Anda di halaman 1dari 42

BERSAMA DALAM

PENCEGAHAN STUNTING
dr. TRI UJI RAHAYU
UPTD PUSKESMAS BUAYAN
Buayan, 24 September 2020
REPUBLIK
INDONESIA
PERMASALAHAN GIZI
Setiap Negara Di Dunia Mengalami
Permasalahan Gizi Indonesia merupakan salah satu negara
dengan triple ganda permasalahan
gizi.
Status Gizi Balita, 2013-2018

37,2
30,8

12,1 10,2 11,9


8,0

Stunting Wasting Overweight


single burden double burden triple burden
2013 2018

22,2% balita di dunia


Obesitas Penduduk Usia 18+ tahun
(150,8 juta)
7,5% 5,6%
(50,5 juta) (38,3 juta) 2013 2018

Stunting Wasting Overweight 14,8% 21,8%

Sumber: Global Nutrition Report, 2018 Sumber: Riskesdas, 2013 dan


2018
3
PERMASALAHAN GIZI
PERMASALAHAN GIZI

TARGET RPJMN 2020-2024


REPUBLIK
INDONESIA
POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT INDONESIA
Konsumsi pangan penduduk Indonesia masih didominasi oleh
Pola makan merupakan faktor risiko nomor 1 yang
padi-padian. Konsumsi bahan pangan hewani dan sayur dan
buah masih rendah. berkontribusi pada kematian dan kecacatan di Indonesia

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Faktor Risiko Kematian dan Kecacatan di Indonesia,
Tahun 2017 mencapai 83,04%. 2007-2017

25%
Padi-padian

21,74% 2017
Sayur
dan Buah
15,49%
Pangan
9,81%
Kacang- Hewani
kacangan

Sumber: Kementerian Pertanian

Penduduk usia ≥ 5 tahun kurang


konsumsi sayur dan buah Sumber: IHME Data Visualization
Sumber: Riskesdas, 2018

7
STUNTIN
ADALA
G
H
Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan
gizi kronis dan stimulasi psikososial
serta paparan infeksi berulang terutama
dalam
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) -
biasa disebut perawakan pendek
12
Stunting adalah keadaan dimana balita memiliki panjang
atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan
umur sebayanya

Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang


lebih dari minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO.
12
KERANGKA KONSEP MALNUTRISI
Strategi Penanganan Stunting
Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari
Intervensi gizi Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini umumnya

1 Spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik


bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam
waktu relatif pendek.

Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan

2 Intervensi gizi Sensitif pembangunan diluar sektor kesehatan. Sasarannya


adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1.000
HPK.
INTERVENSI GIZI
SPESIFIK

FOKUS KELOMPOK
SASARAN 1.000 HPK

UMUMNYA DILAKUKAN
SEKTOR KESEHATAN

KONTRIBUSI 30 %
ANC,
As. Folat, Tablet besi, IMD, ASI Eksklusif, MP-ASI, imunisasi, pemberian vitamin A,
Calsium
INTERVENSI GIZI
SENSITIF
1. Menyediakan dan Memastikan AKSES pada AIR BERSIH.
2. Menyediakan dan Memastikan AKSES pada SANITASI.
3. Melakukan FORTIFIKASI Bahan Pangan.
FOKUS KELOMPOK
4. Menyediakan AKSES kepada YANKES dan KB. UMUM
5. Menyediakan JKN.
6. Menyediakan JAMPERSAL
7. Memberikan PENDIDIKAN PENGASUHAN pada Orang tua. DILAKUKAN
LINTAS SEKTOR
8. Memberikan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Universal.
9.Memberikan PENDIDIKAN GIZI Masyarakat. 10.Memberikan
EDUKASI KESPRO serta GIZI pada REMAJA.
11.Menyediakan BANTUAN dan JAMINAN SOSIAL bagi KONTRIBUSI 70 %
KELUARGA MISKIN.
12.Meningkatkan KETAHANAN PANGAN dan GIZI.
UPTD PUSKESMAS BUAYAN

MONITORING & EVALUASI


STUNTING
CAKUPAN BALITA STUNTING
UPTD PUSKESMAS BUAYAN TH. 2019
(SUMBER : TIMBANGAN SERENTAK BULAN AGUSTUS 2019)

25.00
20.28

20.00
14.29

13.71

13.68

12.69

12.13
15.00

11.66

10.93

9.70

9.05
8.89

8.19
10.00

7.03

6.52

6.15

4.81

4.68

4.40

3.85

3.37

3.13
5.00

0.00
CAKUPAN BALITA STUNTING
UPTD PUSKESMAS BUAYAN TH. 2020
(SUMBER : TIMBANGAN SERENTAK BULAN AGUSTUS 2020)
36.84

40.00

35.00
28.57

27.78

30.00 27.40

24.03

24.03

21.05
25.00

18.89

18.81

18.08

17.56

16.93
15.44
20.00

13.79

11.55

11.33

11.25
15.00

9.32

8.14

7.69

6.52
10.00

5.00

0.00
DATA PROGRAM INTERVENSI PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
CAKUPAN IBU
JUMLAH ANAK CAKUPAN BUMIL HAMIL YANG CAKUPAN BALITA CAKUPAN CAKUPAN CAKUPAN ASI
STUNTING % PREVALENSI KEK YANG MENDAPAT TTD KURUS YANG KEHADIRAN DI VITAMIN A BAYI CAKUPAN IMD EKSKLUSIF < 6
NO DESA (PENDEK & STUNTING MENDAPAT PMT MINIMAL 90 MENDAPAT PMT POSYANDU (D/S) DAN BALITA TARGET : 80 % BULAN
TARGET = < 20 %
SANGAT PENDEK TARGET : 100 % TABLET TARGET : 110 % TARGET : 85 % TARGET : 100 % TARGET : 60 %
TARGET : 90 %

1 WONODADI 42 36,84 100 92,31 100 81,78 100 79,17 57,89


2 PAKURAN 8 28,57 100 58,06 100 93,31 100 72,22 50,00
3 ADIWARNO 20 27,78 100 130,77 100 91,83 100 80,00 55,56
4 RANGKAH 20 27,40 100 66,67 100 83,44 100 100,00 100,00
5 SIKAYU 93 24,03 100 46,96 100 85,56 100 81,36 48,72
6 KARANGSARI 31 24,03 100 48,65 100 91,82 100 70,59 50,00
7 KARANGBOLONG 8 21,05 100 51,16 100 75,78 100 73,68 66,67
8 GEBLUG 17 18,89 100 53,85 100 93,15 100 81,82 57,14
9 JATIROTO 38 18,81 100 68,49 100 86,12 100 82,93 95,24
10 NOGORAJI 66 18,08 100 57,14 100 81,99 100 83,87 67,65
11 JOGOMULYO 46 17,56 100 75,00 100 82,38 100 87,93 59,26
12 MERGOSONO 23 15,44 100 86,36 100 84,10 100 95,00 56,00
13 ROGODONO 16 13,79 100 65,52 100 79,53 100 76,92 35,29
14 PURBOWANGI 46 11,55 100 66,67 100 79,41 100 72,22 50,00
15 BANYUMUDAL 36 11,25 100 74,07 100 83,74 100 83,82 63,04
16 TUGU 23 11,13 100 70,67 100 90,04 100 90,91 90,63
17 ROGODADI 11 9,32 100 67,74 100 92,93 100 95,24 91,67
18 JLADRI 7 8,14 100 71,74 100 83,81 100 82,35 59,09
19 SEMAMPIR 7 7,69 100 82,61 100 96,18 100 85,71 83,33
20 BUAYAN 9 6,52 100 77,50 100 97,84 100 78,26 88,89
21 PUSKESMAS 556 16,93 100 67,24 100 85,25 100 82,80 63,55
Pembacaan hasil yang belum valid 
Pembacaan tidak sejajar dengan hasil
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Kurangnya edukasi ke ibu hamil
pentingnya PMT bumil KeK, TTD, dan MANUSIA DANA SARANA
kelas ibu hamil.
 
Kurangnya edukasi ke ibu pentingnya Jenis alat ukur masih
IMD, ASI Eksklusif dan MP-ASI Beberapa desa belum ada yang belum
ada pengadaan alat standar
Kurangnya edukasi ke ibu pentingnya
ukur yang sesuai
ikut posyandu
standar Tidak dilakukan
kalibrasi sebelum
TINGGINYA ANGKA pengukuran
STUNTING DI
WILAYAH KEC.
BUAYAN (16,93 %) Ada bantuan alat ukur dari
Kemenkes namun belum
mencukupi kebutuhan

Masih ditemukan
pengukuran tinggi
badan dan panjang
balita yang belum METODE MATERIAL
tepat
CARA PENGUKURAN PANJANG BADAN
POSISI BENAR TAMPAK
POSISI SALAH
ANGKA 0
KESALAHAN YANG SERING TERJADI
1. Masih terdapat ibu hamil yang
tidak mengikuti kelas ibu hamil/
ANC
Kurangnya 2. Masih terdapat ibu yang tidak
mengikuti posyandu
edukasi dan 3. Masih terdapat ibu yang tidak
memberikan ASI ekslusif
sosialisai 4. Masih terdapat ibu hamil yang
tidak mengonsumsi tablet
penambah darah dan PMT (Ibu
KEK)
PERAN PKK DAN KADER DALAM PENCEGAHAN STUNTING

• Penyuluhan kepada masyarakat untuk peningkatan


Meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran keluarga akan pentingnya
kesadaran
KIA
masyarakat • Gerakan sadar KIA
melalui • Mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
penggerakan • Mensosialisasikan pentingnya perilaku hidup bersih
peran kader
dan sehat

Pengembangan/ • Penguatan pengelolaan UKBM


pengorganisasian • Peningkatan kapasitas kader
masyarakat
Beberapa Penelitian
HASIL FAKTOR RUMAH TANGGA DAN
KELUARGA
• Beberapa studi di Indonesia
menemukan hubungan yang moderat
hingga kuat antara IBU YANG
PENDEK dengan kejadian stunting
pada anak
• Sebanyak 3 studi potong lintang
menunjukkan hubungan yang cukup
erat antara IBU YANG BERUSIA LEBIH Prevalence of maternal short stature (<145 cm)
MUDA dan stunting pada anak

• IUGR DAN KELAHIRAN PREMATURE


sangat berhubungan dengan stunting
pada anak di Indonesia
HASIL FAKTOR LINGKUNGAN
• Rumah tangga yang mempunyai fasilitas JAMBAN
yang lebih bersih memiliki kemungkinan lebih kecil
mengalami stunting baik di pedesaan maupun
perkotaan
• PEMBELIAN AIR MINUM YANG MURAH—
diasumsikan TIDAK LAYAK—berhubungan dengan
peningkatan stunting
Household with
• Kondisi tingkat KERAWANAN PANGAN RUMAH
TANGGA berkaitan dengan kejadian stunting
• Secara umum kemungkinan anak mengalami stunting
lebih tinggi apabila PENDIDIKAN ORANG TUA Percentage Household of children under 5 with unimproved drinking water
RENDAH
• Kemampuan DAYA BELI YANG KURANG dan beberapa
indikator kesejahteraan rumah tangga lainnya sangat
berhubungan dengan stunting
• AYAH PEROKOK sedikit berkaitan dengan stunting
pada satu penelitian
HASIL FAKTOR MP ASI DAN
INFEKSI
• Dua analisis baru-baru ini menunjukkan bahwa
anak yang DISAPIH SEBELUM USIA 6 BULAN
mempunyai kemungkinan kejadian stunting yang
lebih tinggi
• Rumah tangga di KUINTIL TERTINGGI UNTUK
PENGELUARAN MAKANAN SUMBER HEWAN,
berhubungan dengan penurunan kemungkinan
kejadian stunting pada anak-anak miskin di
perkotaan
highest quintile food expenditure
• RUMAH TANGGA TANPA MENYEDIAKAN
MAKANAN SESUAI UMUR — TERMASUK
MAKANAN YANG TIDAK BERAGAM DAN
FREKUENSI YANG TIDAK SESUAI—berhubungan
dengan peningkatan kejadian stunting pada anak
usia 6-23 bulan
• Satu studi menemukan hubungan yang cukup
kuat antara KEJADIAN DIARE DALAM TUJUH
HARI TERAKHIR dengan kejadian stunting pada
anak-anak usia 6-59 bulan terutama di pedesaan
HASIL FAKTOR MASYARAKAT DAN
SOSIAL
• Studi di Indonesia sudah membahas
semua determinan kesehatan dan
pelayanan kesehatan kecuali
ketersediaan

• Dua studi menunjukkan hubungan


antara PENYEDIA PELAYANAN
KESEHATAN YANG TIDAK MEMADAI
dengan kejadian stunting
Significant OR of Stunting by District

• Dalam sub elemen : air, sanitasi dan


lingkungan, satu-satunya komponen
yang ditemukan berhubungan dengan
stunting adalah URBANISASI
KESIMPULAN (1)
1. Determinan utama terjadinya stunting pada anak di Indonesia :
a. ASI tidak Eksklusif pada 6 bulan pertama,
b. status ekonomi keluarga yang rendah,
c.kelahiran prematur
d. panjang badan baru lahir yang pendek,
e. ibu yang pendek
f. tingkat pendidikan orangtua rendah
g. anak yang tinggal di daerah miskin perkotaan dan di daerah pedesaan
2. ANAK LAKI-LAKI CENDERUNG LEBIH BERISIKO mengalami stunting dari pada anak perempuan
3. Anak-anak dari keluarga DENGAN JAMBAN YANG BURUK DAN AIR MINUM TIDAK LAYAK
meningkatkan risiko terjadinya stunting.
4. Faktor masyarakat dan sosial seperti AKSES YANG RENDAH TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN dan
tempat tinggal di pedesaan yang berlangsung lama berkaitan dengan kejadian stunting pada anak
KESIMPULAN (2)
6. HAMPIR SELURUH PENYEBAB LANGSUNG terhadap kejadian stunting
telah ditangani oleh kebijakan program di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai