Anda di halaman 1dari 9

SOAL TEORI

1. Value Base Management.


Manajemen berbasis nilai, merupakan pendekatan terhadap pengelolaan dimana para manajemen
menetapkan,memajukan dan mempraktekkan nilai-nilai bersama sebuah organisasi.
Tujuan manajemen berbasis nilai adalah untuk mengoptimalkan nilai dengan mempertemukan
perbedaan dan memungkinkan perusahaan untuk:
i. Secara jelas mendefinisikan dan mengkomunikasikan pandangannya tentang nilai.
ii. Memilih dan melaksanakan investasi.
iii. Mengelola aset dan mengoptimalkan nilai dengan penggunaan sumber daya yang terjangkau
dan tingkat risiko yang dapat diterima.
2. Perbedaan kinerja keuangan berbasis rasio-rasio dan kinerja keuangan berbasis nilai.
i. Prinsip EVA sebagai suatu konsep yang dapat menutupi kekurangan lama rasio Profitabilitas
pada analisis kinerja keuangan
ii. Konsep EVA menegaskan bahwa Return on Assets (ROA) dan return on equity (ROE) yang
selama ini banyak digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan sungguh tidak
mencukupi, perusahaan dikatakan sukses jika perusahaan berhasil memperoleh tingkat
keuntungan operasi yang lebih tinggi atas investasinya pada aset perusahaan daripada
opportunity cost jika dana tersebut diinvestasikan di pasar modal.
3. Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).
a. Economic Value Added (EVA) merupakan ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya dibandingkan dengan ukuran –
ukuran lain. Konsep EVA memperhitungkan modal saham, sehingga memberikan
pertimbangan yang adil bagi para penyandang dana perusahaan. EVA sebagai indikator dari
keberhasilan manajemen dalam memilih dan mengelola sumber-sumber dana yang ada di
perusahaan tentunya juga akan berpengaruh positif terhadap return pemegang saham.
b. Market Value Added (MVA). Menurut Fountaine, Jordan, dan Phillips (2008) MVA
merupakan perbedaan antara nilai perusahaan dan modal yang dikontribusikan (capital
contributed) dalam bentuk saham dan obligasi. Sedangkan menurut Warsono (2003) dalam
Sonia, Zahroh dan Azizah (2014) MVA merupakan perbedaan antara nilai pasar ekuitas
perusahaan dengan jumlah modal ekuitas yang telah diinvestasikan investor.
Apabila nilai EVA dan MVA suatu perusahaan positif, maka ada nilai tambah bagi perusahaan
yang umumnya direspon oleh meningkatnya harga saham perusahaan sehingga tingkat pengembalian
saham (return saham) akan mengalami peningkatan atau dengan kata lain perusahaan berhasil
menciptakan nilai tambah bagi investor. Sebaliknya, jika EVA dan MVA negatif, berarti perusahaan
mengalami penurunan kinerja yang biasanya akan direspon dengan penurunan harga saham
perusahaan dan tingkat pengembalian saham (return saham) akan mengalami penurunan.
i. Persamaan: EVA dan MVA sama-sama mencari nilai tambah yang didapatkan dari kinerja
keuangan perusahaan
ii. Perbedaannya: Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi
proses nilai tambah pada perusahaan, sedangkan MVA > 0 maka manajemen telah berhasil
memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.
4. Pertama kali konsep EVA dan MVA dikenalkan.
Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA ) pertamakali dikembangkan
oleh Stewart & Stem analis keuangan dari Stem Stewart & Co pada tahun 1993. Kedua konsep
tersebut dirumuskan yakni untuk menghindari masalah yang disebabkan oleh trademarking
(pembajakan).
5. Dasar dirumuskannya konsep Refined Economic Value Added (REVA).
Alasan yang melandari dirumuskannya konsep Refined Economic Value Added (REVA) adalah
banyak peneliti di Barat yang menemukan kelemahan utama EVA dalam menghitung sumber
opportunity cost investasi hanya biaya berdasarkan nilai buku, sehingga nilai ekonomi kinerja
keuangan perusahaan terdistorsi terhadap nilai pasar yang dipengaruhi oleh factor inflasi atas biaya
modal. Rumusan penyempurnaan EVA atau yang kita kenal REVA pertama kali diperkenalkan oleh
Bacidore et al pada tahun 1997.
6. Shareholder Value Added (SVA) yang dimodifikasi oleh Berzakova, et al. (2015).
Konsep SVA hanya murni berbasis pada selisih kelebihan nilai pasar saham biaya di akhir periode
akhir dan di awal periode. Konsep SVA dikaji lebih dalam oleh Berzakova, et al karena adanya
terminology value based management (VBM) yang sangat rumit, dikarenakan istilah “nilai” memiliki
banyak interprestasi, sehingga perlu adanya pengkategorian nilai di dalam praktik dengan konsep-
konsep tersendiri.
7. 4 komponen utama dalam pembentukan EVA.
i. Perhitungan Net Operating Profit after Tax (NOPAT). NOPAT adalah laba bersih dari
operasional perusahaan sesudah pajak tetapi belum termasuk biaya-biaya keuangan dan
pencatatan non kas.
ii. Perhitungan Invested Capital (IC). Invested Capital adalah sumber-sumber dana di dalam
struktur modal perusahaan yang terdiri dari modal asing berupa utang jangka panjang/ obligasi
dan modal sendiri berupa saham dan saldo laba sebagai sumber dana internal.
iii. Perhitungan Weighted Average Cost of Capital (WACC). WACC adalah biaya modal rata-rata
tertimbang yang digunakan untuk membiayai investasi.
iv. Perhitungan Capital Charges (CC). Dalam menentukan Capital Charges (CC) didapatkan dari
integrasi antara IC dan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) dimana integrasi tersebut
akan menentukan besarnya Capital Charges yakni arus kas yang dibutuhkan oleh investor dalam
memperkirakan risiko dengan jumlah modal yang diinvestasikan.
8. keunggulan dan kelemahan EVA.
a. Keunggulan Konsep EVA
i. EVA dapat dijadikan sebagai indicator yang efektif dari kualitas keputusan manajerial dan
keandalan pertumbuhan nilai sebuah perusahaan di masa depan
ii. EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa membutuhkan data pembanding seperti standar
rata-rata industri
iii. EVA secara teknis mudah dihitung berdasarkan data pada laporan keuangan dan informasi
tentang biaya modal
b. Kelemahan Konsep EVA
i. Hasil perhitungan EVA berupa angka absolut yang bersifat subjektif, sehingga EVA tersebut
tidak dapat dibandingkan secara tepat dengan EVA perusahaan lain.
ii. EVA dinyatakan secara kuantitatif finansial, sehingga tidak dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kemajuan perusahaan dalam mewujudkan tujuan stategik.
iii. EVA hanya mengukur hasil akhir, tidak mempertimbangkan proses pembentukan kinerja
operasional perusahaan yang bersifat non finansial, seperti tingkat kepuasan kerja dan
komitmen karyawan.
9. 3 pendekatan dalam bentuk rumusan yang digunakan untuk menghitung EVA.
Fungsi dari pendekatan EVA adalah :
i. Indicator tentang adanya penciptaan nilai dari sebuah investasi;
ii. Indicator kinerja sebuah perusahaan dalam setiap kegiatan operasional ekonomisnya
iii. Pendekatan baru dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil
para penyandang dana atau pemegang saham.
10. Kelebihan REVA dibanding EVA dan MVA.
Kelebihan Refined Economic Value Added (REVA)
i. bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation),
membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal, dan dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada
biaya modal (cost of capital).
ii. Manajemen dipaksa untuk mengetahui berapa the true cost of capital dari bisnisnya sehingga
tingkat pengembalian bersih dari modal yang merupakan hal yang sesungguhnya menjadi
perhatian para investor dapat diperlihatkan secara jelas.
iii. Manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi
yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal
sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
11. “MCAPITAL” dalam rumusan REVA.
MCAPITAL pada rumusan REVA memiliki arti yakni nilai pasar pada akhir periode yang lalu atau
awal periode tahun terkini (biasanya per tahun).
12. “Equivalent Depreciation (ED)” dalam rumusan Financial Value Added (FVA).
Equivalent Depreciation (ED) merupakan beban pembiayaan atas total pendanaan yang ditanggung
oleh perusahaan. Equivalent Depreciation sama dengan Biaya Modal/Capital Charges (CC) pada
perhitungan EVA.
13. Kelebihan konsep Shareholder Value Added (SVA).
Departemen keuangan Negara Bagian Tasmania telah merancang diskusi, merumuskan bahwa SVA
mempresentasikan laba ekonomis yang dihasilkan sebuah bisnis diatas dan melebihi imbal hasil
minimum yang dihasilkan sebuah bisnis diatas dan melebihi imbal hasil minimum yang di
persyaratkan oleh seluruh penyedia capital. Sebuah nilai akan bertambah jika keseluruhan arus kas
ekonomis bersih dari suatu bisnis, melebihi biaya ekonomi dari semua capital yang dipakai untuk
menghasilkan laba operasi. Oleh karena itu, SVA menjawatahkan laporan keuangan bisnis ke dalam
sebuah matriks yang lebih bermakna.
14. Berbagai konsep kinerja keuangan berbasis nilai tambah tersebut saling meniadakan
(independent) atau saling melengkapi (mutually exclusive)?
Konsep kinerja keuangan berbasis nilai tambah tersebut menurut saya saling melengkapi atau mutually
exclusive. Karena rumusan Economic Value Added (EVA) disempurnakan oleh rumus kinerja
keuangan lainnya seperti Market Value Added (MVA), Refined Economic Value Added (REVA),
Financial Value Added (FVA), dan Shareholder Value Added (SVA).
15. Kelebihan utama dari konsep-konsep kinerja keuangan berbasis nilai tambah.
Prinsip EVA sebagai suatu konsep yang dapat menutupi kekurangan lama rasio Profitabilitas pada
analisis kinerja keuangan. Konsep EVA menegaskan bahwa Return on Assets (ROA) dan return on
equity (ROE) yang selama ini banyak digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan sungguh
tidak mencukupi, perusahaan dikatakan sukses jika perusahaan berhasil memperioleh tingkat
keuntungan operasi yang lebih tinggi atas investasinya pada aset perusahaan daripada opportunity cost
jika dana tersebut diinvestasikan di pasar modal.
SOAL HITUNGAN
1. Economic Value Added (EVA) PT FEB, Tbk 2016-2018 dalam 5 tahap:
a. Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT),

Keterangan/Tahun 2016 2017 2018


EBIT (Rp 000) 185.000 259.900 302.000
NOPAT = EBIT x (1-Tax) 138.750 194.925 226.500

b. Menghitung bobot (w) atas struktur modal pada Invested Capital (IC),
Keterangan/Tahun 2016 w 2017 w 2018 w
Total Kewajiban Jk. (Rp) 140.000 0,41 177.800 0,37 183.000 0,35
Panjang
Total Modal Sendiri (Rp) 200.000 0,59 298.000 0,63 340.000 0,65
(Ekuitas)
Invested Capital (IC) (Rp) 340.000 1 475.800 1 523.000 1

c. Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC),

Komponen WACC 2016 2017 2018


wu x kd (1-T) 2,76% 3.05% 3.67%
we x ke 5.9% 8.19% 10.4%
WACC 8,66% 11,24% 14,07%

Keterangan:
WACC tahun 2016 = (0,41 x 6,75%) + (0,59 x 10%) = 2,76% + 5.9% = 8,66%
WACC tahun 2017 = (0,37 x 8,25%) + (0,63 x 13%) = 3.05% + 8.19% = 11,24%
WACC tahun 2018 = (0,35 x 10,50%) + (0,65 x 16%) = 3,67% + 10.4% = 14,07%

d. Menghitung Capital Charges (CC),

Komponen Capital Charges 2016 2017 2018


WACC 8,66% 11,24% 14,07%
Invested Capital (Rp) 340.000 475.000 523.000
Capital Charges (Rp) 29.444 53.390 73.586

e. Menghitung Economic Value Added (EVA)

Komponen EVA 2016 2017 2018


NOPAT (Rp) 138.750 194.925 226.500
CC (Rp) 29.444 53.390 73.586
EVA (Rp) 109.306 141.535 152.912

2. Market value added (MVA) PT FEB, Tbk 2016-2018 dengan 3 pendekatan:


a. Pendekatan PPS dan BV

Komponen MVA 2016 2017 2018


PPS – BV (Rp) 135 165,4 242
Lembar Saham (LS) (lembar) 5.000 5.000 5.000
MVA = (PPS-BV) x LS (Rp) 675.000 827.000 1.210.000
Keterangan:
MVA tahun 2016 = (175 – 40) x 5.000 = Rp. 675.000
MVA tahun 2017 = (225 – 59,60) x 5.000 = Rp. 827.000
MVA tahun 2018 = (310 - 68) x 5.000 = Rp. 1.210.000

b. Pendekatan nilai kapitalisasi pasar dan Investment Capital (IC), dan

Komponen MVA 2016 2017 2018


Nilai Pasar = PPS x LS (Rp) 875.000 1.125.000 1.550.000
Invested Capital (IC) (Rp) 340.000 475.000 523.000
MVA = (PPS x LS) – IC (Rp) 535.000 650.000 1.027.000
Keterangan:
MVA tahun 2016 = (175 x 5.000) - 340.000 = Rp. 535.000
MVA tahun 2017 = (225 x 5.000) - 475.000 = Rp. 650.000
MVA tahun 2018 = (310 x 5.000) - 523.000 = Rp. 1.027.000

c. Pendekatan PPS dan NBS


Komponen MVA 2016 2017 2018
PPS – NBS (Rp) 155 197,8 282.88
Lembar Saham (LS) (lembar) 5.000 5.000 5.000
MVA = (PPS-NBS) x LS (Rp) 775.000 989.000 1.414.400

Keterangan:
MVA tahun 2016 = (175 – 20) x 5.000 = Rp. 775.000
MVA tahun 2017 = (225 – 27,20) x 5.000 = Rp. 989.000
MVA tahun 2018 = (310 – 27,12) x 5.000 = Rp. 1.414.400

3. Refined economic value added (REVA) PT FEB, Tbk 2016-2018 dalam 3 tahap:
a. Menghitung MCAPITAL

Komponen MCAPITAL 2016 2017 2018


Harga pasar saham per lembar (PPS) x Lembar 875.000 1.125.000 1.550.000
Saham (Rp)
Nilai Buku Kewajiban Jk. Panjang (NBK) (Rp) 140.000 177.800 183.000
MCAPITAL = (PPS x LS) – NBK 735.000 947.200 1.367.000
Keterangan:
MCAPITAL tahun 2016 = (175 x 5.000) - 140.000 = Rp. 735.000
MCAPITAL tahun 2017 = (225 x 5.000) - 177.800 = Rp. 947.200
MCAPITAL tahun 2018 = (310 x 5.000) - 183.000 = Rp. 1.367.000

b. Menghitung WACC atas MCAPITAL,

Keterangan 2016 2017 2018


WACC 8,66% 11,24% 14,07%
MCAPITAL 735.000 947.200 1.367.000
WACC x MCAPITAL 63.651 106.465 192.337

c. Menghitung refined economic value added (REVA)

Keterangan 2016 2017 2018


NOPAT t (Rp) 194.925 226.500
WACC t-1 x MCAPITAL t-1 (Rp) 63.651 106.465
REVAt = NOPAT t - (WACC t-1 x MCAPITAL t-1 ) 131.274 107.034

Keterangan:
REVA2017 = NOPAT2017 - (WACC2016 x MCAPITAL2016 ) = 194.925 – 63.651 = 131.274
REVA2018 = NOPAT2018 - (WACC2017 x MCAPITAL2017 ) = 226.500 – 106.465= 107.034

4. Financial Value Added (FVA) PT FEB, Tbk 2016-2018!

Keterangan 2016 2017 2018


NOPAT (Rp) 138.750 194.925 226.500
Depreciation (D) (Rp) 15.000 18.600 24.000
Equivalent Depreciation (ED) (Rp) 29.444 53.390 73.586
FVA = (NOPAT + D) – ED (Rp) 124.306 160.135 176.914

Note:
Nilai Equivalent Depreciation (ED) sama dengan nilai Capital Charge (CC) pada perhitungan
EVA

5. Shareholder Value Added (SVA) PT FEB, Tbk 2016-2018!

Keterangan 2016 2017 2018


Harga pasar saham/lembar x Lembar Saham (Rp) 875.000 1.125.000 1.550.000
Shareholder Value Added (SVA) (Rp) 250.000 425.000

6. Kimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis anda!


Hasil perhitungan EVA PT. FEB menunjukan kemampuan yang positif dalam
menciptakan nilai tambah ekonomi. EVA di tahun 2017 meningkat 29,5% dari Rp. 109.306.000
ditahun 2016 menjadi Rp. 141.535.000, dan di tahun 2018 mengalami kenaikan kembali sebesar
8.04% menjadi Rp. 152.912.000.
Perhitungan dengan menggunakan konsep MVA pada tiap-tiap variabel pendekatan yang
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi
investor menunjukan kinerja yang positif. Hal tersebut dapat dilihat dari perhitungan MVA
sepanjang tahun 2016 – 2018 yang selalu mengalami peningkatan pada setiap variabel
pendekatan. Hal tersebut berarti nilai pasar PT. FEB dihargai lebih baik daripada nilai bukunya.
Perhitungan REVA menunjukan nilai yang positif, artinya perusahaan berhasil
menciptakan keuntungan bagi pemegang saham/investornya, walau terjadi penurunan nilai REVA
dari tahun 2017 sebesar Rp. 130.980.000 menjadi Rp. 120.413.600 ditahun 2018. Secara
keseluruhan, PT. FEB memiliki kinerja yang baik.
Perhitungan FVA PT. FEB dari tahun 2016 hingga 2018 menunjukan nilai dan
pertumbuhan yang positif setiap tahunnya. Hal ini menunjukan manajemen PT. FEB berhasil
memberikan nilai tambah finansial bagi perusahaan atau nilai finansial lebih dari keuntungan
bersih dan penyusutan yang mampu menutupi equivalent depreciation.
SVA PT. FEB pada tahun 2016 tidak dapat dihitung karena tidak diketahui data nilai
pasar saham perusahaan di awal periode (akhir tahun 2015). Pada tahun 2018, PT.FEB
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 70% dari Rp. 250.000.000 di tahun 2017
menjadi Rp. 425.000.000 ditahun 2018. Dapat disimpulkan bahwa PT. FEB mampu memberikan
kemakmuran atau tambahan kekayaan pada pemegang saham biasa sebesar 70% di tahun 2018.
Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan PT. FEB, Tbk dengan metode analisis
berbasis nilai tambah bagi para pemegang saha PT UP. PT UP dapat menjalankan rencana
backdoor listing untuk melakukan strategi initial public offering (IPO) di bursa efek.

Anda mungkin juga menyukai