>Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Oleh : AHMAD JUNAIDI
SMP NEGERI 1 JANAPRIA
CGP ANGKATAN 2 KABUPATEN LOMBOK TENGAH Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani
Potret Pendidikan 2nd Relevansi 4th
Zaman Kolonial & Pemikiran KHD Berdirinya Taman dengan Siswa Pendidikan Saat Ini Refleksi Kritis Konsep Pemikiran KHD Pendidikan dan Menurut KHD Implementasinya
1st 3rd 1. Potret Pendidikan Zaman Kolonial & Berdirinya Taman Siswa
Pendidikan pada zaman kolonial pada awalnya hanya
diperuntukkan bagi orang-orang tertentu dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bangsa Belanda di Indonesia, pendididikan digunakan sebagai alat untuk mencetak tenaga kerja murah atau pegawai rendahan yang sangat diperlukan untuk dipekerjakan di perusahaan-perusahaan mereka.
Rakyat hanya diajar membaca, menulis dan berhitung
seperlunya saja
Tahun 1920 merupakan tonggak awal lahirnya cita-cita
baru untuk perubahan yang sangat radikal dalam dunia Pendidikan dan pengajaran BERDIRINYA TAMAN SISWA Ki Hajar Dewantara mulai mendirikan sekolah Taman Siswa, tepatnya pada 3 Juli Tahun 1922 di Yogyakarta Kehadiran sekolah Taman Siswa menjadi antitesis (hal yang berlawanan) terhadap sistem pendidikan era kolonial yang mana cuma memperbolehkan anak-anak bangsawan maupun orang-orang tertentu untuk sekolah, sementara anak-anak rakyat jelata tidak diperbolehkan
Bagi beliau, pendidikan adalah alat pergerakan kemerdekaan
pada masa itu. merdeka lahir maupun batin. Di sekolah taman siswa pula semboyan Pendidikan yang sampai saat ini kita pakai lahir, yaitu :
“Ing Ngarsa Sung Tulada
Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani” 2. Konsep Pendidikan Menurut KHD Menurut KHD Pendidikan adalah tempat persemaian benih- benih kebudayaan dalam masyarakat, Pendidikan adalah kunci utama untuk menciptakan manusia Indonesia yang Beradab
Tujuan Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada
pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat Peran pendidik diumpamakan seperti petani /tukang kebun, dan anak-anak adalah biji tumbuhan yang disemai dan ditanam pada lahan yang disediakan.
Pertumbuhan biji tersebut akan sangat tergantung pada
bagaimana perlakuan pak tani atau tukang kebun Dalam proses menuntun, anak diberikan kebebasan namun pendidik sebagai Pamong memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah.
Anak semestinya diberikan kebebasan untuk tumbuh dan
berkembang sesuai keinginan dan kemampuan mereka
Among menitik beratkan siswa sebagai target utama serta
prioritas utama yang harus dilayani sepenuh hati Pendidik sebagai fasilitator menyediakan tuntunan, kepedulian dan kasih sayang Sistem among didasarkan pada dua hal utama, yaitu : 1. Kemerdekaan siswa untuk belajar 2. Belajar sesuai dengan keinginan & kemampuan alami anak
Dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan
kodrat zaman 3. Relevansi Pemikiran KHD Dengan Pendidikan Saat Ini Apabila ditinjau dari beberapa asfek maka dapat saya simpulkan bahwa pemikiran KHD masih sangat relevan dengan kebutuhan Pendidikan saat ini, seperti : Pemberlakuan Kurikulum 2013 sebagai kurikulum nasional bisa dikatakan rujukan utamanya adalah berdasarkan konsep dan pemikiran KHD tentang pendidikan Tujuan Pendidikan menurut KHD adalah untuk mewujudkan manusia yang merdeka, hal ini selaras dengan tujuan Kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia, agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang berbasis pendidikan karakter dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan moral pendidikan abad ke 21 Pendidikan Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, sikap, serta penguasaan terhadap Teknologi, hal ini sejalan dengan konsep pendidikan yang harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman 4. Refleksi Kritis Pemikiran KHD dan Implementasinya
1th 2nd 3rd
Apa yang saya percaya Apa yang berubah setelah Apa yang bisa segera tentang murid dan mempelajari dan memiliki saya terapkan dikelas pembelajaran sebelum pemahaman terhadap isi yang mencerminkan mempelajari modul ? modul ? pemikiran KHD Yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran sebelum mempelajari modul Anak adalah kertas antara kosong yang lain bisa ditulis sesuai: kehendak dan dengan cara saya sendiri Guru adalah sumber belajar utama dan siswa sangat bergantung pada guru Memahami materi pelajaran dan memperoleh nilai yang baik menjadi indikator utama keberhasilan saya sebagai seorang guru Ruang kelas menjadi tempat utama untuk melakukan proses pembelajaran Setiap anak memiliki kewajiban untuk mengikuti alur belajar seperti yang saya rancang dan instruksikan Yang berubah setelah mempelajari dan memiliki pemahaman terhadap isi modul : Anak bukanlah kertas kosong akan tetapi setiap anak memiliki kodratnya sendiri, Pendidikan bertugas menebalkan yang suram dan berisi baik agar kelak anak memiliki budi yang baik Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, Setiap orang menjadi guru, setiap rumah rumah menjadi sekolah”, maka murid diberi kebebasan untuk belajar dari sumber yang beragam. Pendidikan memperhatikan keseimbangan cipta, rasa, dan karsa tidak hanya sekadar proses alih ilmu pengetahuan saja namun sekaligus pendidikan juga sebagai proses transformasi nilai. Pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dan selalu berhubungan dengan kodrat zaman Yang Bisa Segera Saya Terapkan Dikelas Sesuai Pemikiran KHD : Memperbaiki konsep berfikir sesuai dengan konsep Pendidikan KHD dan berupaya untuk lebih maksimal melaksanakan Trilogi Kepemimpinan : Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani Mengupayakan untuk merancang pembelajaran yang lebih berpihak dan memerdekakan anak dengan memperhatikan perbedaan karakteristik dan potensi mereka
Memaksimalkan pembelajaran dengan metode yang lebih kreatif, inovatif dan
menantang sehingga anak merasa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan Memaksimalkan pembelajaran yang mendorong anak memiliki keterampilan abad 21 dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dan penguatan Pendidikan karakter sehingga menjadi pembelajaran yang bermakna. Kesimpulan ● Pendidikan sejatinya mampu menuntun dan mengantarkan anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat ● Anak adalah subyek dalam pembelajaran sehingga sudah selayaknya merasakan kemerdekaan dalam belajar untuk bisa tumbuh sesuai dengan kodrat dan potensinya dengan tetap mengedepankan nilai-nilai budi pekerti luhur untuk mewujudkan pelajar pancasila Terima Kasih Salam Guru Penggerak