Anda di halaman 1dari 17

CLAUDIA MAKALEW 16011104056

JUHENDRO POLUAKAN 16011104060


RONALDO ALAN SENGKEY 16011104062
FLORENSIUS RUMIMPER 16011104051
NATHALIA ASSA 16011104047

KELOMPOK 2
KASUS PEMICU 2
Ibu N, 75 tahun tinggal dengan anak pertama, menantu, dan 2 orang cucu. Keadaan fisiknya sudah
mengalami ompong dan giginya tinggal 3 pada bagian depan sehingga sulit untuk menguyah makanan
yang keras. Kebiasaan makan tidak teratur dan tidak pernah melakukan kegiatan olahraga. Ibu N
memiliki riwayat gastritis 3 tahun yang lalu. Saat ini Ibu N sedang mengalami diare karena pola
makannya yang suka mengonsumsi makanan yang pedas dan asam.
Pertanyaan :
1. Jelaskan teori penuaan yang terjadi dengan kondisi klien
2. Jelaskan perubahan akibat penuaan terkait kondisi klien
3. Lengkapilah data-data yang diperlukan pada klien tersebut di atas
4. Identifikasi masalah yang muncul
5. Buatlah alternatif pemecahan masalah
6. Diskusikan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien tersebut
7. Jelaskan peran keluarga dan perawat gerontik dalam melakukan asuhan keperawatan pada lansia
Teori Biologis
Teori biologi mencoba untuk Suatu pemahaman tentang perspektif
menjelaskan proses fisik penuaan biologi dapat memberikan
termasuk perubahan fungsi dan pengetahuan pada perawat tentang
struktur pengembangan, panjang usia faktor resiko spesifik dihubungkan
dan kematian. Perubahan-perubahan dengan penuaan dan bagaimana
dalam tubuh termasuk perubahan orang dapat dibantu untuk
molekular dan seluler dalam sistem meminimalkan atau menghindari
organ utama dan kemampuan tubuh resiko dan memaksimalkan
untuk berfungsi secara adekuat dan kesehatan.
melawan penyakit.
Teori biologis juga mencoba untuk
menjelaskan mengapa orang
mengalami penuaan dengan cara
Perubahan-Perubahan pada Sistem Pencernaan Lansia

 Menurut Ebersole, dkk (2014), pada lansia terdapat penurunan indra perasa atau sense of taste khususnya
manis dan asin serta penurunan sense of smell
 Sehingga lansia mengalami perubahan rasa (disgeusia), kemampuan untuk merasakan menurun
(hypogeusia) dan tidak dapat merasakan beberapa rasa (ageusia)
 Mukosa mulut juga mengalami perubahan berupa kehilangan elastisitas, atrofi sel epitel, dan suplai darah
berkurang ke jaringan ikat (Miller, 2012).
 Hal ini menjadi penting karena kehilangan atau penurunan indra perasa dapat mengakibatkan penurunan
nafsu makan dari lansia itu sendiri.
 Pada lansia mulut yang berfungsi mencerna makanan menjadi bolus juga mengalami perubahan fisiologis.
Perubahan-perubahan tersebut seperti enamel gigi menjadi lebih keras dan rapuh, dentin menjadi lebih
berserabut, dan ruang saraf menjadi pendek dan sempit menyebabkan gigi menjadi mudah tanggal (Miller,
2012)
 Meiner dan Lueckenotte (2006) menambahkan tanggalnya gigi disebabkan juga karena kerusakan jaringan
disekitar gigi, dan resorpsi dan deposisi tulang yang terjadi secara bersamaan
 Di dalam rongga mulut lansia juga mengalami perubahan neuromuskular yaitu
adanya penurunan kemampuan mengunyah dan menelan yang berkaitan dengan
kekuatan otot berkurang dan mengurangi tekanan lidah (Ney, dkk., 2009 dalam
Miller, 2012).
 Pada esophagus terdapat gelombang peristaltik yang berfungsi memasukkan
makanan ke dalam lambung. Menurut Miller (2012), lansia mengalami
penurunan gelombang peristaltik dan adanya peregangan pada esophagus.
Selain itu, lansia juga mengalami presbyphagia yaitu melambatnya menelan
atau bahkan disphagia yaitu susah menelan (Ebersole, dkk ,2014) Lower
esophageal sphingter mengalami penurunan untuk relaksasi sehingga lansia
rentan mengalami refluks makanan (Mitty, 2008).
 Setelah makanan sampai di lambung, makanan akan mengalami pencernaan lebih
kompleks seperti motilitas, sekresi dan digesti. Ebersole, dkk (2014) menyatakan
bahwa lambung pada lansia banyak mengalami perubahan fisiologis berupa penurunan
motalitas, volume dan penurunan sekresi bikarbonat serta mukus lambung. Perubahan
ini disebabkan karena atropi lambung dan Hypochlorydria atau ketidakcukupan HCL.
Penurunan motilitas lambung menyebabkan makanan menjadi lama dicerna
dilambung sehingga terjadi peningkatan waktu pengosongan lambung dan lansia
menjadi jarang makan
 Proses penuaan pada lansia berpengaruh pada beberapa hal, seperti pengurangan
sekresi mukus, pengurangan elastisitas dinding rektum, dan pengurangan kemampuan
mempersepsikan distensi dinding rektum. Hal ini lah yang menjadi faktor predisposisi
lansia mengalami konstipasi (Miller, 2012).
Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Sistem Pencernaan Pada
Lanjut Usia

 Kesehatan Oral
Komponen gigi pada lansia lebih keras dan mudah
rapuh, serta ruang saraf yang lebih pendek dan sempit
menyebabkan penurunan sensitivitas terhadap
rangsangan yang dapat mengganggu proses
mengunyah (Millier, 2012)
 Faktor psikososial
Perubahan jadwal makan dan partisipasi pasangan
dapat mempengaruhi nafsu makan. Lansia akan sulit
untuk menyiapkan makanan sehari-hari untuk
keluarga dan pasangannya setelah kehilangan
pasangan atau salah satu anggota keluarga (Miller,
2012).
Masalah yang muncul
 Diare
 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh
Ibu N, 75 tahun tinggal dengan anak pertama, menantu, dan 2 orang
cucu. Keadaan fisiknya sudah mengalami ompong dan giginya
tinggal 3 pada bagian depan sehingga sulit untuk menguyah
makanan yang keras. Kebiasaan makan tidak teratur, Ibu N
mengatakan penurunan berat badan 5kg dan tidak pernah
melakukan kegiatan olahraga. Ibu N memiliki riwayat gastritis 3
tahun yang lalu. Saat ini Ibu N sedang mengalami diare karena pola
makannya yang suka mengonsumsi makanan yang pedas dan asam.
Frekuensi BAB lebih dari 3x sehari dengan konsistensi feses cair.
Alternatif pemecahan masalah
 Menganjurkan makan dengan makanan dengan konsitensi
lembut agar mudah dikunyah dan ditelan
 Anjurkan keluarga untuk mengatur jam makan Ibu N agar
teratur
 Anjurkan pemberian makanan dengan nutrisi yang sesuai
 Hindari atau kurangi makanan yang pedas dan asam agar
tidak mengalami gastritis kembali
Diagnosa NOC NIC
diare Setelah diberikan askep selama … x … 1. Observasi dan catat
jam diharaopkan keseimbangan volume frekuensi, karakteristik,
cairan terpenuhi dengan kriteria hasil : dan jumlah
1. Pasien mengatakan diare berkurang 2. Kaji status hidrasi
dengan konsistensi feses lembek intake dan output.
3. Monitor ttv dan
2. Pasien tidak lagi pucat observasi
3. Mukosa bibir lembab 4. Pemberian obat anti
diare
Ketidakseimbanga Setelah diberikan askep selama … x … jam Bina hubungan saling percaya dan
n nutrisiy: kurang diharaopkan keseimbangan volume cairan terpenuhi mendukung dengan pasien
dari kebutuhan dengan kriteria hasil :
tubuh
1. Keadekuatan pola asupan zat gizi yang biasanya. Kembangkan program modifikasi
2. Keinginan untuk makan perilaku yang spesifik terhadap
kebutuhan pasien

Diskusikan keuntungan perilaku


makan yang sehat dan dampak
ketidaktaatan

Pertahankan makan pasien sesuai


jadwal makan dan kudapanke
Peran keluarga dalam keperawatan lansia
 Menjaga dan merawat kondisi anggota keluarga yang lanjut
usia tetap dalam keadaan optimal atau produktif.
 Mempertahankan dan meningkatkan status mental pada lansia
 Mengantisipasi adanya perubahan sosial dan ekonomi pada
lansia
 Memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk memenuhi
kebutuhan spiritual, denngan demikian dapat meningkatkan
ketakwaan lansia kepada YME
Peran anggota keluarga terhadap lansia
 Melakukan pembicaraan terarah
 Mempertahankan kehangatan keluarga
 Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia’
 Membantu dalam hal transportasi
 Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan
 Memberikan kasih sayang
 Menghormati dan menghargai
 Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia
 Jangan menganggapnya sebagai beban
 Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
Peran perawat pada lansia
 Sebagai care giver / pemberi asuhan langsung
Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
 Sebagai pendidik

Membantu meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan


 Sebagai komunikator

Komunikasi yang baik menajdikan perawat mengetahui klien mereka agar


mampu mendiagosa dan mampu menemukan hal-hal yang dibutuhkan selama
proses perawatan
 Sebagai konselor

Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya


Daftar Pustaka
Stanley, mickey & beare, gauntlett Patricia. 2002.
Buku ajar keperawatan gerontik edisi 2. terjemahan
oleh juniarti, nety dan kurnianingsih, sari. Jakarta:
penerbit buku kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai