Anda di halaman 1dari 73

Mari Kita Mulai Belajar Dengan

Membaca Basmalah Bersama-sama:


BAB 1
Pedoman dan Sumber Hukum
Umat Islam
KD:
- Berpegang teguh kepada Al Quran, Al
Hadits dan ijtihad sebagai pedoman hidup
- Meyakini kebenaran hukum Islam
- Memahami kedudukan Al Quran, hadits
dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam
- Menyajikan macam-macam sumber
hukum Islam.
Sumber-sumber hukum Islam
adalah :

Pertama adalah AL QURAN


Kedua adalah As Sunnah (Al Hadits)
Ketiga adalah Ijtihad
Pengertian Al Quran :
AlQuran menurut bahasa: “Qoroa – yaqrou-Qiroatan -
Quranan, artinya “ Bacaan “.

‫قَ َرأَ – يَ ْق َرأُ – قِ َرأَةً – قُرْ أَ ًن‬


Al Quran menurut istilah : “ Kalamullah sebagai mu’jizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., dengan bahasa Arab
ditulis dalam lembaran mushaf, yang dimulai dari Surat Al
fatihah dan diakhiri dengan Surat An Nas, yang disampaikan
kepada kita secara mutawatir, baik melalui tulisan atau bacaan.
Dan terpelihara dari perubahan dan pergantian, membacanya
adalah ibadah. Sebagai pedoman hidup manusia dan sebagai
rahmat bagi semesta alam.
Al Quran itu benar-benar datang dari Allah,
sedikitpun tidak ada keraguan atas kebenaran
dan kepastian isi Al Quran.

Hukum-hukum yang terkandung dalam Al


Quran merupakan aturan-aturan yang wajib
diikuti oleh manusia sepanjang masa.

Kedudukan Al Quran : Sebagai sumber


hukum Islam yang pokok, pertama dan
utama.
‫اب اِب حل ّ َِق‬
َ َ ‫ت‬‫ك‬ِ ‫ل‬ ‫ا‬ َ
‫يك‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ْ
َ ‫َّن َأ ْن َزل‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
ُ ‫ِل َتحمُك ب َ َني النَّ ِاس ِب َما َأ َر َىك‬
‫هللا‬
} 105 : ‫{ سوراة النّساء‬
 Artinya:“ Sungguh Kami telah menurunkan Kitab (Al
Quran) kepadamu (Muhammad) dengan membawa
kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia
dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu.. “

 QS. An Nisa : 105


.. ‫لُكىَش ٍء‬22222‫ل‬ ِ ‫َلَ َيك‬2‫ َنا ع‬2‫ َن َّزل‬2‫َو‬
ِّ ِ ‫اًن‬2‫ب َيا‬2222‫ب‬2‫ ِت‬2‫ت َالك‬222222‫ا‬
‫ني‬. ‫ل ُمس ِل ِ َم‬222‫ ِلى‬2‫رش‬
َ 2ُ ‫ب‬2‫ ًة َو‬2 ‫ َر َمح‬2‫ ُهدَ َىو‬2‫َو‬
} 89 ‫ل‬2: ‫لنح‬222‫راة ا‬2‫و‬2 ‫{س‬

 Artinya : “ .. Dan Kami turunkan kepadamu


Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”

 QS. An Nahl : 89
‫يََأهُّي َاالنَّ ُاس قَد َج َاءتمُك َمو ِع َظ ٌة ِمن َّ ِربّمُك‬
ُّ ‫َو ِش َفا ٌء ِل ّ َما ىِف‬
‫الص ُد ِور َو ُهدً ى َو َر َمح ٌة ِل ّل ُمؤ ِم ِن َني‬
} 58 : ‫{سوراة يونس‬

 Artinya : “Hai manusia, sungguh telah datang


kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

 QS. Yunus/10: 58
‫يأهُّي َاالنَّ ُاس قَد َج َاءمُك بُر َه ٌان ِمن َّ ِربّمُك‬
‫َوَأ َنزلنَا لَيمُك ن ًُورا ُّم ِبينًا‬
‫ِإ‬
} 174 : ‫ الساء‬: ‫{سوراة‬
 Artinya : Hai manusia sesungguhnya telah datang
kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad
dengan mu’jizatnya) dan telah Kami turunkan
kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).“

 QS. An Nisa/4: 174


Ditinjau dari sudut tempatnya,
Al Quran diturunkan di dua tempat :

1. Di Mekah – disebut ayat Makiyah (sebelum


hijrah ke Madinah) :

- Pada umumnya berisikan soal-soal kepercayaan


atau ketuhanan (Aqidah – tauhid)
- Mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya
- Ayat-ayatnya pendek
- Tentang pahala dan ancaman
- Jumlah ayatnya 4.780 ayat.
2. Di Madinah – disebut ayat Madaniyah :

-Diturunkan di Madinah (sesudah Nabi Muhammad saw., hijrah ke


Madinah)
- Ayat-ayatnya panjang – 1456 ayat

-Mengandung hukum-hukum, baik yang berhubungan dengan hukum


adat, hukum-hukum duniawi, seperti hukum kemasyarakatan,
ketatanegaraan, perang, hukum internasional, atau hukum antar agama.

- Berisikan peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia


mengenai larangan, suruhan, anjuran, hukum-hukum dan syari’at-
syari’at, akhlak, hal-hal yang mengenai keluarga, masyarakat,
perdagangan, pemerintahan, hubungan manusia dengan alam; hewan,
tumbuhan, air, udara, dsb.
Fungsi Al Quran, diantaranya :
-Sbg sumber pokok utama dari segala sumber-sumber hukum
yang ada.

-Sebagai pedoman hidup manusia – sbg dasar pijakan


manusia : penuntun manusia dalam merumuskan semua
hukum, agar tercipta kemaslahatan dan keselamatan .

- Sebagai Petunjuk / hidayah bagi orang-orang yang bertaqwa.

- sebagai sumber hidayah dan syari’ah.

- Sebagai nur (pemberi cahaya) – tadabbur


Al Quran.
- Sebagai Furqon: pembeda antara yang hak dan yang batil.

- Sebagai musoddiq (koreksi) terhadap kitab-kitab yg sudah


terkontaminasi.

- Sebagai obat hati.

- Sebagai pernyataan (nadzir).

- Sebagai pemberi nasehat.

- sebagai pemberi berkah.

- sebagai pemberi kabar gembira.

- Sebagai mu’jizat Nabi Muhammad saw.,


Mu’jizat Al Quran, diantaranya dalam
empat bidang :

1. Pada lafadz dan susunan kata :

- Pada zaman Rasulullah saw., syair sangat trend. Pada saat


itu maka Al Quran turun dengan kata-kata dan susunan
kalimat yang Maha Puitis.

- Sehingga Al Quran memastikan bahwa tidak ada seorang


pun yang dapat membuat satu surat sekalipun semisal Al
Quran;
- (QS. Al Isra: 88, QS. Hud:13-14, QS. Yunus: 38, QS. Al
Baqarah: 23 )
- QS. Al Ikhlas, QS. An Nas, QS. Al Falaq
2. Selain pd kata-katanya, Al Quran juga
memiliki mu’jizat pd artinya yg membuka
segala hijab tentang “ Hakikat manusia“,
Kita menjadi mengetahui;
- Siapa diri kita?
- Berasal dari mana?
- sedang dimana?
- Akan / sedang menuju ke mana?
Menurut Rasyid Khalifah; bukti-bukti
sebagai jaminan keontetikan Al Quran:

Hurup-hurup
 hijaiyah yg terdapat diawal beberapa surat dalam
Al Quran sebagai jaminan keutuhan Al Quran.

‫بسم هللا ّالر محن ّالرحمي‬


Ada
 19 huruf :


‫للهالرحمنالرحيم‬ ‫بسما‬
-Tidak berlebih, tidak berkurang satu huruf pun dari kata-
kata yang digunakan Al Quran, kesemuanya hyabis terbagi
19 :


19 : ‫ اسم‬x

 ‫هللا‬ 142 = 2698 : x 19

‫الرّحمن‬ 3 = 57 : x 19


6 = 114 : ‫الرّحيم‬ x 19
3 = 57 : ‫ق‬ x 19

‫ن‬ ( Al Qolam ) : 133 = 7 x 19

‫كحيعص‬ ( Maryam ) : 798 = 42 x 19

‫ي س‬ ( Yasin ) : 285 = 15 x 19

‫طحى‬ ( Thoha ) : 342 = 18 x 19


Kata 365 : d‫وم‬dd‫ ي‬x ( jumlh hari dlm 1 th.)
Kata 30 : d‫يَّام‬d‫ ا‬-‫ ي َو ِم َين‬x ( jumlh hari dlm 1bln.)
Kata 12 : ‫ ٌر‬d‫ه‬d‫َش‬ x ( jmlh bulan dlm 1 thn.)
Keseimbangan dan keserasian makna kalimat :
 ‫ اَل َموت‬- ‫ اَل َحيَات‬: masing-masing ada 145 x
 167 : ‫ اَلصَّالِ َحات‬- ‫اَل َّسيِّئَة‬ x
 17 : ‫ اَ ِإلي َمان‬- ‫اَل ُكفر‬ x
 1 : ‫ اَل ِّشتَأ‬- ‫اَلصَّيف‬ x
Perkalianjumlah 19 diambil dari pernyataan Al
Quran sendiri dalam QS. Al Muadtsir ayat 29-30
dalam konteks – ancaman terhadap orang yang
membangkang terhadap Al Quran.

- Ada 19 Malaikat penjaga Neraka Saqor :

‫احةٌ لِلبَ َش ِر َعلَيهَا تِس َعةَ َع َش َر‬


َ ‫لَ َّو‬
} 30 : ‫ الم ّد ثّر‬: ‫{ سوراة‬ 

Artinya: (Neraka Saqor) adalah pembakar kulit


manusia. Di atasnya ada 19 (Malaikat penjaga).”
QS. Al Muddatstsir/74 : 29 – 30 )
3. Pada ilmu pengetahuan :

- Ada “ Isyarat -ilmiah”


- Didalamnya sangat banyak pengetahuan baik hal yang
dzahir maupun yg ghaib, baik masa sekarang maupun yang
akan datang.

- Kisah para Nabi, bayi dlm rahim, alam akhirat .

- Jasad Firaun ditemukan : 1200 tahun yg lalu, kemudian th


1896 ahli purbakala – Loret, menemukan batu mumi firaun
(Maniftah) dilembah raja-raja Luxor Mesir.

- 8 Juli 1908 – Ellioth Smith, di izinkan untuk membuka


pembalut mumi tsb; MASIH UTUH !
‫ون ِل َمن َخل َف َك َءاي َ ًة َو َّن‬ ُ ‫يك ِب َبدَ ِن َك ِل َت ُك‬ َ ‫فَا ل َيو َم نُنَ ِ ّج‬
‫ ِإ‬. ‫ون‬ َ ُ ‫ل‬ ِ
‫ف‬ ‫َا‬
‫غ‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ن‬ ِ
‫ت‬ ‫ي‬‫ا‬ ‫ء‬ ‫ن‬ ‫ع‬
َ ‫اس‬ِ َّ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬َ ‫م‬
ّ ِ ‫ا‬
‫ري‬ً ِ
‫ث‬ َ
‫ك‬
َ
} 92 :‫{سوراة يونس‬

Artinya : “ Maka pada hari ini Kami


selamatkan badanmu, supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang
datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari
tanda-tanda kekuasaan Kami.”
QS. Yunus/10 : 92
‫مس جَت ِرى ِل َمس َت َق ّ ِرلَّهَا‬ ُ ‫َوال َّش‬
‫َذاكِل َ تَق ِد ُيرال َع ِزي ِز ال َع ِل ِمي‬
} 38 : ‫وراة يس‬2‫{س‬

 Artinya : “Dan matahari berjalan di tempat


peredarannya. Demikianlah ketetapan (Takdir)
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”

 QS. Yasin / 36 : 38
4. Pada penetapan hukum ; peraturan yang ada
dalam Al Quran bebas dari kesalahan karena
berasal dari Allah Yang Maha Mengetahui segala
ciptaan Nya.

.‫ َاحل َُّق ِمن َّ ِرب ّ َك فَاَل تَ ُكونَ َّن ِم َن امل ُ ْمرَت ِ َين‬
} 147 : ‫{ سوراة البقرة‬

 Artinya: “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu,


sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang
yang ragu.”
 QS. Al Baqarah / 2 : 147
* Secara garis besar Kandungan hukum dalam Al
Quran menurut para ulama, ada 3 bagian :

1. Akidah atau keimanan


- Yakni; Keyakinan terhadap hal-hal yang gaib yang terangkum
dalam rukun iman; yakni iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, para
Rasul, Hari Kiamat, dan qada/qadar Allah Swt.

2. Syari’ah atau ibadah.


 Ilmu yang mempelajarai tata cara beribadah Mahdah dan Gair
Mahdah, dinamakan ilmu Fikih, yakni;
a. Hukum Ibadah yang mengatur tata cara ibadah Mahdah ( ibadah
yang langsung kepada Allah seperti ; shalat, shaum, haji, zakat,dll).
b. Hukum Muamalah yang mengatur tata cara ibadah yang
berhubugan dengan sesama manusia; Hukum yang berlaku ; hukum jual
beli, hukum pidana, hukum perdata, hukum warisan, pernikahan, politik,
dll.
3. Akhlak atau Budi Pekerti

- Al Quran sebagai sumber hukum manusia yang


berisi tentang akidah dan syariah, jugatentang akhlak
atau budi pekerti yakni akhlak terhadap sesama
manusia dan akhlak terhadap alam semesta; seperti
bagaimana tata cara menyembelih hewan,
memelihara, melestarikan, dan melindungi makhluk
Allah lainnya yang ada di alam ini.
* Aplikasi Al Quran :
Al Quran adalah jamuan Tuhan, rugilah yang
tidak menghadiri jamuannya!

Danlebih rugi lagi jika hadir, tapi tidak


menyantapnya!

Syekh Moh. Abduh : “Rasakanlah keagungan


Al Quran, sebelum kau menyentuh dengan
NALAR mu!
ِ ‫ون ىِف اَأل ْر ِض ِب َغرْي‬ ُ ‫رَّب‬‫ك‬َ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ين‬ ِ ‫ذَّل‬
َ َ َ َ ‫َسَأرْص ِ ُف َعن َءايىِت َ ا‬
} 146 : ‫وراة أألعراف‬2‫“ {س‬.. ‫ق‬ ِ ّ ‫الْ َح‬
Artinya : “Aku akan palingkan (tidak
memberikan) ayat-ayat Ku kepada mereka
yang bersikap angkuh (takabbur/sombong)
dipermukaan bumi..”

QS. Al’Araf/7 : 146


AL HADITS – AS SUNNAH

I. Pengertian Al Hadits :

Menurut Bahasa, hadits artinya : baru, dekat, dan


berita.
Menurut Istilah, Hadits artinya : perkataan,
perbuatan, dan ketetapan taqrir) Nabi Muhammad
saw., yg berkaitan dengan hukum .
Hadits disebut juga Sunnah, yg menurut bahasa
artinya:
- Segala ucapan, perbuatan, dan ketetapan Nabi
Muhammad saw., yg harus diterima sbg ketentuan
hukum oleh kaum muslimin, dan segala yg
bertentangan dengannya harus ditolak.
2. Kedudukan Al Hadits :
-Sebagai sumber hukum Islam yang derajatnya
menduduki urutan kedua setelah Al Quran, sbg ketentuan
dari Allah berdasarkan Firman Nya dlm Surat Al Hasyr :
7:

‫ َو َما َااَت مُك ُ َّالر ُس ْو ُل فَخ ُُذ ْو ُه َو َما هَن َامُك ْ َع ْن ُه فَا ْنهَت ُوا‬
} 7 : ‫ { سوراة احلرش‬

 Artinya : “apa yg diberikan Rasul kpdmu maka terimalah.


Dan apa yg dilarang bagimu,
maka tinggalkanlah.”
Hadis yg diriwayatkan oleh Mu’az bin
Jabal, sbb :

‫تَ َر ْك ُت ِفيمُك ْ َا ْم َرْي ِن لَ ْن تَ ِضلُّوا َابَدً ا َما ن تَ َم َّس ْكمُت ْ هِب ِ َما‬
‫ِإ‬
} ‫ ” { رواه ماكل‬. ِ ‫هللا َو ُسن َّ َة َر ُس ْوهِل‬
ِ ‫اب‬ َ ‫ِك َت‬
 Artinya : “Sungguh telah aku tinggalkan
untukmu dua perkara, tidak sekali-kali kamu
tersesat selama lamanya, jika kamu berpegang
teguh kpd keduanya, yakni Kitabullah (Al Quran
dan sunnah Rasul Nya / Al Hadits ).”
 ( HR. Malik )
* Fungsi Hadits :
1.Hadits sbg penguat hukum yg sudah ada didlm Al Quran.
Contohnya : perintah shalat lima waktu yg trdapat dlm Al
Quran ditemukan pula didlm hadits.

‫االصلو َة دِل ُ لُ ْو ِك ال َّش ْم ِس ىَل غَ َس ِق الل َّ ْي ِل َوقُ ْر َان‬


َّ ‫ َا ِق ِم‬
‫ْ اَك ِإ‬
ْ ‫ َّن قُ ْر َان ال َف ْج ِر َن َم‬.‫الْ َف ْج ِر‬
} 78 : ‫ {الارساء‬.‫شهُو ًدا‬
‫ِإ‬
 Artinya : “Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir
sampai gelapnya malam, dan (laksanakan pula shalat)
subuh, sungguh shalat subuh itu disaksikan
(oleh malaikat)”.
 QS. Al Isra : 78 )
Dikuatkan oleh Hadits Rasulullah saw., yg diriwayatkan oleh Anas bin Malik :

‫ َا َّلصاَل ُة مِع َ ا ُد ّ ِادل ْي ِن فَ َم ْن َاقَا َمهَا فَ َق ْد َاقَا َم ّ ِادل ْي َن َو َم ْن‬


} ‫ { رواه ابوداود‬.‫ن‬ َ ‫تَ َر َكهَا فَ َق ْد َهدَ َم ّ ِادل ْي‬
 Artinya: “Shalat adalah tiang agama, barangsiapa
mengerjakan, berarti menegakkan agama,
 dan barang siapa meninggalkannya berarti
menghancurkan agama.”

 (HR. Abu Dawud)


2.Hadits berfungsi sbg penjelas atas
hukum-hukum yg trdpt dlm Al Quran :

Hadits sbg penafsir Al Quran

 Hadits sbg perinci Al Quran apabila


Al Quran masih bersifat global (mujmal).
Contoh: perintah Shalat dlm Al Quran,
maka cara pelaksanaan shalat harus sesuai
yg dicontohkan Rasulullah saw.
3. Memberi batasan atas hukum-hukum dlm Al
Quran yg belum jelas batasannya. Contohnya,
perintah potong tangan yg trdapt dlm Surat Al
Maidah ayat 30. Dlm Hadits diberi batasan bahwa yg
dipotong adalah tangan kanan dan hanya sebatas
pergelangan tangan saja.

Hadits berfungsi untuk mengkhususkan hukum-


hukum dlm Al Quran yg masih bersifat umum.
Contohnya : diharamkannya bangkai, dlm Al
Quran masih bersifat umum, yakni seluruh
bangkai. Sedangkan dlm Hadits telah dikhususkan,
yaitu selain bangkai ikan dan belalang.
4.Hadits berfungsi sbg pencetus hukum
apabila tidak ditemukan dalam Al Quran.

- Contohnya: diharamkan mengumpulkan


(memadu) seorang wanita dengan bibinya
dan juga menikahi wanita yg statusnya
saudara sepersusuan.

-Sabda Rasulullah saw., yg diriwayatkan


oleh Ibnu Mas’ud dan hadits yg
diriwayatkan oleh Aisyah r.a :
.‫ اَل جَي ْ َم ْع بَنْي َ الْ َم ْر َا ِة َومَع َّهِت َا َواَل بَنْي َ الْ َم ْر َا ِة َو َخالَهِت َا‬
} ‫{ رواه البخارى و مسمل‬
Artinya : “Tidak boleh seseorang mengumpulkan
(memadu) seorang wanita dgn bibinya (adik
bapak/ibu) dan seorang wanita dgn uwaknya (kakak
bapak/ibu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

. ‫هللا َح َّر َم ِم َن َّالرضَ اعِ َما َح َّر َم ِم َن الن َّ َس ِب‬


َ ‫َّن‬
} ‫{ رواه البخارى و مسمل‬ ‫ِإ‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan
(mengawini) seorang wanita karena sepersusuan
sbgmn mengharamkan karena nasb (keturunan) .”
(HR. Bukhari dan Muslim)
* JADI, kedudukan Al Hadits itu, sbg
sumber hukum islam yang kedua :

- Hadits tidak dapat dipisahkan dari Al Quran

-Barangsiapa mengakui Al Quran sbg sumber


hukum Islam, tetapi mengingkari Hadits sbg
sumber hukum Islam yg kedua, maka termasuk
kpd “INGKAR SUNNAH”

-Ingkar Sunnah adalah perbuatan yang sesat,


karena pada hakikatnya telah mengingkari isi
kandungan Al Quran.
* STRUKTUR HADITS

Secara
struktur hadits terdiri atas dua
komponen yaitu:

1. Sanad / Isnad (rantai penutur) adalah:


rantai penutur / perawi (periwayat) hadits
mulai dari orang yg mencatat hadits tsb dlm
bukunya (kitab hadits) hingga mencapai
Rasulullah saw.
2. Matan adalah redaksi dari hadits.
- Terkait dengan matan atau redaksi hadits,
maka perlu dicermati dalam memahami hadits
adalah:
- Ujung sanad sbg sumber redaksi, apakah
berujung pada Nabi Muhammad saw., atau
bukan.
- Matan hadits itu sendiri dalam hubungannya
dengana hadits lain yg lebih kuat sanadnya
(apakah ada yg melemahkan atau menguatkan)
dan selanjutnya dgn ayat dalam Al Quran
(apakah ada yg bertolak belakang).
Contohnya: Matan atau redaksi hadits :
Musaddad mengabari bahwa Yahya sebagaimana
diberitakan oleh Syu’bah, dari Qatadah dari Anas
dari Nabi Muhammad saw., bersabda:

.‫ اَل يُؤ ِم ُن َا َح ُدمُك ْ َحىَّت حُي ِ َّب اِل َ ِح ْي ِه َما حُي ِ َّب ِلنَ ْف ِس ِه‬
} ‫{رواه البخارى‬

Artinya: “Tidak sempurna iman seseorang diantara


kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya seperti
apa yang ia cintai pada drinya sendiri.” (HR.
Bukhari).
Pada hadits tsb, yg termasuk kepada
SANAD nya adalah dimulai dari
Al Bukhari hingga Anas :

 Al Bukhari > Musaddad > Yahya >


Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi
Muhammad saw.,

Yang termasuk kepada perawi / periwayat /


rawi, adalah : Orang yang meriwayatkan
dlm struktur sanad pada hadits tsb.
* Macam-macam Hadits ditinjau dari Segi
Perawinya :
1. Hadits Mutawattir
- Hadits Mutawattir adalah hadits yang diriwayatkan
oleh banyak perawi, baik dari kalangan para sahabat
maupun generasi sesudahnya dan dipastikan diantara
mereka tidak bersepakat dusta.

2. Hadits Masyhur
- Hadits Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan
oleh dua orang sahabat atau lebih yang tidak mencapai
derajat mutawattir namun setelah itu tersebar dan
diriwayatkan oleh sekian banyak tabi’in sehingga tidak
mungkin bersepakat dusta.
3. Hadits Ahad

- Hadits Ahad adalah hadits yang hanya diriwayatkan oleh satu atau dua orang
perawi sehingga tidak mencapai derajat mutawattir.

Dilihat dari segi kualitas orang yang meriwayatkannya (perawi), hadits dibagi
kedalam tiga bagian:

a. Hadits Sahih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, kuat
hafalannya, tajam penelitiannya, sanadnya bersambung kepada Rasulullah, tidak
tercela, dan tidak bertentangan dengan riwayat orang yang lebih terpercaya.
Hadits ini dijadikan sumber hukum dalam berhujjah.

b. Hadits Hasan, adalah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi
kurang kuat hafalannya, sanadnya bersambung, tidak cacad, dan tidak
bertentangan. Hadits ini juga dijadikan hujjah / landasan dalam mengerjakan
ibadah.
c. Hadits Da’if, yaitu hadits yang tidak
memenuhi kualitas hadits sahih dan hadits
hasan. Para ulama mengatakan bahwa hadits
ini tidak bisa dijadikan hujjah, tetapi dapat
dijadikan sebagai motivasi dalam beribadah.

d. Hadits Maudu’, yaitu hadits yang bukan


bersumber kepada Rasulullah saw., atau
hadits palsu. Dikatakan hadits padahal sama
sekali bukan hadits. Hadits ini jelas tidak
dapat dijadikan landasan hukum, Hadits ini
Tertolak.
* Macam-macam Hadits ditinjau dari
Redaksinya :
1.
Hadits Qauli : ucapan, perkataan, atau pernyataan Nabi
Muhammad saw.

2.
hadits Fi’li : Perbuatan, perilaku atau yg dikerjakan Nabi
Muhammad saw.

3.
Hadits Taqriri : Persetujuan atau ketetapan dalam hati Nabi
Muhammad saw.

4.
Hadits Qudsi : Pesannya dari Allah, redaksinya dari Nabi
Muhammad saw.

5. Hadits Hammi : Keinginan atau rencana Nabi saw.

6. Hadits Ahwali : Keadaan sifat-sifat Nabi saw.


* Contoh Hadits Qauli : Hadits yg diriwayatkan oleh Mughirah :

: َ ‫هللا عليه وسمَّل‬ ُ ‫ قال النّ ُّيب صىّل‬


.‫َالْ ُم ْؤ ِم ُن ِللْ ُمؤ ِم ِن اَك الْ ُبن ْ َي ِان ي َ ُش ُّد ب َ ْعضُ ُه ب َ ْعضً ا‬
} ‫{ رواه البخارى و مسمل‬

Artinya : “Nabi Muhammad saw., bersabda : “orang


mukmin dengan orang mukmin lainnya bagaikan sebuah
bangunan, satu sama lain saling menguatkan.”

(HR. Bukhari dan Muslim)


* Contoh Hadits Fi’li : Hadits yg
diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar :

: َ ‫هللا عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬


ُ ‫ىَّل‬‫ص‬َ ِ
‫هللا‬ ُ
‫ول‬ ‫س‬ ‫ر‬
َُ َ‫ن‬ ‫اَك‬ 
.‫ي َ ْق َب ُل الْهَ ِدي َ َة َويُ ِثيْ ُب عَلَهْي َا‬
} ‫{ رواه البخارى و مسمل‬

 Artinya: “Rasulullah saw., biasa menerima


hadiyah dan selalu memberi balasannya.”

 (HR.Bukhari dan Muslim )


* Contoh Hadits Taqriri : hadits yg
diriwayatkan oleh ‘Urwah :

ِ ‫ول‬
‫هللا‬ ُ ‫ ُكنَّا ن َُصىِّل َر ْك َع َتنْي ِ ب َ ْعدَ ُغ ُر ِب ال َّش ْم ِس َواَك َن َر ُس‬
.‫ يَ َرااَن َولَ ْم يَأ ُم ْراَن َولَ ْم يَهْن َنَا‬.‫م‬.‫ص‬
} ‫{ رواه مسمل‬ 

Artinya : “Kami (para sahabat) melakukan shalat dua


raka’at sesudah terbenam matahari (sebelum shalat
maghrib). Rasulullah saw., melihat apa yang kami
lakukan tapi beliau tidak menyuruh dan tidak pula
melarang kami.”
 (HR. Muslim)
* Contoh Hadits Qudsi : Hadits yang
diriwayatkan oleh Umar bin Khatab :

َ ‫ أ َّن‬: َ ‫هللا عليه وسمَّل‬


: ‫هللا قال‬ ُ ‫قال النَ ُّيب صىَّل‬ 
‫َم ْن لَ ْم يَ ْر َض ِب َقضَ ائِ َولَ ْم ي َ ْصرِب ْ عَىَل بَاَل ِ ئ‬
. ‫فَلْ َي ْطلُ ْب َراًّب ِس َوائِ َولْ َيخ ُْر ْج ِم ْن َأ ْرىِض‬
} ‫{ رواه البخارى‬

 Artinya; “Nabi saw., bersabda: sesungguhnya Allah Swt. Telah


berfirman : “barangsiapa yang tidak ridla terhadap qadha
(ketentuan)-Ku, dan tidak sabar atas cobaan-Ku, maka
hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku, dan segera keluar dari
muka bumi-Ku.”
 HR. Bukhari
* Contoh Hadits Hammi : Hadits yg diriwayatkan oleh Ibnu Abbas :

‫ اي‬: ‫ قالوا‬.‫ ي َ ْو َم عَ ُاش َور َاء َا َم َر ب ِِص َيا ِم ِه‬.‫م‬.‫ص‬. ‫هللا‬


ِ ‫رسول‬ ُ ‫ ل َ َما َصا َم‬
‫ فَ َذا اَك َن عَا ُم‬: ‫ فقال‬.‫هللا ن َّ ُه ي َ ْو ُم ي ُ ْع ِظ ُم ُه الْهَي ُ ْو ِدى َوالنَّ َص َارى‬
ِ ‫رسو َل‬
‫ِ ِإ‬ ‫ِإ‬
ُ ‫الْ ُم ْقب ِِل ْن َش َاء‬
.ِ‫هللا مُص ْ نَا ي َ ْو َم التَّاسع‬
} ‫{ رواه مسمل‬ ‫ِإ‬
 Artinya : “ketika Rasulullah saw., berpuasa pada hari Asyura
dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, mereka
berkata; ya Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan
oleh orang Yahudi dan Nasrasni! Rasulullah saw., menjawab:
“Tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada hari yang
kesembilan.”
 (HR. Muslim)
* Contoh Hadits Ahwal: Hadits yg
diriwayatkan oleh Aisyah binti Abu Bakar :

. ‫ ال ُق ْر َان‬, َ ‫هللا عَلَ ْي ِه وسمَّل‬


ُ ‫ َواَك َن ُخلُ ُق ُه َصىَّل‬
} ‫{ رواه البخارى‬

 Artinya: “Akhlak Rasulullah saw., itu adalah


Al Quran.”

 ( HR. Bukhari )
IJTIHAD
Pengertian Ijtihad :
-Menurut Bahasa : Ijtihad adalah mencurahkan
segenap kemampuan untuk memperoleh sesuatu.

- Menurut istilah : ijtihad adalah sebuah proses


mencurahkan segala kemampuan intelektual untuk
menjawab persoalan-persoalan yg kontemporer
(kekinian) dengan mengambil isyarat –isyarat baik
yg implisit atau eskplisit, tersirat atau tersurat
didalam Al Quran dan Al Hadits.

Orang yg berijtihad disebut: MUJTAHID


Ijtihad telah ada sejak zaman Rasulullah saw.,

Rasulullah adalah sbg Mujtahid (ahli ijtihad).

IjtihadRasulullah saw., terbatas dalam masalah –masalah


yg belum ditetapkan hukumnya oleh wahyu (Al Quran).

Apabilahasil ijtihad Rasulullah saw., itu benar, maka turun


wahyu membenarkannya, dan jika salah, maka turun wahyu
untuk meluruskannya.

Pada masa Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali
bin Abi Thalib, berijtihad thd masalah-masalah yg tidak
didapati nash nya didalm Al Quran dan Sunnah Rasulullah
saw.
Selain dari itu ada para sahabat yg terkenal berijtihad,
diantarnya:
- Ibnu Mas’ud, Abu Musa Al Ansyari, Mu’az bin Jabal, Ubay
bin Ka’ab, dan Zaid bin Tsabit.

Sesudah masa sahabat yaitu MaSA TAbiiN :


diantara para mujtahid besar :
- Abdullah bin Umar bin Khatab, Ibnu Syihad Az Zuhri,
Abdullah bin Abbas, Alqomah bin Qais, Anas bin Malik, Umar
bin Abdul Azis, Abdullah bin Amr, dan Wahhab bin Munabbih.

Ijtihadberkembang pd abad ke-2 sampai abad ke-4


Hijriah_masa pembukuan sunnah serta fiqih dan muncul
mujtahid yg dikenal sbg imam-imam mazhab, yaitu:
- Imam malik, imam Hanafi, imamSyafi’i, dan Ahmad bin
Hanbal (imam Hambali)
Setelah
abad ke-4 Hijriah, ijtihad mengalami
kemunduran karena :

-Pintu ijtihad ditutup karena umat Islam merasa cukup dgn


hasil ijtihad para ulama terdahulu.

- Memandang semua masalah telah ditetapkan hukumnya oleh


fuqoha (ahli hukum Islam) terdahulu.

Tidak lagi muncul para mujtahid yg memiliki kemampuan sprti


para mujtahid sebelumnya (mujtahid mutlak/mustaqil).

Yang ada hanya mujtahid filmazhab (mujtahid yg mengikuti


pendapat para imam mazhab sebelumnya) dan mujtahid
Murajjih (mujtahid yg menerangkan dan memperkuat pendapat
imam-imam mazhab sebelumnya.
Kemudian dalam perkembangan berikutnya,
muncul ulama-ulama seperti :

-Ibnu Taimiyah yg menyerukan agar umat Islam membuka


kembali pintu ijtihad.

-para pendukung Ibnu Taimiyah diantaranya para pembaharu


dari kalangan ulama dan para pemikir (filosof), seperti: -
Jamaluddin Al Afghani, Muhammad bin abdul Wahhab,
Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyid Rida.

-Pada masa sekarang, para ulama semakin dituntut untuk


berusaha melakukan Ijtihad karena: disebabkan semakin
banyaknya persoalan yg dihadapi umat akibat pengaruh
perubahan zaman yg begitu pesat.
* Kedudukan dan Dalil Ijtihad :

Ijtihadsbg media bagi umat Islam untuk mencari


kepastian hukum Islam terhadap berbagai
persoalan yg muncul dan tidak ditemukan
sumber hukumnya secara jelas didalam
Al Quran dan Al Hadits.

Al Quran dan Al Hadits menunjukkan agar umat


Islam agar berijtihad dengan intelektualnya yang
kapabel dalam bidangnya, sebagaimana dalil-
dalil berikut ini :
} 2 :‫ {سوراة احلرش‬. ‫فَا ْع َترِب ُ وا اَي ُاوىل ا َالبْ َص ِار‬.. 

 Artinya: “..maka ambillah (kejadian) itu untuk menjadi


pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan.”
 QS. Al Hasyr : 2

IHadits yg dikutip oleh Ibnu Umar :

} ‫{ رواه مسمل‬ .ْ ‫َأنْمُت ْ َا ْعمَل ُ اِب ُ ُم ْو ِر ُدنْ َيامُك‬ 


 Artinya: “kamu lebih mengerti mengenai urusan kehidupan
duniamu.”
 HR. Muslim
Syarat-syarat menjadi mujtahid adalah sbb :
- Harus memahami dengaan valid Al Quran dan Al Hadits

- Memiliki pengetahuan yg luas dan mendalam mengenai tujuan hukum Islam

-Memiliki kemampuan menggali (istimbath) hukum Islam dari dalil-dalil


naqli untuk dikeluarkan menjadi hukum syar’i.

- Memiliki ketetapan hati (istiqomah), agar mampu mengeluarkan hukum


Islam dengan penuh keyakinan atas kebenarannya.

-Memiliki akhlak yang mulia dan terpuji, sehingga hasil ijtihadnya dapat
dipercaya oleh umat Islam lainnya.

- Mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang Bahasa Arab, sastra Arab,


ilmu tafsir, usul fikih, dan tarikh (sejarah)
* Fungsi Ijtihad :

• - Sbg upaya pembinaan dan pengembangan


hukum Islam

• - Menjelaskan nas-nas yg masih bersifat zanni


(keraguan/belum jelas).

• - Menjawab tantangan zaman.

• Menumbuhkan kreativitas berpikir umat Islam


• Berdasarkan dalil tersebut, Ijtihad dapat dijadikan
sbg sumber hukum Islam setelah Al Quran dan Al
Hadits.

• Hukum dari hasil ijtihad; Bisa Salah, Bisa Benar.

• Jika ijtihadnya benar, akan mendapatkan pahala


dua, dan jika ijtihadnya salah, akan mendapatkan
pahala satu.

• - Sebaimana Hadits yg diriwayatkan oleh Mu’az


bin Jabal:
َ ‫َذا َحامَك َ فَ ْاجهَت َدَ مُث َّ َأ َص‬
, ‫اب فَهَل ُ َا ْج َر ِان‬
‫هَل‬ ‫مُث‬ َ ‫مَك‬ َ ‫ِإ‬
. ‫َو ذا َحا َو ْاجهَت َدَ َّ َأ ْخ َطَأ فَ ُ َا ْج ٌر‬
} ‫{ رواه مسمل‬ ‫ِإ‬

 Artinya : “Apabila seorang hakim mengadili,


lalu ia berijijtihad, ternyata ijtihadnya benar
maka mendapatkan dua pahala. Dan apabila ia
mengadili, lalu berijtihad dan ijtihadnya salah,
maka ia mendapatkan satu pahala.”
 HR. Muslim
Bentuk-bentuk Ijtihad :
1. IJMA’ :

-Menurut bahasa: menghimpun,


mengumpulkan, dan menyatukan pendapat.

- Menurut istilah : Kesepakatan para ulama


tentang hukum suatu masalah yg tidak tertulis
secara teks didalam Al Quran dan Al Hadits.

HasilIJMA adalah FATWA para ulama,


contohnya; MUI mengeluarkan fatwa, bahwa
Rokok itu hukumnya HARAM!
2. QIYAS (Analogi) :
- Menurut Bahasa : Qiyas berarti mengukur sesuatu dengan
contoh yang lain, kemudian menyamakannya.
- Menurut Istilah : Qiyas adalah menetukan hukum suatu
masalah yg tidak ditentukan hukumnya dalam Al Quran dan
Al hadits dengan cara menganalogilan suatu masalah dengan
masalah yang lain karena terdapat kesamaan ‘illat (alasan).
Rumus Qiyas :
- Asal (yg tertulis didalam Al Quran atau Al Hadits).
- ‘illat (alasan) = kesamaan sifat
- furu ‘(cabang) – baru yg tidak ada dalam Al Quran dan Al
hadits.
- contoh zakat fitrah dengan Beras = gandum dan kurma.
- Contoh Minum Bir hukumnya Haram = Hamar
3. ISTIHSAN :

-Menurut Bahasa, Istihsan adalah: menganggap


baik terhadap sesuatu hal.

-Menurut istilah, Istihsan adalah: menetapkan


hukum suatu masalah ijtihadiyah atas dasar prinsip-
prinsip umum ajaran islam, seperti KeaDilaN,
kaSih Sayang, dll.

- Kalau ada dua bahaya dan kita ada dalam dua


pilihan tersebut, maka pilih yang bahayanya lebih
ringan.
4. Masalihul Mursalah:

-Menurut Bahasa, Masalihul Mursalah adalah: Pertimbangan untuk


mengambil kebaikan.

-Menurut Istilah, Masalihul Mursalah adalah: penetapan hukum


yang didasarkan atas kemaslahatan umum atau kepentingan
bersama.

-Contohnya: pengumpulan dan penulisan kembali ayat-ayat Al


quran dalam satu mushaf pada masa khalifah usman bin Affan, dan
membakar tulisan-tulisan yang ada sebelumnya, dengan tujuan
untuk kesatuan dan persatuan kaum muslimin dalam melestarikan Al
Quran.
HUKUM TAKLIFI

Pengertian Hukum taklifi:

Hukum taklifi adalah: hukum yang menghendaki


dilakukannya suatu pekerjaan oleh
MUKALLAF(orang dewasa dan berakal sehat),
atau melarang mengerjakannya, atau melakukan
pilihan antara melakukan dan meninggalkannya.

ParaUlama mengklasifikasi hukum taklifi, yaitu;


Wajib, Sunnah, Mubah/boleh/jaiz, Harus, Haram,
dan Makruh.
* Kedudukan Hukum taklifi:
Hukum taklifi merupakan implementasi dan
penjabaran dari sumber hukum Islam, yaitu Al
Quran, Al Hadits, dan Ijtihad.

Sumber-sumber hukum Islam, baik Al Quran


maupun Al Hadits merupakan sekumpulan nash
yang berisi tentang tuntutan bagi mukallaf agar
melaksanakan perintah, atau meninggalkan larangan
dan memilih anjuran sesuai dengan tuntutan nash.
Kedudukan hukum taklifi sangat penting
dalam kerangka penegakkan hukum Islam,
sesuai dengan tuntutan nash.,

 SEBAB : Setiap perbuatan seorang mukallaf


dalam pandangan Islam mengandung
konsekuensi mendatangkan PAHALA atau
DOSA bergantung kepada hukum perbuatan
tersebut, apakah melaksanakan perintah,
melanggar larangan, atau memilih anjuran si
pembuat hukum, Allah ‘Azza Wajalla.
* Fungsi Hukum taklifi :
-Sebagai penjabaran dan merupakan implementasi dari
kedua sumber hukum Islam, yaitu Al Quran dan As
Sunnah.

-Untuk membedakan antara perbuatan yang wajib,


haram, makruh, sunnah, dan mubah.

- Sebagai pedoman manusia dalam menjalani tugas dan


tanggung jawabnya sebagai makhluk Allah dan khalifah
Nya di muka bumi, agar mereka bisa membedakan
dengan baik status hukum perbuatannya tersebut.
 Dalil tentang wajib:

ُ ‫ َوهَل‬, ‫هللا َو َر ُس ْوهَل ُ َوي َ َت َع َّد ُحدُ ْو َد ُه ي ُ ْد ِخهْل ُ اَن ًرا َخادِل ً ا ِفهيَا‬
َ ‫ َو َمن ي َ ْع ِص‬
ٌ ‫عَ َذ‬
. ٌ ‫اب ُّم ِهنْي‬
} 14 : ‫{سوراة النساء‬

Artinya: Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan


Rasul Nya dan melanggar batas-batas hukum Nya,
niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia
kekal didalamnya, dan dia akan mendapat azab yang
menghinakan.”

QS. An Nisa : 14
SMK NEGERI 7 BANDUNG

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS X / 1/ 1

BY: Dra. NURYANAH, M.Ag

Anda mungkin juga menyukai