Anda di halaman 1dari 21

Materi Pelatihan

Materi Pelatihan

Pendahuluan : Perhitungan Debit Melalui Pintu


Pengambilan
Sketsa Bangunan Pengambilan
Pengukuran Debit Air yang digunakan di
Daerah Irigasi, ada beberapa cara :
Z
1.Perhitungan Debit melalui Pintu d
Pengambilan
2.Cara Pelampung
3.Bangunan Ukur Debit Rumus : Q = m.b.d 2.g.Z

Keterangan :
Q = Debit (l/detik)
m = Nilai Koefisen pengaliran yang tergantung pd
bentuk mulut pintu
b = Lebar pintu
d = Tinggi bukaan pintu
g = Gravitasi (9,81 m/detik2)
Z = Beda tinggi air di depan pintu pengambilan
Materi Pelatihan
Tabel Perhitungan Debit melalui Pintu Pengambilan

Lebar Pintu ( b = 0,50 m )


d (m) Z (m) Q Z (m) Q Z (m) Q Z (m) Q
(l/dtk) (l/dtk) (l/dtk) (l/dtk)
0,05 0,05 19,81 0,10 28,01 0,15 34,31 0,20 39,62
0,10 0,05 39,62 0,10 56,03 0,15 68,62 0,20 79,24
0,15 0,05 59,43 0,10 84,04 0,15 102,93 0,20 118,85
0,20 0,05 79,24 0,10 112,06 0,15 137,24 0,20 158,47
0,25 0,05 99,05 0,10 140,07 0,15 171,55 0,20 198,09
0,30 0,05 118,85 0,10 168,09 0,15 205,86 0,20 237,71
0,35 0,05 138,66 0,10 196,10 0,15 240,17 0,20 277,33
0,40 0,05 158,47 0,10 224,11 0,15 274,48 0,20 316,95

Keterangan :

Perhitungan debit melalui pengambilan dengan :


• Lebar pintu (b) = 0,5 m
• Beda tinggi air (z) bervariasi dari 0,05 m s/d 0,20 m
• Tinggi bukaan pintu (d) bervariasi dari 0,05 m s/d 0,40 m
Materi Pelatihan

Contoh Perhitungan Debit Air Irigasi Dengan sistem pelampung pada


saluran pasangan tegak
Diketahui :

• Lebar pintu (b) = 0,50 m


• Tinggi bukaan pintu (d) = 0,10 m Langkah 1 :
• Beda tinggi air di hulu dan hilir = 0,10 m Pililah ruas saluran pasangan tegak sepanjang
10-20 m dengan ketentuan sbb :
Ditanya : • Saluran pada ruas yang lurus
Berapa debit air yang masuk (Q) ? • Kondisi saluran baik
• Tidak ada endapan (saluran harus bersih)
Jawab : • Peralatan yang dibutuhkan seperti : patok
Q = m.b.d 2.g.z kayu, stop watch/arloji, kalkulator, tali, benda
Q = 0,80 x 0,50 x 0,10 2 x 9,81 x 0,10 pelampung, buku cacatatan dan alat tulis
Q = 0,05603 m3/detik x 1000
Q = 56,03 liter/detik
Materi Pelatihan

Langkah 2 :

• Beri tanda (patok) di kiri dan kanan sal. pada sal. yang telah diukur sepanjang 10-20 m
• Patok bagian hulu diberi tanda A, bagian hilir tanda B
• Bagian kanan dan kiri pada patok A dihubungkan dgn tali, demikian pula pada patok B

( Batas saluran yang diukur )


L = 10 – 20 m
h

A B
Materi Pelatihan

Langkah 3 :

Kerjakan pengukuran dimensi (ukuran) saluran pada patok A


(dibagian atas saluran) dan patok B (dibagian bawah
saluran) yakni :

• Lebar dasar saluran (b) berapa meter ?


• Kedalaman air di saluran (h) berapa meter ?

Langkah 4 :

Hitung luasan penampang basah saluran pada patok


A dan patok B
Materi Pelatihan

A B

h = 0.25
h = 0.30
h = 0,30 h = 0,25

b = 0.60 b = 0.60

Misalkan penampang A : Misalkan penampang B :


Lebar dasar saluran (b) = 0,60 m Lebar dasar saluran (b) = 0,60 m
Kedalaman air saluran (h) = 0,30 m Kedalaman air saluran (h) = 0,25 m

Maka luas penampang basah saluran : Maka luas penampang basah saluran :
FA = b x h = 0,60 x 0,30 = 0,18 m2 FB = b x h = 0,60 x 0,25 = 0,15 m2

Luas penampang basah saluran rata-rata (Fr) adalah :

FA + FB 0,18 + 0,15 2
Fr = = = 0,165 m
2 2
Materi Pelatihan

Langkah 5 :

Lakukanlah uji coba pelepasan pelampung minimal sebanyak 3 (tiga) kali pelepasan di
hulu (dibagian atas) patok A dengan jarak antara 2-3 meter.
Hitunglah waktu pelampung mengalir/hanyut yang dimulai dari patok A menuju patok B,
untuk menghitung kecepatan aliran air di saluran (V).

1. Menghitung waktu pelepasan (t) pelampung :

• Pelepasan I, didapat waktu (t1) = 18 detik


• Pelepasan II, didapat waktu (t2) = 17 detik
• Pelepasan III, didapat waktu (t3) = 19 detik

• Waktu rata-rata (tr) =t1 + t2 + t3 = 18 + 17 + 19 = 18 detik


3 3
Materi Pelatihan

2. Menghitung kecepatan pelampung (Vp) ;


Vp = L = 20 meter = 1,11 meter/detik
tr 18 detik

3. Menentukan faktor koefisien pelampung dengan melihat tabel,


yang mendekati nilai Vp = 1,11 meter/detik. Dari tabel didapat
nilai Vp = 1,00 meter/detik, dengan nilai C = 0,70

4. Menghitung kecepatan aliran air di saluran (V) dengan rumus :

V = Vp x C
= 1,11 x 0,70
= 0,777 meter/detik

5. Menghitung debit air (Q) di saluran dengan rumus :

Q = Fr x V
= 0,165 meter2 x 0,777 meter/detik
= 0,12821 meter3/detik x 1000
= 128,21 liter/detik
Materi Pelatihan

Sistem pelampung pada saluran pasangan trapesium :

( Batas saluran yang diukur )

L = 10 – 20 m

b
h
A B

Kerjakanlah pengukuran dimensi (ukuran) saluran pada patok A (dibagian atas saluran)
dan patok B (dibagian bawah saluran) yakni :
• Lebar dasar saluran (b) berapa meter ?
• Kedalaman air di saluran (h) berapa meter ?
• Hitunglah luas penampang basah (patok A dan patok B)
Materi Pelatihan

A B

h = 0,30

h = 0,25
b = 0,60 b = 0,60

Misalkan penampang A : Misalkan penampang B :


Lebar dasar saluran (a) = 0,60 m Lebar dasar saluran (b) = 0,60 m
Kedalaman air saluran (h) = 0,30 m Kedalaman air saluran (h) = 0,25 m
Perbandingan kemiringan dinding sal. (m) = 1 Perbandingan kemiringan sal. (m) = 1

Maka luas penampang basah saluran : Maka luas penampang basah saluran :
FA = (b + h.m)h = (0,60 + 0,30)0,30 = 0,27m 2
FA = (b + h.m)h = (0,60 + 0,25)0,25 = 0,213 m 2

Luas penampang basah saluran rata-rata (Fr) adalah :

FA + FB 0,27 + 0,213
Fr = = = 0,2413 m2
2 2
Materi Pelatihan

1. Menghitung waktu pelepasan (t) pelampung :

• Pelepasan I, didapat waktu (t1) = 18 detik


• Pelepasan II, didapat waktu (t2) = 17 detik
• Pelepasan III, didapat waktu (t3) = 19 detik
t1 + t2 + t3 = 18 + 17 + 19 = 18 detik
• Waktu rata-rata (tr) =
3 3

2. Menghitung kecepatan pelampung (Vp) ;


Vp = L = 20 meter = 1,11 meter/detik
tr 18 detik

3. Menentukan faktor koefisien pelampung dengan melihat tabel,


yang mendekati nilai Vp = 1,11 meter/detik. Dari tabel didapat
nilai Vp = 1,00 meter/detik, dengan nilai C = 0,70
Materi Pelatihan

4. Menghitung kecepatan aliran air di saluran (V) dengan rumus :

V = Vp x C
= 1,11 x 0,70
= 0,777 meter/detik

5. Menghitung debit air (Q) di saluran dengan rumus :

Q = Fr x V
= 0,2413 x 0,777 meter/detik
= 0,18749 meter3/detik x 1000
= 187,49 liter/detik
Materi Pelatihan

Perhitungan : luas areal sawah yang dapat diairi (A)

Pada saluran pasangan tegak :


1.Tanaman padi
128,21 liter/detik
A = ----------------------- x 0,80 = 82,05 ha
1,25 liter/detik/ha

2.Tanaman palawija
128,21 liter/detik
A = ------------------------- x 0,80 = 310,81 ha
0,33 liter/detik/ha

Pada saluran pasangan trapesium :


1.Tanaman padi
187,49 liter/detik
A = ----------------------- x 0,80 = 120,00 ha
1,25 liter/detik/ha

2.Tanaman palawija
187,19 liter/detik
A = ------------------------- x 0,80 = 454,52 ha
0,33 liter/detik/ha
Materi Pelatihan

Langkah 6 :

Membuat Grafk Lengkung Debit.


Dari hasil pengukuran debit dengan sistem pelampung dapat dibuat grafik lengkung debit
dengan persyaratan :

1.Setiap pengukuran debit yang sama (tinggi air yang sama) lakukan sampai 3-4
kali uji pelepasan pelampung, kemudian hasilnya dirata-rata dan dicatat.
2.Laksanakan pengukuran debit untuk berbagai debit yang berbeda, tiap kali
pengukuran dicatat hasilnya, seperti tinggi air (h) dan debit air (Q).
3. Hasil pengukuran tinggi air (h) dan debit air (Q) yang berbeda tadi, kemudian
diplotkan pada kertas milimeter.
Materi Pelatihan

Manfaat Grafik Lengkung Debit :

0.40 Untuk memudahkan petugas Pengairan


(Juru Pengairan, Ulu-ulu, P3A) mengetahui
besarnya debit yang mengalir di saluran
0.30 dengan cara hanya membaca ketinggian air
pada peilskal atau mengukur kedalaman air
di saluran, yaitu dengan memplotkan
0.20 kedalaman air di saluran pada garis
vertikal/tegak pada gambar grafik (h)
kemudian menarik garis datar ke kanan
0.10 menyentuh garis lengkung debit dan
selanjutnya dari titik garis lengkung debit di
tarik ke bawah hingga berpotongan dengan
garis datar lengkung debit ditarik ke bawah
Debit Q --------------
hingga berpotongan dengan garis datar
lengkung debit (Q), maka akan di dapat
besarnya debit air di saluran tersebut.
Materi Pelatihan

Pengukuran debit melalui pintu sorong

• Pintu sorong merupakan bangunan pengatur dan dapat dipakai


untuk mengukur debit bila tiada alat ukur lain.
• Hasil pengukuran dengan pintu sorong tidak seteliti seperti bangunan
pengukur debit.
• Setiap pintu harus betul-betul di kalibrasi di lapagan sehingga
menghasilkan kurva debit bagi serangkaian tinggi duga air dan debit-
debitnya.
Materi Pelatihan

( Melalui Pintu Sorong dengan beberapa keadaan dibawah pintu )

Keadaan I Keadaan II

h
H H
T
Q Y

Debit : Q = 1,32 bH 3/2 (m3/detik) Debit : Q = 0,58 bT 2.g.∆h (m3/detik)

Keadaan III Keadaan IV

h
h
M T M
Q Y T
Q
Y

Debit : Q = 0,65 bT 2.g.∆h (m3/detik) Debit : Q = 0,585 bT 2.g.∆h (m3/detik)


Materi Pelatihan

Keadaan VI. Aliran tenggelam, air hilir lancar

M Y
T Q

Debit : Q = 0,585 bT 2.g.∆h (m3/detik)

Keadaan V. Aliran tenggelam, air hilir merendam

M
T Q Y

Debit : Q = 0,75 bT 2.g.∆h (m3/detik)


Materi Pelatihan

Q = 1,80 BH 3/2 l m3/detik


(B danH dalam satuan m)

Skot balok

B = Lebar bukaan balok sekat


Materi Pelatihan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai