Anda di halaman 1dari 8

CYBER LAW Pengertian Cyber Law Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya) yang

umumnya diasosiasikan dengan internet. Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya. Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law. Cyberlaw akan memainkan peranannya dalam dunia masa depan, karena nyaris tidak ada lagi segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh keajaiban teknologi dewasa ini dimana kita perlu sebuah perangkat aturan main didalamnya (virtual world). Yurisdiksi Cyber Law Cyberlaw tidak akan berhasil jika aspek yurisdiksi hukum diabaikan. Karena pemetaan yang mengatur cyberspace menyangkut juga hubungan antar kawasan, antar wilayah, dan antar negara, sehingga penetapan yuridiksi yang jelas mutlak diperlukan. Ada tiga yurisdiksi yang dapat diterapkan dalam dunia cyber. 1. yurisdiksi legislatif di bidang pengaturan; 2. yurisdiksi judicial,yakni kewenangan negara untuk mengadili atau menerapkan kewenangan hukumnya; 3. yurisdiksi eksekutif untukmelaksanakan aturan yang dibuatnya. Pentingnya Mempelajari Cyber Law Cyberlaw bukan saja keharusan, melainkan sudah merupakan kebutuhan untuk menghadapi kenyataan yang ada sekarang ini, yaitu dengan banyaknya berlangsung kegiatan cybercrime. Untuk membangun pijakan hukum yang kuat dalam mengatur masalah-masalah hukum di ruang cyber diperlukan komitmen kuat dari pemerintah dan DPR. Namun yang lebih penting adalah bahwa aturan yang dibuat nantinya merupakan produk hukum yang adaptable terhadap berbagai perubahan khususnya di bidang teknologi informasi. Kunci dari keberhasilan pengaturan cyberlaw adalah riset yang komprehensif yang mampu melihat asalah cyberspace dari aspek konvergensi hukum dan teknologi. Selain itu, hal penting lainnya adalah peningkatan kemampuan SDM di bidang Teknologi Informasi. Karena Cyberlaw mustahil bisa terlaksana dengan baik tanpa didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan ahli di bidangnya. Oleh sebab itu, dengan adanya cyberlaw diharapkan dapat menaungi segala kegiatan dunia maya dan member kepastian hukum kepada para pelakunya. E-Commerce Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan,pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atautelevisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (ebusiness) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM

(supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll. E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi basisdataatau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-commerce ini.

Menurut David Baum, pengertian e-commerce adalah: E-Commerce is a dynamic set of technologies, applications, and business process that link enterprise, consumers, and communities through electronic transactions and the electronic exchange of goods, services, and information. E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik (David Baum dalam Onno W. Purbo, 2000 : 2).

Bryan A. Garner juga menyatakan bahwa E-Commerce the practice of buying and selling goods and services trough online consumer services on the internet. The e, ashortened from electronic, has become a popular prefix for other terms associated with electronic transaction. Dapat dikatakan bahwa pengertian e-commerce yang dimaksud adalah pembelian dan penjualan barang dan jasa dengan menggunakan jasa komputer online di internet. (Munir Fuady, 2005 : 407).

Faktor Pendukung E-Commerce 1. Cakupan yang luas 2. Proses transaksi yang cepat 3. E-Commerce dapat mendorong kreatifitas dari pihak penjual secara cepat dan tepat dan pendistribusian informasi yang disampaikan berlangsung secara periodik. 4. E-Commerce dapat menciptakan efesiensi yang tinggi, murah serta informatif. 5. E-Commerce dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, dengan pelayanan yang cepat, mudah, aman dan akurat. Karakteristik E-Commerce Terjadinya transaksi antar dua belah pihak Adanya pertukaran barang, jasa dan informasi Internet merupakan medium utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut.

Jenis-jenis Transaksi E-Commerce 1. Busines to Busines (B2B) 2. Bussines to Cunsumer (B2C) 3. Consumer to Consumer (C2C) 4. Consumer to Bussines (C2B) 5. Non-Bussines Electronic Commerce. Jenis-jenis Konsumen Kegiatan Transaksi e-commerce Intrabussines (Organizational) Electronic Commerce. 1. Konsumen individual, konsumen ini lebih banyak diperhatikan oleh media.

2. Konsumen Organisasi 3. Konsumen yang paling banyak melakukan bisnis di internet yang terdiri dari pemerintah, perusahaan swasta, resellers, organisasi publik yang bertindak tidak semata-mata konsumtif sebagaimana layaknya konsumen akhir. Konsumsi dilakukan untuk membuat produk baru maupun melakukan modifikasi.

UU Informasi dan Transaksi Elektronik Secara garis besar UU ITE mengatur hal-hal sebagai berikut : 1. Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan konvensional (tinta basah dan bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN Framework Guidelines (pengakuan tanda tangan digital lintas batas). 2. Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP. 3. UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat hukum di Indonesia. 4. Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual. 5. Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII (pasal 27-37): a. Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan) b. Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan) c. Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti) d. Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking) e. Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi) f. Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia) g. Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?)) h. Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik (phising?)) Privasi Pengertian - Privasi adalah hak yang bersifat sangat pribadi dan berdasar yang di lindungi oleh instrumeninstrumen internasional. - The right to enjoy life and the right to be left alone. (Samuel Warren & Louis Brandels) Jenis-jenis privasi - Information privacy : berkaitan dengan cara pengumpulan dan pengelolaan data dan informasi pribadi. Misal dalam pembuatan KTP elektronik, untuk mencegah duplikasi, menggunakan bio metriks foto menggunakan retina mata, di luar negeri (AS, sudah mempunyai UU Perlindungan data pribadi) sudah diprotes karena melanggar privasi. - Bodily Privacy (Privasi terhadap anggota badan): berkaitan dengan perlindungan yang bersifat fisik. Berkembang di AS, berkaitan dengan isu aborsi. - Privacy of Communication : berkaitan dengan keamanan dan privasi atas bentuk-bentuk komunikasi yang dilakukan. Masalah-masalah di Indonesia, seperti penyadapan untuk mencegah terorisme dan korupsi tanpa adanya izin pengadilan. Pengaturan penyadapan di Indonesia masih belum jelas karena berbeda-beda.

Teritorial Privacy : berkaitan dengan batas atas instruksi masalah dan lingkungan domestik seperti tempat kerja, tempat terbuka, dan lain-lain. Pelanggaran Privasi - Distribusi data pribadi tanpa hak. Misalnya kita melihat buku-buku di situs amazon, lalu email anda akan ada spamming advertising. - Penyalahgunaan data dan informasi pribadi konsumen secara melawan hukum - Pencurian data dan informasi pribadi Perlindungan Privasi - Privasi sebagai bagian dari perlindungan HAM a. Pasal 28 ayat 6 butir 1 UUD 1945 setelah amandemen, perlindungan diri pribadi sangat sempit. b. Pasal 12 Univesal Declaration Of human rights. Privas yang dilindungi: family, home, honor, and population. - Karena personal informatian telah menjadi komoditi yang dapat diperjual belikan Privacy Regulation Benchmark* - OCD guide lines governing the protection of privacy and transboundary flow data 1980. *Benchmark : contoh aturan-aturan yang telah digunakan oleh negara lain untuk negara yang belum merumuskan instrumen-instrumen dan digunakan sebagai acuan. OCD Guide Lines - prinsip dasar dalam pengumpulan dasar data memiliki batas-batas tertentu. Misal data untuk pembuatan KTP tidak bisa untuk perbankan juga. a. Collection limition b. Data quality c. Pupose specification and notice d. Use limitation : ada batas waktu e. Security f. Openness : bagaimana bisa memperbaiki data kita g. Access : kita memiliki akses untuk membetulkan h. Accountability Prinsip-prinsip dasar bagi penerapan secara internasional - Kewajiban mempertimbangkan implikasi terhadap negara lain atas pemroresan data secara domestik serta re-ekspor atas data pribadi - Kewajiban mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin bahwa arus data pribadi yang bersifat lintas batas, termasuk kemungkinan transit melalui suatu negara anggota, dapat berlangsung secara tidak putus dan aman. Langkah-langkah bagi implementasi Guidelines - Merumuskan legislasi nasional yang memadai - Mendorong dan mendukung upaya self regulation, baik dalam bentuk code of conduct atau terdapat yang lainnya. Contoh : Klik BCA - Memberikan cara yang pantas/ memadai bagi individu-individu untuk melaksanakan hakhaknya - Menerapkan sanksi yang memadai serta upaya pemulihan dalam hal kegagalan mematuhi prinsip-prinsip dasar bagi penerapan secara nasional maupun internasional.

Tanda Tangan Elektronik Pengertian Tanda Tangan Digital RUU ITE mendefinisikan tanda tangan elektronik sebagai berikut, Informasi elektronik yang dilekatkan, memiliki hubungan langsung atau terasosiasi pada suatu informasi elektronik lain yang ditujukan oleh pihak yang bersangkutan untuk menunjukkan identitas dan status subyek hukum. RUU ITE memberikan definisi lebih ke sudut teknik, padahal sebuah tanda tangan mempunyai tujuan untuk menerima/menyetujui secara meyakinkan isi dari sebuah tulisan. Hal ini sangat logis, di mana tanda tangan elektronik mempunyai dua fungsi hukum dasar. Tanda tangan elektronik adalah sebuah identitas elektronik yang berfungsi sebagai tanda persetujuan terhadap kewajibankewajiban yang melekat pada sebuah akta elektronik. Dia terbuat dari prosedur identifikasi handal dan mampu menjamin hubungan antara akta elektronik dan tanda tangan elektronik. Prosedur ini dianggap handal, kecuali terbukti sebaliknya, selama memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur oleh undang-undang ini. Tujuan penggunaan Tanda Tangan Secara umum, penandatanganan suatu dokumen bertujuan untuk memenuhi keempat unsur di bawah ini : - Bukti: Sebuah tanda tangan mengotentikasikan suatu dokumen dengan mengidentifikasikan penandatangan dengan dokumen yang ditandatangani. - Formalitas: Penandatanganan suatu dokumen memaksa pihak yang menandatangani untuk mengakui pentingnya dokumen tersebut. - Persetujuan: Dalam beberapa kondisi yang disebutkan dalam hukum, sebuah tanda tangan menyatakan persetujuan pihak yang menandatangani terhadap isi dari dokumen yang ditandatangani. - Efisiensi: Sebuah tanda tangan pada dokumen tertulis sering menyatakan klarifikasi pada suatu transaksi dan menghindari akibat-akibat yang tersirat di luar apa yang telah dituliskan.Kebutuhan-kebutuhan formal dari suatu transaksi legal, termasuk kebutuhan akan tanda tangan, berbeda-beda dalam setiap sistem hukum legal dan rentang waktu tertentu. Meskipun hal-hal alamiah mengenai suatu transaksi tidak berubah, hukum hanya memulai untuk mengadaptasi terhadap teknologi mutakhir. Atribut-atribut tanda tangan Untuk mencapai tujuan dari penandatanganan suatu dokumen seperti di atas, sebuah tanda tangan harus mempunyai atribut-atribut berikut: - Otentikasi Penanda tangan: Sebuah tanda tangan seharusnya dapat mengindentifikasikan siapa yang menandatangani dokumen tersebut dan susah untuk ditiru orang lain. - Otentikasi Dokumen: Sebuah tanda tangan seharusnya mengidentifikasikan apa yang ditandatangani, membuatnya tidak mungkin dipalsukan ataupun diubah (baik dokumen yang ditandatangani maupun tandatangannya) tanpa diketahui. Otentikasi penandatangan dan dokumen adalah alat untuk menghindari pemalsuan dan merupakan suatu penerapan konsep nonrepudiation dalam bidang keamanan informasi. Nonrepudiation adalah jaminan dari keaslian ataupun penyampaian dokumen asal untuk menghindari penyangkalan dari penandatangan dokumen (bahwa dia tidak menandatangani dokumen tersebut) serta penyangkalan dari pengirim dokumen (bahwa dia tidak mengirimkan dokumen tersebut). Unsur-unsur penting tanda tangan digital Proses pembentukan dan verifikasi tanda tangan digital memenuhi unsur-unsur paling penting yang diharapkan dalam suatu tujuan legal, yaitu: - otentikasi Penandatangan: Jika pasangan kunci publik dan kunci privat berasosiasi dengan pemilik sah yang telah didefinisikan, maka tanda tangan digital akan dapat menghubungkan/mengasosiasikan dokumen dengan penandatangan. Tanda tangan digital tidak dapat dipalsukan, kecuali penandatangan kehilangan kontrol dari kunci privat miliknya. - Otentikasi Dokumen: Tanda tangan digital juga mengidentikkan dokumen yang ditandatangani dengan tingkat kepastian dan ketepatan yang jauh lebih tinggi daripada tanda tangan di atas kertas.

Teknologi Tanda Tangan Digital Untuk mendapatkan kekuatan hukum dan akibat hukum yang sama dengan tanda tangan manuskrip, sebuah tanda tangan elektronik harus mampu memberikan jaminan integritas dari akta elektronik , dan mampu mengidentifikasi si Penandatangan dari akta elektronik ini. Oleh karena itu diperlukan Jaminan integritas dari akta elektronik. Pasal 11 RUU ITE menentukan bahwa, Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama memenuhi ketentuan dalam undang-undang ini, ketentuan-ketentuan yang dimaksud dimuat dalam Pasal 13 RUU ITE yang salah satunya adalah tanda tangan elektronik tersebut harus menjamin integritas dari suatu akta elektronik yang dilekatinya. Jaminan ini dapat dicapai hanya dengan menggunakan teknik kriptologi. Kriptologi (cryptologie) berasal dari bahasa yunani, yaitu kryptos(disembunyikan) dan logos (ilmu) yang artinya adalah ilmu dari penulisan-penulisan rahasia, dan dokumen-dokumen terenkripsi dengan kata lain kriptologi merupakan kombinasi dari kriptografi (cryptographie) dan kriptanalis9(cryptanalyse). Tentunya di jaman teknologi informasi ini, teknik kriptologi modern yang digunakan. Berkaitan dengan keamanan pesan rahasia, teknik kriptologi modern menjamin sedikitnya lima keamanan minimal, yaitu : - Keotentikan, penerima pesan harus mengetahui siapa pengirim pesan tersebut dan harus benar-benar yakin bahwa pesan tersebut berasal dari pengirim; - Integritas , penerima harus yakin bahwa pesan tersebut tidak pernah dirubah, atau dipalsukan oleh pihak beritikad tidak baik; - Kerahasiaan, pesan tersebut harus tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berkepentingan; - Tidak dapat disangkal (la non repudiation), pengirim tidak dapat menyangkal bahwa bukan dia yang mengirim pesan tersebut - Kontrol akses , sistem kriptologi mempunyai kemampuan untuk memberikan otorisasi ataupun melarang atas setiap akses ke pesan-pesan tersebut. Tanda tangan digital menggunakan public key cryptography (kriptografi kunci publik), dimana algoritmanya menggunakan dua buah kunci, yang pertama adalah kunci untuk membentuk tanda tangan digital atau mengubah data ke bentuk lain yang tidak dapat dimengerti, dan kunci kedua digunakan untuk verifikasi tanda tangan digital ataupun mengembalikan pesan ke bentuk semula. Konsep ini juga dikenal sebagai assymmetric cryptosystem (sistem kriptografi non simetris). Sistem kriptografi ini menggunakan kunci privat, yang hanya diketahui oleh penandatangan dan digunakan untuk membentuk tanda tangan digital, serta kunci publik, yang digunakan untuk verifikasi tanda tangan digital. Jika beberapa orang ingin memverifikasi suatu tanda tangan digital yang dikeluarkan oleh seseorang, maka kunci publik tersebut harus disebarkan ke orangorang tersebut. Kunci privat dan kunci publik ini sesungguhnya secara matematis berhubungan (memenuhi persamaan-persamaan dan kaidah-kaidah tertentu). Walaupun demikian, kunci privat tidak dapat ditemukan menggunakan informasi yang didapat dari kunci publik. Proses lain yang tak kalah penting adalah fungsi hash, digunakan untuk membentuk sekaligus memverifikasi tanda tangan digital. Fungsi hash adalah sebuah algoritma yang membentuk representasi digital atau semacam sidik jari dalam bentuk nilai hash (hash value) dan biasanya jauh lebih kecil dari dokumen aslinya dan unik hanya berlaku untuk dokumen tersebut. Perubahan sekecil apapun pada suatu dokumen akan mengakibatkan perubahan pada nilai hash yang berkorelasi dengan dokumen tersebut. Fungsi hash yang demikian disebut juga fungsi hash satu arah, karena suatu nilai hash tidak dapat digunakan untuk membentuk kembali dokumen aslinya. Oleh karenanya, fungsi hash dapat digunakan untuk membentuk tanda tangan digital. Fungsi hash ini akan menghasilkan sidik jari dari suatu dokumen (sehingga unik hanya berlaku untuk dokumen tersebut) yang ukurannya jauh lebih kecil daripada dokumen aslinya serta dapat mendeteksi apabila dokumen tersebut telah diubah dari bentuk aslinya. Proses Penggunaan Tanda Tangan Digital

Penggunaan tanda tangan digital memerlukan dua proses, yaitu dari pihak penandatangan serta dari pihak penerima. Secara rinci kedua proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pembentukan tanda tangan digital menggunakan nilai hash yang dihasilkan dari dokumen serta kunci privat yang telah didefinisikan sebelumnya. Untuk menjamin keamanan nilai hash maka seharusnya terdapat kemungkinan yang sangat kecil bahwa tanda tangan digital yang sama dapat dihasilkan dari dua dokumen serta kunci privat yang berbeda. 2. Verifikasi tanda tangan digital adalah proses pengecekan tanda tangan digital dengan mereferensikan ke dokumen asli dan kunci publik yang telah diberikan, dengan cara demikian dapat ditentukan apakah tanda tangan digital dibuat untuk dokumen yang sama menggunakan kunci privat yang berkorespondensi dengan kunci publik. Keunggulan Tanda Tangan Digital Keunggulan yang paling utama dari adanya tanda tangan digital adalah lebih terjaminnya otentikasi dari sebuah dokumen. Tanda tangan digital sangat sulit dipalsukan dan berasosiasi dengan kombinasi dokumen dan kunci privat secara unik Kelemahan Tanda Tangan Digital - Biaya tambahan secara institusional: Tanda tangan digital memerlukan pembentukan otoritas-otoritas yang berhak menerbitkan sertifikat serta biaya-biaya lain untuk menjaga dan mengembangkan fungsi-fungsinya. - Biaya langganan: Penanda tangan memerlukan perangkat lunak aplikasi dan juga Pelaksanaan teknik tanda tangan elektronikKeunggulan Tanda Tangan DigitalKeunggulan Tanda Tangan DigitalKeunggulan Tanda Tangan Digitalmembayar untuk memperoleh sertifikasi dari otoritas yang berhak mengeluarkan sertifikat.

Nama Domain Perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat telah memberi pengaruh sangat besar terhadap hukum, khususnya yang berkaitan dengan HKI, lebih khusus hukum merek, yaitu Nama domain. Lahirnya bentuk-bentuk baru perlindungan HKI disamping melahirkan akibat lain seperti bentuk-bentuk baru perbuatan melawan hukum dan tindak pidana yang sebelumnya sama sekali tidak dikenal, seperti: Cybersquatting: menggunakan merek/nama orang sebagai nama domain Typosquatting: menggunakan derivatif/plesetan merek atau nama orang lain sebagai nama domain. 1. Pengaturan UDRP : kedudukan dan sifat - Uniform Domain Name Dispute Resolution Policy (UDRP) dibentuk oleh ICANN (Internet corporation for assigned names and numbers), merupakan lemabaga yang mengatur lalu lintas pembuatan nama domain di seluruh dunia, bersama dengan WIPO. - UDRP ini mengikat bagi pihak pelaksana pendaftaran nama domain dan pihak pendaftar nama domain yang berakhiran .com, .net, .org, dan bagi pihak ketiga yang mengajukan gugatan kepada pihak pendaftar melalui provider yang telah ditentukan oleh ICANN. -

Potensi Kejahatan Dunia Maya (CYBER CRIME) Kejahatan dalam bidang teknologi informasi dengan melakukan serangan elektronik berpotensi menimbulkan kerugian pada bidang politik, ekonomi, social budaya, yang lebih besar dampaknya dibandingkan dengan kejahatan yang berintensitas tinggi lainnya. Di masa datang, serangan elektronik dapat mengganggu perekonomian nasional melalui jaringan yang berbasis teknologi informasi seperti perbankan, telekomunikasi satelit, listrik dan lalu lintas penerbangan. Hal ini dipicu oleh beberapa

permasalahan yang ada dalam konvergensi teknologi, misalnya internet membawa dampak negatif dalam bentuk munculnya jenis kejahatan baru, seperti hacker yang membobol komputer milik bank dan memindahkan dana serta merubah data secara melawan hukum. Teroris menggunakan internet untuk merancang dan melaksanakan serangan, penipu menggunakan kartu kredit milik orang lain untuk berbelanja melalui internet. Perkembangan TI di era globalisasi akan diwarnai oleh manfaat dari adanya e-commerce, e-government, foreign direct investment, industry penyedia informasi dan pengembangan UKM. Dapat dibayangkan, bagaimana jika sebuah infrastruktur teknologi informasi yang bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak tidak dilindungi oleh system keamanan. Misalnya jaringan perbankan dikacau balaukan atau dirusak data-datanya oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga informasi yang ada di dalamnya juga kacau dan rusak. Dengan demikian masyarakat yang bersentuhan dengan validasi data-data tersebut akan dirugikan. Angka-angka hanya sederet tulisan, akan tetapi angka-angka dalam sebuah data dan informasi perbankan merupakan hal yang sensitif. Kacaunya atau rusaknya angka-angka tersebut dapat merugikan masyarakat, bahkan dapat merusak lalu lintas perekonomian dan keuangan serta berdampak pada kehidupan politik suatu bangsa. Selain itu juga berdampak pada keamanan, ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat. Demikian pula, infrastruktur TI lainnya seperti Penerbangan, Pertahanan, Migas, PLN dan lain-lainnya dapat dijadikan sebagai sarana teror bagi teroris. Dimasa depan, bukan tidak mungkin teroris akan menjadikan jaringan teknologi informasi sebagai sarana untuk membuat kacau dan terror dalam masyarakat. Perangkat Cybercrime dan Tingkat Kerugian Cybercrime adalah tindak kriminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan perkembangan teknologi komputer khususnya internet. Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan yang melanggar hukum dan tindakan yang dilakukan dapat mengancam dan merusak infrastruktur teknologi informasi, seperti : akses illegal, percobaan atau tindakan mengakses sebagian maupun seluruh bagian sistem komputer tanpa izin dan pelaku tidak memiliki hak untuk melakukan pengaksesan. Bentuk-Bentuk Cybercrime antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Unauthorized Access to Computer System and Service Illegal Contents Data Forgery Cyber EspionageCyber Sabotage and Extortion Offense against Intellectual Property Infringements of Privacy Cracking Carding

Anda mungkin juga menyukai