Anda di halaman 1dari 12

‫وبركاته‬ ‫السالم عليكم ورحمة هللا‬

METODE ILMIAH
 DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :
1. ABDUL AZIZ AHMAD(2014080028)
2. RINNDU AULIA PUTRI(2014080044)
3. NURSAHMIRA(2014080043)

 JURUSAN TADRIS IPA (KONSENTRASI FISIKA)


 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
 IMAM BONJOL PADANG
 1441 H / 2020 M
Pengertian Metode Ilmiah
 Metode ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan
para ilmuwan dalam memecahkan atau mencari jawaban atas
masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian. Penelitian
sendiri merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan
dengan menggunakan metode ilmiah.
 Langkah-langkah metode ilmiah

 1. Merumuskan Masalah
 Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan saat kita akan
merumuskan masalah:
a. Masalah harus diungkapkan sebagai kalimat pertanyaan
b. Kata-kata dari masalah harus singkat, ringkas, jelas dan mudah
dimengerti.
c. Perumusan masalah harus menjadi masalah yang bisa diselesaikan.
 2. Mengumpulkan Informasi
 Setelah melakukan perumusan masalah, yang harus kita lakukan
mengumpulkan informasi atau data. Ini bisa dilakukan dengan
observasi maupun studi literatur seperti jurnal ilmiah, atau
penelitian-penelitian lain yang sudah ada sebelumnya.
 3. Menyusun Hipotesis
 Setelah kita melakukan observasi dan mendapatkan data, maka
yang harus dilakukan adalah membuat hipotesis. Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga
karena masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
 4. Melakukan Percobaan
 Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara
yang telah kita buat di tahapan sebelumnya, maka yang harus kita
lakukan adalah melakukan percobaan atau penelitian. Penelitian
harus dilakukan dengan teliti sehingga didapatkan data yang
akurat.
 5. Menganalisis Data
 Di tahapan ini, data-data yang telah kita peroleh dari hasil penelitian
lalu dicatat dan diolah ke dalam bentuk grafik atau diagram
sehingga mudah untuk dianalisis.
 6. Membuat Kesimpulan
 Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat berdasarkan hasil
percobaan, tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi. Kesimpulan
merupakan jawaban sebenarnya dari hopitesis yang pernah diajukan.
 7. Mengomunikasikan Hasil Penelitian
 Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan mempublikasikan
hasil penelitian kepada orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau
melalui forum diskusi dan seminar.
SYARAT-SYARAT
METODE ILMIAH

 Fakta
Segala tahapan metode ilmiah harus tertangkap
oleh akal manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan
telah menjadi suatu kenyataan.
 Tanpa Prasangka
Setiap tahapan metode ilmiah memberikan hasil yang sesuai
dengan keadaan, tidak ada opini. Walaupun ada hipotesis, tetap
hipotesis tidak jauh dari fenomena yang ada. Misal prasangka
yang salah adalah kita berhipotesis kalau fenomena sakit perut
siswa sekolah dasar dikarenakan jadwal pelajaran yang penuh
dalam satu hari.
 Analitik
Setiap meotde sebaiknya dipaparkan lebih detail agar setiap
metode saling berhubungan.
 Objektif
Dalam metode penelitian haruslah melibatkan pengukuran
yang objektif tanpa dipengaruhi pandangan sendiri.
 Konsisten
Rumusan masalah yang akan diselesaikan tidak berubah ubah sampai
menemukan kesimpulan.

 Sistematis  
Usaha untuk menguraikan dan merumuskan metode ini dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya.

 Operasional
Berupa panduan saat melakukan suatu penelitian atau kegiatan.
 Fungsi dari metode ilmiah diantaranya sebagai berikut:
 Mencari pengetahuan dimulai dari penemuan masalah yang
harus dicari solusinya dan harus dipecahkan, menganalisis data,
pengumpulan data, dan diakhiri dengan mearik suatu
kesimpulan.
 Pembuktian suatu kebenaran tersebut bisa diatur oleh
pertimbangan yang logis.
 Bisa membantu memecahkan masalah dengan tanda bukti yang
memuaskan.
 Bisa menguji penelitian yang sudah dilakukan oleh orang lain
dan mendapatkan kebenaran yang objektif dan memuaskan dan
lain sebagainya.
 Kasus keripik kentang dan sakit perut.
 (laporan dipublikasikan dalam journal of American Medical Assosiation
Januari 1998)
 
 Tahun 1996, FDA menyetujui penggunaan Olestra, jenis lemak buatan yang
terbuat dari gula dan minyak sayur sebagai zat tambahan makanan. Keripik
kentang adalah produk pertama yang menggunakan Olestra. Kontroversi
timbul, beberapa orang mengeluh mengalami kram usus setelah mengkonsumsi
keripik tersebut dan menyimpulkan bahwa Olestra sebagai penyenabnya.
 Para peneliti merancang percobaan untuk menguji hipotesis bahwa Olestra (zat
tambahan makanan) menyebabkan sakit perut (kram usus), mereka
memprediksi jika Olestra menyebabkan kram, maka orang yang
mengkonsumsi Olestra akan cenderung mengalami kram dibanding orang yang
tidak mengkonsumsinya.
 Untuk menguji ini, mereka menggunakan bioskop Chicago sebagai
“laboratorium”. Mereka mengumpulkan lebih dari 1.100 orang dalam rentang
usia 13-38 tahun untuk menonton film dan mengkonsumsi keripik kentang.
Tiap orang mendapatkan sekantung keripik seberat 13 ons yang tidak diberi
merek. Individu yang mendapat sekantung keripik Olestra adalah kelompok uji.
Individu yang mendapatkan keripik biasa merupakan kelompok kontrol.
 Hasilnya?
A Hipotesis
H0 = Orang yang mengkonsumsi olestra menyebabkan kram perut
 H1 = Orang yang tidak mengkonsumsi olestra tidak mengalami
kram perut

B Prediksi
 Jika keripik kentang yang menggunakan Olestra (zat tambahan
makanan) beberapa orang akan mengalami keram perut setelah
mengkonsumsinya.
 C Percobaan
 Kelompok kontrol Kelompok uji
 Mengkonsumsi keripik kentang biasa Mengkonsumsi
keripik olestra
 D Hasil

E Kesimpulan
 Dari hasil prcobaan ini dapat disimpulkan bahwa seseorang yang
mengkonsumsi keripik kentang bisa mengalami keram perut

Anda mungkin juga menyukai