Anda di halaman 1dari 46

Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita

di Layanan Rawat Jalan

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 1


Analisis Situasi Status Gizi Balita di Banten
Provinsi Banten
Kurang gizi akut berdasarkan klasifikasi WHO

• Balita dengan indeks • Balita dengan indeks


BB/PB atau BB/TB di BB/PB (atau BB/TB)
antara -3 SD sampai BALITA
kurang dari -3 SD atau
Balita kurang dari -2 SD, GIZI • Pengukuran LiLA <
atau BURUK 11,5 cm (usia 6-59
gizi
• Usia 6-59 bulan : bulan) atau
kurang Pengukuran LiLA • edema bilateral yang
berada di antara 11,5 bersifat pitting (tidak
cm sampai kurang kembali setelah
dari 12,5 cm. ditekan).
Dampak Kekurangan Gizi pada Balita

Kerangka hubungan antara faktor penyebab kekurangan gizi pada ibu dan anak berdasarkan modifikasi
kerangka penyebab masalah gizi Unicef 1990

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 6


Komitmen Pemerintah dalam
Penanggulangan Gizi Buruk pada Balita

Komunikasi/ Pelayanan gizi buruk melalui


Peningkatan Therapeutic Feeding Centre
kapasitas petugas Informasi /
(TFC) dan Community Feeding
dalam tata laksana Edukasi Gizi Centre (CFC) sebagai pusat-
balita gizi buruk pusat pemulihan gizi

Peningkatan
Peningkatan
Cakupan Pemberian makanan
Cakupan tambahan (PMT)
Penimbangan
Penimbangan pemulihan bagi balita
Balita
Balita (untuk
(untuk dengan gizi kurang
deteksi
deteksi dini)
dini)
Empat komponen Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi

1 Penggerakan peran serta aktif masyarakat

Layanan rawat jalan balita (6-59 bulan) dengan gizi buruk


2 tanpa komplikasi dilakukan di fasilitas kesehatan primer

Layanan rawat inap untuk semua bayi berusia < 6 bulan dengan gizi

3 buruk (dengan/tanpa komplikasi), balita 6-59 bulan dengan


komplikasi, dan balita > 6 bulan dengan berat badan < 4 kg

Layanan balita dengan gizi kurang


4
Selain empat komponen tersebut, PGBT juga didukung oleh pelayanan dan program untuk
mencegah kekurangan gizi serta mengobati penyakit infeksi pada balita, seperti program
pemberian vitamin A, imunisasi, dan pemberian obat cacing.
Manajemen Tata Laksana Gizi Buruk

9
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Alur penapisan
balita gizi buruk

10
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
ALUR PELAYANAN
Surveilens sosial, kesehatan, pangan dan gizi
KELUARGA MASYARAKAT dan LINTAS PELAYANAN
SEKTOR KESEHATAN

SELURUH KELUARGA Sehat, BB Naik (N)


1. Penyuluhan/Konseling Gizi;
a. ASI eksklusif dan MP-ASI
Intervensi b. Gizi seimbang
jangka c. Pola asuh ibu dan anak POSYANDU
menengah 2. Pemantauan pertumbuhan • Penimbangan
BGM, Gizi buruk, sakit
/ panjang anak
3. Penggunaan gar am beryodium emua balita (D)
4. Pemanfaatan pekarangan Balita • Konseling
BB Tidak
5. Peningkatan daya beli Punya • Suplementasi
gizi naik (T),
KMS
Intervensi • Pelayanan Gizi
KELUARGA MISKIN kurang Puskesmas
jangka kesehatan dasar
pendek, 6. Bantuan pangan darur at;
a. PMT balita, ibu hamil CTC/TFC TFC/PtPG
darurat
b. Raskin
• PMT Pemulihan Rumah Sakit
Sehat , BB Naik (N)
• Konseling
CTC: Pos Pemulihan Gizi
Sembuh, tidak perlu Sembuh perlu PMT
TFC: Pusat Pemulihan Gizi PMT
46
Surveilens sosial, kesehatan, pangan dan gizi

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 11


Pelayanan Rawat Jalan pada
Balita Gizi Buruk

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 12


Layanan Rawat Jalan Balita Gizi Buruk
(1)
Balita gizi buruk yang dirawat di layanan rawat jalan dapat
merupakan:
•Kasus baru balita gizi buruk 6 – 59 bulan, termasuk kasus
relaps.
•Rujukan dari layanan rawat inap. Balita gizi buruk yang
memenuhi syarat untuk pindah rawat dari rawat inap ke
rawat jalan untuk melanjutkan perawatan gizi hingga
sembuh.
•Kasus lama:
• Masuk kembali setelah drop-out.
• Pindahan dari layanan rawat jalan lain.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 13
Layanan Rawat Jalan Balita Gizi Buruk
(2)
• Layanan rawat jalan dapat dilakukan di Puskesmas/Pustu.
• Puskesmas/Pustu yang dapat memberikan layanan balita gizi buruk:
– Tenaga kesehatan sudah mendapat pelatihan pencegahan dan
tatalaksana balita gizi buruk.
– Fasilitas kesehatan memiliki logistik yang dibutuhkan, termasuk:
 Alat antropometri (alat ukur panjang/tinggi badan, alat timbang
dan pita LiLA) sesuai standar
 RUTF atau bahan F100
 Home economic set
 Obat-obat rutin (seperti antibiotika, obat cacing) sesuai protokol

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 14


Layanan Rawat Jalan Balita Gizi Buruk (3)
Segera lakukan pemeriksaan saat balita gizi buruk yang tampak
sakit dirujuk atau dibawa ke fasilitas kesehatan.

Gunakan
Gunakanpendekatan
pendekatanMTBS
MTBSuntuk
untukmenilai
menilaitanda
tandabahaya
bahaya
umum
umumdan
dankedaruratan
kedaruratanmedis
medispada
padabalita
balitasakit.
sakit.
Bila ditemukan tanda bahaya atau kondisi kedaruratan medis,
lakukan tindakan segera sesuai protokol tata laksana balita gizi
buruk sebelum dilakukan pemeriksaan lengkap dan/atau dirujuk
fasilitas kesehatan lebih tinggi.

Bila
Bilatidak
tidakada
adakondisi
kondisikedaruratan
kedaruratanmedis,
medis,lakukan
lakukan
pemeriksaan
pemeriksaanlengkap,
lengkap,termasuk
termasukpengukuran
pengukuranantropometri,
antropometri,
edema
edemabilateral
bilateraldan
dantes
tesnafsu
nafsumakan
makansesuai
sesuaiprotokol.
protokol.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 15
a. Konfirmasi Status Gizi

1)
1)Menyampaikan
Menyampaikanpenjelasan
penjelasankepada
kepadakeluarga
keluargatentang
tentang
prosedur
proseduryang
yangakan
akandilakukan.
dilakukan.

2)
2)Melakukan
Melakukanantropometri
antropometridan
danpitting
pittingedema
edemabilateral
bilateral
a)
a) Timbang
Timbangberat
beratbadan
badan
b)
b) Ukur
Ukurpanjang/tinggi
panjang/tinggibadan
badan
c)
c) Ukur
UkurLiLA
LiLA(6(6––59
59bulan)
bulan)
d)
d) Periksa
Periksapitting
pittingedema
edemabilateral
bilateral

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 16


KLASIFIKASI KURANG GIZI AKUT
Berdasarkan Indeks Antropometri dan Edema Bilateral

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 17


Layanan Rawat Jalan Balita Gizi Buruk
(4)
Salah satu kriteria balita gizi buruk dapat dirawat di
layanan rawat jalan adalah nafsu makan baik.

Lakukan tes nafsu makan sesuai protokol untuk


menentukan apakah balita mempunya nafsu makan baik
atau tidak.
Tes nafsu makan dilakukan dengan menggunakan RUTF
atau F100 saat balita pertama kali dirujuk/dibawa ke
fasiltas kesehatan.

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 18


Tes Nafsu Makan
• Tes nafsu makan dilakukan sebelum pasien menjalani terapi gizi
dengan menggunakan RUTF atau F100 sesuai dengan rencana
terapi.
• Tes dilakukan paling cepat 2 jam setelah makan.
• Cari tempat yang tenang ketika melakukan tes nafsu makan.
• Jelaskan pada ibu/pengasuh tujuan tes nafsu makan dan
bagaimana tes akan dilakukan.
• Dorong ibu/pengasuh untuk tidak terburu-buru dan terus
membujuk balita dengan lembut.

Hasil
Hasiltes
tesnafsu
nafsumakan
makan
-Nafsu
-Nafsumakan
makanbaik rawat
baik rawatdidilayanan
layananrawat
rawatjalan
jalan
-Nafsu
-Nafsumakan
makanburuk
burukrawat
rawatdidilayanan
layananrawat
rawatinap
inap
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 19
Tes Nafsu Makan dengan RUTF (1)
Langkah tes nafsu makan dengan RUTF

•Minta pengasuh untuk mencuci tangan dengan sabun, mencuci


muka dan tangan anak dengan sabun.
•Pastikan kemasan RUTF bersih sebelum melakukan tes nafsu
makan.
•Biarkan anak bermain dengan kemasan RUTF dan menjadi
terbiasa/nyaman dengan lingkungan sekitar.
•Sediakan air minum yang bersih dan sudah dimasak bagi anak
selama tes nafsu makan
•Remas kemasan sebelum digunakan  Buka  Tekan dan
makan.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 20
Tes Nafsu Makan dengan RUTF (2)
• Minta pengasuh untuk duduk nyaman dengan anak di pangkuan
mereka dan berikan RUTF langsung dari kemasan atau ambil RUTF
di jari dan gunakan jari untuk memberikan RUTF kepada anak.
• Jika anak menolak, maka pengasuh sebaiknya mencoba terus untuk
membujuk anak secara perlahan dan tidak buru-buru.
• Tes biasanya berlangsung sebentar, tapi jika anak merasa tertekan,
mungkin akan butuh waktu lebih lama. Anak seharusnya tidak
dipaksa untuk makan RUTF.
• Amati (tes sebaiknya diamati oleh tenaga kesehatan) dan catat hasil
tes.
• RUTF yang digunakan untuk tes nafsu makan dikurangi dari
jatah yang dibawa pulang.
• Tes nafsu makan dilakukan pada
Pencegahan dan setiap
Tata Laksana Gizi Buruk kunjungan.
pada Balita
21
Tes Nafsu Makan dengan RUTF (3)
Untuk menentukan bahwa nafsu makan anak baik selama tes nafsu makan (30
menit – 1 jam), anak harus menghabiskan RUTF sesuai jumlah berikut:

Jumlah RUTF yang harus dikonsumsi


Berat Badan Anak selama tes nafsu makan (bungkus)
Minimal Maksimal
< 4 kg 1/8 1/4
4 – 6,9 kg 1/4 1/3
7 – 9,9 kg 1/3 1/2
10 – 14,9 kg 1/2 3/4

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 22


Mengukur Porsi RUTF

Sumber: A Training of Trainers on the Philippine Integrated Management of Acute Malnutrition (PIMAM) for
Children under Five Years of Age
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 23
Tes Nafsu Makan dengan RUTF (4)
Hasil Tes Nafsu Makan dengan menggunakan RUTF

Anak dapat menghabiskan jumlah RUTF yang ditentukan


Baik untuk lulus tes, anak makan RUTF dengan lahap dan
terlihat ingin makan terus.

Anak mengonsumsi RUTF dengan bujukan terus menerus


Buruk
dari pengasuh atau menolak makan RUTF.

*Jika tes nafsu makan dengan RUTF hasilnya buruk, dapat dilakukan tes nafsu
makan dengan F100. Jika hasil tes nafsu makan dengan F100 juga hasilnya buruk,
maka balita harus dirujuk.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 24
Tes Nafsu Makan dengan F100 (1)

Apabila
Apabilatidak
tidaktersedia
tersediaRUTF
RUTFdandanterapi
terapigizi
giziakan
akanmenggunakan
menggunakanF100,
F100,
maka
makates
tesnafsu
nafsumakan
makandilakukan
dilakukandengan
denganmenggunakan
menggunakanF100
F100

Langkah tes nafsu makan dengan F100:


a.Ibu diberi penjelasan tentang prosedur tes nafsu makan
b.Hitung dan siapkan dosis F100 untuk keperluan sehari sesuai berat
badan
c.Siapkan satu dosis F100 untuk satu kali pemberian saat itu (1/6 dari dosis
harian).
d.Berikan dosis F100 pertama (1/6 dari dosis harian) pada balita secara
perlahan, balita dapat meminum sendiri F100 nya atau minta ibu/pengasuh
memberikan F100 kepada balita.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 25
Tes Nafsu Makan dengan F100 (2)

e. Bila balita menolak, minta ibu/pengasuh untuk membujuk balita


secara perlahan dan tidak terburu-buru.
f. Amati proses dan catat hasilnya.
g. Sisa dosis (5 bungkus) F100 diberikan kepada ibu/pengasuh untuk
diberikan di rumah. Minta ibu untuk mencatat jumlah F100 yang
tersisa/ tidak dihabiskan.
h. Minta ibu/pengasuh untuk kembali membawa balita ke layanan
rawat jalan esok harinya dengan membawa kemasan kosong F100
dan catatan sisa F100.

Nafsu
Nafsumakan
makanbalita
balitadikatakan
dikatakanbaik
baikjika
jikabalita
balitadapat
dapatmenghabiskan
menghabiskan
80%
80%dari
daritarget
targetF100
F100dalam
dalamsehari
seharisesuai
sesuaiberat
beratbadan.
badan.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 26
Alur Penapisan Balita Gizi Buruk

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 27


Pengelompokan Kasus

Balita gizi buruk yang langsung dirawat di layanan rawat


jalan, bila memenuhi kriteria sebagai berikut:

Balita
Balita66––59 59bulan,
bulan,dengan
dengan
•• BB/PB
BB/PBatau
atauBB/TB
BB/TB<<-3 -3SD
SDdan/atau
dan/atau
•• LiLA
LiLA<<11,5
11,5cm
cmdan/atau
dan/atau
•• Pitting
Pittingedema
edemabilateral
bilateralderajat
derajat+1
+1atau
atau+2,
+2,
dan
dan
•• Nafsu
Nafsumakan
makanbaik,
baik,dan
dan
•• Tanpa
Tanpakomplikasi
komplikasimedis
medis
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 28
b. Prosedur Layanan Rawat Jalan pada
Balita Gizi Buruk
1 2 3 4 5 6 7

Pemeriksaan Konseling tentang


Pemberian obat
fisik secara cara pemberian
sesuai hasil
umum dan RUTF atau F100 dan
pemeriksaan
khusus makanan padat gizi

Mencatat hasil
Anamnesis
Pemeriksaan layanan dalam
riwayat Menghitung
penunjang rekam medis dan
kesehatan kebutuhan gizi
sesuai indikasi formulir rawat
balita
jalan
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 29
Kebutuhan Gizi Balita Gizi Buruk

Jumlah zat gizi yang


Pemenuhan kebutuhan
diperlukan sebagai
gizi dapat diperoleh dari:
terapi gizi:
•Ready To Use
Energi: 150-220
Therapeutic Food (RUTF)
kkal/kgBB/hari
atau F100
Protein: 4-6 g/kgBB/hari
SERTA
Cairan: 150-200
•makanan padat gizi
ml/kgBB/hari

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 30


Kebutuhan Gizi Balita Gizi Buruk (1)
Bila dengan RUTF
• Siap dimakan
• Padat gizi setara dengan F100
• Diperkaya dengan vitamin dan mineral
• Untuk balita gizi buruk ≥ 6 bulan (rekomendasi WHO)

Jumlah kebutuhan RUTF (500 kcal/92 g atau 1 bungkus) per kg berat badan
balita Berat badan balita (kg) Paket per hari Paket per minggu Kkal per
hari
3,5 – 3,9 1½ 11 750
4,0 – 5,4 2 14 1.000
5,5 – 6,9 2½ 18 1.250
7,0 – 8,4 3 21 1.500
8,5 – 9,4 3½ 25 1.750
9,5 – 10,4 4 28 2.000
10,5 – 11,9 4½ 32 2.250
≥ 12 5 Gizi Buruk pada Balita 35
Pencegahan dan Tata Laksana 2500 31
Kontrol Rutin pada Layanan Rawat Jalan

Pada saat balita sudah mencapai status gizi baik (BB/TB ≥ -2


SD) maka pemantauan pertumbuhan dilakukan secara rutin
setiap bulan
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 32
Kunjungan
Minggu ke Jenis kunjungan
Minggu 1 Kunjungan awal/ke-1
Minggu 2 Kunjungan ke-2
Minggu 3 Kunjungan ke-3
Minggu 4 Kunjungan ke-4
Minggu 5 Kunjungan ke-5
Minggu 10 Kunjungan ke-10
Minggu 12, dst.. Kunjungan ke-12, dst..
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 33
Prosedur Kunjungan Ulang (1)
Tindakan Kunjungan ke-2, ke-3, Kunjungan ke-1, ke-5,
ke-4, ke-6, ke-7, dst. ke-9 dst*
Antropometri:
Berat badan √ √
LiLA √ √
Tinggi Badan √
Lingkar Kepala √
Cek pitting edema bilateral √ √
Kondisi klinis √ √
Tes nafsu makan (RUTF) √ √
*) Tentukan z-score BB/PB atau BB/TB

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 34


Prosedur Kunjungan Ulang (2)
Penilaian kemajuan terapi
•Kenaikan berat badan cukup
•Bila ada edema, maka edema berkurang atau hilang
•Kondisi klinis lainnya membaik

PENILAIAN KENAIKAN BERAT BADAN


• Kurang: kenaikan BB < 5 g/kg BB/hari
• Cukup: kenaikan BB 5-10 g/kg BB/hari
• Baik: kenaikan BB > 10 g/kg BB/hari
ATAU
• Kurang: kenaikan BB < 50 g/kg BB/per minggu
• Baik: kenaikan BB ≥ 50 g/kg BB/per minggu

Balita gizi buruk dengan edema bilateral mungkin akan terjadi penurunan
berat badan pada minggu awal karena berkurang atau hilangnya cairan
edema Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 35
Prosedur Kunjungan Ulang
(3)
Hitung ulang kebutuhan RUTF atau F100 sesuai dengan
berat badan terakhir.

Balita gizi buruk dengan edema mengalami penurunan BB


saat edema berkurang, maka untuk perhitungan kebutuhan
RUTF atau F100 menggunakan BB awal.

Pastikan pemberikan obat-obatan rutin dan layanan kesehatan


lainnya (misalnya imunisasi) sesuai dengan protokol.

Catat jumlah RUTF atau F100 yang diberikan saat


kunjungan dan jumlah sisa jika balita belum habis jatah
RUTF atau F100 dari kunjungan sebelumnya.

Keluarga mendapat konseling pemberian makanan balita sesuai


umur/kebutuhan kalori dan pentingnya melakukan stimulasi
tumbuh kembang.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 36
Keluar Rawat Jalan (1)

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita


37
Keluar Rawat Jalan (2)
Kriteria keluar rawat jalan (selama 2 minggu berturut atau 2
kunjungan)
a)Status gizi baik (berdasarkan indeks antropometri yang sama saat masuk
perawatan), dan
Status gizi saat masuk Status gizi saat keluar
LiLA <11,5 cm LiLA 12,5 cm atau lebih
BB/PB atau BB/TB <-3 SD BB/PB atau BB/TB ≥-2 SD
LiLA <11,5 cm
LiLA 12,5 cm atau lebih (≥12,5 cm) dan
dan
BB/PB atau BB/TB ≥-2 SD
BB/PB atau BB/TB <-3 SD

b) Tidak ada edema bilateral, dan


c) Kondisi klinis membaik.

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 38


Tindakan Sebelum Balita Keluar dari
Layanan Rawat Jalan
Informasikan kepada ibu/pengasuh tentang hasil
1 layanan rawat jalan
Berikan konseling ASI, MPASI (6 sampai <24 bln) dan
makanan keluarga untuk balita ≥ 24 bulan, cara
2 penyiapan dan pengolahan makanan

Bila balita mendapatkan RUTF, maka berikan 7 bungkus


3 RUTF sebagai jatah terakhir

Pastikan pengasuh memahami cara meneruskan


4 pemberian RUTF atau F100 untuk balita
Minta ibu untuk menganjurkan orangtua, teman-teman dan
5 keluarga balita yang menderita gizi buruk atau edema,
mengenai adanya pelayanan balita gizi buruk

6 Lengkapi kartu Penerimaan Layanan Rawat Jalan dan anjurkan untuk


melengkapi imunisasi
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 39
Standar Makanan Padat Gizi (Kombinasi Formula)
300 500 700 900
No Bahan Kal 400 Kal Kal 600 Kal Kal 800 Kal Kal 1000 Kal
. Makanan

1 nasi 50 75 100 125 150 200 200 250


2 telur 25 25 55 55 55 55 55 55
3 daging sapi 25 25 25 25 25 25 25 25
4 bayam 25 25 50 50 50 50 75 75
5 minyak 5 5 10 10 10 15 15 15
6 tempe         25 25 25 25
7 buah 1/2 p 1/2 p 1/2 p 1/2 p 1p 1p 1p 1p
8 biskuit PMT 20 30 30 40 40 40 50 60
9 ikan             25 25
  Energi (Kkal) 325 404 546 625 726,9 835 915,2 1026,7
  protein (g) 12,5 13,9 20,2 21,7 27,3 28,5 34,8 36.9
  % 15 13,8 14,8 13,9 15 13,7 14,7 14,2
  lemak (g) 15 16,7 25,7 27,4 29,5 37,3 36,9 38,6
  % 41,5 37,2 42,1 39,5 36,5 37 36,3 35
  KH (g) 35,3 49,5 58,8 72,9 89,2 103,5 112,3 133,6
  % 43,5 49 43,1 47,6 49 49,7 49 52
  Fe (mg) 2,9 3,6 4,9 5,6 6,2 6,3 7,9 438,7
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
KANDUNGAN ZAT GIZI RUTF
Kandungan gizi per 100 gram

Energi: 545 kkal  


Protein: 13.6 g = 10% kalori protein  
Lemak: 35.7g = 59% kalori lemak  
(kemudian dengan pengurangan: 31% kalori karbohidrat = 42.2 g karbohidrat  
Vitamin Mineral  
Vitamin A: 910 mikrogram Kalsium: 320 miligram
Vitamin D: 16 mikrogram Fosfor: 394 miligram
Vitamin E: 20 miligram Potassium: 1111 miligram

Vitamin C: 53 miligram Magnesium 92 miligram


Vitamin B1: 0.6 miligram Zink: 14 miligram
Vitamin B2: 1.8 miligram Tembaga 1.78 miligram
Vitamin B6: 0.6 miligram Zat besi: 11.53 miligram
Vitamin B12: 1.8 microgram Yodium: 110 microgram
Vitamin K: 21 microgram Sodium: < 290 miligram
Biotin: 65 microgram Selenium: 30 microgram
Asam Folat: 210 mikrogram  
Asam Patotenat: 3.1 miligram  
Niasin: 5.3 miligram  
44
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Ready to Use Therapeutic Food (RUTF)

45
Pemantauan dan Evaluasi Perawatan di
Layanan Rawat Jalan

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 46


Hal-Hal yang Dievaluasi

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 47


Pencatatan dan Pelaporan Layanan Rawat Jalan

Layanan rawat jalan juga melakukan pencatatan kegiatan kunjungan


rumah dan tindak lanjut yang dilakukan
48
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 49

Anda mungkin juga menyukai