Salah satu kegiatan yang menggunakan media system elektronik, atau dapat juga disebut
ruang siber (Cyber space), selain bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau
perbuatan hukum yang nyata. Kegiatan ini adalah kegiatan virtual yang yang berdampak sangat
nyata walaupun alat buktinya bersifat elektronik.
Dalam melakukan kegiatan di dunia siber, UU ITE telah mengakomodir ketentuan material dan
juga procedural, yang memberikan dan menjamin kepastian hukum dalam melaksanakan
aktivitas melalui sistem elektronik. Manfaat dari UU ITE adalah :
Salah satu kegiatan yang ada di dunia siber adalah E-Commerce (Electronic Commerce) yang merupakan
sistem pemasaran secara atau dengan media elektronik, yang mencakup distribusi, penjualan,
pembelian, marketing, dan service dari sebuah produk yang dilakukan dalam sebuah sistem elektronika
seperti Internet atau bentuk jaringan komputer yang lain.
a. Masih adanya Kekurangan pada sistem keamanan, kehandalan, standar, protokol komunikasi
dan beberapa protocol komunikasi
b. Bandwidth telekomunikasi yang belum mencukupi
c. Alat pengembangan perangkat lunak masih dalam tahap perkembang dan dapat berubah dalam
waktu singkat
d. Adanya kesulitan dalam menyatukan perangkat lunak Internet dan E-commerce dengan aplikasi
dan database yang ada sekarang ini.
e. Diperlukannya server web yang khusus serta infrastruktur lainnya, selain server jaringan oleh
para vendor.
Dengan adanya kelemahan tersebut dan juga tidak adanya batasan tertentu, timbulah masalah hukum
dalam kegiatan di dunia siber. Salah satunya adalah Aspek Privasi yang merupakan bagian dari aspek
dalam Cyber Law, contohnya adalah perlindungan data pribadi.
Makna dari Perlindungan data pribadi sendiri, adalah salah satu hak asasi manusia yang merupakan
bagian dari perlindungan diri pribadi. Perlindungan diri pribadi ini terdapat pada Pasal 28G UUD 1945.
Perlindungan diri pribadi ini bersifat universal, yang diakui banyak negara. Perlindungan data pribadi
diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), yang
mengatur bahwa orang perorangan termasuk yang melakukan kegiatan bisnis atau e-commerce di
rumah dapat dikategorikan sebagai pengendali data pribadi. Jadi ia bertanggung jawab secara hukum
atas kegiatan pemrosesan data pribadi yang diselenggarakannya dan memenuhi ketentuan yang ada
dalam UU PDP.
Pemrosesan data pribadi tersebut adalah informasi yang dapat mengidentifikasi atau mengaitkan
seseorang secara langsung atau tidak langsung. Perlindungan data pribadi memiliki tujuan untuk
menjamin hak warga negara atas perlindungan diri pribadi dan menciptakan kesadaran masyarakat
serta menjamin pengakuan dan penghormatan atas pentingnya perlindungan data pribadi. Perlindungan
Data Pribadi dalam Sistem Elektronik mencakup perlindungan terhadap perolehan, pengumpulan,
pengolahan, penganalisisan, penyimpanan, penampilan, pengumuman, pengiriman, penyebarluasan,
dan pemusnahan Data Pribadi.
Jenis Data pribadi dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 Pasal 4 adalah terdiri atas :
Data Pribadi yang bersifat spesifik meliputi, data dan informasi kesehatan, data biometric, data genetika,
catatan kejahatan, data anak, data keuangan pribadi, dan data lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Sedangkan data pribadi yang bersifat umum, adalah nama lengkap,
jenis kelamin, agama, status perkawinan, dan Data Pribadi yang dikombinasikan untuk mengidentifikasi
seseorang.