Ekonomi Daerah
dalam Era Otonomi
Daerah
1. Sherina Lukito
(1821058)
2. Lidya Jufriyanti
(1821068)
3. Hendra (1821134)
Otonomi
Daerah
Pembangunan
Topik
Ekonomi
Pembahasan
Daerah
Beberapa Isu
Penting Lainnya
o m i
t on
O r ah
D a e
Definisi
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, yang telah diamandemen dengan UU No. 12
Tahun 2008, mendefinisikan OTDA sebagai hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Dasar Hukum Pelaksanaan OTDA
Berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
dan UU, yaitu:
a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 18 Ayat 1-
7, Pasal 18A ayat 1 dan 2, Pasal 18 B ayat 1 dan 2
b. Ketetapan MPR RI No. XV/MPR/1998
c. UU No. 22 Tahun 1999
d. Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/2000
e. UU No. 32 Tahun 2004
f. UU No. 33 Tahun 2004
g. UU No. 12 Tahun 2008
h. UU No. 23 Tahun 2014
Memperbaiki kesejahteraan
rakyat dengan cara
pengembangan suatu daerah
Utama yang disesuaikan dengan kondisi
pemerintah daerah dan potensi
dan kekhasan daerah masing-
masing.
Tujuan
Peningkatan pelayanan
Pelaksanaan masyarakat di daerah yang
OTDA semakin baik;
Pemerataan wilayah
Aspek
daerah;
Pembangunan
Ekonomi
Pemberdayaan
masyarakat daerah;
Pendapatan Pinjaman
Asli Daerah Daerah
(PAD)
Sumber
Sumber
Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah
Berdasarkan UU
Berdasarkan UU
No. 33 Tahun 2004
Pajak dan No. 33 Tahun 2004
retribusi daerah
Lain-Lain
UU No. 33 Tahun 2004 dan PP No. Rumus kebutuhan fiskal (KeF)
55 Tahun 2005, rumus DAU per
daerah dihitung dengan rumus:
KeF = TBD X (TP + LW + IPM terbalik) + IKK
DAU = AD + SF + PDRB
Keterangan: Keterangan:
AD: Alokasi dasar berdasarkan TBD: Total belanja Perda (Rp)
proyeksi belanja gaji PNS daerah TP: Total penduduk (%)
dalam setahun ke depan LW: Luas wilayah (%)
SF: Selisih antara kebutuhan fiskal IPM: Indeks Pembanguan Manusia (%)
dan kapasitas fiskal pemerintah IKK: Indeks Kemahalan Konstruksi (%)
daerah PDRB: Pendapatan Domestik Regional Bruto (%)
Pembang-
Indeks unan Laju
Pembangunan Pertumbuhan
Manusia Ekonomi PDRB
Daerah
Tingkat
Kemiskinan
1. Distribusi PDB Menurut Pulau
Struktur perekonomian Indonesia menurut wilayah ini
mengidentifikasikan bahwa pembangunan ekonomi di dalam
negeri masih timpang, disebabkan oleh distribusi jumlah populasi
yang tidak merata (sebagian besar di pulau Jawa), pembangunan
prasarana dan sarana pembangunan seperti infrastuktur dan
fasilitas pendidikan dan kesehatan yang jauh lebih baik di pulau
Jawa dibandingkan dengan, khususnya wilayah timur Indonesia,
SDM yang berkualitas di Indonesia kebanyakan tinggal & kerja di
pulau Jawa.
2. Laju pertumbuhan PDRB
Pembentukan atau pertumbuhan produk domestik regional bruto
(PDRB) adalah indikator utama ekonomi makro yang umum
digunakan untuk menganalisis perkembangan ekonomi wilayah di
indonesia. Walaupun pulau Jawa pembentukan PDB Indonesia
yang terbesar, tapi laju pertumbuhan PDRB-nya tidak selalu
tercatat sebagai yang tertinggi.
3. Tingkat kemiskinan
Perbedaan tingkat kemiskinan salah satu indikator penting mengenai perbedaan
hasil pembangunan ekonomi antar wilayah. Semakin baik pembangunan
ekonomi suatu wilayah (yang dicerimankan oleh laju pertumbuhan PDRB yang
tinggi dengan tingkat ketimpangan dalam distribusi pendapatan yang rendah),
semakin rendah tingkat kemiskinannya, faktor-faktor lokal lainnya yang juga
mempengaruhi, secara langsung maupun tidak langsung.
4. Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator penting
untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia. Indeks ini diperkenalkan
pertama kali oleh PBB, tepatnya oleh United Nations Development Programme
(UNDP) pada tahun 1990. Indeks ini menggambarkan bagaimana penduduk
suatu wilayah dapat menikmati suatu pembangunan dalam bentuk dapat
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
IPM dibentuk dari 3 dimensi dasar:
5. Umur panjang dan hidup sehat, yang digambarkan oleh angka harapan hidup
saat lahir
6. Pengetahuan, yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah.
7. Standar hidup layak, digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan,
yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.
Penyebab Perbedaan Pembangunan Ekonomi
antar Daerah Banyak faktor yang menyebabkannya, secara
langsung dan tidak langsung, perbedaan kinerja
dan hasil pembangunan ekonomi antar wilayah
selama ini di Indonesia. Misalnya, 2 penyebab
penting terjadinya perbedaan dalam laju
pertumbuhan ekonomi antardaerah, yaitu:
Perbedaan laju dalam pertumbuhan output dari
sektor kunci, misalnya sektor pertambangan di
Papua / sektor industri & pertanian di Pulau Jawa,
sangat dipengaruhi oleh perbedaan dalam banyak
hal termasuk infrastruktur, logistik, transportasi,
ketersediaan lahan, SDM yang berkualitas, dan
lainnya.
Perbedaan dalam pertumbuhan konsumsi
masyarakat disebabkan oleh perbedaan dalam
preferensi belanja masyarakat, pendapatan riil,
struktur populasi menurut gender, umur, dan
pendidikan, dan lainnya.
Isu Penting
Lainnya
Langkah Penting Lainnya
• Pasal 33 UUD’45 (mengatur tentang kelola SDA dan sektor-
sektor ekonomi di Indonesia) seharusnya dilakukan oleh
pemerintah Indonesia.
• Pada kenyatannya dikuasai asing dan hanya sedikit dikuasai
pemerintah
• Peraturan Menteri ESDM 32 Th 2016: ketentuan hak
partisipasi sebesar 10% pada wilayah migas
• Adanya Hilirisasi sehingga pemerataan ekonomi.
• Perusahaan SDA harus menaati AMDAL dan melakukan
CSR, serta melakukan laporan keuangan bulanan ke
pemerintah.
• Adanya UU No. 23 Th 2014: mengembalikan kekuasaan
pemerintah daerah ke pemerintah pusat yang dilakukan ke
pemerintah provinsi. Sehingga dapat melibatkan penduduk
lokal dalam pengekplorasian.