KATA PENGANTAR
Daftar Isi
Hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti lemah atau rendah
dan tesis berarti pernyaatan atau jawaban. Jadi hipotesis adalah
pernyataan atau jawaban terhadap rumusan masalah yang masih lemah,
karena belum diuji kebenarannya. Perlu diketahui tidak semua riset
memerlukan adanya hipotesis. Jenis penelitian inferensial memerlukan
adanya hipotesis, sedang untuk jenis penelitian deskriptif tidak
memerlukan adanya hipotesis. Lazimnya sebagai ganti hipotesis dalam
penelitian deskriptif adalah berupa tujuan penelitian. Beberapa saran
yang perlu diperhatikan dalam menyusun hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut.
a. Hendaknya disusun dalam kalimat pernyataan bukan pertanyaan.
b. Disusun secara padat makna
c. Hendaknya dapat diuji kebenarannya
d. Menyatakan pengaruh, hubungan atau perbedaan di antara variabel.
e. Formula penulisannya jangan digunakan H0 dan H1.
8 Metodologi Penelitian
1. Penelitian Bisnis
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-
masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi dengan
tujuannya adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan current status dan subjek yang
diteliti. Penelitian ini berkaitan dengan opini (individu, kelompok
atau organisasional), kejadian atau prosedur.
3. Studi Kasus dan Lapangan
Studi kasus dan lapangan merupakan penelitian dengan
karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan
kondisi saat ini dari subyek yang diteliti (individu, kelompok,
lembaga, atau komunitas tertentu), serta interaksinya dengan
lingkungan.
Tujuan: melakukan penyelidikan yang mendalam mengenai subyek
tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai
subyek tertentu.
Perbedaan studi kasus dengan survey: cenderung menguji relative
banyak variable penelitian dengan jumlah sample sedikit,
dibandingkan survey yang cenderung menguji variable penelitian
dalam jumlah relative sedikit dengan jumlah sample yang relative
banyak.
Variabel: segala sesuatu yang dapat diberi bermacam-macam nilai,
contoh : umur, tingkat pendidikan, motovasi, dll.
4. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional adalah tipe penelitian dengan karakteristik
masalah berupa hubungan korelasional antara dua variable atau
lebih.
Tujuan: untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi antar
variable atau membuat prediksi berdasarkan korelasi antar variable.
Sebab-akibat (causal-effect): tingkat hubungan antar variable
relative tinggi.
16 Metodologi Penelitian
5. Penelitian Kausal-Komparatif
Merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa
hubungan sebab akibat antara dua variable atau lebih, dan peneliti
melakukan pengamatan terhadap konsekuensi-konsekuensi yang
timbul dan menelusuri kembali fakta yang secara masuk akal
sebagai factor penyebabnya.
6. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan tipe penelitian dengan
karakteristik masalah yang sama dengan penelitian kausal
komparatif, hanya saja pada penelitian eksperimen peneliti
melakukan manipulasi atau pengendalian terhadap setidaknya satu
variable independent.
Peneliti melakukan eksperimen dengan membandingkan dua
kelompok subyek yang diteliti, di mana peneliti melakukan
treatment terhadap variabel independent kelompok yang satu sedang
variable independent kelompok yang lain tidak dimanipulasi.
Gambar
Penelitian
Klasifikasi Penelitian Kuantitatif
Induktif
Penelitian
Dasar
Penelitian
Deduktif
Tujuan
Penelitian Penelitian
Evaluasi
Penelitian
Penelitian Tindakan
Historis
Penelitian
Deskriptif
Penelitian
Korelasional
Penelitian
Kausal Komparatif
Penelitian
Eksperimen
Penelitian
Opini
Penelitian
Arsip
1. Definisi Teori
Perbedaan paradigma penelitian dapat dilihat paling tidak pada
dua aspek utama, yaitu (1) posisi dan peran teori, dan (2) cara pandang
terhadap fenomena. Perbedaan dalam dua aspek tersebut mempunyai
implikasi pada perbedaan dalam perumusan definisi teori.
Menurut Kringler teori merupakan suatu kumpulan construct
atau konsep (concepts), definisi (definitions), dan proposisi (propositions)
yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui penentuan
hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan
(memprediksi) fenomena alam.
Ada tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori, yaitu :
1. Elemen teori terdiri atas : construct, konsep, definisi dan proposisi
2. Elemen-elemen teori memberikan gambaran sistematis mengenai
fenomena melalui penentuan hubungan antar variabel
3. Tujuan teori adalah untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena
alam.
2. Konsep – Construct
Konsep dan construct mudah dikacaukan, karena keduanya
memiliki pengertian yang mirip. Istilah construct menurut kamus juga
berarti konsep. Construct dan konsep untuk keperluan penelitian dapat
dibedakan. Konsep atau construct penelitian merupakan dasar
pemikiran peneliti yang kemudian dikomunikasikan kepada orang lain.
Peneliti perlu merumuskan konsep atau construct penelitian dengan baik
agar hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan
untuk direplikasi atau dieksistensi oleh peneliti yang lain.
20 Metodologi Penelitian
a. Konsep
Konsep mengekspresikan suatu abstraksi yang terbentuk melalui
generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena-fenomena. Konsep
merupakan abstarksi dari realitas yang tersusun dengan
mengklasifikasikan fenomena-fenomena (antara lain berupa : objek,
kejadian, atribut atau proses) yang memiliki kesamaan karakteristik.
Konsep mempunyai tingkat bastraksi yang bersifat progresif
tergantung pada mudah tidaknya fenomena-fenomena yang
diabstraksikan dapat diidentifikasi. Konsep-konsep yang lebih abstrak
sering disebut dengan construct.
b. Construct
Construct sebenarnya bukan hanya merupakan konsep-konsep
yang lebih abstrak, melainkan mempunyai makna tambahan yang
sengaja diadopsi untuk keperluan ilmiah. Dimensi construct terdiri atas
berbagai konsep yang dapat diamati. Konsep-konsep yang dapat
diamati pada setiap dimensi construct, selanjutnya untuk keperluan
penelitian ilmiah diukur dengan menggunakan skala pengukuran
tertentu menjadi variabel penelitian.
Construct sengaja digunakan secara sistematis untuk penelitian
ilmiah melalui dua cara : (1) mengoperasionalisasikan construct ke
dalam konsep-konsep yang dapat diamati dan diukur menjadi variabel
penelitian, dan (2) menghubungkan construct yang satu dengan construct
yang lain menjadi suatu konstruksi teori.
3. Variabel
3.1. Variabel dan Construct
Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat diberi berbagai
macam nilai. Teori mengekspresikan fenomena-fenomena secara
sistematis melalui pernyataan hubungan antar veriabel. Construct adalah
abstraksi dari fenomena-fenomena kehidupan nyata yang diamati.
Dengan demikian, variabel merupakan proksi (proxy) atau representasi
dari construct yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Variabel
merupakan mediator antara construct yang abstrak dengan fenomena
yang nyata. Variabel memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai
fenomena-fenomena yang digeneralisasi dalam construct.
b. Variabel Moderating
Salah satu variabel yang mempengaruhi variabel independen
ataupun variabel dependen adalah variabel moderating, yaitu tipe
variabel-variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan
langsung antara variabel independen dengan variabel dependen.
Variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai
pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau
arah hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-
variabel-variabel dependen kemungkinan positif atau negatif dalam hal
22 Metodologi Penelitian
c. Variabel Intervening
Variabel intervening merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel dependen dan independen menjadi hubungan tidak langsung.
Variabel intervening merupakan variabel yang terletak diantara variabel
independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen
tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen.
6. Definisi Operasional
Variabel adalah construct yang diukur dengan berbagai macam
nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai
fenomena-fenomena. Pengukuran construct merupakan masalah yang
kompleks, karena berkaitan dengan fungsi variabel sebagai untuk
memberi gambaran yang lebih konkret mengenai abstraksi construct
yang diwakilinya.
Penentuan variabel pada dasarnya merupakan operasionalisasi
terhadap construct, yaitu upaya mengurangi abstraksi construct
sehingga dapat diukur. Definisi operasional adalah penentuan construct
sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional
menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam
mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi
peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara
yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih
baik.
8. Hipotesis
8.1. Proposisi (Propositions) dan Hipotesis
Deduksi adalah kesimpulan dari berpikir deduktif (berpikir
yang berangkat dari hal-hal yang bersifat umum (general) dan universal
kepada hal-hal yang bersifat khusus (spesifik/partikular) dan bersifat a
priori. Kebalikan dengan deduktif, berpikir induktif adalah berfikir
generalisasi yang bersifat a posteriari, yaitu berpikir tentang sejumlah
fenomena yang telah ada pada empirik, yang bersifat
khusus/spesifik/partikular ke arah satu fenomena yang bersifat umum
(general), baik lokal maupun universal.
26 Metodologi Penelitian
b. Format
Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk rumusan,
diantara-nya dalam bentuk :
1) Pernyataan “Jika – maka” (if-then statement) atau proposisi
Hipotesis penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan
“Jika-Maka” atau berupa proposisi yang menyatakan hubungan
antara dua variabel dan perbedaan antara dua kelompok atau lebih
dalam kaitannya dengan variabel-variabel tertentu yang dapat diuji.
Contoh :
Jika karyawan mengalami tekanan dalam bekerja yang lebih rendah,
maka akan memperoleh kepuasan kerja yang lebih tinggi.
Karyawan yang mengalami tekanan dalam bekerja lebih rendah,
akan memperoleh kepuasan kerja yang tinggi.
1. Tujuan Studi
Tujuan penelitian pada dasarnya adalah pengembangan
teori dan pemecahan masalah. Kedua tujuan tersebut masih
bersifat umum. Penelitian disamping itu, secara lebih spesifik
menyatakan tujuan studi atau pengujian. Hasil penelitian secara
lebih spesifik dapat dimaksudkan sebagai : (1) studi eksplorasi, (2)
studi deskriptif, atau (3) pengujian hipotesis.
32 Metodologi Penelitian
Korelasional
Tipe
Hubungan
Sebab-Akibat
a. Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan tipe penelitian yang menguji
hubungan korelasional antar variabel dengan kondisi
lingkungan penelitian yang natural dan tingkat keterlibatan
peneliti yang minimal.
b. Eksperimen Lapangan
Eksperimen lapangan merupakan tipe penelitian eksperimen
yang dilakukan pada lingkungan penelitian yang alamiah atau
bukan buatan. Peneliti dalam penelitian ini melakukan
manipulasi terhadap variabel tertentu untuk mengetahui
akibat-akibat yang ditimbulkannya. Tingkat keterlibatan
peneliti dalam studi ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang
dilakukan peneliti dalam studi lapangan.
Studi Lapangan
Setting
Alamiah
Eksperimen
Setting Lapangan
Penelitian
Setting Eksperimen
Artifisial Laboratorium
4. Unit Analisis
Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang
dianalisis dalam penelitian. Unit analisis yang ditentukan
berdasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian,
nerupakan elemen yang penting dalam desain penelitian karena
mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan dan analisis data.
Unit analisis dapat dikelompokkan ke dalam kelompok : (1)
individu, (2) kelompok, (3) organisasional, (4) tingkat perusahaan,
(5) tingkat industri atau tingkat multi industri dan (6) tingkat
negara (kultur).
Unit
Analisis
5. Horison Waktu
Data penelitian dapat dikumpulkan dalam satu periode
tertentu (satu titik waktu) secara sekaligus atau dikumpulkan
secara bertahap dalam beberapa periode waktu yang relatif lebih
lama (lebih dari dua titik waktu), tergantung pada karakteristik
masalah penelitian yang akan dijawab.
6. Pengukuran Construct
Construct merupakan abstraksi dari fenomena atau realitas
yang untuk keperluan penelitian harus dioperasionalisasikan
dalam bentuk variabel yang diukur dengan berbagai macam nilai.
Definisi operasional merupakan penjelasan mengenai cara-cara
tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur
(mengoperasionalisasikan) construct menjadi variabel yang dapat
diuji. Definisi operasional umumnya merupakan pedoman atau
ketentuan yang dapat digunakan oleh peneliti lain untuk
mengukur suatu construct dengan cara yang sama. Construct dapat
diukur dengan angka atau atribut yang menggunakan skala
tertentu.
Construct merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat berupa:
kejadian, proses, atribut, subyek atau obyek tertentu. Sesuai
dengan sifat dan jenis fenomena yang diabstraksikan oleh
construct, tipe skala pengukuran construct terdiri atas:
1. skala nominal,
2. skala ordinal,
3. skala interval, dan
4. skala rasio.
Tipe Pengukuran
Skala
Kategori Peringkat Jarak Perbandingan
Nominal Ya Tidak Tidak Tidak
Ordinal Ya Ya Tidak Tidak
Interval Ya Ya Ya Tidak
Rasio Ya Ya Ya Ya
1. Populasi
Tipe data penelitian secara ekstrem dapat dikelompokkan dalam
data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif menunjukkan
jumlah atau banyaknya sesuatu. Data kualitatif merupakan data yang
dapat dikategorisasi tetapi tidak dapat dikuantitatifkan. Data kualitatif
dapat dijelaskan melalui per-hitungan jumlah setiap kategori yang
diamati.
Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau
segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota
populasi disebut dengan elemen populasi (population element).
Penentuan populasi berbeda dengan penentuan unit analisis, meskipun
keduanya berkaitan dengan unit data yang dianalisis.
2. Sampel
Penelitian yang dilakukan dengan meneliti seluruh elemen
populasi disebut dengan sensus, dan penelitian yang hanya meneliti
sebagian elemen-elemen populasi disebut dengan penelitian sampel.
Kendala yang dihadapi penelitian sensus umumnya masalah
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga yang tersedia. Anggota sampel
disebut juga dengan subyek (subject).
Alasan Sensus
Peneliti sebaiknya mempertimbangkan untuk menginvestigasi
seluruh elemen populasi, jika elemen-elemen populasi relatif sedikit dan
variabilitas setiap elemen relatif tinggi (heterogen). Sensus juga lebih
layak dilakukan jika penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan
karakteristik setiap elemen dari suatu populasi.
Sampel Populasi
Statistik Parameter
(X, s, s2) (, , 2)
Estimasi
Presisi
Yang dimaksud dengan sampel yang presisi (ketelitian) adalah
sejauh mana hasil penelitian ber-dasarkan sampel dapat merefleksikan
realitas populasinya dengan teliti. Presisi menunjukkan tingkat
ketepatan hasil penelitian berdasarkan sampel yang menggambarkan
karakteristik populasinya. Presisi umumnya dinyatakan dengan interval
keyakinan (confidence interval) dari sampel yang dipilih.
Penentuan Populasi
Tahap pertama dalam pemilihan sampel adalah menentukan
atau meng-identifikasi populasi, yaitu populasi spesifik yang relevan
dengan tujuan atau masalah penelitian. Populasi adalah suatu kelompok
dari elemen penelitian, di mana elemen adalah unit terkecil yang
merupakan sumber dari data yang diperlu-kan. Elemen dapat
dianalogikan sebagai unit analisis, sepanjang pengumpulan data untuk
penelitian bisnis dilakukan hanya kepada responden. Unit analisis
BAB 5. Bagaimana Menentukan Sampel Penelitian 47
semakin baik, akan tetapi akan memerlukan waktu yang lama dan biaya
yang lebih mahal.
Dengan demikian, tujuan penggunaan sampel adalah peneliti
dapat memperoleh data yang dapat mencerminkan keadaan populasi
dengan biaya penelitian yang lebih murah dan waktu penelitian yang
lebih cepat. Mitos yang muncul berkaitan dengan penentuan sampel
(Cooper & Schindler, 2001 : 172) adalah :
1. sampel harus besar agar dapat mewakili populasi;
2. sampel harus mengandung hubungan proposional terhadap ukuran
populasi.
Dalam praktek, besarnya sampel tergantung pada variasi parameter
populasi dan seberapa jauh presisi yang diperlukan peneliti.
Zikmund (2000:389) mengusulkan formula menghitung sampel sebagai
berikut :
2
ZS
n
E
i mana :
n = jumlah sampel
Z = nilai yang sudah distandarisasikan sebagai derajat keyakinan
S = deviasi standar sampel atau estimasi deviasi standar populasi
E = tingkat kesalahan yang ditolerir, plus minus faktor kesalahan
(rentangnya antara setengah dari total derajat keyakinan).
Contoh :
Jika diketahui pengeluaran ibu rumah tangga di suatu daerah di mana
deviasi standarnya (S) sebesar $29, derajat kepercayaan sebesar 95%
berarti nilai Z = 1,96, dan rentang kesalahan kurang dari $2, maka
jumlah sampel yang diperlukan adalah :
2
(1,96).(29)
n 808
2
Selain rumus dan contoh di atas, ada juga sumber lain yang
mengemukakan rumus untuk menentukan jumlah sampel sebagai
berikut :
Dimana:
n = Jumlah sampel yang diambil
N = Populasi
e = error margin (0,05)
1
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), h.28
54 Metodologi Penelitian
6 METODE PENGUMPULAN
DATA
JENIS DATA
Data Subjek
Data Fisik
Data Dokumenter
SUMBER DATA
Data Primer
Data Sekunder
PENELITIAN DATA SEKUNDER
Tujuan Penelitian Data Sekunder
Tipe Data Sekumder
Penelusuran Data Sekunder
METODE SURVEI
Wawancara
Kuisioner
METODE OBSERVASI
Observasi Langsung
Observasi Terhadap Perilaku dan Lingkungan Sosial
Observasi Mekanik
1. Jenis Data
Jenis data penelitian berkaitan dengan sumber data dan
pemilihan metode yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
data penelitian. Penentuan metode pengumpulan data dipengaruhi oleh
jenis dan sumber data penelitian yang dibutuhkan.
56 Metodologi Penelitian
2. Sumber Data
Sumber data penelitian terdiri atas sumber data primer dan
sumber data sekunder.
Tujuan Penelitian
Ada dua kategori tujuan penelitan bisnis yang umumnya menggunakan
data sekunder, yaitu (1) pengungkapan fakta dan (2) penyusunan
model, yaitu tujuan penelitian untuk menyusun model yang
menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih, merupakan
kategori penelitian dengan data sekunder yang lebih kompleks
dibandingkan dengan pengungakapan fakta. Model yang disusun
BAB 6. Metode Pengumpulan Data 59
Kelemahannya :
o Kemungkinan jawaban responden bias karena terpengaruh
pewawancara.
o Memerlukan banyak biaya dan tenaga jika jumlah responden relatof
banyak dan lokasi wawancara secara geografis terpencar.
Kelemahannya :
o Pewawancara tidak dapat mengamati ekspresi responden yang pada
kondisi tertentu diperlukan untuk meyakinkan apakah responden
menjawab sesuai dengan fakta.
o Ada kemungkinan diputus sewaktu-waktu jika responden keberatan
untuk menjawab pertanyaan.
o Tidak semua responden mempunyai telepon
o Terbatasnya jumlah dan waktu untuk pertanyaan.
Teknik ini dapat dibantu dengan komputer untuk mecatat jawaban
responden dan secara otomatis jawaban responden akan disimpan
dalam memori komputer. Computer-Assisted Telephone Interviewing
umumnya memerlukan jawaban responden yang terstruktur
berdasarkan program tertentu.
Kuisioner (Questionnaires)
Teknik ini memberikan tanggungjawab kepada responden untuk
membaca dan menjawab pertanyaan. Kuisioner dapat didistribusikan
dengan berbagai cara, antara lain : secara langsung disampaikan oleh
62 Metodologi Penelitian
Tipe-tipe Observasi
Ada beberapa jenis subyek, obyek dan kejadian yang dapat diobservasi
oleh peneliti, antara lain: perilaku fisik, perilaku verbal, perilaku
ekspresif, benda fisik atau kejadian-kejadian yang rutin dan temporal.
Teknik observasi dalam penelitian bisnis dapat dilakukan dengan
observasi langsung oleh peneliti atau dengan bantuan peralatan
mekanik. Tipe observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti
dinamakan observasi langsung (direct observation), terutama untuk
BAB 6. Metode Pengumpulan Data 63
Partisipant Observation
Peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri atau menjadi
bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati. Peneliti
melalui teknik ini dapat memperoleh data yang relatif lebih banyak dan
akurat, karena peneliti dapat secara langsung mengamati perilaku dan
kejadian-kejadian dalam lingkungan sosial yang diteliti. Kehadiran
peneliti kemungkinan dapat diketahui atau tidak diketahui oleh
lingkungan sosial yang diamati. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah kombinasi antara observasi langsung dan
wawancara secara formal dan nonformal.
Nonpartisipant observation
Peneliti dapat melakukan observasi sebagai pengumpul data tanpa
melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau
organisasi yang diamati. Misal, seorang peneliti dapat berada di sudut
ruangan suatu kantor untuk melihat dan mencatat bagaimana seorang
manajer menggunakan waktunya. Kegiatan ini umumnya memerlukan
waktu yang relatif lama, apalagi jika manajer yang diamati jumlahnya
relatif banyak.
Content Analysis
Content analysis merupakan metode pengumpulan data penelitian
melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu
dokumen (antara lain berupa : iklan, kontrak kerja, laporan, notulen
rapat, surat, jurnal majalah atau surat kabar).
Tujuan content analysis adalah melakukan identifikasi terhadap
karakteristikl atau informasi spesipik yang terdapat pada suatu
dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang objektif dan sistematik.
BAB 6. Metode Pengumpulan Data 65
Observasi Mekanik
Observasi mekanik adalah observasi yang menggunakan bantuan
mesin. Observasi mekanik dalam penelitian bisnis digunakan untuk
mengukur dan mengevaluasi reaksi fisik atau bagian tubuh manusia.
Ada empat macam peralatan mekanik yang digunakan, yaitu (1)
pengukur pergerakan mata (eye-tracking monitors), (2) pengukur
pergerakan biji atau manik mata (pupilometers), (3) pengukur reaksi kulit
(psychogalvanometer), dan (4) pengukur perubahan suara (voice pitch
analyzers).
66 Metodologi Penelitian
Bagaimana melakukan
7 UJI VALIDITAS DAN
UJI RELIABILITAS
Fokus uji Validitas adalah pada butir demi butir yang meng-
construct Variabel; mana yang Valid dan mana yang tidak valid.
Fokus uji reliabilitas adalah Variabel penelitian atau semua butir
sekaligus, dimana butir yang tidak valid sudah dihapus. Berapakah
besar nilai reliabiltasnya dan apakah lebih besar dari batas yang
ditetapkan?
Batas uji reliabilitas pada Excel, dengan metode Split-half atau
Ganjil-Genap adalah 0,6, sedangkan Cronbach’s Alpha adalah 0,7.
Uma Sekaran (....) memberikan toleransi minimum sebesar 0.6 pada
Cronbach’s Alpha.
Uji Reliabilitas bukan satu-satunya penentu dalam memperoleh
data yang baik. Dalam beberapa kasus, terdapat butir yang TV
meskpiun Cronbach’s Alpha diatas 0,8, terutama pada sampel besar dan
jumlah butir yang banyak. Oleh sebab itu, Uji Validitas dan Uji
Reliabilitas tetap dilakukan bukan hanya pada pre-test, tetapi juga pada
seluruh hasil responden penelitian. Tujuannya bukan untuk uji
instrumen, tetapi untuk memastikan bahwa input yang diperoleh dari
responden penelitian sudah Valid dan Reliabel. Prinsipnya sederhana,
yaitu : “dengan input data yang baik, maka akan diperoleh output yang baik”.
Karena itu, uji Validitas dan Uji Reliabilitas ini perlu dilakukan, untuk
memperoleh data yang benar-benar valid (sahih) dan handal. Suatu
penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya
kurang valid dan tidak reliabel.
2. Uji Validitas dalam Bahasa Sehari-hari
Apakah saya dalam keadaan sehat? Ternyata “sehat” itu begitu
umum dan abstrak dan tak bisa diukur. Saya baru bisa menjawabnya
kalau saya menggunakan beberapa indikator yang bisa diukur, antara
lain :
Suhu Tubuh
Tekanan Darah
Kolesterol
Umur Kesehatan
Berat Badan
Tinggi Badan
Golongan Darah
adalah contoh instrumen yang tidak reliabel atau tidak konsisten (tidak
handal). Pengukuran reliabilitas menggunakan indeks numerik yang
disebut dengan koefisien. Konsep reliabilitas dapat diukur melalui tiga
pendekatan, yaitu: (a) koefisien stabilitas, (b) koefisien ekuivalensi dan
(c) reliabilitas konsistensi internal.
a. Koefisien Stabilitas (Coefficient of Stability)
Suatu penelitian yang menggunakan data primer, setidaknya
berkaitan dengan empat hal: (1) subyek yang diteliti, (2) construct
yang diukur, (3) instrumen pengukur data dan (4) saat pengukuran.
Peneliti kemungkinan bermaksud untuk menggunakan instrumen
pengukur construct yang sama terhadap subyek penelitian tertentu
sebanyak dua kali pada saat yang berbeda. Perbedaan waktu antara
pengukuran yang satu dengan pengukuran yang lain dapat berupa
bilangan hari, minggu, bulan atau bahkan tahun. Peneliti dalam hal
ini bermaksud untuk menguji stabilitas jawaban responden dari
suatu waktu ke waktu berikutnya dengan cara menghitung koefisien
korelasi dari skor jawaban responden yang diukur dengan
instrumen yang sama pada saat yang berbeda. Proses pengujian
stabilitas yang dikenal juga dengan test-retest reability pada
dasarnya untuk mengetahui reliabilitas data berdasarkan stabilitas
atau konsistensi jawaban responden. Salah satu metode statistik
yang umumnya digunakan untuk mengukur koefisien stabilitas atau
teknik test-retest ini adalah pearson correlation.
2. Menghitung korelasi
Hitung korelasi masing-masing butir pernyataan dengan jumlah
seluruh butir, dengan rumus korelasi Pearson:
BAB 7. Bagaimana Melakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 73
n( xy ) ( x )( y )
r
[n( x 2 ) ( x ) 2 ][n( Y 2 ) ( Y ) 2 ]
Menghitung korelasi dengan Excel
a. Input data, butir A sampai J (10 butir pernyataan) dan baris 1 –
25 sesuai dengan jumlah responden.
b. Pada Colom K, jumlahkan jawaban responden dengan
=SUM(A1:J1), dan sel K1 dicopy ke K2 hingga ke K25.
4. Uji Validitas
Dalam Bab ini akan diuraikan ada 4 cara menguji Validitas, yakni
a. Uji Validitas dengan r Pearson Product Moment (RPPM)
b. Uji Validitas dengan Uji-t
c. Uji Validitas dengan tabel r (mudah dan praktis)
d. Dengan SPSS
74 Metodologi Penelitian
Uji Validitas
Butir Korelasi dengan r = 0.396 dengan uji-t Keterangan
r tabel Val. t-hitung t-tabel Val.
1 0.085 0.396 TV 0.4114 2.0639 TV
2 0.292 0.396 TV 1.4661 2.0639 TV
3 0.709 0.396 V 4.8155 2.0639 V
4 0.791 0.396 V 6.1920 2.0639 V
5 0.588 0.396 V 3.4876 2.0639 V
6 0.099 0.396 TV 0.4777 2.0639 TV
7 0.395 0.396 TV 2.0641 2.0639 Valid Berbeda
8 0.530 0.396 V 2.9984 2.0639 V
9 0.460 0.396 V 2.4837 2.0639 V
10 0.556 0.396 V 3.2043 2.0639 V
n2
tr
1 r2
Dengan pendekatan matematis, dibah menjadi
r t
n 2t 2
Pada n=25 dan = 5%, diperoleh nilai t = 2.0639, maka nilai r kritis
(critical r) adalah :
2,6039
r t
0.39530
n 2t 2
25 2 2,6039 2
Pada butir 7, nilai r = 0.39533. Karena nilai r lebih besar dari nilai
r kritis atau 0,39533 > 0.39530, maka butir tujuh adalah VALID.
Uji Validitas dengan table r, sesuai dengan uji t, dan lebih mudah
digunakan, cukup dengan melihat nilai r sesuai besarnya sampel
penelitian.
Pendalaman:
Nilai r kritis di atas, dapat digambarkan dengan ringkas, sebagaimana
disajikan pada gambar berikut.
Contoh:
Sebuah penelitian dengan n = 29 diperoleh korelasi antar butir dengan
total adalah 0,300, maka langsung dapat dinyatakan Tidak Valid, karena
korelasi tersebut berada di bawah nilai r kritis yakni 0.367 ( = 5%).
Demikian halnya dengan penelitian dengan n = 133 diperoleh korelasi
antar butir dengan total adalah 0,600, maka langsung terlihat Valid,
karena korelasi tersebut lebih besar (berada di atas) nilai r kritis yakni
0.170.
BAB 7. Bagaimana Melakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 79
r t
n 2t 2
80 Metodologi Penelitian
Follow up:
Nilai r
Korelasi Korelasi
Butir pada n=25
seluruh butir yang baru
r = 0.395 Validitas
1 0.085
2 0.292
3 0.709 0.806 0.395 V
4 0.791 0.830 0.395 V
5 0.588 0.704 0.395 V
6 0.099
7 0.395 0.414 0.395 V
8 0.530 0.599 0.395 V
9 0.460 0.558 0.395 V
10 0.556 0.557 0.395 V
Pada tabel di atas terlihat, nilai korelasi butir yang valid menjadi
lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya, karena butir yang
tidak valid sudah tidak dihitung dalam analsis korelasi masing-
masing butir dengan total. Hal ini mencerminkan, keeratan
hubungan antara masing-masing butir dengan total menjadi lebih
baik.
Cronbach's
Alpha N of Items
.523 10
84 Metodologi Penelitian
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Butir1 35.1600 9.807 -.114 .577
Butir2 35.6000 8.917 .000 .579
Butir3 34.9200 7.327 .581 .395
Butir4 34.8400 7.057 .694 .364
Butir5 35.0800 7.327 .360 .446
Butir6 34.9600 9.707 -.074 .560
Butir7 35.2000 8.250 .054 .580
Butir8 35.1600 8.223 .384 .461
Butir9 34.9200 8.577 .322 .480
Butir10 35.1600 7.973 .393 .452
95% Confidence
Interval F Test with True Value 0
Two-way mixed effects model where people effects are random and measures effects
are fixed.
Catatan:
Agar data dapat dilihat secara menyeluruh, butir No 12-19 dan responden
No 6-83 tidak ditampilkan (hidden column M:S dan hidden row 10:87)
Maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
BAB 7. Bagaimana Melakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 87
Tabel 7.9. Hasil Uji Validitas dan Pengolahan Lanjutan setelah Butir
Tidak Valid di-eliminasi
Panduan ringkas:
A. Menguji Validitas dalam 4 Langkah
1. Hitung jumlah pada sel Z5, tulis =SUM(B5:Y5)
Copy sel Z5 ke Z6 hingga Z54
2. Hitung korelasi pada sel B55, tulis =CORREL(B5:B54;Z5:Z54)
Tekan F2 (memunculkan rumus tersebut
kembali)
Tekan F4 pada sel Z5 dan Z54, sehingga akan
terlihat
=CORREL(B5:B54;$Z$5:$Z$54)
Copy sel B55 ke C55 hingga Y55
3. Hitung Validitas pada sel B56, tulis:
=(TINV(0.05;$A$54-1))/($A$54-
2+(TINV(0.05;$A$54-1))^2)^0.5
Copy sel B56 ke C56 hingga Y56
4. Keputusan pada sel B57, tulis :
=IF(B55>=B56;"V";"TV")
Copy sel B57 ke C57 hingga Y57
B. Perbaikan Uji Validitas
5. Hapuslah kolom yang tidak valid (TV)
Maka secara otomatis telah ditemukan butir yang valid.
C. Uji Reliabilitas (dengan split half)
6. Pada sel AA5, jumlahkan butir 1 hingga butir 12
Copy sel AA5 ke AA6 hingga AA54
7. Pada sel AB5, jumlahkan butir 13 hingga butir 16
Copy sel AB5 ke AB6 hingga AB54
8. Pada sel AB 56, hitung reliabilitas dengan : =2*AB55/(1+AB55)
Cross Check:
1. Butir yang tidak valid adalah butir 4, 8 dan 22.
2. Reliabilitas : 0.971
Langkah:
1. Buka File : Latihan_Uji_Validitas.sav
2. Klik Analyze – Scale – Reliability Analysis
3. Masukkan Variabel (butir) 1-10 ke Kotak Item
4. Klik Statistics
5. Pada “Descriptive for”, Klik kotak
o Scale if Item Deleted
o Intraclass Correlation coeeficients, Convidence Interval 95%
6. Klik Continue, kemudian Klik OK
Output yang perlu diperhatikan untuk uji Validitas adalah
a. Item-Total Statistics (Corrected Item-Total Correlation)
b. Intraclass Correlation Coefficient (Lower Bound)
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
VAR00001 71.9302 48.701 .424 .812
VAR00002 71.9767 47.058 .476 .808
VAR00003 71.6395 46.610 .594 .803
VAR00004 71.9884 51.047 .054 .832
VAR00005 71.8605 48.169 .430 .811
VAR00006 71.9535 47.763 .371 .813
VAR00007 71.9419 46.291 .473 .808
VAR00008 71.6860 47.841 .421 .811
VAR00009 71.8953 46.518 .523 .805
VAR00010 72.1279 50.795 .072 .831
VAR00011 71.9651 46.152 .560 .804
VAR00012 72.1279 46.631 .484 .807
VAR00013 72.0349 45.328 .621 .800
VAR00014 71.8140 48.059 .439 .810
VAR00015 72.1512 46.600 .462 .808
VAR00016 72.2093 47.273 .387 .813
VAR00017 71.9884 49.494 .253 .819
VAR00018 72.1395 50.004 .171 .824
VAR00019 72.1395 47.721 .387 .813
VAR00020 72.2326 48.604 .388 .813
90 Metodologi Penelitian
Terdapat 2 (dua) item yang berada di bawah lower bound 0,137, yakni
Corrected Item-
Butir Total Lower Bound Validitas
Correlation
VAR00004 0.054 0.137 Tidak Valid
VAR00010 0.072 0.137 Tidak Valid
Follow Up:
7. Klik Analyze – Scale – Reliability Analysis
8. Dari Box Item, klik Butir 4 dan 10, lalu klik arah panah ke kiri
9. Klik OK
Cronbach's Cronbach's
Alpha N of Items Alpha N of Items
.820 20 .844 18
Keduanya reliabel (handal) karena lebih besar dari 0,8. Namun dengan
mengeliminir butir 4 dan 10, maka nilai reliabilitasnya semakin baik,
artinya instrumen yang digunakan semakin baik.
BAB 7. Bagaimana Melakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 91
Panduan ringkas:
1. Klik Analyze – Scale – Reliability Analysis
2. Masukkan Variabel (butir) 1-24 ke Kotak Item
3. Klik Statistics
4. Pada “Descriptive for”, Klik kotak
o Scale if Item Deleted
o Intraclass Correlation coeeficients, Convidence Interval 95%
5. Klik Continue, kemudian Klik OK
Dari Output SPSS, jawablah pertanyaan a, b dan c di bawah ini.
6. Selanjutnya, Klik Analyze – Scale – Reliability Analysis
7. Keluarkan butir yang tidak valid tersebut.
8. Klik OK
Pertanyaan Pemandu:
a. Pada Tabel Intraclass Correlation Coefficient, lower bound = .............
b. Pada Kolom Corrected Item-Total Correlation, terdapat tiga buir yang
tidak valid, karena nilai korelasi yang lebih kecil dari lower bound,
yakni :
Butir ............ dengan korelasi ................
Butir ............ dengan korelasi ................
Butir ............. dengan korelasi ................
c. Berapakah Nilai Cronbach’s Alpha? ...............
d. Berapakah Nilai Cronbach’s Alpha yang baru? ...............
Kesimpulan
1. Dengan melakukan langkah 1 hingga 5 di atas, maka diperoleh butir
yang valid dan yang tidak valid.
2. Setelah butir tidak valid di-drop, maka diperoleh Nilai Cronbach’s
Alpha Variabel tersebut.
3. Penjumlahan butir yang valid merupakan Variabel penelitian.
Cross Check:
92 Metodologi Penelitian
Kunci jawaban:
1. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan paradigma penelitian kuantitatif, hipotesis merupakan
jawaban atas masalah penelitian yang secara rasional dideduksi dari
teori. Oleh karena itu, tujuan pengujian hipotesis adalah untuk
menentukan apakah jawaban teoritis yang terkandung dalam
pernyataan hipotesis didukung oleh fakta yang dikumpulkan dan
dianalisis dalam proses pengujian data.
Pemilihan Acak
POPULASI SAMPEL
Karakteristik Analisis
PARAMETER STATISTIK
Inferensi
Proses inferensi pada dasarnya dapat dilakukan dengan satu dari sua
cara, yaitu estimasi nilai parameter populasi atau membuat keputusan
mengenai nilai parameter (proses pengujian hipotesis). Estimasi nilai
parameter populasi akurasinya tergantung pada representasi sampel
yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Peneliti harus
mempunyai kriteria atau standar yang diguanakan untuk membuat
keputusan terhadap hipotesis yang diuji berdasarkan sampel yang
dalam istilah statistik disebut tingkat signifikan (significance level).
Pengujian Satu Sisi dan Dua Sisi (One-tailed Test – Two-tiled Test)
Pengujian statistik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu satu sisi dan
dua sisi, tergantung tipe hipotesis alternatif. Dalam pengujian satu sisi
atau disebut juga dengan pengujian directional, daerah penolakan Ho
terletak pada sisi kanan atau sisi kiri dari nilai rata-rata sampel,
tergantung pada tipe pernyataan hipotesis alternatif.
Contoh :
Ha > 50 (daerah penolakan terletak pada sisi kanan) atau
Ha < 50 (daerah penolakan terletak pada sisi kiri).
Jika hipotesis dinyatakan dengan Ha ≠ 50, maka digunakan pengujian
dua sisi (pengujian non-directional). Daerah penolakan Ho terletak pada
sisi kanan dan kiri.
4. Tujuan Studi
Tujuan studi atau tujuan pengujian secara spesifik ada tiga, yaitu:
(1) penjajakan (eksplorasi), (2) deskriptif, dan (3) pengujian hipotesis.
Penggunaan statistik untuk analisis data pada studi penjajakan dan
studi deskriptif adalah teknik-teknik yang digunakan dalam statistik
deskriptif. Penelitian dengan tujuan untuk menguji hipotesis
menggunakan teknik-teknik yang umumnya digunakan dalam statistik
inferensial yaitu statistik parametrik maupun non-parametrik,
tergantung pada normalitas distribusi data dan tipe skala pengukuran
yang digunakan. Ada dua bentuk hipotesis yang diuji, yaitu: (1) uji
komparasi (perbedaan) dan (2) uji asosiasi (hubungan). Hipotesis yang
BAB 8. Analisis Data 97
Eksplorasi
STATISTIK DESKRIPTIF
Uji Perbedan
Uji Hipotesis Korelasional
Uji Hubungan
Sebab-akibat
STATISTIK INFERENSIAL
(Parametrik/Non Parametrik)
Skala Nominal
Deskripsi dan Ordinal Uji Hipotesis
Statistik Inferensial
Statistik Deskriptif
Non-Parametrik
Skala Interval
dan Rasio
Deskripsi
Uji Hipotesis
Distribusi Data Distribusi Data
Normal Tidak Normal
Statistik Inferensial
Parametrik
Skala Pengukuran
Pemilihan metode statistik juga dipengaruhi oleh tipe skala
pengukuran yang digunakan : (1) skala nominal, (2) skala ordinal, (3)
skala interval dan (4) skala rasio. Tipe skala pengukuran menjadi
pertimbangan peneliti untuk menentukan pemilihan metode parametrik
dan non-parametrik dalam statistik inferensial. Jika suatu penelitian
BAB 8. Analisis Data 99
ANALISIS UNIVARIAT
Metode statistik yang digunakan dalam penelitian terhadap satu
variabel dipengaruhi oleh tujuan studi dan skala pengukurannya.
Analisis Deskriptif
Jika peneliti bermaksud menjelaskan distribusi data dari satu
variabel yang diteliti, peneliti dapat menggunakan statistik deskriptif.
Ukuran yang digunakan dalam mendeskripsikan frekuensi, tendensi
sentral dan dispersi, tergantung pada jenis skala pengukuran construct
yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini pedoman deskripsi
distribusi data pada setiap jenis skala pengukuran yang juga berlaku
pada analisis deskriptif terhadap dua atau lebih variabel penelitian
(analisis bivariate dan multivariate).
Skala Pengukuran
Deskripsi
Interval –
Distribusi Nominal Ordinal
Rasio
Data
Proporsi Absolut & Absolut &
Frekuensi
(persentase) Proporsi Proporsi
Tendensi
Modus Median Rata-rata
Sentral
Deviasi
Dispersi - Inter-quartile
standar
Uji Hipotesis
Uji hipotesis terhadap satu variabel umumnya berupa uji
perbedaan nilai sampel dengan populasi atau nilai dari data yang
diteliti dengan nilai ekspetasi (hipotesis) peneliti. Variasi pengujian
hipotesis pada analisis univariate ini tergantung pada tujuan atau
pertanyaan penelitian dan skala pengukuran yang digunakan. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
100 Metodologi Penelitian
Rumus Chi-Square :
(Oi Ei) 2
2
Ei
di mana :
2 = statistik chi-square
Oi = frekuensi yang diamati
Ei = frekuensi yang diekspetasi
BAB 8. Analisis Data 101
ANALISIS BIVARIATE
Ananlisis ini umunya bertujuan untuk menguji perbedaan dan
mengukur hubungan antara dua variabel penelitian.
Uji Perbedaan
Uji perbedaan dalam analisis bivariate dapat berupa perbedaan
dua kategori (kelompok) data atau perbedaan antar tiga atau lebih
kelompok data dari dua variabel yang diteliti. Misal, penelitian terhadap
empat kelompok mahasiswa mempunyai tujuan untuk mengetahui
pengaruh perbedaan metode pengajaran (variabel X) terhadap kinerja
setiap kelompok mahasiswa (variabel Y). Jumlah kelompok dan skala
pengukuran kedua variabel tersebut mempengaruhi pemilihan metode
statistik pengujian data. Metode pengujian perbedaan yang umumnya
digunakan dalam analisis bivariate dapat dilihat pada tabel berikut ini.
12 Ri 2
H 3(n 1)
n(n 1) ni
Di mana :
Ri = jumlah peringat setiap kelompok
ni = besarnya sampel setiap kelompok
n = jumlah sampel semua kelompok
12 1521 1225 2116
H 3(15 1)
15(15 1) 5 5 5
H
12
304,2 245 423.2 48
240
H 0,05972 .4 48
H 0,62
Selanjutnya mencari nilai kritis yang didapat dengan
menggunakan tingkat signifikansi () dan df = k – 1, di mana k adalah
jumlah kolom yang nilainya dapat dilihat pada tabel chi-square 2 .
Dalam contoh ini = 0,05 dan df = 3 – 1 = 2, maka diperoleh nilai kritis
= 5,99. Karena hasil Hhitung (0,62) lebih kecil dari Htabel, maka
BAB 8. Analisis Data 103
ANALISIS MULTIVARIATE
Penelitian bisnis umumnya merupakan usaha untuk menjawab
pertanyaan atau memecahkan masalah-masalah bisnis yang
multidimensional. Analisis multivariate, oleh karena itu, banyak
digunakan dalam penelitian bisnis untuk pemecahan masalah yang
komplek. Metode statistik dalam analisis multivariate, seperti yang
dikemukakan sebelumnya, secara garis besar dibagi menjadi dua
kelompok yaitu: (1) metode-metode dependensi dan (2) metode-metode
interdependensi.
104 Metodologi Penelitian
1. Regresi
Dalam penelitian, model persamaan regresi dengan metode
pendugaan kuadrat terkecil merupakan salah satu alat analisis yang
banyak digunakan, yakni untuk menguji pengaruh satu atau lebih dari
variabel bebas (independent varaible) (X) terhadap variabel tidak bebas
(dependent variable) (Y).
dan a = Y - b X
X Y X .Y X2 Y2
2 16 32 4 256
4 18 72 16 324
5 22 110 25 484
7 22 154 49 484
10 24 240 100 576
11 28 308 121 784
12 30 360 144 900
15 32 480 225 1204
66 192 1756 684 4832
Y = 13,828 + 1,233 X
a. = 13,828 menunjukan intersep yakni nilai Y apabila X = 0
dan
b = 1,233 menunjukan slope (arah) dari garis regresi.
Artinya, jika X ditambah satu satuan maka Y akan
bertambah 1,233
S YX
(Y Y ) 2
n2
Jumlah deviasi kuadrat tersebut dibagi dengan n-2, akan membuat SYX
sebagai penduga tak bias dari ragam (variance) senyatanya dari nilai Y.
Angka n-2 merupakan derajat bebas (degree of freedom) dimana a dan b
dihitung dari data yang sama.
Kesalahan baku dari dugaan secara langsung menunjukkan pencara
data. Dalam kasus ekstrim, bila tidak ada pencaran maka semua nilai
pengamatan Y akan jatuh (terletak) pada garis regresi. Artinya deviasi
vertikalnya adalah nol, dan Syx = 0. Jadi garis regresi menghasilkan
ramalan yang sempurna. Tetapi bila derajat pancaran tinggi, akan
menjadikan Syx yang besar.
Kesalaha baku dari dugaan, dapat dihitung dengan rumus :
SYX
Y 2
a Y b XY
4.832 13,828(192 ) 1,233(1,756 )
1,407
n2 82
2. Koefisien Determinasi
r 1
2
Y Y
2
Y Y Y Yx
2
2
Y Y
2
Y Yx
2
1
Y Y
2
3. Koefisien Korelasi
Tujuan dari analisis korelasi adalah untuk mengukur tingkat
hubungan antara dua variabel. Analisis korelasi digunakan untuk
melukiskan bagaimana garis regresi menerangkan variasi dari nilai Y
(variabel tak bebas) dan menerangkan seberapa kuat keterkaitan kedua
variabel tersebut.
110 Metodologi Penelitian
Pengaruh Promosi (X1) dan Service (X2) terhadap Sales (Y) pada PT X
Data:
A B C
Promosi Service
Sales (Y)
1 (X1) (X2)
2 4.5 3.5 59.0
3 5.0 4.0 65.0
4 6.0 4.5 75.0
5 7.0 5.0 90.0
6 8.0 7.0 120.0
7 9.0 8.0 115.0
BAB 9. Analisis Regresi 111
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.96940
R Square 0.93974 Y dipengaruhi oleh X bersama-sama
Adjusted R Square 0.89957
Standard Error 8.13323
Observations 6
< 0.05
Coefficients Standard Error t Stat P-value
Intercept 1.1207 17.5437 0.0639 0.9531
X Variable 1 +8.2069 8.8769 0.9245 0.4234
X Variable 2 +6.0345 8.6999 0.6936 0.5378
Regression
Coefficientsa
Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.121 17.544 .064 .953
X1 8.207 8.877 .558 .925 .423
X2 6.034 8.700 .418 .694 .538
a. Dependent Variable: Y
10 ANALISIS
JALUR
X1 X2
Keterangan:
X1 adalah variabel eksogenus (exogenous variable), untuk itu selanjutnya
variabel penyebab akan kita sebut sebagai variabel eksogenus. X2 adalah
variabel endogenus (endogenous variable), sebagai akibat, dan adalah
variabel residu (residual variable), yang merupakan gabungan dari: (1)
Variabel lain, di luar X1, yang mungkin mempengaruhi X2 dan telah
teridentifikasi oleh teori, tetapi tidak dimasukan dalam model. (2)
Variabel lain, di luar X1, yang mungkin mempengaruhi X2 tetapi belum
teridentifikasi oleh teori. (3) Kekeliruan pengukuran (error of
BAB 10. Analisis Jalur 115
Gambar 2
Diagram jalur yang menyatakan hubungan kausal
dari X1, X2, X3 ke X4
X1
X2 X4
X3
Gambar 3
Hubungan kausal dari X1, X2 ke X3 dan dari X3 ke X4
X1
X3 X4
X2
1 2
X4 = p x4 x3 X3 + 2.
C. KOEFISIEN JALUR
Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogenus
terhadap variabel endogenus tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai
numerik koefisien jalur (path coefficient) dari eksogenus ke endogenus.
Gambar 4
Hubungan kausal dari X1, X2 ke X3
X1 p x3 x1
r x1x2 X3
X2 p x3 x2
p x3
Catatan :
Contoh di atas merupakan model analisis jalur kompleks, sehingga
langkah-langkah perhitungan untuk mencari koefisien jalurnya dapat
mengikuti pola di atas. Sementara besarnya koefisien jalur untuk model
analisis jalur sederhana, yang terdiri dari satu variabel eksogen dan satu
variabel endogen (perhatikan Gambar 6.1), nilainya sama dengan
besarnya koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut (p xu xi = r xu xi ).
...
rxu xk
Dimana :
R2 xu ( x1 , x2 ...xk ) adalah koefisien determinasi total X1, X2, … Xk terhadap Xu
atau besarnya pengaruh variabel eksogenus secara bersama-sama
(gabungan) terhadap variabel endogenus.
xu x1 xu x2 ... xu xk adalah koefisien jalur
r xu x1 rxu x2
... rxu xk adalah koefisien korelasi variabel eksogenus X1,
X2, … Xk dengan variabel endogenus Xu.
BAB 10. Analisis Jalur 119
(n k 1)( R 2 xu ( x1 , x2 ,...xk ) )
F
k (1 R 2 xu ( x1 , x2 ,...xk ) )
dimana :
i = 1,2, … k
k = Banyaknya variabel eksogenus dalam substruktur yang
sedang diuji
t = Mengikuti tabel distribusi F Snedecor, dengan derajat
bebas (degrees of freedom) k dan n – k – 1
Kriteria pengujian : Ditolak H0 jika nilai hitung F lebih besar dari
nilai tabel F. (F0 > Ftabel (k, n-k-1)).
p xu xi pxu x j
t
(1 R 2 xu ( x1 x2 ...xk ) )(Cii C jj 2Cij )
n k 1
Kriteria pengujian :
Ditolak H0 jika nilai hitung t lebih besar dari nilai tabel t. (t0 >
ttabel (n-k-1)).
Pengujian Kuesioner
Pengujian kuesioner dilakukan melalui uji validitas item dan uji
reliabilitas variabel. Prosedur uji kesesuaian kuesioner adalah sebagai
berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan untuk setiap item. Teknik uji yang
digunakan adalah teknik korelasi melalui koefisien korelasi product-
moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:
n Xi Y Xi Y
rYX i
{n Xi2 ( Xi )2}{n Y 2 ( Y)2}
Keterangan:
Xi = butir pertanyaan ke-i untuk masing-masing variabel
Y = jumlah jawaban responden untuk masing-masing
variabel
n = jumlah responden
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan jika seluruh item telah valid. Teknik uji
reliabilitas yang digunakan adalah teknik korelasi belah-dua (split-half)
dengan formula Spearman-Brown (Singarimbun, 1995). Skor interval
item-item berurutan ganjil dijumlahkan sehingga diperoleh total skor
belahan ganjil. Demikian pula skor interval item-item berurutan genap
dijumlahkan sehingga diperoleh skor total belahan genap. Selanjutnya,
skor total belahan ganjil dan belahan genap dikorelasikan melalui
koefisien korelasi Pearson. Langkah kerja ini dilakukan setelah prosedur
BAB 10. Analisis Jalur 121
Gambar 3.1
Paradigma Lengkap Penelitian
Gambar 3.2
Hubungan antar Variabel X1dan X2, X1 dan X3, X2 dan X3
Keterangan :
X1 = variabel pelaksanaan pengendalian intern
X2 = variabel peran komite audit
X3 = variabel faktor internal organisasi
BAB 10. Analisis Jalur 123
2. Hipotesis 2 :
Gambar 3.3
Pengaruh Variabel X1, X2 dan X3, terhadap Y
Keterangan :
X1 = variabel pelaksanaan pengendalian intern
X2 = variabel komite audit
X3 = variabel faktor internal organisasi
Y = variabel tata kelola perusahaan
dimana:
P11 = ( PYX1 )2
P12 = PYX1 ● x 1 x 2 ● PYX2
P13 = PYX1 ● x1x 3 ● PYX 3
P1 = Total pengaruh variabel X1 terhadap Y
2) Tata kelola perusahaan (Y) dipengaruhi oleh Komite Audit (X2)
Pengaruh langsung dari X2 terhadap Y PYX2 ● PYX2 = ( PYX2 )2
Pengaruh tidak langsung melalui variabel X1 PYX2 ● x 1 x 2 ● PYX1
Pengaruh tidak langsung melalui variabel X3 PYX2 ● x 2 x 3 ● PYX 3
Total pengaruh variabel X2 terhadap Y P21 + P22 + P23 = P2
dimana:
P21 = ( PYX2 )2
P22 = PYX2 ● x 1 x 2 ● PYX1
P23 = PYX2 ● x 2 x 3 ● PYX 3
P2 = Total pengaruh variabel X2 terhadap Y
BAB 10. Analisis Jalur 125
dimana:
P31 = ( PYX 3 )2
P32 = PYX 3 ● x1x 3 ● PYX 1
P33 = PYX 3 ● x 2 x 3 ● PYX 2
P3 = Total pengaruh variabel X3 terhadap Y
R2YX1 X2X3 = P1 + P2 + P3
dimana:
P1 = total pengaruh X1 terhadap Y
P2 = total pengaruh X2 terhadap Y
P3 = total pengaruh X3 terhadap Y
dimana:
3. Hipotesis 3:
Pelaksanaan pengendalian intern, peran komite audit, faktor internal
organisasi, serta tata kelola perusahaan secara parsial dan simultan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
126 Metodologi Penelitian
Gambar 3.4
Pengaruh Variabel X1, X2 dan X3, serta Y terhadap Z
Persamaan struktural dari pengaruh variabel X 1, X2, X3, dan Y
terhadap Z adalah sebagai berikut:
dimana:
P11 = ( PZX1 )2
P12 = PZX1 ● x 1 x 2 ● PZX 2
P13 = PZX1 ● x1x 3 ● PZX 3
P14 = PZX1 ● x 1Y ● PZX 3
P1 = Total pengaruh variabel X1 terhadap Z
dimana:
P31 = ( PZX 3 )2
P32 = PZX 3 ● x1x 3 ● PZX1
P33 = PZX 3 ● x 2 x 3 ● PZX 2
P34 = PZX 3 ● Yx 3 ● PZY
P3 = Total pengaruh variabel X3 terhadap Z
dimana:
P41 = ( PZY )2
P42 = PZY ● x1y ● PZX1
P43 = PZY ● x 2 y ● PZX 2
P44 = PZY ● x 3 y ● PZX 3
P4 = Total pengaruh variabel Y terhadap Z
5 Nomor Halaman
Jenis angka dan peletakan nomor halaman untuk pengetikan
proposal skripsi adalah sebagai berikut:
130 Metodologi Penelitian
7 Penulisan Bilangan
Pedoman penulisan bilangan adalah sebagai berikut:
1) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang
bilangan dipakai secara berurutan seperti dalam perincian dan
pemaparan.
2) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika
perlu, susunan kalimat diubah, sehingga bilangan yang
dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada
awal kalimat.
3) Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja
(ditulis dengan huruf) sebagian supaya lebih mudah dibaca,
misalnya Rp 100 juta.
4) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus
dalam teks, kecuali di dalam dokumen resmi seperti akte dan
kuitansi.
BAB 11. Tata Penulisan Laporan Ilmiah 131
8 Kutipan
Mengutip tulisan dari pengarang lain, dalam penulisan proposal
skripsi, dapat dibenarkan (tidak dilarang). Ada beberapa yang perlu
diperhatikan dalam mengutip yaitu:
1) Hindari kutipan langsung yang terlalu panjang.
2) Pengutipan seperti sumber aslinya (kutipan langsung) dilakukan
apabila sangat perlu yaitu jika dengan kata-kata pengutip
sendiri akan memberikan pengertian yang berbeda.
3) Kutipan yang terlalu banyak dikhawatirkan akan mengganggu
kelancaran uraian dalam teks.
4) Kutipan yang diambil dari teks Bahasa Inggris sebaiknya dibuat
dengan huruf miring (italic)
Kutipan ada dua jenis, yakni:
1) Kutipan langsung yaitu menyalin persis seperti sumber aslinya.
Kutipan langsung dibedakan antara kutipan langsung pendek
dan kutipan langsung panjang. Kutipan langsung pendek adalah
kutipan-kutipan yang panjangnya tidak melebihi tiga baris
ketikan, sedangkan jika lebih dari tiga baris, disebut kutipan
langsung panjang.
Teknik penulisan kutipan langsung pendek yaitu dijalin dalam
teks 2 (dua) spasi dengan memberikan tanda petik diantara
bahan yang dikutip.
Contoh pada proposal skripsi:
akibatnya:
tabel, badan daripada tabel atau sel-sel yang ada dalam tabel,
Contoh:
Tabel 11.1.
Operasionalisasi Variabel Penelitian atas Pengendalian Biaya
dan Kinerja Keuangan
Judul Kolom
No Judul Kolom Judul Kolom Judul Kolom
1 Judul Baris
Sumber data : ……….Tahun
3) Pemberian Nomor dan Judul Tabel
Tabel diberi nomor urut berdasarkan bab. Contoh: Tabel 1.1.
artinya tabel berada pada Bab 1 dengan nomor urut 1, Tabel 1.2.
berada pada pada Bab 1 nomor urut 2. Tata urutan penomoran
pada bab berikutnya, disesuaikan dengan bab tersebut.
Misalnya tabel pada Bab 3 dituliskan Tabel 3.1. (tabel pada Bab
3, dan kembali dari nomor urut satu).
Judul Tabel ditulis di atas tabel dengan huruf besar pada setiap
permulaan kata-kata pokok. Nomor dan judul tabel ditulis pada
posisi tengah (center)
4) Ketentuan Lainnya
Contoh:
Buku
Satu Pengarang
Amin Widjaja Tunggal. 1996. Manajemen Keuangan dan Akuntansi,
Rineka Cipta, Jakarta.
Dua Pengarang
Davis, D., dan Cosenza, R.M. 1993. Business Research for Decision
Making, Belmont: PWS-KENT Publising Company.
Tiga Pengarang
Anthony, Robert N., John Dearden and Vijay Govindarajan. 1992.
Management Control System. Homewood, I1: Richard D
Irwin, Inc.
Jurnal/Penelitian Berkala
Beaver, William H. 2000. Econometric Propertis of Alternative
Security Return Method. Journal of Accounting Research 19: hal
163-184
Arif Ramelan Karseno. 2001. Analisis Tarif Telekomunikasi di
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Manajemen dan Akuntansi.
Vol 1(2): hal 191-201
Hasil Penelitian
Faisal Kasryno et al. 1981. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya
terhadap Distribusi Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja:
Kasus di Empat Desa di Jawa Barat. Bogor: Studi Dinamika
Pedesaan.
BAB 11. Tata Penulisan Laporan Ilmiah 137
Homepage
Purba, JH. 2001. Model Ekonometrika Kelapa Sawit Indonesia.
http://www.kopertis4.com (Diakses 5 Juni 2005)
REFERENSI
Catatan:
12 TUGAS
DOWNLOAD JURNAL
ILMIAH