Perkembangan Cyberlaw
Perkembangan Cyberlaw
• pemrosesannya (processing)
• validitas dari pemrosesannya.
• ‘hal apa (atau raw material)’, didasarkan
pada perkembangan teknologi informasi
itu sendiri.
Informasi
elektronik
digital
3 (tiga) fungsi utama informasi dlm. kertas:
Cyberspace.
”cyberspace” adalah objek atau concern dari ”cyber law”.
• Istilah ”cyberspace” diperkenalkan oleh William Gibson seorang
penulis fiksi ilmiah (science fiction) dalam novelnya yang berjudul
Neuromancer
• Perkembangan selanjutnya menjadi ruang elektronik (electronic
space), yaitu sebuah masyarakat virtual yang terbentuk melalui
komunikasi yang terjalin dalam sebuah jaringan kornputer
(interconnected computer networks).’
Hal-hal yang Mendukung Dokumen
Elektronik
• Thesis “Watermarking Pada Dokumen Teks Digital Menggunakan Metode Line-shift
Coding Dengan Persebaran Kode” Oleh : Mohamad Sbastian Widodo, Electrical
Engineering Magister Programme ITB.
– Salah satu cara untuk mengantisipasi duplikasi dokumen elektronik:
– Berupa penerapan teknologi watermark pada dokumen elektronik. Sebuah tanda
yang unik diletakkan secara permanen kedalam sebuah dokumen elektronik, dan
harus memiliki kemampuan untuk tidak terdeteksi melainkan oleh perangkat yang
dirancang khusus untuk mendeteksi dan membaca tanda tersebut. Dalam thesis ini,
diteliti sebuah teknik penyisipan dan pendeteksian watermark pada dokumen digital
berbentuk teks. Hasil pengujian yang diperoleh, detektor memiliki prosentase
akurasi yang cukup baik, meskipun noise telah diberikan untuk merusak dokumen
secara perseptual. Selain itu teknik ini tidak memerlukan dokumen aslinya pada
proses pendeteksian. Penelitian ini padat memberikan kontribusi awal yang baik
sejalan dengan diberlakukannya konsep e-government khususnya di Indonesia.
• Peranti Lunak Dokumen Elektronik Memudahkan Kinerja Banyak Profesi, contoh :
– Spreadsheet (Excel) untuk proses akuntansi
– Visio Drawing, AutoCad, dll untuk menggambar (arsitektur)
– Dll
Perkembangan saat ini
• Saat ini ada beberapa aktivitas utama yang sudah dilakukan di
cyberspace seperti Commercial On-line Services, Bulletin Board
System, Conferencing Systems, Internet Relay Chat, Usenet, EmaiI
list, dan entertainment.
a. Kontrak
d. Jurisdiksi (Jurisdiction)
• Peluang yang diberikan oleh E-Commerce untuk
terbukanya satu bentuk baru perdagangan internasional
pada saat yang sama melahirkan masalah baru dalam
penerapan konsep yurisdiksi yang telah mapan dalam
sistern, hukum tradisional.
• Prinsip-prinsip yurisdiksi seperti tempat terjadinya transaksi
(the place of transaction) dan hukum kontrak (the law of
contract) menjadi usang (obsolete) karena operasi Internet
yang lintas batas.
• Persoalan ini tidak bisa diatasi hanya dengan upaya-upaya
di level nasional, tapi harus melalui kerjasama dan
pendekatan internasional
Persoalan-persoalan/Aspek-aspek hukum terkait.
e. Digital Signature
• Digital signature merupakan salah satu isu spesifik dalam E-
Commerce.
• Digital signature ini pada prinsipnya berkenaan dengan jaminan untuk
”message integrity” yang menjamin bahwa si pengirim pesan (sender)
itu benar-benar orang yang berhak dan bertanggung jawab untuk itu
(the sender is the person whom they purport to be).
• Hal ini berbeda dengan ”real signature” yang berfungsi sebagai
pangakuan dan penerimaan atas isi pesan/dakumen, Persoalan hukum
yang muncul seputar ini antara lain berkenaan dengan fungsi dan
kekuatan hukum digital signature.
• Di Amerika saat ini telah ditetapkan satu undang-undang yang secara
formal mengakui keabsahan digital signature.
• Pada level internasional panduannya bisa dilihat dalam Pasal 7
UNCITRAL Model law.
Persoalan-persoalan/Aspek-aspek hukum terkait.
f. Copy Right.
• Internet dipandang sebagai media yang bersifat ”low-cost distribution channel” untuk
penyebaran informasi dan produk-produk entertainment seperti film, musik, dan buku.
• Produk-produk tersebut saat ini didistribusikan lewat ”physical format” seperti video dan
compact disks. Hal ini memungkinkan untuk didownload secara mudah oleh konsumen.
• Sampai saat ini belum ada perlindungan hak cipta yang cukup memadai untuk
menanggulangi masalah ini.
g. Dispute Settlement
• Sampai saat ini belum ada satu mekanisme penyelesaian sengketa yang memadai baik
di level nasional maupun internasional.
• Sehingga yang paling mungkin dilakukan oleh para pihak yang bersengketa saat ini
adalah menyelesaikan sengketa tersebut secara konvensional.
• Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan mengingat transaksi itu terjadi di dunia maya,
tapi mengapa penyelesaiannya di dunia nyata. Apakah tidak mungkin untuk dibuat satu
mekanisme penyelesaian sengketa yang juga bersifat virtual (On-line Dispute
Resolution).