Anda di halaman 1dari 14

BIDAN PRAKTIK SWASTA , KODE

ETIK KEBIDANAN , REGISTRASI


PRAKTIK KEBIDANAN

Nama : SEFTIANAH
NIM : Po.71.24.3.19.061
Tingkat : IIB
Dosen Pembimbing :JENNY
KARTIKA,SKM.,M.KES
A. PENGERTIAN BIDAN PRAKTIK SWASTA

Bidan praktek swasta merupakan bentuk pelayanan kesehatan


dibidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan
kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai
dengan kewenangan dan kemampuannya.
Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki SIPB sehingga
dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau
program.
•Persyaratan Bidan Praktek Swasta
Menurut KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi
dan praktek bidan, BPS diselenggarakan oleh perorangan dengan
persyaratan sebagai berikut:
Bidan dalam menjalankan prakteknya harus:
1. Memiliki tempat tidur dan ruangan praktek yang memenuhi
persyaratan kesehatan
2. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan, minimal 1 dan maksimal
5 tempat
3. Memilki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
 Perizinan
SIPB dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
seterusnya akan disampaikan laporannya kepada Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi setempat dengan tembusan kepada organisasi
profesi setempat.
Kelengkapan Administrasi, Peralatan,
Sarana, Dan Prasarana Bidan Praktek
Swasta
ADMINISTRASI
1. Memiliki papan nama bidan praktek
swasta
2. Mempunyai SIPB dan masih berlaku
3. Ada visi dan misi
4. Ada falsafah
5. Memiliki buku standar pelayanan
kebidanan
6. Ada buku pelayanan KB
7. Ada buku standar pelayanan kebidanan
neonatal
8. Ada buku register pasienAda format
catatan medic.
B. Kode Etik Kebidanan

Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi dalam
melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di masyarakat. Norma tersebut
berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka menjalankan
profesinya dan larangan, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak
boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam
menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku pada
umumnya dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.
•Tujuan Kode Etik

1. Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.


2. ”Image’ pihak luar atau masyarakat terhadap suatu profesi perlu dijaga untuk mencegah
pandangan merendahkan profesi tersebut. Oleh karena itu, setiap kode etik profesi akan
melarang berbagai bentuk tindakan atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan
nama baik profesi di dunia luar sehingga kode etik disebut juga ”kode kehormatan”.
3. Untuk memelihara dan menjaga kesejahtraan anggota
4. Kesejahteraan yang dimaksud adalah kesejahteraan material dan spiritual atau mental. Berkenaan
dengan kesejahteraan material, kode etik umumnya menetapkan larangan-larangan bagi
anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur
para anggota profesi ketika berinteraksi dengan sesama anggota profesi.
5. Untuk meningakatkan pengabdian para anggota profesi
Fungsi Kode Etik
Kode etik berfungsi sebagai berikut :
1. Memberi panduan dalam membuat keputusan
tentang masalah etik
2. Menghubungkan nilai atau norma yang dapat
diterapkan  dan dipertimbangkan dalam memberi
pelayanan
3. Merupakan cara untuk mengevaluasi diri
4. Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi
rekan sejawat
5. Menginformasikan kepada calon perawat dan bidan
tentang nilai dan standar profesi
6. Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat
tentang nilai moral.
Dimensi dan Prinsip Kode Etik
ensi kode etik meliputi anggota profesi dan klien/pasien,
erta sesama anggota profesi. Prinsip kode etik antara lain
g dapat merugikan, memperlakukan manusia secara adil,
telah disepakati dan menjaga kerahasiaan
Penerapan Kode Etik

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh


organisasi untuk para anggotanya. Kode
etik suatu organisasi akan mempunyai
pengaruh yang kuat dalam menegakkan
disiplin di kalangan profesi, jika semua
individu yang menjalankan profesi yang
sama tergabung dalam suatu organisasi
profesi. Jika setiap orang yang
menjalankan suatu profesi secara otomatis
tergabung dalam suatu organisasi atau
ikatan profesi, barulah ada jaminan bahwa
profesi tersebut dapat dijalankan secara
murni dan baik, karena setiap anggota
profesi yang melakukan pelanggaran
terhadap kode etik dan dikenai sanksi.
REGISTRASI PRAKTIK KEBIDANAN

Bidan merupakan profesi yang diakui secara


nasional maupun internasional dengan sejumlah
praktisi diseluruh Dunia.
Pengertian Bidan dan bidang praktinya secara
internasional telah diakui oleh Internatinal
Confederation of midwives (ICM), Federation
Internatinal of Gynaecologist and Obstetrian
(FIGO)  dan World Health
Organization(WHO),sedangkan secara Nasional
telah diakui oleh Ikatan Bidan
Indonesia(IBI) sebagai organisasi profesi bidan di
Indonesia.
Pelapor Dan Registrasi
Registrasi merupakan  proses pendaftaran, pendokumentasian dan
pengakuan
terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau
standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental
mampu melaksanakan praktik profesinya.
Dan didalam permenkes No.900/MENKES/SK/VII/2002, telah diatur tentang
Pelapor dan Registrasi Bidan.

Pasal 2
(1) Pimpinan penyelenggaraan pendidikan bidan wajib menyampaikan laporan
     secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi mengenai peserta
     didik yang baru lulus, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dinyatakan
     lulus.
(2) Bentuk dan isi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam
     Formulir I terlampir.

 
Pasal 3
(1) Bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan
      kelengkapan registrasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana
      institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB selambat-lambatnya
      1(satu) bulan setelah menerima ijazah bidan.
(2) Kelengkapan registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain
     meliputi :
a. fotokopi Ijazah Bidan
b. fotokopi Transkrip Nilai Akademik
c. surat keterangan sehat dari dokter
d. pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar;
(3) Bentuk permohonan SIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
     dalam Formulir II terlampir.

Anda mungkin juga menyukai