Disajikan oleh:
Ita Purnama Alwi
J055201001
Perawatan kamuflase dengan biaya yang cukup terjangkau untuk mencapai hasil estetik tanpa pembedahan.
Pada lengkung maksila, direncanakan terjadi intrusi selama retraksi anterior dan dapat mengoreksi protrusi
dan open bite, termasuk rotasi mandibula, koreksi pada A-P dan diskrepansi vertical Molar ketiga akan
diekstraksi agar cukup mengintrusi molar dan kontrol vertikal, karena molar kedua rahang atas elongasi dan
Pada mandibula, morfologi, panjang akar, dan status periodontal pada gigi molar kedua dan ketiga dalam
keadaan normal. Jadi protraksi molar kedua dan molar ketiga menjadi pengganti dari hilangnya gigi molar
Gambar 6. Alignment akhir dan detailing setelah 29 bulan
Hasil Perawatan
Gambar 10. Superimposisi 3D CBCT pada basis kranial anterior. Upper panel: potongan midsagittal menunjukan long axis insisivus sentral kanan maksila. Lower
panel: potongan axial pada gigi dan setengah akar regio maksila, potongan frontal pada molar dan sagittal molar pertama dan potongan sagital melewati akar
bukal molar pertama kiri dan kanan regio maksila.
DISKUSI
• Perubahan posisi kondilus selama perawatan.
• Kondilus mengalami reposisi sedikit ke atas
dan ke arah posterior Tidak terdapat gejala
spesifik pada sendi temporomandibular.
• Berdasarkan perubahan posisi kondilus dan
pergerakan kompleks maka dilakukan
superimposisi tiga dimensi pada regio
mandibula.
• Molar kedua kanan menunjukkan protraksi
bodily, sedang molar kedua kiri menunjukkan
pergerakan akar yang besar.
• Tingkat vertikal pada gigi molar baik dan gigi
insisivus sedikit uprighted dan elongasi
(Gambar 11D-F)
Gambar 11. CBCT 3D basis kranial dan superimposisi 3D regio mandibula. Kondil kanan (A) memperlihatkan
terdapat pergeseran pada bagian dibandingkan dengan regio kanan (C) putih, awal: merah semitransparan, akhir.
Molar kedua awalnya hijau dan waran ungu selanjutnya (D,E,F)
Retensi dan stabilitas
Kesuksesan perawatan kamuflase pada kasus maloklusi klas II skeletal yang disertai open bite bergantung pada
kontrol yang tepat pada masalah A-P dan masalah secara vertikal.
Skema perawatan meningkatkan kompleksitas ketika keterbatasan jumlah gigi, seperti adanya premature loss pada
molar pertama dan atau masalah estetika yang dikombinasikan dengan masalah skeletal.
Kasus yang diilustrasikan telah berhasil mengatasi keterbatasan ini dengan metode pencabutan gigi selektif dan
penerapan biomekanika sederhana menggunakan TAD untuk protraksi molar, gerakan intrusi total dan kontrol torsi
gigi anterior.
Meskipun protraksi gigi molar dua menunjukkan adanya keterbatasan biomekanik dan biologis secara umum, namun
pasien dari kasus ini merupakan orang dewasa muda yang memiliki tulang alveolar relatif tebal di daerah edentulous
tanpa keterlibatan jaringan periodontal, dan morfologi dari molar kedua dan ketiga dapat disesuaikan, hal ini dapat
menunjukkan prognosis yang baik untuk dilakukan protraksi.
DISKUSI
• Protraksi menggunakan sistem full-arch dapat menyebabkan respon yang
kurang baik untuk gigi insisivus mandibula, maka digunakan teknik sectional
arch dengan menggunakan miniscrew pada premolar kedua sebagai
penjangkaran secara tidak langsung untuk menghasilkan pergerakan bodily,
laver arm dipasang pada tube dan gaya protraksi sebesar 150 g diberikan
secara langsung dari miniscrew yang sama.
• Keadaan intraoral secara garis besar modifikasi sesuai kebutuhan dengan
menyesuaikan ketinggian lever arm.
• Pada maksilla, molar kedua dicabut secara selektif sebagai pengganti molar
ketiga untuk meningkatkan efisiensi biomekanik.
• Molar kedua maksila merupakaan satu-satunya gigi yang yang berkontak
dengan ujung gigi geligi mandibula.
DISKUSI
Intrusi total pada lengkung maksila menginduksi rotasi counterclockwise pada mandibula
dan mengurangi ketinggian fasial sesuai yang diharapkan.
Pasien awalnya melaporkan ketidakstabilan oklusal akibat prematur kontak gigi posterior,
dan karena tidak adanya gejala yang berhubungan dengan sendi temporomandibular
selama perawatan, pemulihan oklusi mungkin berkontribusi pada reposisi kondilus.
Evaluasi yang tepat dari hasil akhir perawatan memastikan keefektifan pergerakan tiga
dimensi pada kedua lengkung maksila dan mandibula dengan hasil yang stabil dan
kepuasaan pada hasil tanpa intervensi bedah ataupun prostetik.
KESIMPULAN