Hukum Kelembagaan Negara Dan Otda
Hukum Kelembagaan Negara Dan Otda
Demokratis Responsif/otonom
Otoriter/non- Konservatif/ortodoks
demokratis
Konfigurasi Politik Demokratis
Konfigurasi yang memberikan peluang bagi berperannya potensi
rakyat secara maksimal untuk turut aktif menentukan kebijakan
negara.
SATJIPTO RAHARDJO
Sebagai aktivitas memilih dan cara yang hendak
dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan hukum
tertentu dalam masyarakat.
MOH. MAHFUD MD
kebijakan hukum (legal policy) yang dibuat secara
resmi oleh negara tentang hukum yang akan
diberlakukan atau tidak akan diberlakukan untuk
mencapai tujuan negara. Arah
IMAM SYAUKANI dan A.AHSIN THOHARI
Kebijakan dasar penyelenggaraan negara dalam bidang
hukum yang akan, sedang dan telah berlaku, yang
bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di dalam
masyarakat untuk mencapai tujuan negara.
Berdasarkan sifatnya;
Ada 139 TAP MPRS & TAP MPR (1960 s/d 2002 )
dikelompokkan menjadi 6 pasal berdasarkan materi
dan status hukumnya
SUBSTANSI TAP MPR RI NO. I/MPR/2003
Pasal 1
TAP MPRS/TAP MPR yang dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku (8 Ketetapan)
Pasal 2
TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap
berlaku dengan ketentuan (3 Ketetapan)
Pasal 3
TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap
berlaku sampai dengan terbentuknya
Pemerintahan Hasil Pemilu 2004 (8 Ketetapan)
Pasal 4
TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap berlaku
sampai dengan terbentuknya Undang-Undang (11
Ketetapan)------ 6
Pasal 5
TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan masih berlaku
sampai dengan di tetapkannya Peraturan Tata Tertib
Baru oleh MPR hasil pemilu 2004 (5 Ketetapan) ----- sdh
tdk berlaku
Pasal 6
TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tidak perlu
dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena
bersifat final (einmalig), telah dicabut, maupun telah
selesai dilaksanakan (104 Ketetapan)
Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
Pasal 2
TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap berlaku
dengan ketentuan. Ada 3 (tiga) TAP, yaitu:
1.TAP MPRS RI No. XXV/MPRS/1966 tentang
Pembubaran Partai Komunis Indonesia, pernyataan
sebagai organisasi terlarang di wilayah NKRI bagi
Partai Komunis Indonesia dan larangan setiap
kegiatan untuk menyebarkan atau mengembangkan
faham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme.
2
DPR MK
(Usul Pemberhentian 1 memeriksa, mengadili,
Presiden/ Wakil dan memutuskan
Presiden) paling lama 90 hari
3
MPR paling lambat
4 30 hari wajib
Usul DPR disertai
menyelenggarakan
Putusan MK
sidang dilengkapi
keputusan MK
KEPUTUSAN MPR RI NOMOR 1/MPR/2010
TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MPR RI
TATA CARA PEMBERHENTIAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN
(PASAL 102 -103)
d. Presiden dan/atau Wakil Presiden wajib hadir untuk memberikan penjelasan atas usul
Pemberhentiannya tersebut;
e. Apabila Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak hadir untuk menyampaikan penjelasan, maka
MPR tetap mengambil putusan.