(KADARZI)
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau Keluarganya Sadar Gizi
Tetapi… siapa yang bertanggung jawab menyadarkan keluarga Andre ?
Apa latarbelakang perlunya KADARZI ?
Kasus Andre merupakan salah satu contoh kasus yang masih dialami oleh sebagian balita kita. Pada
tahun 2002, terdapat 27,3% balita menderita gizi kurang, 8% diantaranya gizi buruk. Disamping gizi
kurang, sebanyak 50% balita mengalami kekurangan vitamin A, dan mempunyai risiko terjadinya
kebutaan, gangguan pertumbuhan dan penurunan daya tahan tubuh. Masalah gizi lain adalah anemia gizi
yang ditemukan pada sekitar 48,1% balita. Beberapa penelitian menyimpulkan 54% kematian bayi dan
balita dilatarbelakangi faktor gizi.
Memasuki usia sekolah lebih dari sepertiga (36%) anak tergolong pendek, sebagai indikasi kekurangan
gizi menahun Secara keseluruhan gangguan gizi pada anak usia sekolah mempengaruhi prestasi belajar,
yang sangat merugikan generasi mendatang.
Pada usia remaja dan usia produktif, anema gizi merupakan masalah yang paling sering ditemui.
Sepertiga remaja putri dan WUS serta sekitar 50% ibu hamil menderita anemia gizi. Selain itu kurang
energi kronis (KEK) juga ditemui pada sekitar 30 juta kelompok usia produktif. Kurang gizi pada
kelompok ini sangat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh dan produktivitas. Masa kehamilan
sering disebut periode kritis terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan gizi pada masa
ini akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin dan akan berdampak pada periode
berikutnya.
Dimasa mendatang proporsi usia lanjut akan semakin bertambah, seiring dengan meningkatnya
umur harapan hidup. Tanpa disadari sekitar 5 juta lansia menderita gangguan anemia gizi.
Disamping masalah gizi kurang, prevalensi gizi lebih meningkat dengan tajam, terutama di
perkotaan. Gizi lebih terkait dengan perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi. Gizi lebih
merupakan salah satu risiko timbulnya penyakit degeneratif.
Mencermati perkembangan masalah gizi dan pengalaman didalam pelaksanaan program
perbaikan gizi, diperlukan pergeseran orientasi program perbaikan gizi, mengacu pada
paradigma sehat.
Upaya perbaikan gizi mempertimbangkan beberapa hal penting sebagai berikut;
- Arah perbaikan gizi lebih mengedepankan perubahan perilaku keluarga, untuk mencegah dan
menanggulangi gizi kurang dan gizi lebih.
- Sasaran perbaikan gizi diperluas mencakup seluruh kelompok siklus hidup, meliputi; bayi,
balita, usia sekolah, remaja dan usia produktif serta usia lanjut.
- Pendekatan yang lebih mengutamakan pemberdayaan keluarga, pemberdayaan masyarakat,
peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan didukung kerjasama lintas sektor.
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), merupakan gambaran keluarga yang berperilaku gizi
seimbang, mampu mengenali dan memecahkan masalah gizi anggota keluarganya.
Apa itu KADARZI ?
KELUARGA SADAR GIZI adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang,
mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggotanya
Tidak ada satu jenis bahan makanan pun yang lengkap kandungan zat gizinya
Apabila tersedia pilihlah makanan yang telah diperkaya dengan zat gizi tertentu
Mengapa keluarga perlu selalu mengkonsumsi
garam beryodium?
Berikan ASI melalui payudara kiri dan kanan BERGANTIAN setiap kali
menyusui
Ibu menyusui perlu minum dan makan lebih banyak dengan MENU
SEIMBANG
Mengapa Perlu Suplementasi Zat Gizi ?
Kebutuhan zat gizi pada kelompok bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui
meningkat dan seringkali tidak bisa dipenuhi dari makanan sehari-hari,
terutama vitamin A untuk balita, zat besi untuk ibu dan yodium untuk
penduduk di daerah endemis gondok
Suplementasi zat gizi (tablet, kapsul atau bentuk lain) diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut
Kapsul Vitamin A
Kapsul Yodium
Tablet Besi
Bagaimana menilai keluarga sudah SADAR GIZI ?
Status gizi seluruh anggota keluarga khususnya ibu dan anak baik
Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada keluarga
Semua anggota keluarga mengkonsumsi garam beryodium
Semua ibu memberikan hanya ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan
Semua balita dalam keluarga yang ditimbang naik berat badannya sesuai
umur
Tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga
Strategi untuk mencapai sasaran keluarga sadar gizi (Kadarzi)
Di tingkat masyarakat:
Terbentuknya kelompok masyarakat yang mendukung upaya menuju KADARZI (LSM; organisasi
keagamaan; organisasi kepemudaan; PKK; kelompok budaya, organisasi profesi; organisasi wanita;
pengusaha)
Setiap kelompok akses terhadap informasi gizi dan informasi sistem pelayanan gizi
Sekurangnya terdapat kader di masing-masing kelompok
Setiap kelompok aktif menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan sumber daya kesehatan
dan gizi
Di tingkat Pemerintah
(Pusat,propinsi dan Kab/Kota)
Setiap sektor akses terhadap informasi dan pelayanan
kesehatan dan gizi,
Setiap sektor mempertimbangkan aspek kesehatan dan gizi
dalam merumuskan kebijakan sektor
Setiap sektor menyediakan sumber daya untuk perbaikan
kesehatan dan gizi masyarakat
TUHAN SELALU MEMBERIKAN YANG TERBAIK,
MANUSIA KADANG TIDAK SANGGUP MEMBACANYA
ATAU TERLAMBAT MENYADARINYA