B. Mengenal keragaman bahasa Melayu
Bahasa Melayu sangat bervariasi, sesuai dengan
tempat dimana bahasa itu dipakai.Penyebab
bervariasinya Bahasa Melayu, karena tidak adanya
kekuatan institusi yang mengatur
pembakuannya.Bahasa Melayu dipakai oleh orang-
orang jauh dari diluar batas kekuasaan
mereka.Akibat muncul berbagai dialeg georafis
maupun dialeg sosial ( berdasarkan masyarakat atau
etnik ) yang memunculkan berbagai variasi atau
dialeg yang masih dipakai sampai sekarang.
Dari negeri inilah berkembangnya Bahasa Melayu Riau yang
merupakan pokok dari bahasa-bahasa negeri-negeri di
nusantara.Sebut sajaDarussalam dan negeri
lainnya.Perkembangan bahasa dan sastra melayu mencapai
puncak kejayaannya pada masa kejayaan Riau-Lingga yang
diangkat dan dikembangkan oleh Raja Ali Haji di Pulau
Penyengat.
Bahasa Melayu Riau sudah sejak dahulu kala,
berkembangnya semakin cemerlang , manakala dibukanya
bandar –bandar baru seiring berkembangnya kerajaan –
kerajaan Melayu yang terdapat di negeri ini, seperti
Kerajaan Siak, Kerajaan Pekan Tua, Kerajaan
Pelalawan,kerajaan Indragiri,Kerajaan Kandis,Kerajaan
Rokan, Kerajaan Kampar,Gunung Sahilan,dll.
C. Keragaman Dialeg/Logat Bahasa Melayu di
Riau
Bahasa Melayu di Riau memiliki 6 dialeg :
1. Dialeg Melayu masyarakat terasing
2. Dialeg Melayu Petalangan
3. Dialeg Melayu Pasir Pangarayan ( Rokan )
4. Dialeg Melayu Kampar.
5. Dialeg Melayu Rantau kuantan
6. Dialeg Melayu kepulauan Riau
Dialeg Melayu Kepulauan Riau disebut juga Dengan
dialeg Riau- Johor, sebab kerajaan Riau Johor , Pahang
dan Lingga pernah menjadi satu kerajaan yaitu kerajaan
Melayu, sebelum dibagi 2 oleh Belanda dan dalam
perjanjian London tahun 1824.Dialeg ini disebut Dialeg
Melayu Riau- Lingga( setelah perjanjian London )yang
Daerah kekuasaannya meliputi pesisir pantai Timur
Sumatera sampai Timur Sumatera sampai ke pulau-
pulau Natuna dan Anambas di laut Cina Selatan
Bahasa yang biasa dipakai oleh masyarakat,para
cendiawan, tokoh,raja, atau sultan atau pemerintah negeri
sekarang adalah bahasa Melayu yang sama dengan bahasa
Indonesia sekarang.Dialeg Melayu Riau dengan bahasa
pergaulan dalam masyrakat sama dengan dialeg Johor-
Riau yang kini menjadi azas pada pembentukan Bahasa
Melayu standar di Malaysia.Ciri utama dialeg ini adalah
akhiran “a” yang dibunyikan sebagai “e” seperti contoh
berikut:
Saya dibaca saye,
Apa disebut Ape, Berapa –berape dll.
Akhiran ‘a’untuk untuk kata-kata yang diadotasi dari
perkataan Indonesia seperti sebutan asal:
Anda – disebut anda
Merdeka – disebut Merdeka
Bunyi akhiran ‘r’ tergugur pada kata-kata seperti
berikut :
Besar – disebut Besa ( dengan sebutan a yang betul )
Lebar – disebut Leba (dengan sebutan a yang betul )
Sabar – disebut saba ( dengan sebutan a yang betul )
Bunyi ‘o’ diguna menggantikan kata-kata yang
terakhir dengan sebutan ‘ur’ seperti ;
Tidur – disebut Tido
Telur – disebut Telo
Pengguguran bunyi bunyi ‘r’ ditengah kata sebelum
huruf konsonan seperti berikut :
Kerja – disebut Keja ( a menjadi e )
Pergi – disebut Pegi
Berjala –disebut Bejalan
Di propinsi Riau ( Riau daratan ) bahasa melayu Riau
dibedakan menjadi dialeg Riau Pesisir dan dialeg Riau
Pedalaman.Perlu diketahui bahasa Melayu di Riau
daratan sebetulnya tidak kenal dengan kata ‘dang’
atau ‘do’ ..misalnya :
Wuiiih,.mantap dang!” atau Bukunya gak ado do..”
Kata-kata tersebut berasal dari bahasa Minang yang
dibawa oleh para perantau Minang ke Riau.Sehingga
kata –kata itu terserap di dalam bahasa masyarakat
dan generasi mudanya.