Anda di halaman 1dari 16

REBT

Rational-Emotive
Behavior Therapy
PENDAHULUAN

– REBT adalah pendekatan behavior kognitif yang


menekankan pada keterkaitan antara perasaan,
tingkah laku dan pikiran.
– Tujuan pendekatan ini: mengajak individu untuk
mengubah pikiran-pikiran irasionalnya ke pikiran
yang rasional melalui teori G-ABCDE.
Dikembangkan oleh Allbert Ellis melalui beberapa
tahapan Psikologi Konseling
ALBERT ELLIS
(1996, 2001)

– Dikenal dengan REBT atau RET (Rational Emotive


Behavior Therapy atau Rational Emotive Therapy)
– Sebenarnya, Ellis menganggap terapinya
mengandung unsur kognitif, humanistik,
constructivist, brief therapy dan behavioral
therapy.
– Latbel: psikoanalisis dan behavioral
Ide Dasar: 5 Pola Pikir
Irasional

– Hidup ini tidak adil


– Ini buruk sekali
– Saya tidak tahan lagi
– Saya harus dapatkan apa yang saya mau
– Saya tidak mampu melakukannya
PANDANGAN TENTANG MANUSIA

– Pendekatan REBT memandang manusia sebagai individu


yang didominasi oleh sistem berpikir dan sistem
perasaan yang berkaitan dalam sistem psikis individu.
Manusia dipandang memiliki 3 tujuan fundamental:
Untuk bertahan hidup (to survive)
Untuk bebas dari kesakitan (to be relatively free from
pain)
Untuk mencari kepuasan (to be reasonably satisfied or
content)
KONSEP DASAR
Proses Berpikir Manusia memiliki 3 tingkatan
berpikir:
berpikir tentang apa yg terjadi berdasarkan fakta
dan bukti (inferences),
mengadakan penilaian terhadap fakta dan bukti
(evaluation), dan
keyakinan terhadap proses inferences dan evaluasi
(core belief)
Sumber terjadinya masalah-masalah
emosional

evaluative belief (irrational belief), yang dikategorikan


menjadi 4:

Demands = Tuntutan
Awfulising = Penekanan
Low frustation tolerance (LFT)
Global evaluations of human worth
Tujuan
Terapi perilaku emotif rasional bertujuan
agar klien mampu meminimalkan gangguan
emosional dan perilaku dengan mengakui
kesalahan diri sendiri dari sisi filosofi yang
lebih realistis dan bisa diterapkan dalam
kehidupan.
Teori G-ABC

– G = Goals
– A = The Activating Event
– B = The Irrational Belief
– C = The Emotional Consequences
(depressed, anxious, frustrated,
discouraged, confused)
– D = Disputing irrational belief
– E = New Emotional Effect
CONTOH

Misalnya jika seseorang mengalami depresi setelah


bercerai, mungkin bukan perceraian itu sendiri
yang menyebabkan reaksi depresif tapi keyakinan
seseorang tentang kegagalan, ditolak, atau
kehilangan pasangan. Ellis akan mempertahankan
bahwa keyakinan tentang penolakan dan kegagalan
(pada titik B) adalah apa yang utama menyebabkan
depresi (pada titik C) dan bukan peristiwa yang
sebenarnya dari perceraian (di titik A).
TAHAP2 REBT

– Mulai dengan (A): tanyakan apa yang dirasa mengganggu


– Lihat apa reaksi emosional terhadap hal tersebut dan
berikan skala intensitasnya
– Identifikasi irrational belief
– Despute irrational belief-nya dg menantang asumsi-
asumsinya dan mendorong alasan yang lebih jelas
– Ases efek intervensi
– Jika perlu, ulangi proses dari awal
DESPUTING IRRATIONAL
BELIEF

– Mana buktinya kalau ini adalah benar?


– Siapa yang bilang bahwa ini harus seperti ini?
– Apakah itu logis?
– Jika ada kamera atau orang lain yang melaporkan,
apakah laporannya akan persis seperti yang anda
sampaikan pada saya?
– dsb
REBT vs CBT

REBT CBT
– Modify the – Modify client’s current
underlying core belief behavior
– Focus on evaluating – Focus on changing the
the irrational beliefes client’s behavior
– REBT is often highly – CBT places more emphasis
directive, persuasive on the client discovering
and confrontive misconceptions for
themself
SEKIAN…....
TERIMAKASIH…

Wassalam…….

Anda mungkin juga menyukai