Anda di halaman 1dari 70

ANTROPOLOGI

KESEHATAN
(Medical Anthropology)
Antrokes salah satu cabang ilmu sos m’punyai
bid kajian yg dpt dibedakan dg ilmu sos
lainnya, spt sosiologi, ilmu ekonomi, politik,
kriminologi, dll.
Antro di’pokkan dlm cabang ilmu
humaniora krn kajiannya fokus pd
manusia & ke’bud-nya, khusus
m’bahas ttg kes.
Antrokes (Med Anthro) adl ilmu yg
mempelajari perilaku/budaya masy
dlm bid kes.
Antro m’gunakan perspektif ekologis
dlm memahami pola peny yg
memandang manusia sbg bag dari
biologi & budaya.
Antro yg m’bahas ttg manusia dari segi
keragaman fisik, masy & budaya,
dikembangkan lebih lanjut dg kes mulai
dari sehat, sakit & sembuh. Kes sangat
dipengaruhi o/ perilaku & budaya.
Orientasi budaya yg berbeda akan m’bentuk
pemahaman yg perbeda pula thd perilaku yg
berkaitan dg perawatan dan pengobatan peny.
Oleh krn kita bahas inti permasalahan kes dari
perilaku & budaya dlm individu, kel & masy.
Serta m’bahas budaya apa saja yg dpt
mempengaruhi kes.
Antrokes sbg salah satu cabang ilmu sos
m’punyai bid kajian sendiri yg dpt dibedakan dg
ilmu sos lainnya, spt sos’logi, ekonomi, politik,
kriminologi dll.
Antro dpt juga di’pokkan ke dlm cabang ilmu
humaniora krn kajiannya fokus kpd manusia &
kebud-nya fokus dlm bid kes. Scr umum
dikatakan antrokes mrpk ilmu yg m’pelajari
manusia dari segi keragaman fisiknya, masy-
nya, & kebud-nya terutama bid kes.
Def’si Antrokes adl studi ttg pengaruh
unsur’s bud thd p’hayatan masy ttg
peny & kes (Solita Sarwono, 1993).
Def’si ini masih sangat sempit krn
antro sendiri tdk terbatas hanya
melihat p’hayatan masy & pengaruh
unsur budaya saja.
Antro lebih luas lagi kajiannya,
Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu antro
m’lajari manusia dari aspek fisik, sos, bud
(1984;76). Pengertian Antrokes yg diajukan
Foster/Anderson mrpk konsep yg tepat krn
termakutub dlm pengertian ilmu antro spt
disampaikan Koentjaraningrat di atas.
Menurut Foster/Anderson, Antrokes
mengkaji masalah’s kes & peny dari dua
kutub yg berbeda yaitu kutub biologi &
kutub sosbud.
Dapat d’pulkan bhw Antrokes adl
disiplin yg memberi perhatian pd
aspek’s bio & sos-bud dari tl manusia,
terutama ttg cara’s interaksi antar
keduanya disepanjang sejarah
kehidupan manusia, yg m’pengaruhi
kes & peny pd manusia (Foster/
Anderson, 1986; 1-3).
Menurut Weaver : Antrokes adl
cabang dari antro terapan yg
menangani berbagai aspek dari kes
dan peny (Weaver, 1968;1)
Menurut Hasan & Prasad : Antrokes adl
cabang ilmu mengenai manusia yg
m’pelajari aspek’s bio & kebud manusia (&
sejarahnya) bertitik tolak pandangan u/
memahami medical, medico-historical,
hukum medico-legal, medico-social &
masalah’s kes manusia (Hasan & Prasad,
1959; 21-22)
Menurut Hochstrasser : Antrokes
adl pemahaman biobudaya manusia
& karya’snya, yg berhub dg kes &
pengobatan (Hochstrasser & Tapp,
1970; 245).
Sejarah
Antropologi Kesehatan
Bicara sejarah Antrokes, maka harus melihat
awal mula munculnya istilah ini dan penelitian’s
mengenai hal ini. Uraian sejarah muncul dan
perkembangan antrokes dibuat menurut urutan
waktu:
Th 1849 Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman
terkemuka, pada th 1849 menulis bila kedr-an
adl ilmu mengenai manusia yg sehat/sakit,
maka dmk pula ilmu yg merumuskan hukum’s
sbg dasar struktur sos, u/ menjadikan efektif
hal’s yg inheren dlm manusia itu sendiri shg
kedr-an dpt melihat struktur sos yg
mempengaruhi kes & peny, mk kedr-an dpt
ditetapkan sbg antropologi.
Th 1849 Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman
terkemuka, menulis bila kedr-an adl ilmu
mengenai manusia yg sehat/sakit, maka dmk
pula ilmu yg merumuskan hukum’s sbg dasar
struktur sos, u/ menjadikan efektif hal’s yg
inheren dlm manusia itu sendiri shg kedr-an
dpt melihat struktur sos yg mempengaruhi kes
& peny, mk kedr-an dpt ditetapkan sbg antro.
Th 1963 Sepuluh th kmdn, Scoth memberi
judul “Antro Kes” dan Paul membicarakan
“Ahli Antro Kes” dlm suatu artikel mengenai
kedr-an & kesmasy. Setelah itu baru ahli’s
antro Amerika benar’s menghargai implikasi
dari penelitian’s ttg kes & peny bagi ilmu
antro.
Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin
Antro Kes ini dg munculnya tulisan yg
dibuat Pearsall (1963) yg berjudul Medical
Behaviour Science yg berorientasi antro,
sejumlah besar (3.000 judul) dari yg terdaftar
dlm bibliografi tsb tak diragukan lagi
menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antro.
Perkembangan
Antropologi Kesehatan
Antrokes mempelajari sosio-kultural dari
semua masy yg berhub dg sakit & sehat sbg
pusat dari budaya, di antaranya objek yg
menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah:
1. Peny yg berhub dg kepercayaan
(misfortunes).
2. Bbrp masy misfortunes disebabkan o/
kekuatan supranatural maupun
supernatural atau penyihir,
3. Pok healers ditemukan dg bentuk yg
berbeda disetiap pok masy
4. Healers yg mempunyai peranan sbg
penyembuh.
5. Perhatian thd suatu keberadaan
sakit/peny tdk scr individual, terutama
illness & sickness pd kel /pun masy
Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli’s
antro akhir abad 20, th 1924 W.H. R. River,
seorang dr, menyebutkan bhw kepercayaan
medis & prakteknya tdk dpt dipisahkan dari
aspek budaya & organisasi sos lain. Ia
menyatakan “praktek medis primitif
mengikuti dari & m’buat pengertian dlm
syarat’s yg mendasari kepercayaan medis.
Ia juga menyatakan keberadaan 3
padangan dunia yg berbeda (gaib, religi,
& naturalistik) dan menghub sistem’s
kepercayaan, & tiap’s pandangan memilki
model perilaku medis yg sesuai.
Ackerkencht, seorang dr & ahli antro,
orientasi teoritisnya diungkapkan dalam
bentuk lima generalisasi yi:
1. Studi signifikan dalam antropologi medis
bukanlah sifat tunggal melainkan
konfigurasi budaya secara keseluruhan
dai masyarakat dan temapt dimana pola
medis berada dalam totalitas tersebut,
2. Ada banyak pengobatan primitif,
3. Bag dari pola medis, spt yg ada pd
keseluruhan bud, scr fungsional saling
berkaitan,
4. Pengobatan primitif paling baik dipahami
dlm kaitan kepercayaan & definisi
budaya,
5. Manifestasi pengobatan primitif yg
bervariasi mrpk pengobatan gaib.
Teori
Antropologi
Antro mrpk suatu cabang ilmu sos yg
membahas mengenai budaya masy suatu
etnis. Antro muncul krn adanya ketertarikan
dari orang Eropa yg melihat budaya, ciri’s
fisik & adat istiadat yg berbeda.
Antro berasal dari “anthropos” = manusia &
“logos” = ilmu (Yun).
Scr harfiah, antro dpt didefinisikan sbg ilmu
yg m’pelajari manusia dari segi
keanekaragaman fisik, serta kebudayaannya.
Objek antro adl manusia, kebudayaan serta
perilakunya. Objek antro dg kata lain
menyangkut semua manusia dimanapun dan
kapanpun. 7an dari antro adl u/ m’bangun
masy dg m’pelajari perilaku, bgmn manusia
dpt bermasy dlm suku bangsa & budaya
manusia. Antro memadukan scr integratif
7an bio & sos-bud dalam kehidupan.
Antro semakin berkembang krn adanya
teori’s yg bermunculan dan berkembang.
Teori antro tsb adl :

Teori Evolusi Deterministrik adl teori tertua


dikembangkan o/ 2 tokoh Edward Burnet
Tylor (1832-1917) & Lewis henry Morgan
(1818-1889).
Teori ini muncul dari anggapan
adanya hukum universal yg
mengendalikan perkembangan semua
kebudayaan manusia. Berdasarkan
teori ini setiap kebudayaan
mengalami fase’s/evolusi.
Lewis Henry Morgan (1818-1881)
m’gambarkan proses evolusi masy & kebud
dg 8 tahap evolusi universal yg dituangkan
dlm karyanya berjudul Ancient Society.
Delapan tk evolusi tsb yi 1) zaman liar, 2)
liar madya, 3) liar muda, 4) barbar tua, 5)
barbar madya, 6) barbar muda, 7)
peradaban purba dan 8) peradaban masa
kini.
Teori Partikularisme muncul stlh
berakhirnya masa teori evolusionisme.
Pemikiran baru ini dipelopori Franz Boas
(1858-1942) yg menentang teori
evolusionisme. Teori ini disebut sebagai
partikularisme historic. Boas tidak setuju dg
teori evolusi ttg adanya hukum universal yg
menguasai kebudayaan.
Boas berpendapat meskipun hanya satu
unsur, kebud tetap hrs dipelajari dalam
konteks masy di mana unsur tsb berada.
Teori partikularisme berpandangan bahwa
perkembangan tiap kebud mempunyai
kekhasan sendiri’s & tdk dpt
digeneralisasikan ke dalam aturan / hukum
universal.
Teori Difusi Perkembangan sejarah unsur’s
kebud manusia di awali oleh F. Ratzel (1844-
1904). Dia seorang sarjana Ilmu hayat
merangkap ilmu bumi, yg m’berikan
anggapan bahwa Kebud manusia itu
pangkalnya satu, di satu tempat t3, yi pd wkt
makhluk manusia baru saja muncul di dunia
ini.
Kebud induk berkembang, menyebar, ke
banyak kebud baru, krn pengaruh lingk &
wkt. Dalam proses pemecahan itu bangsa’s
pemangku kebudayaan’s baru tdk tetap
tinggal terpisah. Sepanjang masa di muka
bumi ini senantiasa terjadi gerak
perpindahan bangsa’s yg saling berhub serta
saling mempengaruhi.
Teori Difusi Rivers (1864-1922) meneliti
unsur’s kebud di daerah Melanesia. Ia
anggota Cambridge Torres Straits Expedition
dan meneliti hub antara kebud suku bangsa
yg mendiami sekitar Selat Torres, yaitu Irian
Selatan & Australi Utara
M’bangkan metode wawancara melalui
pengumpulan bahan mengenai sistem
kemasy-tannya dg m’pulkan data mengenai
asal-usul individu dg mengajukan pertanyaan
ttg kerabat & nenek moyang sbg pangkalnya.
Metode tsb diuraikan dlm karagannya
berjudul: A genealogical Method of
Anthropological Inquiry (1910).
Metode tsb dikenal dg genealogical method
(metoe genealogi) mrpk alat utama u/
melakukan field work di bbrp tempat, Rivers
juga m’gunakan metode field work yi u/
meneliti suku Toda, Buku Antro Kes di
Propinsi Mysore, India Selatan meghasilkan
buku The Todas (1906) ia mendapat bahan
mengenai sistem kekerabatan orang Toda.
Teori Difusi Elliot Smith (1871-1937) Dan
W.J Perry (1887-1949) Sejarah kebud dunia
pd zaman purbakala yg berpangkal di Mesir,
bergerak kearah timur. Teori ini disebut
heliolithic theory, sangat dikecam o/ R.H.
Lowie, ahli antro Amerika, yg menyatakan
bahwa teori Heliotik itu mrpk teori difusi yg
sangat extreme tdk sesuai kenyataan.
Indonesia diapit 2 benua dan samudera shg Ind
sbg jalur perdagangan & dilewati u/
perpindahan bangsa’s & kebud-nya, Bangsa
Indo juga kaya akan rempah’s shg memicu
daya tarik bangsa lain u/ berdagang dan
berinvestasi di Ind.
Bangsa Ind skr mrpk akibat dari
perpindahan & penyebaran kebud dari
bangsa’s yg melewati Ind / yg menetap.
Contoh kampung Pecinan di Pekalongan
dikarenakan pd zaman perdagangan dahulu
bangsa Cina datang ke Indo u/ berdagang
dan memanfaatkan rempah’s yg ada di Indo.
Bangsa Cina datang membawa kebud-nya
dan singgah serta menetap kebud dari
Bangsa Cina kmd diadopsi o/ Bangsa Ind -
sekarang.
Teori Fungsionalisme dikembangkan o/
Bronislaw Malinowski (1884-1942) selama
PD II mengisolir bersama penduduk asli
pulau Trobrian u/ m’pelajari cara hidup
mereka dg observasi berperan serta
(participant observation). Ia mengajukan
teori tsb berasumsi bahwa semua unsur
kebud mrpk bagian’s yg berguna bagi masy.
Teori ini beranggapan bahwa semua unsur
kebud adl bagian’s yg berguna bagi
masyarakatdi mana unsur’s tsb berada.
Pandangan fungsionalis menekankan
bahwa setiap pola perilaku, kepercayaan &
sikap yg menjadi bg dari kebud suatu masy,
memiliki peran mendasar dlm kebudn ybs.
Bronislaw Malinowski (1884 – 1942) mrpk tokoh
antro yg menggagas dan berhasil m’bangkan teori
fungsionalisme dalam ilmu antro. Dan bahwa
teori yg ia kembangkan dg menekuni lit lap.
Kepulaun Trobriand diwil pasifik menjadi objek
p’lit dari situ Malinowski lahir berbagai karya
tulisan yg sangat dikagumi dikalangan antro,
salah satunya “Argonauts Of The Western
Pacific”
Secara garis besar Malinowski merintis
kerangka teori u/ menganalisis fungsi dari
kebud manusia, yg disebut teori fungsional ttg
Buku Antro Kes kebud atau “a functional
theory of Culuture”. Dan melalui teori ini
banyak antro yg sering m’gunakan teori tsb
sbg landasan teoritis hingga dekade th 1990-
an, bahkan dikalangan mhs.
Tulisan “Argonauts of the Western Pacific”
(1922) melukiskan ttg sistem Kula yakni
berdagang yg disertai upacara ritual yg
dilakoni oleh penduduk di kepulauan
Trobriand dan sekitarnya. Perdagangan tsb
dilakukan dg menggunakan perahu kecil
bercadik menuju pulau lainnya yang
jaraknya cukup jauh.
Benda’s yg diperdagangkan dilakukan dg
barter berupa berbagai macam bahan
makanan, barang’s kerajinan, alat’s perikanan,
yg paling menonjol & menarik adl bentuk
pertukaran perhiasana o/ penduduk Trobriand
sangat berharga & bernialai tinggi, yakni
kalung kerang (sulava) yg searah jarum
jam/sebaliknya
Karangan etnografi dari hasil penelitian lap tsb
adalah bentuk perkeonomian masy di kepulauan
Trobriand dan sekitarnya. Hanya dg
menggunakan tek’gi sederhana dlm mengarungi
topografi lautan pasifik, disisi lain yg menarik
ialah keterkaitan sistem perdagangan / ekonomi
yg saling terkait dg unsur kebud lainnya spt
kepercayaan, sistem kekerabatan & org sos yg
berlaku di masyt Trobriand.
Dari berbagai aspek tsb terbentuk kerangka
etnografi yg saling berhub satu sama lain
melalui fungsi aktivitas tsb. Pokok tulisan
tsb Malinowski ditegaskan sbg bentuk
Etnografi yg berintegrasi scr fungsional.
Selain dari hasil karya etnografinya, hrs
diperhatikan pula upaya’s Malinowski dlm
m’bangkan konsep teknik & metode lit.
Sangat lugas ditekankan pentingnya p’litian
yg turun langsung ke-tengah’s objek masy yg
diteliti, menguasai bhs mereka agar dpt
memahami apa yg objek lakukan sesuai
konsep yg berlaku pd masy itu dan kebiasaan
yg dikembangkan menjadi metode adl
pencatatan.
Mencatat seluruh aktivitas dan
kegiatan/suatu kasus yg konkret dari
unsur kehidupan. Selain itu kemampuan
keterampilan analitik agar dapat
memahami latar dan fungsi dari aspek
yang diteliti, adat dan pranata sos dlm
masy. Konsep tsb dirumuskan kedlm
tingkatan abstraksi mengenai fungsi aspek
kebud, yakni :
yi : 1. saling keterkaitannya scr otomatis,
pengaruh dan efeknya thd aspek lainnya. 2.
konsep o/ masy ybs. 3. unsur’s dlm
kehidupan sos masy yg terintegrasi scr
fungsional. 4. esensi/inti dari kegiatan
/aktivitas tsb adl berfungsi untuk
pemenuhan kebut dasar “biologis”
manusia.
Melalui tingkatan abstraksi tsb Malinowski
kmdn mempertegas inti dari teorinya dg
mengasumsikan bahwa segala
kegiatan/aktivitas manusia dlm unsur’s
kebud itu sebenarnya bermaksud
memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah
kebutuhan naluri mahluk manusia yang
berhub dg seluruh kehidupanya
Kelompok sos/org, contoh awalnya mrpk
kebut manusia yg suka berkumpul &
berinteraksi, perilaku ini berkembang
dalam bentuk yg lebih solid dlm artian
perkumpulan tsb dilembagakan melalui
rekayasa manusia.
Daftar Pustaka
Aditya, R. S. (2017) ‘Phenomenology Study of the Experience
of Relapse of Drug Addictions During Methadone Therapy’,
Perpustakaan Universitas Airlangga.

Aditya, R. S. (2019) Perbandingan Metode Health Coaching dan


Ceramah Tentang Basic Life Support (BLS) Untuk Remaja
Masjid, Jurnal Keperawatan BSI. Available at:
http://ejurnal.univbsi.id/index.php/keperawatan /article/view/105
(Accessed: 1 November 2019).

Aditya, R. S. et al. (2017) ‘Experience of the Healthworkers in


Conductin Methadone Rehabilitation Therapy at the Public
Health Center’, Dama International Journal Researchers (DIJR),
2(2), pp. 107–113.
Aditya, R. S., Solikhah, F. K. and Kurniawan, S. B. (2019)
‘Teenager response to the conditions of basic level emergency: A
phenomenology study’, Indian Journal of Public Health Research
and Development, 10(9). doi: 10.5958/0976- 5506.2019.02421.5.

Baal, J. Van. 1988. “Sejarah Dan Pertumbuhan Teori Antropologi


Budaya”, PT. Gramedia, Jakarta

Benedict, Ruth, Patterns of Culture. Boston: Houghton Mifflin Co.,


1980.
Caudill, William. 1953. Applied Anthropology in Medicine. Dalam
Anthropology Today: An Encyclopedic Inventory. A.L. Kroeber,
edt. Hlm 771-806. Chicago. The University of Chicago Press.

Clausen John A. 1963. Social Factors in Disease.Dalam Medicine


and Society.J.A. Clausen and R. Strauss, edt.The Annuals of
Amrican Academy of Political and Social Science346.Hlm 138-
148.

Drs. Naffi Sanggenafa, MA. 2002. Jurnal Antropologi Papua.


Jayapura. Laboratorium Antropologi Jurusan Antropologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cenderawasih.

DuBos Rene. 1963. Man Adapting. New Haven. Yale University


Press.
Fabrega, Horacio, Jr. 1970. Medical Anthropology. DalamBienial
Review of Anthropology B.H. Siegel, ed. Hlm. 30-68. Stanford,
California. Stanford University Press.

Fahrany, F. (2019) ‘Analisis Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi


Pada Remaja Usia 15-18 Tahun Di Wilayah Kepanjen, Jurnal Ilmu
Kesehatan, 10(2), pp. 156–163.

Foster, Anderson (1986). Antropologi Kesehatan. Jakarta. Grafiti

Foster/Anderson. 1986. AntropologiKesehatan, Jakarta, Grafiti

GiayBeni. 1996. Pembangunan Irian Jaya dalamPerspektif Agama,


Buda yadanAntropologi, dalam BuletinDeiyai No. 5/thn I/Mei-Juni,
1996, Jayapura.
Glick L.B 1967. Medicine as an Ethnographic Category: The Gimi
of New Guinea Highlands. EtnologyBuletin

Gutomo Priyatmono. 2007. Bermain dengan Kematian. Yogyakarta.


Kanisius.

Hardesty, Donald L. 1977. Ecological Anthropology. New York.


John Wiley Harris, Marvin, “Culture, People, Nature; An
Introduction to General Anthropology”, New York, Harper and Row
Publishers, 1988.

Hassan, KhwajaArifdan B.G. Prassad. 1959. A Note on The


Contributions of Anthropology to Medical Science. Journal of the
Indian Medical Assosiation. 33: hlm 182-190.
Hochstrasser, Donald L dan Jesse W. Tapp, Jr. 1970. Social
Medicine and Public. Dalam Anthropology and the Bihavioural
and Health Science.Pittburgh. University of Pitsburgh Press.

Hochstrasser, Donald L dan Jesse W. Tapp, Jr. 1970.Social


Medicine and Public.Dalam Anthropology and the Bihavioural
and Health Science.Pittburgh.University of Pitsburgh Press.

Kaplan, David dan Manners, A. Albert. 2000. Teori-Teori Budaya.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Keesing, M. Roger. 1999. Antropologi Budaya: Suatu
Perspektif Kontemporer Jilid I.:Erlangga. Jakarta

Koentjaraningrat, 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta:


Universitas Indonesia (UI- Press)

Koentjaraningrat. 1981. Sejarah Teori Antropologi I. UI Press.


Jakarta

Koentjaraningrat. 1994. Papua Membangun Masyarakat


Majemuk, Jakarta, Jambatan.
Lieben Richard W. 1970.Medical Anthropology.Dalam Handbook
of Social and Cultural Anthropology. J.J Honigmann, ed. Hlm.
1031-1072. Chicago. Rand McNally.

Paul Benyamin D. 1963. Anthropology Perspectives on Medicine


and Public Health. Dalam Medicine and Society.

Paul Benyamin D. 1963. Anthropology Perspectives on Medicine


and Public Health.Dalam Medicine and Society. J.A. Clausen and
R. Strauss, edt. Hlm. 34-43. The Annual of the American
Academy of Political and Social Science.

Pearsall, Marion. 1963. Medical Behavioural Science: A Selected


Bibliography. Lexington. University of Kentucky Press.
Petocz, R. 1987. KonservasiAlam di Papua, Jakarta, Grafiti

Richardson, Miles, “Anthropologist-the Myth Teller,” American


Ethnologist, 2, no.3 (August 1975).

Saifudin. 2005. Antropologi Kontemporer, Suatu Pengantar Kritis


Mengenai Paradigma. Jakarta: Prenata Media.

Sarwono, S. (1993). Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta


Aplikasinya. Yogyakarta. Gajah Mada Press.

Sarwono, S. 1993. Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta


Aplikasinya, Yogyakarta, Gadjah Mada Press.

Sjaifuddin, Fedyani Achmad. 2005. Antropologi Kontemporer: Suatu


Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Prenada Media. Jakarta
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Tedi Sutardi. 2007. Antropologi :mengungkap Keragaman


Budaya untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas, Program
Bahasa. Bandung. PT Setia Purna Inves.

http://sayedmuddasir.wordpress.com/2014/05/01/panda ngan-
ahli-antropologi-terhadap-penyakit/
http://www.anneahira.com/artikel-kesehatanantropologi-
kesehatan.htm

Anda mungkin juga menyukai