Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 1 Tutorial Skenario 1

Dosen Pembimbing : drg Hilda Ayu

Nama kelompok
1. Ahmad Fajry 1611111120001
2. Aina Ramadhanty 1611111220002
3. Alan Permana 1611111120003
4. Amalia Mahpudhah 1611111220004
5. Amanda Karina putri 1611111220005
6. Ananda Regitha Geneny 1611111220006
7. Desy Aulia 1611111220007
8. Dilla Mayarani 1611111220008
9. Duhan Kanzu Balad 1611111120009
10. Endah Amalia Sari 1611111220010
Skenario “Kenapa Sakit Setelah Cabut Gigi”
Pasien perempuan datang ke praktek dengan nyeri di rahang bawah kiri sampai
menjalar ke telinga. Pada anamnesa didapatkan informasi bahwa 5 hari yang lalu
pasien pernah mencabutkan gigi geraham pertama kiri bawah di dokter gigi.
Menurut informasi dari pasien prosedur cabut gigi saat itu cukup lama ± 1 jam,
karena terjadi rembesan darah, beberapa kali drg yang mencabut, mengganti
gulungan kassa yang telah diteteskan dengan cairan bius. Pasien sudah mengikuti
instruksi drg untuk mengigit kassa selama 30-60 menit, tidak menghisap luka
pencabutan dan berkumur terlalu keras.
pada pemeriksaan klinis didapatkan tanda vital, tensi 150/90 mmHg, nadi
90x/menit, rerata respirasi 24x/menit, pada status lokalis intraoral terlihat luka
pasca ekstraksi 36 dengan soket berwarna putih kekuningan disertai warna sedikit
kehitaman pada bagian tengah soket, tepian gingiva terdapat hiperemi yang minimal.
Problem Tree
Dry Socket

Manifestasi Diagnosa
Definisi Penyebab Patofisiologi Penagangan Pencegahan Komplikasi
klinis Banding
Sasaran Belajar
1. Definisi Dry Socket
2. Penyebab Dry Socket
3. Pencegahan Dry Socket
4. Penanganan Dry Socket
5. Komplikasi Dry Socket
6. Diagnosa Banding Dry Socket
7. Patofisiologi Dry Socket
8. Manifestasi Dry Socket
9. Bleeding Time Normal
10. Pengaruh Obat Bius berdasarkan Skenario.
1. Definisi Dry socket
Dry soket adalah gangguan dalam penyenbuhan yang terjadi
setelah pembentukan bekuan darah yang matang, tapi sebelum
bekuan darah tersebut digantikan oleh jaringan granulasi. (Retno septiana,2014)
Dry socket adalah komplikasi pasca operasi yang didefiniskan
sebagai nyeri pasca operasi pada luka ekstraksi dengan peningkatan
intensitas dari hari pertama hingga hari ketiga setelah ekstraksi.
Proses ini terjadi dengan penghancuran gumpalan darah parsial
atau total dengan atau tanpa halitosis dan dengan atau tanpa
mempengaruhi jaringan disekitarnya. (Chanchev et all, 2017)
2. Penyebab dry socket
• Karena hilangnya bekuan akibat lisis,
• Akibat bakteri, tetap belum diketahui secara spesifik bakteri yang
menyebabkan dry socket, namun ditemukan peningkatan bakteri
anaerob pada penderita ini. (Poernomo H, 2018)
• Terjadinya seperti tingkat pengalaman operator
• Infeksi perioperative, jenis kelamin, trauma pasca pencabutan
• Daerah pencabutan gigi, penggunaan kontrasepsi oral
• Merokok, serta penggunaan anastesi local dengan
vaksokstrasepsi. (Retno septiana,2014)
• Salah satu penyebab dry socket adalah akumulasi partikel
makanan dalam alveolus yang dapat melarutkan blood clot yang
terbentuk setelah ekstraksi.
• Partikel makanan yang terkumpul dalam soket dapat membuat
bakteri menjadi terfermentasi. Fermentasi tersebut
mengakibatkan pembentukan racun/antigen sehingga mengiritasi
tulang yang terpapar, halitosis, dan sakit di seluruh rahang.

(Fernandes SAL, Trinidad MU, 2019) Mamoun J. 2018


Ekstraksi yang traumatik atau sulit. Luka/trauma yang besar dapat
menyebabkan penyembuhan luka di alveolar menjadi terhambat dan
menimbulkan terjadinya thrombosis sehingga menurunkan resistensi
terhadap infeksi di tulang alveolar.
Penggunaan kontrasepsi oral. Oestrogens dan obat kontrasepsi
lainnya akan mengaktifkan sistem fibrinolitik pada jalur indirek
(meningkatkan faktor II, VII, VIII, X, dan plasminogen), sehingga
menimbulkan destruksi sumbatan darah awal dan terjadi pembentukan
dry socket.
• Perubahan hormonal. Perubahan level endogen estrogen selama siklus
menstruasi juga mempengaruhi.

• Perokok. Tembakau dapat mengganggu proses penyembuhan luka dengan


mekanisme terkumpulnya polutan pada luka

• Pasien usia lanjut, immunocompromised, tempat ekstraksi berada di


mandibula, irigasi yang berlebihan atau tidak adekuat

• Penggunaan cairan anestesi dengan vasokonstriktor yang dapat


meningkatkan insidensi dry socket

(Balaji, 2018)
3. Pencegahan
a. Evaluasi komprehensif riwayat pasien dan identifikasi faktor resiko
b. Tindakan kebersihan mulut sebelum operasi untuk mengurangi plak
seminimal mungkin
c. jika riwayat klinis dan atau pemeriksaan radiografi menunjukkan
ekstraksi yang sulit pertimbangan untuk elective transaleolar approach
d. ekstraksi harus diselesaikan dengan trauma paling minimum, perawatan
yang maksimal, dan diselesaikan secepat mungkin
e. hindari ekstraksi M3 RB jika ada infeksi atau ulseratif gingivitis yang aktif
f. antibiotik profilaksis yang tepat harus diberikan untuk ekstraksi M3 RB
yang sulit dan pasien dengan immunocompromised.

(Balaji, 2018)
g. pasien perokok harus berhenti merokok sebelum operasi dan 2
minggu setelah operasi
h. Jika memungkinkan pada wanita menghentikan kontrasepsi oral
dan ekstraksi dilakukan pada hari ke 23 sampai hari ke-28 siklus
tablet kontrasepsi
i. menghindari berkumur dengan keras selama 24 jam pasca
operasi dan sikat gigi yang keras
j. berkumur yang lembut 7 hari pasca operasi

(Balaji, 2018)
4. Penanganan
Terbagi menjadi 2 metode:
• Metode Terapi Konservatif : irigasi dengan menggunakan saline
hangat yang bertujuan sebagai antimikroba dan menghilangkan
nyeri dan pasta intra alveolar sebagai bahan dressing, salah satunya
eugenol dikombinasi dengan zinc oxide tidak dianjurkan karena
cenderung akan melekat kuat pada tulang serta menghambat
penyembuhan soket sehingga dipilih bahan lain yaitu Alvogyl
(eugenol, iodoform dan butamen) karena bahan cukup aman.
• Metode bedah konservatif : Tindakan kuret soket

Enggardini, 2016
5. Komplikasi
Kebanyakan kasus dry soket biasanya dapat sembuh tanpa ada
ganguan.
Pada pasien yang tidak respon terhadap perawatan harus melakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk evaluasi patologi lainnya.

Komplikasi dapat terjadi pada pasien dengan kondisi yang berisiko


yaitu:
• Diabetes/penggunaan kronis obat steroid= osteomyelitis
• Terapi radiasi=osteoradionecrosis
• Bisphosphonate-induce osteonecrosis
A). Perdarahan
Gejala/tanda : keluarnya darah dari [embuluh darah secara berlebihan dan
bahkan dapat tiak terkontrol.
Tindakan : aplikasi bahan anti perdarhan dry socket (spongiostan) heating
(bila perlu) berikan obat anti perdarahan sistemik (anti fibrinolitik : asam
traneksamat / pemberian vitamina K).
B). Syok
gejala/tanda : hipotensi, denyut nadi lemah dan cepat sianosis pada bibir,
laju pernafasan meningkat agitasi.
Tindakan : memperbaiki jalan nafas, periksalah fungsi kardiovaskular , amati
perubahan tingkat kesadaran, monitor, catat tekanan darah, dan denyut nadi.
(Bakar A, 2012)
6. Diagnosis Banding dry soket
• Temporomandibular Disorders
• Limitasi fungsi rahang
• Nyeri ringan yang membuat tidak nyaman didekat telinga
• Tidak berkaitan dengan terinfeksinya gigi
1. Gingivitis: inflamasi, kemerahan, pembengkakkan dan
perdarahan pada rangsangan lembut pada sulkus gingiva
2. Periapikal Dental Abcess: sakit saat mengunyah, sentuhan atau
perkusi pada gigi, kegoyangan gigi, oedem padajaringan lunak
3. Periodontal Dental Abcess: partikel makanan terbenam dalam
poket antara gigi-gigi menyebabkan pembengkakkan pada saat
mengunyah
4. Suppurative Osteitis: eksudat atau pus dalam soket
(Akota et al, 1998) (Wayne et al, 2001) (Summers A, 2009) (La Touche R, 2010) (Hoffmann et al, 2011)
7. Patofisiologi
• Penyembuhan normal
• Early Inflamation (fase hemoragik), soket alveolar terisi darah yang
mengalami koagulasi dan kontraksi.
• Dilanjutkan dengan Late inflammation yang terjadi dari hari ke 0
Fase sampai ke 5
Inflamasi

• Neoangiogenesis, dimana terjadi pertumbuhan pembuluh darah ke


dalam blood clot
• Pembentukan fibroblast ke dalam blood clot dan eliminasi seluler
Fase debris fibrin dan darah
Proliferasi • Osteoid diproduksi oleh sel-sel mesenkim

Balaji, 2018; Primadina, 2018


7. Patofisiologi
• Penyembuhan normal
• Anyaman tulang terbentuk diikuti oleh aktivitas osteblas dan osteoklas yang
berakhir pada maturasi tulang.
Fase • Seringkali diikutii oleh kehilangan volume tulang
Maturasi

Balaji, 2018; Primadina, 2018


• Bacterial Theory
Teori bakterial didasarkan pada tingginya jumlah bakteri di
sekitar lokasi ekstraksi pada pasien yang menderita dry socket
dibandingkan dengan pasien pasca ekstraksi yang tidak menderita
dry socket. Mikroorganisme anaerob umumnya ditemukan dan
nyeri alveolar disebabkan oleh efek toksin bakteri pada ujung saraf
di alveolar. Selain itu, aktivitas fibrinolitik meningkat dengan
adanya Treponema denticola, yang merupakan mikroorganisme
periodontopatogenik.
Balaji, 2018
• Pembentukan awal sumbatan darah pada dry socket mengalami
fibrinolisis yang meningkat sehingga sumbatan darah awal
mengalami nekrosis atau bahkan tidak terbentuk sama sekali
• Diikuti pula dengan adanya rasa sakit dan fetor oris/halitosis
• Nyeri yang intens pada daerah ekstraksi akan diikuti dengan
adanya demam derajat rendah dan ipsilateral lymphadenophaty
Balaji, 2018
8.Manifestasi
• Adanya soket yang terpapar
• Socket dapat terisi debris makanan
• Socket berwarna kuning keabu-abuan
• Sakit 24-72 jam post ekstraksi
• Sakit kepala dan leher juga pusing dapat terjadi
• Edama jaringan sekitar
• Halitosis

Preetha,2014
9. Bleeding Time Normal
a. Bleeding time merupakan pengukuran durasi perdarahan setelah
terjadinya injury (tusukan / luka pada kulit).
b. Bleeding time juga dapat menjadi skrining tes untuk diagnosis
fungsi trombosit dan defek vaskular.
c. Bleeding time normal dapat diukur dengan metode Duke (1-3
menit) dan Ivy (2-9 menit).

Balaji, 2018
10. PENGARUH OBAT BIUS
dry socket disebabkan karena pemerian anastesi local, yaitu
epinefrin. Sebagai vasokontriktor epinefrin dapat mengurangi
pedarahan, menurunkan aliran darah, dan meningkatkan
fibrinolysis serta mengganggu suplai tekanan oksigen di dalam
jaringan sehingga menyebabkan proses penyembuuhan menjadi
terhambat.

Enggardini, 2016
Dapus
• Balaji SM, Balaji PP. 2018. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery 3th Ed. India: Elsevier.
• Chanchev I et all. Treatment of dry Socket with Platelet Rich Fibrin. Journal of IMAB. 2017.
23(3). 1702.
• Fernandes SAL, Trinidad MU. Alveolar Osteitis. Current Concepts. EC Dental Science. 2019;
18(3): 436-438.
• Retno SA, Husnul Khatimah, Bayu IS. Perbedaan Angka Kejadian Dry Soket Pada Pengguna
Kontrasepsi Hormonal Dam Yang Tidak Menggunakan Kontrasepsi Hormonal.
Dentino(Jur.Ked.Gigi), vol 1.No 1. Maret 2014:21-26.
• Enggardini AS, dkk. Efektifitas Ekstrak Nannochloropsis oculata Terhadap Peningkatan
Kepadatan Kolagen pada Proses Penembuhan Alveolar Osteitis. Dental Jurnal Kedokteran Gigi;
2016: 10(1).)
• Mamoun J. Dry Socket Etiology, Diagnosis, and Clinical Treatment Techniques. 2018. Journal
of Korean Assoc. Oral Maxillofacial Surgical. 2018; 44:52-58.
Dapus
• Balaji SM. 2018. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery 3rd Edition. RELX India: New Delhi.
• Primadina N, Basori A, Perdanakusuma DS. Proses Penyembuhan Luka Ditinjau dari Aspek
Mekanisme Seluler dan Molekuler. Qanun Medika. 2018; 3 (1): 31-43.
• Akota I , Alvsaker B, and Bjørnland T. The effect of locally applied gauze drain impregnated with
chlortetracycline ointment in mandihular third-molar surgery. Acta Odontologica Scandinavica.
1998; 56(1): 25-29.
• Bakar, A. Kedokteran Gigi Klinis 2nd.Quantum Sinergis Media. 2012. 110-111
• Balaji SM, Balaji PP. 2018. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery 3th Ed. India: Elsevier
• Bagheri SC. 2014. Clinical of Oral and Maxillofacial Surgery. China: Elsevier Mosby
• Gauer RL, Semidey MJ. 2015. Diagnosis and Treatment of Temporomandibular Disorders.
American Family Physician: 91(6); 380
• Preetha S. An Overview of Dry Socket and its Manegement. IOSR JDMS. 2014 Mei; 13(5):32-35.

Anda mungkin juga menyukai