Anda di halaman 1dari 21

METODE GEOLISTRIK

Oleh :
AL HUSSEIN FLOWERS RIZQI, S.T.,M.ENG
Geolistrik
Merupakan salah satu metode geofisika yang
digunakan untuk penyelidikan kondisi geologi
bawah permukaan berdasarkan harga tahanan
jenis dari lapisan batuan.
Metode geolistrik ini dilakukan pada tahap
penyelidikan pendahuluan maupun pada studi
kelayakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga
tahanan jenis:

a. Kandungan mineral logam dan non logam


b. Kandungan elektrolit padat
c. Kandungan air
d. Tekstur, porositas, permeabilitas dan densitas
e. Kualitas air dan suhu
Nilai tahanan jenis beberapa batuan dan
mineral bijih (Milsom,1989)
Satuan dalam ohm-meter
Topsoil 50-300 Greenstone 500-200000
Loose sand 500-5000 Gabro 1000-500000
Gravel 100-6000 Granit 200-100000
Clay 1-100 Basalt 50-200000
Weathered 100-1000 Graphitic 10-500
bedrock schist
Sandstone 200-8000 Slates 500-500000
Limestone 500-10000 Kuarsit 500-800000
Pirit (bijih) 100-0.01 Pyrrhotite 0.01-0.001
Kalkopirit 0.1-0.005 Galena 100-0.001
Spalerit 1000000-1000 Cassiterite 10000-0.001
Magnetit 1000-0.01 Hematit 1000000-0.01
Teknik Operasional
1. VES (Vertical Electric Sounding)
- untuk mengetahui variasi vertikal batuan
- stasiun tetap, jarak elektroda berubah
2. HP (Horizontal Profiling)
- untuk mengetahui varuasi lateral batuan
- stasiun berpindah secara lateral, jarak
elektroda tetap
Metode Geolistrik
Metode geolistrik dibagi berdasarkan rangkaian
penempatan elektrodanya.

Misalnya :
• Rangkaian Wenner
• Rangkaian Schlumberger
Rangkaian Wenner
elektroda arus dan elektroda potensial ditempatkan
dengan jarak antar elektroda sama (a)

I
v

A1 P1 P2 A2
a a a
Rumus “Wenner”
K=2πa sehingga ρa = K R = 2 π a (V/I)

1. parameter yang diukur :


- jarak elektroda (a)
- beda potensial (ΔV)
- kuat arus (I)
2. parameter yang dihitung :
- faktor geometrik (K)
- tahanan jenis (R)
- tahanan jenis semu (ρa)
Cara Intepretasi Wenner

Penyamaan kurva Wenner


Kumulatif Moore
Nilai Barnes
Penyamaan Kurva Wenner
• Plot pada kertas log log, a (absis) vs ρa (ordinat)
• Tarik kurva secara smooth dan amati bentuk kurva
• Tempelkan di atas kurva baku hingga sesuai
bentuknya dan tentukan nilai ρ2/ρ1 (P1).
• Letakkan diatas kurva bantu yang sesuai nilai
tersebut dan tarik garis putus-putus, dan
seterusnya untuk membuat kurva bantu berikutnya
• Titik perpotongan antara dua kurva bantu adalah
batas lapisan
Kumulatif Moore
• Kelompokkan data lapangan yang berinterval
sama untuk jarak elektrodanya
• Jumlahkan nilai ρa
• Plotkan a sebagai ordinat dan Σρa sebagai absis
• Tarik garis lurus pada titik-titik tersebut
• Titik potong garis lurus adalah batas lapisan
Nilai Barnes
• Hitung nilai Barnes untuk tiap nilai a
NB = 2 π a RL
1/RL = 1/Rn+1 – 1/Rn
• Buat histogram dengan NB sebagai absis dan a
sebagai ordinat
• Analisis kontras NB ≈ batas lapisan
Rangkaian Schlumberger
elektroda arus dan elektroda potensial
ditempatkan dengan jarak tertentu

I
v
a

A1 P1 P2 A2

b
Rumus Schlumberger
K = π {(b2/a) – (a/4)}
ρa = K R = π {(b2/a) – (a/4)} (V/I)

Parameter yang diukur :


- jarak stasiun dengan elektroda (a dan b)
- arus (I)
- beda potensial (ΔV)
Parameter yang dihitung :
- faktor geometrik (K)
- tahanan jenis (R)
- tahanan jenis semu (ρa)
Penyamaan Kurva Schlumberger
• Plot b (absis) vs ρ (ordinat) pada kertas log log.
• Buat kurva secara smooth dari titik-titik tersebut (tidak
harus melewati semua titik)
• Letakkan kurva di atas kurva baku dan tentukan nilai P1
(ρ2/ρ1). P1 merupakan kedudukan d1’,ρ1’
• Pindahkan kurva tersebut ke atas kurva bantu yang
sesuai. Tarik garis putus-putus sesuai nilai ρ2/ρ1 pada
kurva bantu tersebut. Garis putus-putus ini merupakan
tempat kedudukan P2.
• Kembalikan kurva ke atas kurva baku dan tentukan nilai
ρ3/ρ2 (P2) sehingga dapat ditentukan d2’,ρ2’
• Titik pusat P3, koordinat d3’,ρ3’ dan nilai kurva bantu
selanjutnya ditentukan dengan jalan yang sama.
Koreksi Kedalaman
• Titik P1 dan segala titik pusat (Pn) yang berada
pada kurva bantu H, tidak perlu dikoreksi
• Kurva terakhir tidak perlu dikoreksi karena tidak
ada titik pusat berikutnya
• Titik pusat pada kurva bantu A, K, dan Q perlu
dikoreksi
Koreksi Kedalaman
• Letakkan kembali kurva di diatas kurva bantu (tipe
A, K, atau Q) dengan pusat Pn.
• Baca nilai koreksi (sebagai n) tepat pada titik Pn+1
• Hitung ketebalan dan kedalaman lapisan ke (n+1)
hn+1 = n . dn’ (h : ketebalan)
dn+1 = hn+1 + dn (d : kedalaman)

Setelah diperoleh nilai tahanan jenis dan kedalaman,


kemudian dibuat penampang tegaknya (dengan
skala).
Kurva bantu “schlumberger”
ρa ρa
Tipe H Tipe A

b b
ρa ρa
Tipe K Tipe Q

b b
1. Tentukan jenis kurva?
2. Kurva yang tidak dikoreksi?
3. Variasi lapisan ρ1 < ρ2 > ρ3 ?
ρa ρa
W X

b b
ρa ρa
Y Z

b b
Kurva bantu “schlumberger”
• Kurva bantu H menunjukkan harga ρ minimum
dan adanya 3 variasi lapisan dengan ρ1 > ρ2 < ρ3
• Kurva bantu A menunjukkan pertambahan harga
ρ dan variasi lapisan dengan ρ1 < ρ2 < ρ3
• Kurva bantu K menunjukkan harga ρ maksimum
dengan variasi lapisan ρ1 < ρ2 > ρ3
• Kurva bantu Q menunjukkan penurunan harga ρ
yang seragam sehingga ρ1 > ρ2 > ρ3
Tabel hasil penyamaan kurva Schlumberger

Kurva Titik Koordinat K n keterangan


bantu pusat d ’ ρn’
n

P1 1 136,7 0,8 Kurva pertama jenis apapun tidak dikoreksi


sehingga P1 tidak perlu dikoreksi
H
2,1 85 1,5 P2 berada pada kurva bantu H sehingga
K
P2 tidak perlu dikoreksi
13 36,4 0,2 0,5 n yang terbaca dari kurva bantu K antara
H P3 titik P2 dengan P3 sepanjang kurva
12 90,5 10 Kurva terakhir tidak ada titik pusat
A P4 sehingga tidak perlu dikoreksi
0

Anda mungkin juga menyukai