Anda di halaman 1dari 15

1.1.a.9.

Koneksi Antar Materi


>Kesimpulan dan Refleksi
Pemikiran Ki Hadjar
Dewantara
Oleh :
AHMAD JUNAIDI

SMP NEGERI 1 JANAPRIA


CGP ANGKATAN 2
KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madya Mangun Karsa 
Tut Wuri Handayani

Potret Pendidikan 2nd Relevansi 4th


Zaman Kolonial & Pemikiran KHD
Berdirinya Taman dengan
Siswa Pendidikan Saat
Ini Refleksi Kritis
Konsep Pemikiran KHD
Pendidikan dan
Menurut KHD Implementasinya

1st 3rd
1. Potret Pendidikan Zaman Kolonial & Berdirinya
Taman Siswa

 Pendidikan pada zaman kolonial pada awalnya hanya


diperuntukkan bagi orang-orang tertentu dan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan bangsa Belanda di
Indonesia, pendididikan digunakan sebagai alat untuk
mencetak tenaga kerja murah atau pegawai rendahan
yang sangat diperlukan untuk dipekerjakan di
perusahaan-perusahaan mereka.

 Rakyat hanya diajar membaca, menulis dan berhitung


seperlunya saja

 Tahun 1920 merupakan tonggak awal lahirnya cita-cita


baru untuk perubahan yang sangat radikal dalam dunia
Pendidikan dan pengajaran
BERDIRINYA TAMAN SISWA
 Ki Hajar Dewantara mulai mendirikan sekolah Taman Siswa,
tepatnya pada 3 Juli Tahun 1922 di Yogyakarta
 Kehadiran sekolah Taman Siswa menjadi antitesis (hal yang
berlawanan) terhadap sistem pendidikan era kolonial yang
mana cuma memperbolehkan anak-anak bangsawan maupun
orang-orang tertentu untuk sekolah, sementara anak-anak
rakyat jelata tidak diperbolehkan

 Bagi beliau, pendidikan adalah alat pergerakan kemerdekaan


pada masa itu. merdeka lahir maupun batin.
 Di sekolah taman siswa pula semboyan Pendidikan yang
sampai saat ini kita pakai lahir, yaitu :

“Ing Ngarsa Sung Tulada


Ing Madya Mangun Karsa
Tut Wuri Handayani”
2. Konsep Pendidikan Menurut KHD
 Menurut KHD Pendidikan adalah tempat persemaian benih-
benih kebudayaan dalam masyarakat, Pendidikan adalah
kunci utama untuk menciptakan manusia Indonesia yang
Beradab

 Tujuan Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada


pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia
maupun anggota masyarakat
 Peran pendidik diumpamakan seperti petani /tukang kebun,
dan anak-anak adalah biji tumbuhan yang disemai dan
ditanam pada lahan yang disediakan.

 Pertumbuhan biji tersebut akan sangat tergantung pada


bagaimana perlakuan pak tani atau tukang kebun
 Dalam proses menuntun, anak diberikan kebebasan namun
pendidik sebagai Pamong memberikan tuntunan dan arahan
agar anak tidak kehilangan arah.

 Anak semestinya diberikan kebebasan untuk tumbuh dan


berkembang sesuai keinginan dan kemampuan mereka

 Among menitik beratkan siswa sebagai target utama serta


prioritas utama yang harus dilayani sepenuh hati
 Pendidik sebagai fasilitator menyediakan tuntunan,
kepedulian dan kasih sayang
 Sistem among didasarkan pada dua hal utama, yaitu :
1. Kemerdekaan siswa untuk belajar
2. Belajar sesuai dengan keinginan & kemampuan alami anak

 Dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan


kodrat zaman
3. Relevansi Pemikiran KHD
Dengan Pendidikan Saat Ini
Apabila ditinjau dari beberapa asfek maka dapat saya simpulkan
bahwa pemikiran KHD masih sangat relevan dengan kebutuhan
Pendidikan saat ini, seperti :
 Pemberlakuan Kurikulum 2013 sebagai kurikulum nasional bisa
dikatakan rujukan utamanya adalah berdasarkan konsep dan pemikiran
KHD tentang pendidikan
 Tujuan Pendidikan menurut KHD adalah untuk mewujudkan manusia
yang merdeka, hal ini selaras dengan tujuan Kurikulum 2013 yaitu
untuk mempersiapkan manusia Indonesia, agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat
 Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang berbasis pendidikan karakter dapat
dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan moral pendidikan abad ke
21
 Pendidikan Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan
antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, sikap, serta penguasaan
terhadap Teknologi, hal ini sejalan dengan konsep pendidikan yang harus
sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman
4. Refleksi Kritis Pemikiran KHD dan
Implementasinya

1th 2nd 3rd


Apa yang saya percaya Apa yang berubah setelah Apa yang bisa segera
tentang murid dan mempelajari dan memiliki saya terapkan dikelas
pembelajaran sebelum pemahaman terhadap isi yang mencerminkan
mempelajari modul ? modul ? pemikiran KHD
Yang saya percaya tentang murid dan
pembelajaran sebelum mempelajari
modul
 Anak adalah kertas antara
kosong yang lain
bisa ditulis sesuai: kehendak dan
dengan cara saya sendiri
 Guru adalah sumber belajar utama dan siswa sangat bergantung
pada guru
 Memahami materi pelajaran dan memperoleh nilai yang baik
menjadi indikator utama keberhasilan saya sebagai seorang guru
 Ruang kelas menjadi tempat utama untuk melakukan proses
pembelajaran
 Setiap anak memiliki kewajiban untuk mengikuti alur belajar seperti
yang saya rancang dan instruksikan
Yang berubah setelah mempelajari dan
memiliki pemahaman terhadap isi modul :
 Anak bukanlah kertas kosong akan tetapi setiap anak memiliki kodratnya sendiri,
Pendidikan bertugas menebalkan yang suram dan berisi baik agar kelak anak
memiliki budi yang baik
 Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, Setiap orang menjadi guru, setiap
rumah rumah menjadi sekolah”, maka murid diberi kebebasan untuk belajar dari
sumber yang beragam.
 Pendidikan  memperhatikan keseimbangan cipta, rasa, dan karsa tidak hanya sekadar
proses alih ilmu pengetahuan saja namun sekaligus pendidikan juga sebagai proses
transformasi nilai.
 Pendidikan  anak sejatinya melihat kodrat diri anak dan selalu berhubungan dengan
kodrat zaman
Yang Bisa Segera Saya Terapkan Dikelas
Sesuai Pemikiran KHD :
 Memperbaiki konsep berfikir sesuai dengan konsep Pendidikan KHD dan berupaya
untuk lebih maksimal melaksanakan Trilogi Kepemimpinan : Ing Ngarsa Sung Tulada,
Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
 Mengupayakan untuk merancang pembelajaran yang lebih berpihak dan memerdekakan
anak dengan memperhatikan perbedaan karakteristik dan potensi mereka

 Memaksimalkan pembelajaran dengan metode yang lebih kreatif, inovatif dan


menantang sehingga anak merasa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan
 Memaksimalkan pembelajaran yang mendorong anak memiliki keterampilan abad 21
dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dan penguatan Pendidikan karakter
sehingga menjadi pembelajaran yang bermakna.
Kesimpulan
● Pendidikan sejatinya mampu menuntun dan
mengantarkan anak untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat
● Anak adalah subyek dalam pembelajaran sehingga
sudah selayaknya merasakan kemerdekaan dalam
belajar untuk bisa tumbuh sesuai dengan kodrat dan
potensinya dengan tetap mengedepankan nilai-nilai
budi pekerti luhur untuk mewujudkan pelajar
pancasila
Terima Kasih
Salam Guru
Penggerak

AHMAD JUNAIDI

SMP NEGERI 1 JANAPRIA


CGP ANGKATAN 2
KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Anda mungkin juga menyukai