visi, Misi dan Tujuan Sekolah. Perumusannya berdasarkan masukan dari
internal warga sekolah dan rumusannya diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin
oleh kepala sekolah.

2) Pelaksanaan Program dalam Peningkatan Mutu Pendidikan


Melakukan koordinasi dengan membuat dan menyediakan beberapa pedoman tertulis.
Pedoman tersebut meliputi: Rencana Kerja Tahunan, Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah, Kurikulum 2013 (K-13), kelender pendidikan/akademik, struktur organisasi
sekolah, pembagian tugas guru dan tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertib
sekolah, kode etik sekolah, dan sejumlah dokumen menyangkut regulasi di bidang
pendidikan dievaluasi dalam skala tahunan, sedangkan yang lain dievaluasi sesuai
kebutuhan.

3) Evaluasi Program dalam Peningkatan Mutu Pendidikan


Membentuk tim supervisi kelas untuk melakukan supervisi kelas mengenai proses
pembelajaran. Dilaksanakan dua kali dalam satu semester, secara teratur dan
berkelanjutan. Sedangkan oleh pengawas sekolah belum semua guru dan semua aspek
komponen sekolah mendapat pembinaan. Bagi pihak- pihak yang berkepentingan belum
melaksanakan secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektifitas, dan
akuntabilitan pengelolaan sekolah.

Strategi Pelaksaaan Program


1. Standar Kompetensi Lulusan

a. Peningkatan rerata nilai ujian nasional

1) Penambahan Jam untuk pemantapan belajar


2) Melaksanakan uji coba ujian nasional
3) Pembinaan siswa khusus
4) Melaksanakan simulasi UNBK

b. Peningkatan prestasi bidang akademik

1) Bina prestasi olimpiade.

2) Mengikutsertakan siswa dalam berbagai lomba akademik.

3) Melaksanakan pembinaan dengan perguruan tinggi

c. Peningkatan prestasi bidang nonakademik

1) Pembinaan bidang olahraga

2) Pembinaan bidang kesenian

3) Melaksanakan kegiatan ekstrakuriukuler sesuai dengan bakat dan


kemampuan
4) Mengikutsertakan siswa dalam berbagai lomba nonakademis

2. Standar Isi
a. Penyusunan kurikulum yang bermuatan ketrampilan abad 21, literasi, berkarakter,
dan peduli lingkungan
1) Revisi kurikulum tahun 2017/2018
2) Review kurikulum tahun 2018/2019
3) Review kurikulum tahun 2019/2020
4) Review kurikulum tahun 2020/2021

b. Analisis KI dan KD

1) Pelaksanaan Analisis KI dan KD dalam MGMPS


c. Penyusunan dan pengembangan silabus untuk semua mapel
1) Pelaksanaan Pengembangan silabus untuk semua mapel
d. Penyusunan dan pengembangan RPP yang inovatif dan kolaboratif untuk semua
mapel
1) Pelaksanaan Pengembangan RPP untuk semua mapel
3. Pemenuhan Standar Proses
a. Proses Belajar Mengajar dengan menggunakan media yang inovatif
1) Terlaksana proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik
2) terwujud sikap spiritual dan sosial peserta didik yang baik.
3) Terwujudnya media pembelajaran yang inovatif dan atau berbasis IT
b. Pelayanan Bimbingan Konseling
1) Layanan Bimbingan dan Konselling individu secara optimal
2) Layanan Bimbingan dan Konselling kelompok secara optimal
3) Pelaksanaan relaksasi

c. Penggunaan IT oleh siswa dan tenaga pendidik dan kependidikan yang edukatif
dan bijak sesuai dengan aturan dan norma yang ada
1) Layanan dan bimbingan siswa tentang pemanfaatan IT
2) Layanan dan bimbingan pendidik dan tenaga kependidikan tentang
pemanfaatan IT

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Peningkatan kompetensi Pendidik

1) Pelatihan pengembangan bahan ajar;

2) Pelatihan pengembangan pembelajaran berbasis IT;


3) Pelatihan pengembangan media pembelajaran;

4) Pelatihan Menulis Karya Ilmiah, PTK;

5) Pelatihan pengembangan model model pembelajaran;

6) Mengikutsertakan lomba dalam berbagai bidang

7) Pemberian kesempatan untuk meningkatkan kualifikasi pendidik

b. Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan

1) Pelatihan kearsipan
2) Pelatihan tenaga perpustakaan dan laboran
3) Mengikutsertakan lomba dalam bernagai bidang

5. Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana

a. Pemenuhan ruang belajar, ruang terbuka hijau, dan fasilitas pembelajaran sesuai
rombel dan standar sarana dan prasarana pendidikan
1) Pengadaan fasilitas ruang belajar

2) Pengadaan fasilitas ruang terbuka hijau

b. Pemenuhan dalam pemeliharaan sarana dan prasana pendidikan

1) Perawatan gedung dan ruang belajar

2) Perawatan fasilitas belajar

3) Perawatan taman dan lingkungan

4) Perawatan mobil operasional

6. Pemenuhan Standar Pengelolaan

a. Pengembangan manajemen sekolah

1) Penyusunan RKS/RKAS

2) Pelaksanaan supervisi, monitoring dan evaluasi


3) Pelaksanaan akreditasi sekolah

4) Pengelolaan perkantoran

5) Pengembangan SIM sekolah

b. Peningkatan Hubungan masyarakat

1) Sosialisasi program sekolah

2) Parenting

3) Kerja sama dengan dunia usaha

7. Pemenuhan Standar Pembiayaan


a. Peningkatan sumber dana
1) Pertemuan dengan stake holder
b. Penggunaan dana yang proporsional, transparan dan akuntabel
1) Pengelolaan dana BOSS
c. Pelaporan penggunaan dana
1) Penyusunan laporan penggunaan dana

8. Pemenuhan Standar Penilaian

a. Persiapan dan pleaksanaan penilaian

1) Melaksanakan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir


semester, ulangan kenaikan kelas, ujian praktik, ujian sekolah
2) Melaksanakan penilaian dengan teknik yang bervariasi

b. Tindak lanjut hasil penilaian

1) Pelaksanaan analisis hasil penilaian

2) Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan

c. Pelaporan hasil belajar

1) Pengolahan nilai
2) Pelaporan hasil belajar ke orang tua peserta didik

3) Pelaporan hasil belajar ke Dinas Pendidikan Kota Mojokerto

9. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah

a. Pengembangan lingkungan belajar yang kondusif

1) Pembudayaan hidup bersih

2) Penciptaan lingkungan sehat, asri, indah, rindang, sejuk, dll

3) Memberdayakan UKS

b. Penerapan nilai –nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari

1) Peringatan Hari Besar Nasional

2) Peringatan Hari Besar Agama

3) Pelaksanaan sholat jumat di sekolah

4) Pelaksanaan pondok romadhon

5) Pelaksanaan Jumat Beriman

c. Penciptaan budaya membaca bagi warga sekolah

1) Pelaksanaan sudut baca

2) Pelaksanaan pekan literasi

3) Kegiatan karya tulis siswa dan tenaga pendidik dan kependidikan

d. Penerapan nilai-nilai peduli lingkungan

1) Pelaksanaan Bank Sampah


2) Pelaksanaan Jumat Bersih
3) Pelaksanaan Tanaman Asuh
4) Pelaksanaan Komposter
5) Penghijauan dan tamanisasi

Anda mungkin juga menyukai