Anda di halaman 1dari 20

Hukum Puasa

Kerangka Materi

• Definisi
• Sejarah diwajibkannya Puasa
• Landasan Syar’i
• Hikmah Puasa
• Keutamaan Puasa
• Macam-macam Puasa
• Syarat-syarat Puasa
• Sunnah-sunnah Puasa
• Yang Dimakruhkan dalam Puasa
• Yang Membatalkan Puasa
• Yang Diperbolehkan dalam Puasa
Definisi

• Puasa atau yang disebut “shiyaam dan shaum” dalam bahasa


Arab, secara etimologi berarti al-imsak (menahan diri) dari
sesuatu baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan.
• Pengertian ini bisa kita lihat dalam ayat Allah sebagi berikut;
 “maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu
melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku
telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka
aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari
ini".(QS 19:26)
• Dan secar terminology Ulama fikih sepakat mendefinisikan puasa
dengan “menahan diri dengan niat ta’abbud dari makan,
minum, hubungan biologis dan segala perbuatan yang
membatalkan sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya
matahari”.
Sejarah diwajibkannya Puasa

3 Periodisasi Puasa
• Periode 1 (2:183-184)
– Ketika di Madinah Rasulullah SAW berpuasa 3 hari setiap bulan (begitulah umat terdahulu) dan
hari Asyura sampai diwajibkan puasa Ramadhan
– Ada dua pilihan: boleh berpuasa dan boleh memberi makan orang miskin
• Periode 2 (2:185)
– Allah menetapkan puasa kepada penduduk yang muqim, dan memberi rukhshah kepada yang sakit
dan musafir
– Menetapkan cukup memberi makan orang miskin bagi yang lanjut usia yang tidak kuasa puasa
– Boleh makan, minum dan bergaul dengan istri sampai tidur
– Jika sudah tidur, maka semua itu tidak boleh lagi
• Periode 3 (2:187)
– Seorang anshar puasa sampai malam, sampai Isya belum buka, terus tertidur, ketika pagi bangun
langsung puasa lagi hingga kepayahan
– Umar ra mendatangi istrinya setelah tidur
– Akhirnya dihalalkan semua itu sampai waktu fajar (shubuh)
Landasan Syar’i
• Hukum wajib berpuasa pada bulan Ramadlan didasarkan kepada
beberapa sumber hokum Islam, yaitu Al-Quran, As-Sunnah dan Al-Ijma’
• Al-Quran
–  “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS 2:183)
• As-Sunnah
– Hadits Jibril yang bertanya kepada Rasulullah tentang “al-Islam” (HR Al-Bukhari
Muslim)
– “Islam dibangun di atas lima dasar; bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan selain Allah
dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
menjalankan ibadah haji dan puasa Ramadlan.” (Muttafaqun Alaih)
•  Al-Ijma’
– Semua Ulama sepakat bahwa berpuasa pada bulan Ramadlan hukumnya fardlu Ain
yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang telah memenuhi sarat wajib dan
sahnya berpuasa.
Hikmah Puasa: RUHIYAH

1. Penguatan iman dan ketakwaan


2. Melahirkan bentuk ketundukan secara
totalitas
3. Menahan diri dari mengikuti hawa nafsu
4. Medan pelatihan kesabaran, kejujuran dan
kedisiplinan
Hikmah Puasa: IJTIMA’IYAH

1. Melahirkan rasa solidaritas yang tinggi sesama


muslim
2. Sebagai media pemersatu ummat, karena semua
muslim melakukan ibadah ini secara bersamaan
dan serentak
3. Mempererat tali ukhuwah islamiah
4. Membiasakan menjalankan aturan-aturan ilahiah
atau menumbuhkan kedisiplinan dalam merspon
hokum-hukum Islam
5. Mengeleminir tinadakan kriminal dan bentuk-
bentuk kemaksiatan
Hikmah Puasa: SHIHIYYAH

1. Membersihkan kembali usus-usus


2. Memperbaiki alat pencernaan
3. Mengurangi berat badan
4. Menjaga hukum keseimbangan badan

“Berpuasalah kamu, niscaya kamu kan sehat”


(HR Abu Dawud, Abu Nu’aim dan dihasankan
As-Suyuthi)
Keutamaan Puasa

1. Media peleburan dosa-dosa kecil


– “Shalat lima waktu, sahlat Jum’at ke Jum’at yang lain, Ramadlan ke Ramadlan yang
lain mampu melebur dosa-dosa yang ada diantaranya selama dijauhi dosa-dosa
besar.” (HR Muslim)
– “Barang siapa yang berpuasa Ramadlan karen iman dan hanya mencari ridlo Allah
semata, maka dosa-dosanya yang berlalu akan diampuni.” (Muttafaqun alaih)
2. Benteng api neraka
– “Barang siapa yang berpuasa sehara karena Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan
menjauhkan wajahnya dengan puasa tersebut dari api neraka selam tujuh puluh
atahun.” (Muttafaqun alaih)
– “Puasa adalah benteng dari api neraka bagaikan benteng kamu di dalam peperangan.”
(HR Ahmad dan yang lain)
3. Sarana dikabulkan do’a
– “Sesungguhnya do’a menjelang berbuka bagi orang yang sedang berpuasa tidak
pernah ditolak.” (HR Ibnu Majah dan al-Hakim)
4. Sarana mendapatkan pintu “Ar-Rayyan”
– “Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut “Ar-Rayyan”, yang
mana semua orang yang berpuasa masuk dari pintu tersebut pada hari kiamat. Dan
selain mereka tidak diperbolehkan masuk dari pintu tersebut…” (HR Muttafaqun alaih)
Macam-macam Puasa

• Ditinjau dari segi taklifi:


1. Puasa wajib
2. Puasa sunnah
3. Puasa makruh
4. Puasa haram
Puasa Wajib

• Puasa Ramadlan (QS 2;!83)


• Puasa Qodla Ramadlan (QS 2;!84)
• Puasa Nadzar
• Puasa Kafarat (QS 58:4)
Ancaman Bagi yang Sengaja Tidak
Puasa Ramadlan
1. “Ikatan Islam dan dasar-dasar agama ada tiga, di atasnya ditegakkan
Islam, maka barang siapa yang meninggalkan satu dari tiga tersebut
niscaya ia kafir dan halal darahnya; bersaksi bahwasanya tiada tuhan
selain Allah, shalat lima waktu dan puasa Ramadlan.” (HR Abu Ya’laa,
Ad-Dailamy dan disahihkan Ad-Dzahaby)
2. “Barang siapa yang tidak puasa satu hari dari Ramadlan dengan tanpa
rukhshah yang telah diberikan Allah, maka seandainya ia puasa satu
tahun penuh niscaya tidak akan bisa menggantikannya.” (HR Abu
Dawud, Ibnu Majah dan At-tirmidzy)
3. Imam Ad-Dzahaby berkata: “Suatu ketetapan yang berlaku bagi orang-
orang beriman (Ulama Islam) adalah “Barang siapa yang
meninggalkan puasa Ramadlan tanpa sakit maka lebih buruk dari pada
zina dan mabuk-mabukan. Bahkan orang ini diragukan keimanannya
dan diduga ateis (zindik) dan telah terurai ikatan Islam.”
Puasa Sunnah

1. Hari Arafah (tanggal 9 Dzul Hijjah bagi muslim yang tidak menunaikan
ibadah haji): “Berpuasa pada hari Arafah mampu melebur dosa-dosa
selama dua tahun, setahun yang berlalu dan setahun yang akan
datang dan berpuasa pada tanggal sepuluh Muharram mampu
melebur dosa setahun yang telah berlalu.” (HR Muslim)
2. Hari Asyura (tanggal 10 Muharram) dan Tasu’a (tanggal 9 Muharram):
“…apabila (bertemu) dengan tahun yang akan datang –Insya Allah-
kami berpuasa pada hari kesembilan (Muharram).” (HR Muslim)
3. Enam Hari dari Bulan Syawwal
4. Bulan Sya’ban
5. Sepuluh Pertama dari Bulan Dzul Hijjah (kecuali Hari Raya Idul Adlha)
6. Bulan Muharram
7. Hari-hari Putih (tanggal 13,14 dan 15 setiap bulan qomariah)
8. Senin Kamis
9. Puasa Dawud (sehari puasa sehari buka)
10. Puasa untuk menahan nafsu bagi membujang
Puasa Makruh

1. Puasa Arafah bagi yang wuquf di Arafah


2. Mengkhususkan puasa hari Jum’at
3. Mengkhususkan puasa hari Sabtu
4. Puasa pada pertengahan Sya’ban
5. Puasa Wishal (menggabungkan dua hari tanpa
berbuka)
6. Puasa hari Syak (tanggal 30 Sya’ban)
7. Puasa Dahr (Menahun)
8. Puasanya wanita yang tidak izin kepada suaminya
Puasa Haram

1. Puasa pada dua hari Raya (Idul Fitri dan


Idul Adlha)
2. Puasa hari-hari Tasyriq
3. Puasanya Oarang yang haidl dan sedang
nifas
Syarat-syarat Puasa

Tidak semua orang harus melakukan ibadah puasa, kecuali telah


memenuhi sarat-sarat berikut ini;
1. Islam, puasa tidak sah dilakukan oleh orang-orang kafir
2. Baligh, anak-anak yang belum mencapai usia baligh tidak wajib
melakukan ibadah puasa, akan tetapi apabila ia berpuasa maka
hukumnya sah
3. Berakal, orang-orang yang tidak berakal seperti orang gila, sakit ayan
dan yang hilang akalnya tidak diwajibkan melakukan ibadah puasa.
Rasulullah Saw bersabda: “Qolam (beban hokum itu) dihilangkan dari
tiga golongan; orang yang gila sampai ia sembuh, orang yang tidur
sampai ia bangun dan anak kecil sampai ia baligh.” (HR Ahmad adan
Abu Dawud)
4. Sehat dan mukim (tidak wajib bagi yang sakit dan musafir) (QS 2:184)
Sunnah-sunnah Puasa

1. Menyegerakan berbuka
– “Manusia (yang berpuasa) senantiasa dalam kebaikan selama mereka
menyegerakan berbuka.” (HR Muttafaqun Alaih)
– “Sesungguhnya Rasulullah tidak melakukan shalat maghrib dulu sehingga ia
berbuka, meskipun dengan setegukan air.” (HR At-Tirmidzi)
2. Berbuka dengan ruthab (kurma tangkai yang masih muda),
kurma dan atau air
3. Berdo’a menjelang berbuka: ‫اللهم لك صمنا و على رزقك أفطرنا فتقبلمنا‬
‫إنك أنت السميع العليم‬
4. Sahur dan mengakhirkan sahur
– “Bersahurlah kamu, karena sesungguhnya sahur itu mengandung
keberkahan.” (HR Muttafaqun Alaih)
– “Ummatku senantiasa dalam kebaikan selama menyegerakan buka dan
mengakhirkan sahur.” (HR Ahmad)
Yang Dimakruhkan dalam Puasa

1. Berlebihan dalam berkumur dan menyedot air


dengan hidung
2. Mencium istri disertai dengan syahwat
3. Memperhatikan istri dengan pandangan syahwat
4. Menghayal hubungan suami istri
5. Menyentuh wanita dengan tangan dan jasad
6. Menggigit-gigit sesuatu yang dikuwatirkan masuk
ke tenggorakan
7. Mencicipi masakan
8. Berbekam
Yang Membatalkan Puasa

1. Masuknya sesuatu ke dalam lambung melalui


lubang-lubang yang memeiliki saluran khusus
dengannya seperti anus, vagina, hidung, telinga
dan lain-lain
2. Keluarnya mani (seperma) akibat pandangan,
khayalan, ciuman dan sentuhan
3. Sengaja muntah
4. Makan minum (dipaksa maupun tidak, menduga
masih malam dan atau masuk maghrib)
5. Berhubungan suami istri di siang hari
Yang Diperbolehkan dalam Puasa

1. Siwak atau menggosok gigi


2. Berendam di dalam air
3. Jima’ (berhubungan suami istri) sepanjang malam
sampai munculnya fajar
4. Berobat denagn cara disuntik pada tempat yang
tidak ada hubungan secara langsung dengan
lambung
5. Semalaman dalam keadaan junub
6. Menggunakan parfum
7. Makan minum dalam keadaan lupa

Anda mungkin juga menyukai