Anda di halaman 1dari 16

Pendekatan

Diagnosis Ikterik

Nur Arfannyah Azizi


Defenisi Ikterik

Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata, atau


jaringan lainnya, (membrane mukosa) yang menjadi kuning
karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat
konsentrasinya dalam sirkulasi darah.
Patofisiologi :

1. Fase Prahepatik
a. Pembentukan Bilirubin.
Sekitar 250-350 mg bilirubin atau sekitar 4 mg/kgBB terbentuk setiap harinya. 70%-
80% berasal dari pemecahan sel darah merah yang matang, sedangkan sisanya datang
dari protein hem lainnya yang berada terutama di sumsum tulang dan hati.
b. Transpor Plasma
Bilirubin tidak larut dalam air, karenanya bilirubin tak terkonjugasi ini transportnya
dalam plasma terikat dengan albumin dan tidak dapat melalui membran glomerulus,
karenanya tidak muncul dalam air seni.
2. Fase Intrahepatik
a. Liver uptake
Proses pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati secara rinci dan pentingnya
protein pengikat seperti ligandin atau protein Y, belum jelas.
b. Konjugasi
Bilirubin bebas yang terkonsentrasi dalam sel hati mengalami konjugasi dengan
asam glukoronik membentuk bilirubin diglukuronida atau bilirubin konjugasi atau
bilirubin direk.
3. Fase Pasca Hepatik
a. Eksresi Bilirubin
Bilirubin Konjugasi dikeluarkan ke dalam kanalikulus Bersama dengan
bahan lainnya. Di dalam usus flora bakteri medekonyugasi dan
mereduksi bilirubin mjd sterkobilinogen dan mengeluarkannya
Sebagian besar ke dalam tinja yang memberi warna coklat
Sebagian diserap dan dikeluarkan lagi ke dalam empedu dan dalam
jumlah kecil mencapai air seni sebagai urobilinogen
Penyakit Gangguan Metabolisme
billirubin

1. Hyperbillirubinemia tak terkonjugasi


2. Hiperbillirubinemia konjugasi
Manifestasi Klinis

1. Perubahan warna urin yang menjadi lebih kuning, gelap


2. Tinja pucat
3. Gatal yang menyeluruh
4. Pigmentasi kulit kehitaman
5. Ekskoriasi karena pruriritus
6. Pendarahan diatesis
7. Sakit tulang
8. Endapan lemak kulit
Anamnesis

– Pertanyaan yang penting mencakup Riwayat perjalanan, terpajan dengan orang


yang sedang icterus, kemungkinaan terpajan dengan makanan yang tercemar,
konsumsi alcohol, lama icterus, dan adanya gejala penyerta, misalnya myalgia,
ruam, anoreksia, pnurunan berat,demam, pruritus, dan perubahan urin dan tinja.
Pemeriksaan Fisik

– Stigma penyakit hati kronik, termasuk spider neavi, eritema palmaris, ginekomastia, kapit
medusa, kontraktur dupuytren, pmbsaran kelenjar parotis, dan atrofi testis sering dijumpai
pada sirosis alkoholik stdium lanjut dan kadang pada sirosis jenis lain.
– Pembesaran kelenjar supraklavikula sinistra atau nodus periumbilikus mengisyaratkan suatu
keganasan abdomen.
– Pemeriksaan abdomen perlu berfokus pada ukuran dan konsistensi hati, apakah limpa teraba.
Pasien dengan sirosis mungkin memperlihatkan pembesaran lobus kiri hati, dan pembesaran
limpa.
– Hati yang membesar dan nyeri dapat merupakan hepatitis virus atau alcohol
– Nyeri tekan pada kuadran kanan atas disertai henti nafas saat inspirasi menandakan kolesistisis
atau kadang kolangitis asendens
Pemeriksan penunjang

TES LABORATORIUM
– Billirubin
– Aminotransferases
– Alkaline Phosphate
– 5’-Nucleotidase
– Glutammyltranspeptidase
– Coagulation Factor
– Albumin
– Globulin
– Ammonia
Pemeriksaan Pencitraan :
– USG
– CT
– MRI
– Radionuclide Scanning
– Cholamgioraphy
– Angiography
– Percutaneous Liver Biopsy
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai