Anda di halaman 1dari 10

Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5204 Difusi Inovasi Pendidikan)

Izin menanggapi:
Berdasarkan pengertian dari berbagai sumber, media berbasis web dapat diartikan
sebagai bagian dari pemanfaatan kecanggihan teknologi dalam dunia pendidikan melalui
implementasi dalam kegiatan belajar mengajar memanfaatkan web melalui jaringan internet.
Saya seorang guru kelas 5 yang memanfaatkan web untuk membantu pembelajaran. Saya
mengajak peserta didik untuk dapat mengakses web atau portal melalui smartphone masing-
masing.
Cara membangkitkan semangat dan motivasi peserta didik dapat dilakukan dengan
beberapa cara:
a. Menentukan tujuan pembelajaran, materi, sumber belajar, media belajar dan skenario
pembelajaran;
b. Menunjukkan hal baik dari sebuah web terutama yang berkaitan dengan dunia anak secara
nyata;
c. Menjelaskan manfaat mempelajari materi melalui web yang digunakan;
d. Mencari web yang sesuai dengan perkembangan anak;
e. Tampilan dari web diusahakan menarik minat peserta didik;
f. Melakukan bimbingan yang terarah;
g. Memberikan umpan balik yang ditindaklanjuti;
h. Memberikan apresiasi atau reward bagi peserta didik atas kinerjanya;
i. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama atau kerja kelompok. Kerja
kelompok ini akan membangun sikap tanggung jawab, jiwa pemimpin, saling menghormati,
saling menghargai;
j. Menentukan metode pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan variatif supaya tidak
membosankan.
Selain itu, menurut Meduri, dkk (dalam Uno dan Ma’ruf, 2016) menyatakan bahwa
penggunaan web sebagai media pembelajaran cukup efektif membantu peserta didik dalam
pembelajaran. Sabar dan Rahman (2011), berpendapat bahwa akses web melalui komputer
yang terhubung jaringan internet merupakan sebuah desain tindakan instrumental dari bentuk
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pendidikan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan web dapat
membantu pembelajaran peserta didik. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam memberikan
motivasi dan fasilitasi pebelajaran sangat diharapkan.

Referensi:
https://pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?subfolder=MPDR5204/&doc=M9.pdf, diakses, 15
Juni 2023

Salsabila, Fadilah dan Aslam Aslam. 2022. ”Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Web Google Sites pada Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.”Jurnal Basicedu.” 6 (4)
2022.6088-6096. Diakses, 15 Mei 2023.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3155/pdf

Meduri N. R. H, Rangga Firdaus dan Helmy Fitriawan. 2022. ”Efektivitas Aplikasi Website
dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik.”Jurnal Teknologi
Pendidikan.”11 (2) 2022. 283-294. Diakses, 16 Mei 2023.
https://uia.e-journal.id/akademika/article/download/2272/1258

Sabar Kurniawan, dan Asfah Rahman. 2011. ”Penggunaan Web (E_Learning) dalam Proses
Pembelajaran Bahasa Inggris di Briton Internasional English School Makassar.”Jurnal
Komunikasi Kareba.” 1 (4) 2011. 444-456. Diakses, 16 Mei 2023.
https://uia.e-journal.id/akademika/article/download/2272/1258
Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5203 Desain dan Model Pembelajaran Interaktif)
tau Anda diskusikan permasalahan dan solusi dalam mengembangkan desain dan model pembelajaran
inovatif dan interaktif

Izin menanggapi:

Saya akan mendiskusikan permasalahan dan solusi dalam mengembangkan desain dan
model pembelajaran inovatif dan interaktif.
Menurut saya, permasalahan dalam pengembangan desain dan model pembelajaran dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Pemahaman dan keterampilan guru dalam pengembangan desain dan model pembelajaran
inovatif dan interaktif perlu dikuatkan dan ditingkatkan;
b. Prakarsa dan kemauan setiap guru dalam pengembangan desain dan model pembelajaran
inovatif dan interaktif tidak sama;
c. Bimbingan terhadap guru dari kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan, komunitas
praktisi pendidikan, Kelompok Kerja Guru (KKG) atau MGMP masih belum maksimal;
d. Prasarana, sarana, maupun fasilitas pendukung pembelajaran belum semuanya merata dan
tersedia.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka alternatif solusi yang dapat dilakukan
diantaranya:
a. Menguatkan supervisi, rekomendasi, masukkan, dan tindak lanjut mengenai pembelajaran.
Supervisi ini dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan rekan sejawat.
b. Memberikan penguatan, bimbingan terukur dan rutin, reward atau apresiasi sesuai dengan
kebutuhan;
c. Melakukan kegiatan kolaborasi yang rutin antar berbagai pihak; guru, kepala sekolah,
pengawas, dinas pendidikan, komunitas praktisi pendidikan, KKG/ MGMP. Kegiatan ini
harus dimaksimalkan;
d. Prasarana, sarana, maupun pendukung secara bertahap dilengkapi melalui belanja sekolah,
bantuan pemerintah, CSR perusahaan, atau secara mandiri. Kalaupun tidak ada, dapat
memaksimalkan yang ada.
Referensi:
Dasna, I Wayan. 2015. Modul 5: Model Pembelajaran berbasis Interaksi Sosial. dalam Dasna,
I Wayan, dkk. Desain dan Model Pembelajaran Inovatif dan Interaktif. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5201 Perencanaan dan Pembiayaan Pendidikan Dasar)
Pertanyaan

1. Silahkan Anda analisis tentang artikel di atas bandingkan dengan pelaksanaan BOS
ditempat Anda Bekerja.( tentunya jawaban akan berbeda karena tempat bekerja
berbeda)
2. Silahkan memberikan tanggapan sehubungan dengan permasalahan dan solusi
yang dilakukan pihak sekolah/kebijakan kepala sekolah terhadap masalah yang
ada, sertakan contoh-contoh permasalahan dan apa solusi yang diambil oleh pihak
sekolah, ditambah dengan teori-teori/kebijakan pemerintah

Izin menanggapi:
1. Analisis dana BOS di sekolah sendiri:
a. Perencanaan Dana BOS
Perencanaan dana BOS di sekolah saya menggunakan juklak dan juknis dari
Permendikbud Nomor 63 Tahun 2022. Perencanaan dana BOS dilakukan melalui
beberapa tahapan diantaranya:
 Melakukan diskusi atau rapat mengenai rencana kegiatan dan besaran anggaran untuk
pengeluaran;
 Memasukkan perencanaan dalam ARKAS;
 Meminta pendampingan kepada tim manajemen BOS Dinas Pendidikan Kota;
 Melakukan perbaikan pada perencanaan BOS;
 Mengupload pada web BOS milik Kemdikbud.
b. Pelaksanaan Dana BOS
Pelaksanaan dana BOS sudah sesuai dengan juklak juknis dan RKAS pada
ARKAS yang telah dibuat. Namun meskipun demikian, ada beberapa item pengeluaran
yang kurang rasional yaitu penggandaan untuk soal evaluasi tengah semester dan akhir
semester. Ada perbedaan antara pembayaran soal dengan pembukuan untuk pelaporan.
Hal tersebut terjadi karena sekolah tidak diberikan kesempatan untuk membuat soal
sendiri yang merupakan prerogratif sekolah termasuk guru di dalamnya.
c. Penggunaan Dana BOS
Penggunaan dana BOS cenderung gali lobang tutup lobang. Hal tersebut
terjadi karena utang-utang triwulan sebelumnya belum lunas. Utang-utang tersebut
mayoritas potongan-potongan dari tingkat kecamatan yang tidak semuanya dapat di LPJ-
kan. Padahal untuk perencanaan sudah sesuai dengan juklak dan juknis BOS.
d. Pelaporan Dana BOS
Pelaporan dana BOS dilakukan melalui dua cara, yaitu online dan offline.
Pelaporan secara online dilakukan oleh pengelola BOS dibantu operator melalui web
Kemdikbud. Untuk pelaporan offline diserahkan kepada Tim Manajemen BOS Dinas
Pendidikan Kota. Pelaporan offline dilakukan melalui penyerahan LPJ secara lengkap
sesuai waktu atau periode yang telah dilewati.
2. Tanggapan Terhadap Permasalahan dan Solusi:
Kepala sekolah selaku pemimpin dan manajer sekolah perlu melakukan upaya positif dalam
mengatasi permasalahan. Menurut Permendikbud Nomor 63 Tahun 2022, Pasal 2,
pengelolaan dana BOS harus; fleksibel, efektif, efisien, akuntabel, dan transparan. Kepala
sekolah perlu membentuk Tim Manajemen BOS sekolah yang terdir dari kepala sekolah,
bendahara, operator, perwakilan guru, komite sekolah, dan perwakilan orang tua.
Permasalah penggunaan Dana BOS di sekolah bervariasi.
Contoh -contoh permasalahan pengelolaan dana BOS di sekolah:
a. Keuangan sekolah gali lobang tutup lobang. Permasalahan ini terjadi karena utang periode
sebelumnya belum lunas dan terus terbawa ke periode berikutnya. Solusi untuk
permasalahan tersebut yaitu 1) menata ulang pengeluaran yang penting dan tidak penting,
2) memaksimalkan SDM di sekolah dalam pembuatan instrument penilaian, pembuatan
media belajar, sumber belajar, dan alat peraga, 3) menggunakan skala prioritas dalam
pembeliaan atau pembayaran kebutuhan.
b. Perencanaan dana BOS tidak melibatkan semua komponen. Solusi yang dapat dilakukan
adalah membuat perencanaan dengan melibatkan stakeholder pendidikan atau warga
sekolah.
c. Pengeluaran tidak sinkron dengan perencanaan. Hal tersebur dapat diatasi melalui
perubahan anggaran pada periode berikutnya.
d. Banyak potongan kantor yang tidak jelas. Solusi yang dapat dilakukan adalah komunikasi
dan meminta bukti pengeluaran sesuai asnap BOS.
e. Banyak wartawan yang hanya mengancam terkait pengelolaan BOS. Solusi yang dapat
dilakukan adalah menata semua pengeluaran dan pemasukkan BOS secara transparan.
Bukti-bukti nilai uang dapat dipampang di tempat khusus. Jika sudah masuk ke area yang
tidak seharusnya dapat dilaporkan ke pihak berwajib.
f. Pengelolaan dana BOS tidak transparan oleh Kepala sekolah dan bendahara. Hal terbebut
dapat atasi melalui muyawarah sekolah. Semua warga sekolah perlu terlibat di dalamnya.
Menurut Soetjipto (dalam Fitri, 2014), pengeloaan keuangan dilakukan melalui
perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan dan pertanggungjawaban sesuai
peraturan yang berlaku.
Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5202 Statistika Pendidikan)
Izin menanggapi:
Analisis Jalur (Path Analysis)
Sebuah penelitian mengenai pendidikan wanita yang mempunyai bayi dan balita merupakan variabel 1
yang dilambangkan (x1), sikap wanita yang mempunyai bayi dan balita merupakan variabel 2 yang
dilambangkan (x2) serta pelaksanaan program kesehatan masyarakat merupakan variabel 3 yang
dilabangkan (x3).

Hipotesis Konseptual dalam penelitian ini adalah :


1. Semakin tinggi tingkat pendidikan wanita yang mempunyai bayi dan balita, maka semakin baik
pelaksanaan program kesehatan masyarakat;
2. Semakin tinggi pendidikan wanita yang mempunyai bayi dan balita, maka semakin terbuka sikapnya
terhadap program kesehatan masyarakat;
3. Semakin terbuka sikap wanita yang mempunyai bayi dan balita terhadap program kesehatan
masyarakat, maka semakin baik pelaksanaan program kesehatan masyarakat.
Pertanyaan untuk penelitian tersebut:
1. Susun diagram struktural dari masalah di atas!
2. Apakah proposisi di atas bisa diterima ?
3. Seberapa jauh pendidikan wanita yang mempunyai bayi dan balita mempengaruhi pelaksanaan
program kesehatan masyarakat baik secara parsial maupun secara gabungan ?

Jawaban:
x1 = pendidikan wanita yang mempunyai bayi dan balita
x2 = sikap wanita yang mempunyai bayi dan balita
x3 = pelaksanaan program kesehatan masyarakat
e

Variabel Mediasi
(VM)
Variabel endogen
pelaksanaan program
kesehatan masyarakat
Variabel Bebas Variabel Terikat
(VB) (VT)
e
Variabel eksogen : Variabel endogen :
pendidikan wanita yang mempunyai sikap wanita yang mempunyai
bayi dan balita bayi dan balita

 Diagram jalur masalah tersebut menjadi :

Tingkat pendidikan
wanita yang mempunyai Px1x3
bayi dan balita

(X1)
Pelaksanaan program
Kesehatan masyarakat
e
(X3)

Rx1x2
Sikap Wanita yang
mempunyai bayi dan
balita

(X2) Px2x3

Persamaan :
X3 = Px1x2 + Px2x3 X2 + e

 Proposisi di atas, bisa diterima.


 Pelaksanaan program Kesehatan masyarakat (X3) merupakan hasil dari Px1x2 (pengaruh tingkat
pendidikan Wanita (x2) dikali sikap Wanita (x2) sehingga tingkat pendidikan Wanita
berpengaruh jauh secara parsial, namun tidak secara gabungan. Pelaksanaan program Kesehatan
masyarakat (X3) terpengaruh besar secara parsial maupun gabungan dengan sikap Wanita (X2)

Anda mungkin juga menyukai