Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA SERVIKS

Di Susun Oleh :
Kelompok 6 :
Dwi merdika hariyani (20200910170013)
Dwi puji Pangesti (20200910170069)
Dwita puji lestari (20200910170045)
Dwi rita (20200910170014)
Fitriyani (20200910170095)
Fonda bertha maulitha (20200910170017)
1. KANKER SERVIKS
Latar Belakakang
• Menurut penelitian World Health Organization (WHO, 2014) di
seluruh dunia terdapat 490.000 kasus kanker serviks dan
mengakibatkan 240.000 kematian tiap tahunnya, 80% dari angka
itu terjadi di Asia.

• Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10


kanker terbanyak berdasar data dari Patologi Anatomi tahun 2010
dengan insidens sebesar 12,7% (Kemenkes RI, 2016).

• Menurut data Globocon 2018, kasus baru kanker serviks di


Indonesia mencapai 32.469 jiwa. Melansir Tribunnews, angka
kematian akibat kanker serviks mencapai 18.279 per tahun.
Angka itu melonjak tajam dibanding data Globocon pada 2012
yang menyatakan 26 perempuan Indonesia meninggal karena
kanker serviks setiap tahunnya.
P
Kanker Serviks/ Ca Serviks adalah
E Kanker serviks adalah keadaan
N dimana sel-sel neoplastik terdapat
pada seluruh lapisan epitels serviks,
G (Anderson).
E
R Kanker serviks adalah kanker yang
terjadi pada serviks uterus, suatu
T daerah pada organ reproduksi
I wanita yang merupakan pintu
masuk ke rahim yang terletak
A antara rahim (uterus) dengan liang
senggama (vagina), (Riono, 1999).
N
Penyebab
 Penyebab kanker servik adalah human papilloma virus
(HPV) dengan mekanisme infeksi HPV yang terdiri dari
dua fase,, yaitu fase infeksi virus laten dan infeksi virus
produktif

Human papilloma virus (HPV) merupakan anggota


family Papovirida, mempunyai diameter 55 μm
memiliki kapsul isohedral yang telanjang dengan
72 kapsomer, serta mengandung DNA circular
double stranded dengan panjang kira-kira 8000
pasang basa (La Russo, 2004, Sjamsudin, 200)
Tanda dan gejala
Tahap prakanker (displasia) sampai stadium 1 pada
kanker servik, tidak terdapat keluhan yang dirasakan
oleh pasien. Menginjak stadium 1A-3B terdapat
keluhan tapi tidak menunjukan gejala yang spesifik.

Pada stadium lanjut, gejala awal di antaranya yakni:


keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan pada ,
nyeri pada perut bawah, perdaraan sesudah melakukan
hubungan suami istri, perdarahan sesudah haid/ haid
memanjang, atau menopause. Seringkali juga tanpa
gejala, bisa dideteksi atau diketahui dengan skrining
Gejala lebih lanjut jik telah terjadi penyebaran kanker,
antara lain: keluar cairan kekuning-kuningan berbau
atau bercampur darah (keputihan karena kanker), tidak
dapat buang air kecil (sumbatan saluran kencing), sakit
ketika melakukan hubungan seks, perdarahan
pervaginam, sering merasa sangat lelah, hilang nafsu
makan, turut berat badan, nyeri panggul, fistel
kandung kencing atau usus bawah, nyeri tulang, batuk-
batuk karena kanker menyebar ke paru.
Stadium Ca Serviks Secara
Klinik
1. Tingkat O  4. Tingkat Ib occ  7. Tingkat IIa
2. Tingkat I 5. Tingkat Ib 8. Tingkat Iib
3. Tingkat Ia 6. Tingkat II 9. Tingkat III

10. Tingkat IIIa


13. Tingkat IVa
11. Tingkat IIIb
14. Tingkat IVb
12. Tingkat IV
1. Aktifitas
seksual
pada usia
2.
Berhubungan
muda
seksual
8.
Gangguan

Fakto
dengan
multipartner imunitas

3.
r 7. Penyakit
menular
Merokok seksual

Resik
4. o 6. Pemakaian
kontrasepsi
Mempunyai
anak banyak
5. Sosial
ekonomi
rendah
PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAAN
1. Deteksi dini, yaitu deteksi lesi pra kanker terdiri dari berbagai
metode : Papsmear (konvensional atau liquid-base cytology
/LBC, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),Inspeksi Visual
Lugoliodin (VILI), 4. Test DNA HPV (genotyping / hybrid
capture).
2. Terapi pada prakanker, yaitu Terapi NIS dengan Destruksi
Lokal (krioterapi dengan N2O dan CO2, elektrokauter,
elektrokoagulasi, dan laser)
3. Kanker Serviks Invasif Stadium 0/ KIS (Karsinoma in situ) &
1A dengan Konisasi (Cold knife conization).
4. Stadium Lanjutan dengan Operasi, kemoterapi, radiasi.
5. Tatalaksana Nutrisi
6. Rehabilitasi Medik
Asuhan Keperawatan

1. Data umum 6. Nutrisi


11. Seksualitas
2.Aktifitas/istirahat 7. Neurosensori 12. Interaksi sosial/
3. Sirkulasi 8.Nyeri/kenyamana psikososial
n 13. Kebutuhan edukasi
4. Integritas Ego
9. Keamanan 14. Pemeriksaan Diagnosis
5. Eliminasi
10. Pernapasan
Diagnosa keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker)
2. Nyeri kronis berhubungan dengan desktruksi jaringan
3. Pola seksualitas tidak efektif berhubungan dengan perubahan
fungsi/ struktur tubuh.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia sekunder terhadap terapi radiasi.
5. Keletihan berhubungan dengan penurunan energi metabolik.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
7. Resiko tinggi terhadap perubahan membrane mukosa mulut
berhubungan dengan efek radiasi.
8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi.
9. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Intervensi Keperawatan
Resiko tinggi terhadap perubahan pola seksualitas
berhubungan dengan fungsi/struktur tubuh, penyakit
dan pengobatan medis.
Tujuan : fungsi seksual dapat dipelihara
Kriteria hasil :
Mengungkapkan pemahaman tentang efek kanker dan
aturan pengobatan pada seksualitas dan tindakan untuk
memperbaiki menghadapi masalah
Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah
komplikasi atau meningkatkan penyembuhan cepat
Lanjutan…………...
Intervensi :
Diskusikan bersama klien dan keluarga sifat
seksualitas dan reaksi bila berubah atau terancam.
Anjurkan klien tentang efek dari pengobatan kanker
yang diresepkan yang diketahui mempengaruhi
seksualitas
Berikan waktu tersendiri untuk klien yang dirawat.

Anda mungkin juga menyukai