Anda di halaman 1dari 27

Etika, Moral dan Hukum

dalam Profesi Kesehatan

IZNA NURDIANTY
Etika, Moral dan Hukum
F.A. Moeloek (2002)

ETIKA

HUKUM MORAL
Pengertian

Istilah Penjelasan
Etika Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral (Akhlak)

Moral Ajaran tentang baik atau buruk yang diterima


secara umum mengenai perbuatan, sikap dan
kewajiban, dll

Hukum Peraturan, undang-undang atau adab yang secara


resmi mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa
atau pemerintah
Fungsi EMH

Etik dan Hukum mengatur tertib dan tenteramnya pergaulan


hidup dalam masyarakat.

Etik menjadi norma, nilai, atau pola tingkah laku kelompok profesi
(dokter, Gizi, apt, sarjana kesmas, keperawatan, wartawan, hakim,
pengacara, akuntan) dalam memberikan pelayanan jasa kepada
masyarakat.

Pekerjaan profesi mempunyai ciri: pendidikan formal, berlandaskan


etik profesi, mengutamakan pelayanan kemanusiaan, ada izin, dan
mempunyai organisasi profesi.
 Profesi mencantumkan kewajiban “memenuhi Standar
Profesi”

 Etika mempunyai sanksi moral;

 Profesi memiliki sanksi disiplin profesi atau disiplin


administratif
Etika berhubungan dengan moral orang

Sedangkan

Hukum kesehatan merupakan aturan-aturan dalam


kesehatan 
Hukum Kesehatan

 Hukum kesehatan adalah peraturan perundang-undangan


yang menyangkut pelayanan kesehatan (merupakan
ketentuan hukum yg berhubungan langsung dengan
pemeliharaan dan pelayanan kesehatan)

 Yang terlibat didalam hukum kesehatan adalah :


perorangan, lapisan masyarakat, penyelenggara kesehatan
(dokter, perawat, ahli gizi, farmasian, kesehatan jiwa,
kesehatan masyarakat, kesehatan kerja, kesehatan
lingkungan, sanitarian.), organisasi, sarana, pedoman
standar pelayanan kesehatan, ilmu pengetahuan kesehatan,
dan hukum.
Tujuan Pembangunan kesehatan (UU Kesehatan Pasal 3)
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis.
 Etika Gizi adalah pengetahuan tentang perilaku
profesional para ahli gizi dalam menjalankan
pekerjaannya, sebagai mana tercantum dalam lafal sumpah
dan Kode Etik yang telah disusun oleh organisasi Persagi

 Pelanggaran etik tidak selalu berarti pelanggaran hukum,


dan pelanggaran hukum belum berarti pelanggaran etik
Profesi dan Profesionalisme
• Profesi adalah adalah bidang pekerjaan yang dilandasi KBBI
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan ) tertentu
• Profesi adalah suatu praktek seni dan pelayanan terampil
yang didasarkan pada pelatihan, pengetahuan dan
Howard Stephenson
berdedikasi sesuai dengan norma dan etika
• Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan kecakapan,
kemampuan, keahlian, memerlukan pelatihan dan Grace L. Stumpf
pendidikan tinggi, bekerja menggunakan kecerdasan dan
intelektual serta sifat kerjanya beragam
• Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan
umum dan khusus di tingkat tinggi, mempunyai kode etik Wolman
guna menjelaskan peranan yang harus dimainkan oleh
profesi dalam masyarakat.
Pengertian
Ciri-ciri Profesi

 Memiliki profesi berarti mempunyai panggilan dan


komitmen yang kuat terhadap profesi.
 Memerlukan pendidikan dan pelatihan-pelatihan khusus
dalam masa yang relatif lama
 Menekankan pada tehnik intelektual dalam
melaksanakan pelayanan
 Seseorang yang memiliki profesi lebih banyak
memikirkan kepentingan orang lain dari pada
kepentingan diri sendiri.
 Keuntungan materi bukan prioritas, bila perlu bekerja
tanpa imbalan.
 Mempunyai Kode Etik Profesi.
Ciri-ciri Profesi

 Tunduk pada peraturan profesi, dapat mendisiplinkan


anggotanya dan menjaga status gizi diri sendiri dan
masyarakat. Ada sanksi, perlu lisensi dsb.
 Pemilik profesi mempunyai mekanisme self control, tidak
akan melanggar kode etik, dapat membawakan diri
sesuai tuntutan profesi.
 Pemilik profesi mempunyai otonomi yang luas dalam
menjalankan profesinya.
 Mempunyai Asosiasi atau Organisasi Profesi.
 Adanya pengakuan masyarakat dan organisasi profesi
lain sebagai profesi.
 Pemilik profesi mempunyai hak dan wewenang untuk
mengembangkan diri melalui berbagai jalur formal
maupun informal.
Ciri profesi menurut dr. Subagyo MPH dan Muryati
Sihombing

 Tenaga profesi memberikan pelayanan yang unik dan


tidak terbatas, dalam memberikan pelayanan
menekankan pada tehnik intelektual.
 Tenaga profesi memerlukan pendidikan formal, cukup
lama, termasuk pelatihan dan praktek untuk
meningkatkan keterampilan profesi.
 Mempunyai otonomi luas bagi praktek kelompok dan
individu.
 Membentuk organisasi profesi mandiri dan diakui oleh
masyarakat diluar profesi tersebut.
Ciri profesi menurut dr. Subagyo MPH dan Muryati
Sihombing

 Organisasi profesi menetapkan standar kinerja,


kewenangan dalam melaksanakan praktek dan
memberikan sanksi bila terjadi pelanggaran.
 Profesi mempunyai kode etik yang jelas, setiap profesi
cenderung merngembangkan baku standar perilaku, dan
prinsip-prinsip etika.
 Tenaga profesi lebih menekankan pada pelayanan pada
orang lain dari pada menguntungkan diri sendiri.
PROFESI GIZI

 Memperoleh pengakuan dari profesi lainnya. Suatu


profesi tidak dapat bekerja sendiri, mempunyai
kemitraan kerja profesional.
 Harus mempunyai keinginan untuk berkembang maju,
mempunyai unit Litbang.
 Litbang dapat berkembang dengan baik bila ada kerja
sama dengan lembaga atau profesi lain
 Memerlukan kemampuan komunikasi yang efektif
sehingga terjadi hubungan yang sinergis antar anggota
atau dengan anggota profesi lain.
 Menjalin kerjasama atau berkomunikasi dengan asosiasi
lain di dalam dan luar negeri
Profesionalisme
PROFESIONALISME

 Profesional adalah suatu sikap dan watak serta semangat


perwujudan diri.
 Profesional adalah cara yang mencerminkan keunggulan
untuk mencapai kemampuan, kemahiran keahlian dan
keterampilan.
 Suatu penguasaan yang mendalam akan disiplin agar
mampu mencapai hasil yang optimal dan yang
diharapkan
 Menurut Samuel Helington profesionalisme adalah
kepakaran (expertisme), tanggungjawab (responsibility),
rasa sebagai kelompok (Cooporatenes), membentuk
asosiasi dan memiliki etika
MENURUT PROF SOEKIRMAN

 Berpendidikan, berpengetahuan dan memiliki


keterampilan yang cukup.
 Mempunyai etika yang baik antara lain; jujur, tepat janji
dan berfalsafah ilmu padi.
 Mempunyai untegritas yaitu memiliki nilai intelektual,
harga diri, memiliki kebanggan dan kepribadian yang
baik.
 Mempunyai organisasi tempat untuk bertukar pikiran,
ilmu dan mengembangkan diri.
 Memiliki jurnal yang dapat menunjang profesinya.
MENURUT PROF ASRUL ASWAR

 Body of knowledge yaitu memiliki seperangkat


pengetahuan sesuai bidang profesi yang dimiliki.
 Continuing education, yaitu senantiasa meningkatkan
kemampuan, pengetahuan dan keterampikan melalui
pendidikan berkelanjutan.
 Alturism, memiliki jiwa pengabdian dan dedikasi tinggi,
mendahulukan kepentingan orang lain dari pada
kepentingan diri sendiri, bekerja tanpa pamrih.
 Ethics. Memiliki seperangkat standar/prinsip moral yang
mengatur, menyesuaikan dan menilai prilaku profesional
SIKAP PROFESIONALISME

1. Berkepribadian.
Kepribadian adalah aspek kejiwaan yang dimiliki
seseorang dan nampak dalam sikap, perilaku dan
tutur bahasa individu seperti;
Sopan, santun dan ramah.
Jujur dan selalu siap menolong.
Tepat waktu dan disiplin adalah kunci sukses.
Menjaga perasaan orang lain dan mempunyai
toleransi.
Mampu mengendaikan emosi
SIKAP PROFESIONALISME (Lanjutan)

2. Penampilan atau gambaran fisik


* Keadaan tubuh
 Cara berbusana, sesuai kondisi dan situasi.
 Tata rias (rambut, wajah, kumis dsb)
 Kebersihan rambut, tangan dan kuku.
 Kesehatan dan kebersihan gigi, kulit dan tubuh.
* Kebiasaan
 Kebiasaan merokok
 Cara bersin, batuk, bersendawa, menguap dll
 Kebiasaan membuang sampah.
 Cara duduk, berdiri, berbicara dan berjalan.
SIKAP PROFESIONALISME (Lanjutan)

3. Cara bekerjasama dengan orang lain.


* Ada rasa percaya diri sesuai kemampuan
* Bekerja dengan sungguh-sungguh.
* Menghargai orang lain.
* Dapat dipercaya, Jujur, dan teliti.
* Mempunyai empati yang tinggi.
* Sikap mental positif
PROFESIONALISME Saat ini.....?

 Sekarang profesionalisme lebih mendekati kepada status


kesarjanaan, gengsi dan persyaratan sebagai PNS dll.
 Dampaknya, yang penting menjadi mahasiswa, masuk
menggunakan joki, ujian nyontek, kerja sama dalam
ujian, labih parah adalah ijazah aspal.
 Dalam pengembangan karier memilih pendidikan yang
mudah lulusnya bukan yang berkualitas
 Pada waktu membuat tugas akhir dibuatkan/ mengupah
orang lain, atau mengambil hasil karya orang lain
PROFESIONALISME

 Seorang yang profesional dituntut untuk mempunyai


ethos kerja yang tinggi, jujur, disiplin, produktif,
terampil, kreatif, selalu mengembangkan diri, menguasai
iptek yang terkait.
 Profesional berarti suatu proses yang selalu berkembang
menuju ke arah yang lebih baik.
 Cara meningkatkan profesionalisme adalah dengan
pendidikan dan pelatihan, penelitian terapan, pertemuan
ilmiah (seminar, lokakarya, kalakarya), studi/kaji
banding.
PROFESIONALISME (Ahli lain)

Integritas tinggi/tanpa kompromi.


Fokus kuat atau perhatian pada klien
Mempunyai komitmen yang kuat.
Mempunyai kompetensi tinggi di bidangnya.
Mempunyai kemampuan hubungan
interpersonal yang unggul
Sikap mental positif
Mempunyai keseimbangan hidup
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai