MULTIDIMENSI
TF
PRINSIP SUPERPOSISI
Sifat linier dari persamaan Laplace mengharuskan bahwakombinasi linier dari solusi-solusinya
merupakan solusi juga, prinsip ini disebut Prinsip Superposisi. Dua contoh kasus di atas berkaitan
dengan persoalan yang hanya memiliki satu kondisi yang tak-homogen.
Suatu soal yang memiliki lebih dari satu syarat batas tak-homogen dapat dipisahkan menjadi suatu
himpunan yang terdiri dari soal-soal yang lebih sederhana, masing-masing memiliki geometri fisiknya
dan masing-masing memiliki hanya satu syarat batas tak-homogen. Solusi dari soal-soal sederhana
tersebut dapat disuperposisikan untuk menghasilkan solusi dari persoalan sebenarnya.
Perhatikan contoh berikut ini! Tentukan temperature di tengah dari gambar! Dua diantara kondisi batas
tak-homogen dapat dihilangkan dengan mendefinisikan Jadi soal yang dihasilkan dapat dipisahkan
menjadi dua sub soal.
y y y
200
℃ 𝜃
1= 0
1 1 1
x x x
1 00℃ 1 𝜃
1= 0 1 𝜃
2= 0 1
Gunakan persamaan , untuk posisi di titik tengah (1/2,1/2)
SOLUSI
Gambar (1),
y
Gambar (2),
𝜃
1= 0
1
𝜃 1=300℃ 𝜃
1= 0
x
𝜃
1= 0 1
y
1
𝜃
2= 0
x
𝜃
2= 0 1
FAKTOR BENTUK KONDUKTIF
Gambar di samping merepresentasikan pipa
To
yang dipanaskan dengan lapisan insulasi yang c
tebal. Permukaan dalam bertemperatur Ti dan d
permukaan luar bertemperatur To. Terjali aliran b
a
kalor dari dalam keluar (karena Ti > To)
atau
Teknik kedua untuk menentukan factor bentuk konduktif untuk suatu soal dua-dimensi
Dimungkinkan oleh fakta bahwa potensial listrik E juga mematuhi persamaan Laplace :
untuk kondisi-keadaan-tunak. Oleh karena itu, jika kondisi-kondisi batas untuk E serupa
dengan untuk temperatur dan jika geometri fisik dari soal yang dimaksud sama dengan soal
termal, maka garis-garis potensial listrik konstan juga merupakan garis-garis temperature
konstan. Analogi ini mengarah ke jenjang kotak-kotak kurvilinier yang lebih akurat
dibandingkan yang diperoleh melalui freehand plotting dan dengan demikian memberikan
nilai factor bentuk konduktif yang lebih baik.
ANALISIS NUMERIK
Perhatikan gambar di samping! Benda ini memiliki
ketebalan seragam L dalam arah sumbu z dan tidak
memiliki gradient temperature dalam arah tersebut.
Dengan memilih yang sesuai, benda tersebut terbagi
menjadi jejaring kotak-kotak, yang masing-masing
memiliki titik nodal tunggal ditengahnya. Kita lebih
mudah membayangkan perpindahan kalor di antara titik-
titik nodal saja, titik-titik ini terhubung oleh batang fiktif
yang berperan sebagai konduktor atau resistor dalam 4
3
Atau, jika kita memilih 1 n
2
Tuliskan himpunan persamaan temperature nodal untuk sebuah
jejaring enam-kotak untuk cerobong kotak yag ditunjukkan gambar di
contoh
samping! Asumsikan bahannya memiliki konduktivitas termal yang
seragam, temperature dalam seragam Ti = 300oC dan tempertau luar
seragam To = 100 oC. c’ b’
a
𝑥2
3. Buatlah tabel yang menunjukkan efek perubahan temperature -4 +1 0 +1
satu derajat pada satu nodal terhadap nilai-nilai residu. Fakta
bahwa perubahan unit “blok” memiliki efek yang sama pada +1 -4 +1 0
Fluks kalor
Tanda minus mengindikasikan bahwa perpindahan kalor terjadi kearah
negative x.
Silinder
Perhatikan sebuah silinder bulat panjang dengan konduktivitas termal konstan yang memiliki konversi
energi internal seragam per satuan volume, q’’’. Jika termperatur konstan, gradient azimuth adalah nol
selama keadaan tunak dan panjangnya menghindarkan terjadinya gradient temperature yang signifikan
di sepanjang sumbunya, . Persamaan dalam sistem silindris menjadi
Integrasi kedua
Bentuk non-dimensi dari distribusi temperature dengan melambangkan temperature garis tengah
dari batang Tc dan membentuk rasio
KONDISI BATAS KONVEKTIF
(hukum pendingan Newton)
Jika , maka 𝑇 1 𝑇 2
𝑇 𝑖 𝑇 𝑜
𝑅 𝑖 𝑅 𝑎 𝑅 𝑜
KETEBALAN KRITIS DARI
INSULASI SILINDRIS
Dalam banyak kasus resistansi termal sebuah pipa logam atau
dinding saluran dapat diabaikan jika dibandingkan denganyang 𝑇 𝑜
h= h́𝑜
diberikan oleh lapisan insulasi.
Selain itu, temperature dinding pipa seringkali hampir sama 𝜌
𝜌 𝑖
dengan temperature fluida di dalam pipa. Untuk satu lapisan pipa
insulasi, laju perpindahan kalor diberikan oleh
𝑇 𝑖
𝑇 =𝑇 𝑖
Sebagai fungsi dari, maka q/L memiliki nilai maksimum di (pipa)
Solusinya adalah
Satu kondisi batas , yang mengharuskan Tabel di bawah memberi solusi untuk 3 pilihan,
yang berguna untuk syarat batas kedua. Untuk kasus-3, adalah koefisien perpindahan kalor
rata-rata untuk area ujung, nilainya dapat berbeda dari
Kasus-1
Kasus-2
Kasus-3
Perhatikan gambar di samping! Asumsikan :
tidak ada variasi temperature di sepanjang kelilingnya
Solusi umumnya adalah
Di mana
Konstanta C1 dan C2 ditentukan oleh syarat batas,
Kondisi kedua mengasumsikan bahwa tidak ada rugi kalor dari ujung
sirip. Hal ini lebih sering terjadi pada annular daripada siri persegi 𝜌 1
panjang, karena luar permukaan bertambah dengan cepat dengan
𝑏 𝑇
𝑇 ∞
bertambahnya .
𝜌 2 𝜌 t
Setelah C1 dan C2 dihitung, maka
∆
𝜌
Di mana
𝑇 𝑏 z
Rugi kalor sirip per satuan lebar (arah z)
dapat diperoleh dengan aplikasi hukum t x 𝑇 ∞
Fourier
L
EFISIENSI SIRIP
Tujuan utama penggunaan sirip adalah meningkatkan efektifitas permukaan perpindahan kalor yang terekpos ke fluida
di dalam alat penukar kalor. Kinerja sirip seringkali diekspresikan dalam bentuk efisiensi sirip (
Di mana Af adalah luas total dari sirip, Ab luas permukaan dinding, tabung, dll. Lihat gambar!
Ekspresi analitis untuk dapat diperoleh untuk beberapa konfigurasi umum, misal sirip persegi tanpa rugi kalor
diujungnya, efisiensinya adalah