Oleh kelompok 1
Dosen : Ulfah Farah Lisa, SST., M.Keb
Anggota
1. Sharfina Hulwani 1810331001
2. Febby Aprilia 1810331004
3. Regina Dwi Anisa 1810331005
4. Suci Fauziah Ramadhan 1810331008
5. Nurhalimah 1810331013
6. Ihksanisa 1810333004
7. Hayatul Hasnah 1810333007
8. Hervina Winerti 1810333009
9. Ulin Azizah 1810333012
10. Milla Pelita Sintawati 1810333013
Pengertian Hipotemia
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36 C) pada
pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah
36,5ºC-37,5ºC (suhu aksila). Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena
dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir
dengan kegagalan fungsi jantung paru dan kematian (DepKes RI, 2007).
Klasifikasi
Stres dingin suhu antara 35,5-36,4°CàBila tubuh teraba hangat tapi ekstremitas
teraba dingin maka berarti bayi mengalami
Hipotermia sedang suhu antara 32-35,4°CàSedangkan bila tubuh dan
ekstremitas teraba dingin berarti bayi mengalami
Hipotermia berat apabila suhu kurang dari 32°C
GEJALA
Gejala hipotermia ringan
-Tubuh bayi dingin ketika disentuh
-Tampak lemah
-Kulit bayi tampak kemerahan
-Menyusu dengan buruk
-Pusing dan menggigil
-Hipoksia
Gejala hipotermia sedang
-Kesulitan mengoceh atau mengeluarkan suara
-Mengalami kesulitan bergerak
-Menggigil berlebihan dan tidak terkontrol
Gejala hipotermia berat
-Pupil melebar
-Kehilangan kesadaran
-Aktivitas bayi menurun secara signifikan
-Detak jantung bayi di bawah 60
-Kehilangan berat badan
-Denyut nadi menjadi samar dan terkadang sulit dideteksi
-EKG bayi mungkin tidak normal
PENCEGAHAN
1.Pastikan bayi selalu memakai pakaian kering dan
hangat. Jika perlu pakaikan topi.
2.Pastikan bahan pakaian menyerap keringat untuk
menghindari keringat berlebih selama bayi beraktivitas.
3.Pakaikan lapisan pakaian dalam yang longgar.
4.Seluruh tubuh bayi sebisa mungkin harus tetap kering
sepanjang hari.
Penatalaksanaan Awal
Bayi strees dingin: cari penyebabnya apakah popok yang basah, suhu pendingin ruangan
yang terlalu rendah, tubuh bayi basah, setelah mandi yang tidak segera dikeringkan atau ada
hal lain.
Bila diketahui hal-hal ini maka segera atasi penyebabnya tersebut. Untuk menghangatkan
bayi dilakukan kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibu sambil disusui, dan ukur ulang suhu
bayi setiap jam sampai suhunya normal. Bila suhunya tetap tidak naik atau malah turun maka
segera bawa ke dokter.
Bayi dengan suhu kurang dari 35,5°C mengalami kondisi berat yang harus segera mendapat
penanganan dokter. Sebelum dan selama dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan adalah terus
memberikan air susu ibu (ASI) dan menjaga kehangatan. Tetap memberikan ASI penting
untuk mencegah agar kadar gula darah tidak turun.
Apabila bayi masih mampu menyusu, bayi disusui langsung ke payudara ibu. Namun, bila
bayi tidak mampu menyusu tapi masih mampu menelan, berikan ASI yang diperah dengan
sendok atau cangkir.
Menjaga bayi dalam keadaan hangat dilakukan dengan kontak kulit ke kulit, yaitu
melekatkan bayi di dada ibu sehingga kulit bayi menempel langsung pada kulit ibu, dan ibu
dan bayi berada dalam satu pakaian. Kepala bayi ditutup dengan topi
DAFTAR PUSTAKA
1. Bustami, Lusiana El Sinta, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Bayi dan Balita. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
HIPERTERMIA
OLEH : Kelompok 2
Maryati, dkk. (2010). Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: CV. Trans
Info Media
Rukiyah & Yeyeh, dkk (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
Jakarta: TIM
Saputra, (2014). Pengantar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.
Surabaya : Binarupa Aksara.
Sudarti dan Fauzan, (2012). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
dan Anak Balita.
Yogyakarta : Nuha Medika.
HIPERGLIKEMIA PADA BAYI BARU
LAHIR
KELOMPOK 3
KELOMPOK 4
1. ANNISA NUR AL IZZA MH
2. MARSELA RUSTAM
3. KARITA AULIA TAMA
4. WAHDA MANDASARI
5. ZELMA REFMA
6. DIANA RIZKI AMELIA
7. ERNIS NUR PRISCA LAIYA
8. DYAH MAYA NAULI
9. PUTRI ENDAH FEBRI Y
Pengertian
• Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia di bawah 28 hari (Stoll, 2007).
Tetanus adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh Clostridium
tetani, dengan tanda utama kekakuan otot (spasme), tanpa disertai gangguan
kesadaran (Ismoedijanto, 2006).
• Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus yang
disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu bakteria yang mengeluarkan toksin
(racun) yang menyerang sistem saraf pusat (Saifuddin, 2001).
• Tetanus Neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi
berusia kurang dari 1 bulan) yang disebabkan oleh Clostridium Tetani, yaitu
kuman yang mengeluarkan toksik (racun) dan menyerang system saraf pusat ,
oleh karena adanya tetano-spamindari clostridium tetani. Tetanus juga dikenal
dengan nama Lockjaw,karena salah satu gejala penyakit ini adalah mulut yang
sukar dibuka (seperti terkunci).
PENYEBAB
• Clostridium Tetani, yaitu kuman yang bersifat anaerob (berkembang biak tanpa
oksigen) Kuman c.tetani bersifat anaerob, artinya kuman hidup dan berkembang
dengan pesat dalam lingkungan yang kurang atau tidak mengandung oksigen.
• Kuman ini dapat membuat spora yang tahan lama dan berkembang biak dalam luka
yang kotor atau jaringan nekrotik yang tidak ada oksigen. Satu-satunya pintu masuk
spora ini ke tubuh bayi adalah tali pusat yang dapat terjadi pada saat pemotongan
maupun pada waktu perawatan sebelum puput.
• Kuman ini membentuk spora-spora yang berbentuk batang, dengan ujung bulat
seperti tongkat penabuh drum. Spora tersebut bila tidak terpajan sinar matahari
dapat hidup berbulan-bulan bahkan beberapa tahun seperti didalam tanah. Sifat lain
dari spora ini adalah tahan dalam air mendidih selama 4 jam, tetapi mati bila
dipanaskan selama 20 menitpada suhu 121o C (dengan autoklaf)
TANDA DAN GEJALA
• Masa inkubasi 3-10 hari
• Gejala permulaan ialah kesulitan minum karena terjadi trismus
• Mulut mencucu sepereti ikan (harpermond) sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik
• Dapat terjadi spasmus otot yang luas dan kejang umum
• Lehar kaku dapat terjadi opisthotonus
• Dinding abdomen kaku, mengeras dan kadang-kadang terjadi kejang otot pernafasan
• Suhu meningkat
• Dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kabawah muka rhisus sardonikus
• Ekstremitas biasanya terulur dan kaku
• Tiba-tiba bayi sensitive terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-kadang menangis.
• Bayi rewel
• Kesukaran menelan akibat spasme otot laring
• Asfiksia dan sianosis akibat spasme otot pernafasan
• Bayi sadar dan gelisah
PATOFISIOLOGI
Kelainan patologik biasanya terdapat pada otak, pada sum-sum tulang belakang, dan terutama pada
nukleus motorik. Kematian disebabkan oleh asfiksia akibat spasmus laring pada kejang yang lama.
Selain itu, kematian dapat disebabkan oleh pengaruh langsung pada pusat pernapasan dan peredaran
darah. Sebab kematian yang lain adalah pneumonia aspirasi dan sepsis. Kedua sebab yang terakhir ini
mungkin sekali merupakan sebab utama kematian tetanus neonatorum di Indonesia.
DIAGNOSIS
Diagnosis Tetanus Neonatorum adalah trismus,kejang umum, dan mengkakunya otot merupakan gejala
utama Tetanus Neonatorum. Kejang dan mengkakunya otot dapat pula ditemukan pada meningitis,
trauma lahir, dll. Gejala trismus biasanya hanya terdapat pada tetanus.
KOMPLIKASI
• Gangguan pemenuhan nutrisi
• Gangguan pemenuhan oksigen
• Meningkatnya metabolisme tubuh
• Potensial terjadi gangguan saraf
• Potensial terjadi kelumpuhan otot-otot pernafasan
• Potensial terjadi infeksi
• Sering timbul komplikasi terutama bronkhopneumonia, asfiksia dan sianosis akibat obstruksi jalan
nafas oleh lendir/sekret, dan sepsis
PENATALAKSANAAN
Perawatan :
• Bayi sebaiknya dirawat oleh perawat yang cakap dan berpengalaman. Sebaiknya
disediakan satu orang perwat untuk seorang bayi. Bayi harus dirawat di tempat
yang tenang dengan penerangan dikurangi agar rangsangan bagi timbulnya kejang
kurang.
• Saluran pernafasan dijaga agar selalu bersih
• Harus tersedia Zat asam. Zat asam diberikan kalau terdapat sianosis, atau serangan
apnea, dan pada waktu ada kejang.
• Pemberian makanan harus hati-hati dengan memakai pipa yang dibuat dari
polietilen atau karet
• Kalau pemberian makanan per oral tidak mungkin, maka diberi makanan atau
cairan intravena
Pencegahan :
• Pencegahan yang paling baik adalah pemotongan dan perawatan tali pusat yang baik;
harus digunakan bahan dan alat yang steril. Pemberian vaksinasi dengan suntikan pada
ibu hamil dalam memberi proteksi pada bayi.
Pemberian antibiotic
• Untuk mengatasi infeksi dapat digunakan penisilin 200 000 satuan setiap hari diteruskan
selama 3 jam sesudah panas turun.
Pemberian Antitoksin
• Untuk mengikat toksin yang masih bebas dapat diberi A.T.S. (antitetanus serum) dengan
dosis 10 000 satuan setiap hari selama 2hari.
Mengatasi Kejang
• Dalam mengatasi kejang seorang bidan/ perawat harus cepat tanggap misalnya pada saat
bayi kejang dengan segera masukkan tong spatel yang sudah dibungkus kasa steril ke
dalam mulut bayi agar lidah tidak tergigit oleh giginya juga untuk mencegah agar lidah
tidak jatuh ke belakang menutupi saluran pernapasan. Kejang dapat diatasi dengan
mengurangi rangsangan timbulnya
“ASFIKSIA” PADA BAYI BARU
LAHIR
Kelompok 5
1. Aqilla Salsabela
2. Husnul fadillah
3. Resty sri handayani
4. Afifah thoharah
5. Oktria asnur
6. Raisya rahma
7. Cinta nabila
8. Fatia shofwah
9. Maulida khairunnisa
A. Asfiksia
d. Pemeriksaan diagnostik:
1.Analisa gas darah
2.Elektrolit darah
3.Gula darah
4.Baby gram (rontgen dada)
USG (kepala).
PENATALAKSANAAN
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir yang
bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa
yang mungkin muncul. Sebelum resusitasi dikerjakan, perlu diperhatikan:
1.Faktor waktu sangat penting.
2.Kerusakan yang timbul pada bayi anoksia/ hipoksia antenatal tidak dapat
diperbaiki.
3.Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan keterangan yang jelas tentang
faktor penyebab terjadinya depsesi penafasan pada bayi baru lahir.
4.Penilaian bayi baru lahir perlu dikenal baik, agar resusitasi yang dilakukan dapat
dipilih dan ditentukan secara tepat dan adekuat.
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan
yang dikenal dengan ABC resusitasi:
1.Memastikan saluran terbuka
a.Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal
23cm.
b.Menghisap mulut, hidung dan kadang trakea.
c.Bila perlu masukkan pipa endotracheal (pipa ET) untuk
memastikan saluran pernafasan terbuka.
2.Memulai pernafasan
a.Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan.
b.Memakai ventilasi tekanan positif (VTP) bila perlu seperti:
sungkup dan balon pipa ET dan balon atau mulut ke mulut
(hindari paparan infeksi).
3.Mempertahankan sirkulasi
a.Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
kompresi dada.
b. Pengobatan
Thank
You