Anda di halaman 1dari 20

EJAAN BAHASA INDONESIA

(2)

OLEH:

Prof. Dr. H. Muhammad Darwis, M. S.


Muhammad Nur Iman, S. S.
EJAAN BAHASA INDONESIA
Dalam ejaan bahasa Indonesia, terdapat kaidah yang mengatur penulisan unsur
serapan, singkatan, dan tanda baca. Ketiganya akan dibahas secara sistematis di bawah ini.
1. Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Indonesia banyak menyerap unsur dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah
maupun dari bahasa asing. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dibedakan
menjadi:
a) Penyerapan secara alamiah
b) Penyerapan seperti bentuk asal
c) Penyerapan dengan terjemahan
d) Penyerapan dengan perubahan
e) Penyerapan akhiran asing
Penulisan Unsur Serapan (1)
1. Penyerapan secara alamiah

Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia yang lazim


dieja dan dilafalkan dalam bahasa Indonesia tidak mengalami
perubahan penulisan dan pelafalan. Penyerapan seperti ini
dikategorikan sebagai penyerapan secara alamiah.
Contoh:
Abjad, ilham, sirsak, abad, kabar, orator, mode, sehat, hikayat, radio,
badan, perlu, meja, kitab, minggu, arloji, listrik, supir
PENULISAN UNSUR SERAPAN (2)
2. Penyerapan seperti bentuk asal

Unsur asing yang belum sepenuhnya diserap ke dalam bahasa


Indonesia dapat dipakai dalam bahasa Indonesia dengan
mempertahankan lafal bahasa asalnya. Oleh karena itu, pelafalan dan
penulisan masih seperti bentuk asalnya. Penyerapan seperti ini tidak
terlalu banyak ditemukan dalam bahasa Indonesia.

Contoh: Shuttle cock, Cum laude, de facto, curriculum vitae


PENULISAN UNSUR SERAPAN (3)
3. Penyerapan dengan terjemahan
Penyerapan unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui penerjemahan
kata-kata asing tersebut. Penerjemahan ini dilakukan dengan cara memilih kata-kata tertentu yang
sesuai dengan referen tersebut. Contoh:
Volcano menjadi gunung berapi,
feed back menjadi umpan balik,
Medical menjadi pengobatan,
take off menjadi lepas landas,
point menjadi butir,
online menjadi daring,
selfie menjadi swafoto,
Download menjadi unduh,
Upload menjadi unggah
Email menjadi surel
TRAIN kereta api
Hospital rumah sakit
PENULISAN UNSUR SERAPAN (4)
4. Penyerapan dengan perubahan
Unsur bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia ada yang penulisan dan pelafalannya disesuaikan
dengan sistem ejaan dan lafal bahasa Indonesia. Dengan demikian, bentuk asalnya akan mengalami perubahan setelah
diserap ke dalam bahasa Indonesia. Contoh:
Octaaf menjadi oktaf
Construction menjadi konstruksi
Accomodation menjadi akomodasi
Accent menjadi aksen
Effective menjadi efektif
Active aktif
Geometry menjadi geometri
Zoology menjadi zoologi
Gauverneur menjadi gubernur
Quitancy menjadi kuitansi
Structure menjadi struktur
Technique menjadi teknik
Check menjadi cek
System menjadi sistem
PENULISAN UNSUR SERAPAN (5)
5) Penyerapan akhiran asing
Di samping penyesuaian huruf dan bunyi pada kata-kata serapan,
bahasa Indonesia juga mengambil akhiran-akhiran asing sebagai unsur
serapan. Akhiran-akhiran asing itu disesuaikan dengan ketentuan-
ketentuan yang ada dalam bahasa Indonesia.

Contoh:
Logis, Ekonomis, Dualisme, Modernisme, ideal, struktural, dialektika,
mekanik, sukarelawan, sukarelawati, dialog, analog, kualitas, universitas,
direktur,
ABREVIASI
Dalam bahasa Indonesia, terdapat pembentukan kata secara
abreviasi. Abreviasi merupakan salah satu proses morfologis untuk
membentuk kata atau istilah dengan cara pemenggalan beberapa
bagian tertentu dan pengekalan bagian-bagian tertentu.
Abreviasi dapat berupa singkatan, akronim, penggalan, dan
kontraksi.
1. Singkatan
Singkatan ialah proses pemendekan yang dilakukan dengan
pengekalan bagian kata tertentu (tidak dilafalkan seperti kata) tetapi
maknanya sama dengan kepanjangannya.
SINGKATAN (1)
1. Singkatan nama diri, seperti nama resmi lembaga pemerintahan, organisasi,
instansi, departemen, serta nama dokumen resmi yang diambil dari gabungan
huruf pertama awal kata dengan huruf kapital tanpa diikuti tanda titi.
Contoh: DPT, PDI, KTP, TPI, RCTI, SMP, TNI, STNK
2. Singkatan kata-kata umum yang terdiri atas tiga huruf ditulis dengan huruf
kecil dan diakhiri dengan tanda titik. Contoh: dll., dsb., dst., sbb., dkk., sda.
3. Singkatan kata-kata umum yang terdiri atas dua huruf ditulis dengan huruf
kecil dan setiap huruf diikuti dengan tanda titik. Contoh: u.b., a.n., s.d.
Pukul 07.00-10.00
Pukul 07.00 s.d. 10.00
SINGKATAN (2)
4. Singkatan nama orang, nama gelar, jabatan, atau pangkat ditulis
dengan huruf kapital pada awal singkatan tersebut dan diikuti tanda
titik. Contoh: R.A. Kartini, Prof., Dok., Let., Ir. , Bpk., Muh. Akil B.

5. Singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, satuan mata uang,


dan lambang kimia tidak menggunakan titik. Contoh
Kg, km, m, g, L, Rp, $, cm, Cu, HCL
AKRONIM
Akronim merupakan hasil proses pemendekan yang membentuk kata sehingga
dapat dilafalkan seperti kata. Kaidah penulisan akronim juga diatur dalam sejumlah
kaidah, yaitu sebagai berikut.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan antara awal kata dengan awal kata
dari deret kata semuanya ditulis dengan menggunakan huruf kapital dan tanpa
diikuti tanda titik. Contoh: LAN, SIM, IKIP, NIP, NIM
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata dengan suku kata lainnya
atau antara awal kata dengan suku kata dari deret kata diawali dengan huruf kapital
dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: Golkar, Unhas, Polri, Pertamina, Linud, Sekjen
3. Akronim yang bukan nama diri dan berupa gabungan suku kata dengan suku kata
atau antara suku kata dengan awal kata dari deret kata semuanya ditulis dengan
huruf kecil. Contoh: tilang, rudal, pemilu, pilkada, patas, sinetron, berdikari
Bukti pelanggaran, peluru kendali, sinema elektronik
PENGGUNAAN TANDA BACA
Ada beberapa tanda baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia antara lain sebagai berikut:
tanda titik (.)
tanda koma (,)
tanda titik dua (:)
Tanda titik koma (;)
tanda hubung (-)
tanda pisah (-)
tanda elipsis (…) “Guvjhbkj…”
tanda asterik (*)
tanda tanya (?)
tanda seru (!)
tanda kurung (())
tanda kurung siku ([])
tanda garis miring (/)
tanda petik (‘ / “)
PENGGUNAAN TANDA TITIK (.)
Tanda titik dipakai pada:
a. Akhir kalimat pernyataan/ deklaratif
b. Singkatan nama orang
c. Singkatan gelar, jabatan, pangkat.
d. Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan
e. Memisahkan angka pukul, menit, dan detik pukul 07.15
Tanda titik tidak dipakai pada:
f. Pemisahan angka ribuan atau jutaan yang tidak menunjukkan jumlah (081343690850)
g. Dalam singkatan yang umum
h. Dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
i. Pada akhir judul (kepala karangan), table, ilustrasi
j. Di belakang alamat pengirim
PENGGUNAAN TANDA KOMA (,)
Tanda koma dipakai:
a. Di antara unsur-unsur dalam suatu pemerian (rincian)
b. Memisahkan kalimat majemuk bertingkat
c. Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat (bukan sebaliknya)
d. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada posisi awal
e. Di belakang kata-kata seruan/ sapaan.
f. Memisahkan petikan langsung dari bagian lain.
g. Ibu mengatakan, “Ambilkan air, Nak!”
h. Di antara unsur kalimat yang ditulis beruruta
i. Menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya (Daftar Pustaka)
j. Di antara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbitan (Catatan Kaki)
k. Di antara nama orang dan gelar akademik
l. Untuk mengapit keterangan tambahan (apositif): Jokowi, Presiden RI…
Saya Yusril Makruf, mahasiswa S-1 Ilmu Ekonomi A, ingin ….
Coto, Makanan Khas Makassar, sangat enak.
TANDA TITIK DUA (:) DAN TANDA TITIK
KOMA (;)
1. Tanda titik dua dipakai:
a. Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian, kecuali
jika rangkaian atau pemerian merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
b. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
c. Dalam teks drama, sesudah kata yang menunjukkan aktor
d. Di antara jilid atau tahun dan halaman (rujukan), di antara bab dan ayat kitab suci,
atau di antara judul dan anak judul.
2. Tanda titik koma dipakai:
e. Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara;
f. Memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk; dan
g. …
TANDA HUBUNG (-) DAN TANDA
PISAH (-)
1. Tanda hubung dipakai:
a. Untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah karena pergantian baris
b. Menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, menyambung unsur kata ulang
c. Menyambung awalan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke depan
angka, angka dengan an, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan …. se-Makassar ,tahun
50-an
2. Tanda pisah dipakai:
d. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi keterangan atau penjelasan
e. Menegaskan adanya oposisi (pro-kontra)
f. Di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan
07.00-10.00 07.00 s.d. 10.00
Tanda Elipsis (…), Tanda Tanya (?), dan Tanda
Seru (!)
1. Tanda Elipsis dipakai:
a. Menggambarkan kalimat fragmentaris (belum selesai/ terputus-putus)
b. Menunjukkan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilangkan

2. Tanda Tanya dipakai:


c. Pada akhir kalimat tanya
d. Menyatakan kesangsian/ keraguan tentang sesuatu

3. Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang mengandung seruan
atau perintah.
TANDA KURUNG () dan TANDA
KURUNG SIKU []
1. Tanda kurung dipakai:
a. Mengapit keterangan tambahan
b. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan
c. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan
d. Mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan
( … […]…)
2. Tanda kurung siku dipakai:
e. Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat
atau bagian kalimat yang tertulis dalam naskah asli
f. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
g. Mengapit istilah sic! [sic!] jika terdapat kesalahan pengetikan dalam sumber rujukan
yang dikutip dalam karya ilmiah\
Makan[sic]
TANDA GARIS MIRING (/) dan TANDA
PETIK (‘/”)
1. Tanda garis miring dipakai:
a. Pada penomoran surat, alamat, dan masa tahunan yang terbagi dalam dua takwin
b. Sebagai pengganti kata atau
c. Sebagai pengganti partikel per yang bermakna tiap

Frase atau Frasa


Rp 50.000, 00 / eksamplar
2. Tanda petik tunggal dipakai:
d. Mengapit petikan dalam petikan lain
“…’…’…”
b. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan terhadap kata asing atau kata bahasa daerah
Morf berarti bentuk ‘logos’ berarti ‘ilmu’

3. Tanda petik ganda dipakai:


e. Mengapit kutipan langsung yang kurang dari empat baris
f. Mengapit kutipan langsung dalam naskah cerpen atau karya sastra lainnya
g. Mengapit nama judul yang tidak ditulis miring “…”
Alisjahbana, S. Takdir. 1999. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Alisjhbana, S. Takdir. 1999. “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia”.
FORMAT SAMPUL
• TUGAS II MKU B.INA

• LOGO UNHAS

• OLEH
• NAMA
• NIM

• DEPARTEMEN
• FAKULTAS
• UNIVERSITAS
• 2021

Anda mungkin juga menyukai