Anda di halaman 1dari 45

Memah am i Ko n dis i Ke u an g a n

Perusahaan
Kelompok 1

01 02 03
200810301051 200810301119 200810301127

Felisita Tyas Aditya Surya Dhea Adelina Br


Pramudita Firmansyah Ginting
01
g an ya ng Po ko k
Laporan Keuan
NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI
NERACA

Menunjukkan posisi kekayaan


perusahaan, kewajiban
keuangan, dan modal sendiri
pada periode waktu tertentu.

Kekayaan = kewajiban + modal send


iri
Neraca PT “TSR” pada 31 Desember 20X1 dan 20X2 (dalam
jutaan rupiah)

  20X1 20X2   20X1 20X2


Kas Rp 22 Rp 25 Hutang dagang Rp 91 Rp 89
Sekuritas 10 15 Upah yang belum dibayar 40 20
Piutang 170 176 Pajak yang belum dibayar 30 32
Persediaan 117 112 Hutang bank 120 120
Total aset lancar Rp319 Rp328 Total kewajiban lancar Rp281 Rp261
           
Aset tetap bruto Rp700 Rp700 Hutang jangka panjang Rp200 Rp 100
Akumulasi penyusutan (100) (150) Ekuitas    
Aset tetap neto Rp600 Rp550 Modal disetor Rp300 Rp300
      Laba ditahan 138 217
Total Aset Rp919 Rp878 Total kewajiban & ekuitas Rp919 Rp878
Laporan ini
menunjukkan laba

La p or an L ab a atau rugi yang


diperoleh perusahaan

Rugi dalam periode waktu


tertentu.

Laba (atau rugi) = Pendapatan dari penjualan – biaya dan ongkos


Laporan Laba Rugi PT TSR , 1/1 sd 31/12/20X2 (dalam jutaan rupiah)

Pendapatan Penjualan Rp2.200


Biaya operasi, tidak termasuk depresiasi dan amortisasi 1.850

Earnings Before Interest Taxes Depreciation and Amortization (EBITDA) 350


Depresiasi 50
Amortisasi 0

Laba operasi (Earnings Before Interest and Taxes, EBIT) 300


Dikurangi biaya bunga 56

Laba sebelum pajak (Earnings Before Tax atau EBT) 244


Dikurangi pajak penghasilan (32%) 78

Laba setelah pajak (Earnings After Tax, EAT) Rp 166


n ta n s i U n t uk
i D a t a A k u
Modifikas
Pe n ga m bi l a n K e p u tu s a n
02
Dari total aset suatu perusahaan perlu
diketahui seberapa besar 2 jenis aset ini

Non-operati
ng assets
Aset-aset operasi Terdiri dari
diperdagan
sekuritas y
ang dapat
gkan di ata

Terdiri dari kas


layak untuk s jumlah yan
operasi no g
• Investa rm al, seperti
si pada an
• Tanah y ak perusah
ang dimilik a an

dan sekuritas-
• Dan lain i
sebagainya

sekuritas yang
ka
> Net Operating Working Capital
Aktiva Lancar – Kewajiban lancar yang tidak membayar bunga
Contoh PT “TSR” tahun 20x2
Net Operating Working Capital = Rp328 – (Rp89 + Rp20 + Rp32)
= Rp187 juta
> Total Operating Capital
Net Operating working capital + net fixed assets
Contoh:
Total Operating Capital 20x1 = Rp158 + Rp 600
= Rp758
Total Operating Capital 20x2 = Rp187 + Rp550
= Rp737
> Investors Supplied Capital
Modal yang disetor
> Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
NOPAT = EBIT (1 – tarif pajak penghasilan)
Contoh PT “TSR” tahun 20x2:
NOPAT = Rp300(1-0,32)
= Rp 204 juta
Free Cash Flow (FCF)

vestment in TOC
> FCF = OCF – Gross In
siasi
> OCF = NOPAT + Depre et in ve st m ent in TO C + Depresiasi
TOC = N
> Gross Investment in o pe rating capital
t in TO C = se lisih
> Net investmen
Atau
(N et in ve stm en t in TO C + Depresiasi)
iasi –
FCF = NOPAT + Depres in ve stm en t in T OC – Depresiasi
– N et
= NOPAT + Depresiasi
ent in TOC
= NOPAT – Net investm
ree C as h Flow (FCF ) PT “TSR”
Contoh F
tahun 20x2
siasi
 OCF = NOPAT + Depre
4
= Rp 204 + Rp 50 = Rp25
st m en t in TO C = Selisih operating capital
 Net in ve
1
= Rp 737 + Rp758 = -Rp2 et in vestment in TOC + Depresias
i
C = N
 Gross Investment in TO
= -Rp21 + Rp50 = Rp29
F = N O P AT – Ne t In vestment in TOC
 FC
= Rp254 – Rp29
= Rp225 juta
d e d (M V A) &
a lu e A d
Marke
Econo
t
m
V
ic Va lu e A d d e d (E V A03
)
Market Value Added

m
i y an g d is e to r ol eh pemegang saha
sendir
V A = N il ai Pa sa r saham – modal a sa h a m ) – to ta l modal sendiri
M rg
yang beredar)(ha
= (jumlah saham ar 187,5 juta lembar.
, g be re d ar se k it
Sebagai ilustrasi saha m PT Sari Husada T
bk yan
u nj uk k an ekuitas sebesar R
p
ju m la h ir 20 03 m en
Pada tahun 2003 R p 1 6 .0 0 0 . Neraca pada akh
sa h am
Harga per lembar
977 miliar.
Market Value Added

h s ah am be re d ar x harga saham
= jumla
Nilai pasar saham 16.000
= 187,5 juta x Rp
= Rp 3.000 miliar – tota l modal sendiri
= nilai p asa r s ah am
MVA 977
= Rp 3.000 – Rp
= Rp 2.023 miliar
Economic Value Added

EVA = NOPAT – Biaya modal setelah pajak dalam rupiah untuk operasi
= EBIT (1-tarif pajak) – (Operating Capital) (biaya modal perusahaan setelah pajak
Contoh :
Kreditur PT TSR memiliki tingkat bunga 17,5% per tahun, baik untuk kredit bank maupun
hutang jangka panjang. Dan pemilik ekuitas menginginkan tingkat keuntungan sebesar 25%.
Pembayaran bunga = 17,5% x Rp320 = Rp 56 juta
Pajak yang dihemat = Rp56 x 0,32 = Rp17,92
atau
Pajak yang dibayar ketika membayar bunga = Rp244 x 0,32 = Rp78,08
Pajak yang dibayar ketika tidak membayar bunga = Rp300 x 0,32 = Rp96
Selisih pajak = Rp96 – Rp78,08 = Rp17,92
Cost of debt setelah pajak = tingkat keuntungan kreditur x (1 - tarif pajak)
Cost of debt setelah pajak = 0,175 x (1 – 0,32) = 0,119
 Pada awal tahun 20x2 jumlah hutang adalah Rp320 juta dan jumlah ekuitas adalah Rp338 juta sehingga
totalnya Rp658 juta.
Biaya modal setelah pajak = = 0,1863

Perhitungan EVA  
EBIT Rp300.0 juta
Tarif pajak penghasilan 32%
NOPAT + EBIT (1-t) Rp204,0 juta
Investors supplied capital Rp658,0 juta
Biaya modal setelah pajak 0,1863
Biaya modal (keuntungan) dalam rupiah Rp122,6 juta
EVA = NOPAT – Keuntungan minimal Rp81,4

Perhitungan MVA  
Harga saham per lembar pada akhir 20X2 Rp600
Jumlah lembar saham 1 juta
Nilai pasar saham (ekuitas) Rp600 juta
Nilai buku ekuitas pada akhir 20X2 Rp517 juta
MVA = nilai pasar – nilai buku Rp83 juta
m m o n S i z e
Analisis Co
i m e r ub a h
n ali s is i n
A
ang k a - a ng k a y a n g
da
a
n
d a
04
ra c a
dalam ne m e n ja di
la b a r u g i
laporan e r d a s a r k an
n t a s e b
perse
Analisis Common Size
Neraca common size “TSR” pada 31 Des 2011 dan 2012 (dalam %)
  2011 2012   2011 2012
Kas 2,4 2,8 Hutang dagang 9,9 10,1
Sekuritas Upah yang belum dibayar
1,1 1,7 4,4 2,3

Piutang Pajak yang belum dibayar


18,5 20,0 3,2 3,6

Persediaan 12,7 12,8 Hutang bank 13,1 13,7


Total asset lancar 34,7 37,3 Tot.kewajiban lancer 30,6 29,7
           
Asset teap bruto 76,2 79,7 Hutang jangka Panjang 21,8 11,4
Akum.penyusutan 10,8 17,0 Ekuitas:    
Asset tetap neto 65,3 62,7 Modal disetor 32,6 34,2
      Laba ditahan 15,0 24,7
           
Total asset Tot.kewajiban dan ekuitas
100 100 100 100
Analisis Common Size
Laporan Laba Rugi Common Size PT TSR, 1/1/ sd 31/12/2012
Pendapatan penjualan 100,0
Biaya operasi, tidak termasuk depresiasi dan amortisasi 84,1
Earning before interest and taxes depreciation and amortization (EBITDA) 15,9
Depresiasi 2,3
Amortisasi -
Laba operasi (earning before interest and taxes, EBIT) 13,6
Dikurangi laba 2,5
Laba sebelum pajak 11,1
Dikurangi pajak penghasilan (32%) 3,5
Laba setelah pajak (earning after tax, EAT) 7,6
li s i s In d e k s
An a
i n i m e r u b a h
Analisis
semua a n g k a d a la m
ga n
05
a n k e u a n
suatu lapor b u t
h u n t er s e
pada ta a n
0 . P e m i lih
menjadi 10
Neraca Indeks PT ‘TSR’ pada 31 Desember 2011 dan 2012 (dalam %)
  2011 2012   2011 2012
Kas 100,0 113,6 Hutang dagang 100,0 97,8
Sekuritas 100,0 159,9 Upah yang belum dibayar 100,0 50,0
Piutang 100,0 103,5 Pajak yang belum dibayar 100,0 106,7
Persediaan 100,0 95,7 Hutang bank 100,0 100,0
Total asset lancar 100,0 102,8 Total kewajiban lancer 100,0 92,9
           
Asset tetap bruto 100,0 100,0 Hutang jangka Panjang 100,0 50,0
Akumulasi Ekuitas:
penyusutan (100,0) (150,0)    

Asset tetap neto 100,0 91,7 Modal disetor 100,0 100,0


      Laba ditahan 100,0 157,2
Total aset 100,0 95,5 Total kewajiban 100,0 95,5
i o K e u a n g a n
An a li s is R a s
i o k e u a n g a n
Analisis ras k
dilaku
p
k a
e r
n
m
u
u
n
d
t
a
u
h 06
mem s )
lis a (a n a l i s i
pe n g a n a
i ko n d is i
memaham
sahaan.
Pada umumnya berbagai rasio keuangan yang dinilai bisa dikelompokan
menjadi 5 yaitu :

Rasio Pengelolaan
Rasio Manajemen
Rasio Probabilitas Hutang (Financial
Aset Leverage)

Rasio Likuiditas Rasio Nilai Pasar


Rasio Profitabilitas
Rasio
1.   ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari penjualannya, dari asset-aset yang dimilikinya atau dari
ekuitas yag dimilikinya. Rasio ini dibagi menajdi beberapa :
> Basic Earnings Power (BEP)
Rasio ini mengukur kemampuan asset perusahaan menghasilkan laba operasi
perusahaan. Basic earnings power (BEP) dirumuskan sebagai berikut :

> Return on Equity (ROE)


Rasio ini mengukur seberapa banyak laba yang menjadi hak pemilik ekuitas.
Rasio ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
Rasio Profitabilitas
> Return
1.   on Investment (ROI) atau Return on Assets (ROA)
ROI atau ROA menghitung berapa banyak laba bersih setelah pajak dihasilkan
oleh total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :

> Profit Margin


Rasio ini mengukur berapa banyak laba operasi (EBIT) dihasilkan dari setiap
rupiah penjualan. Perbandingannya dengan menggunakan angka-angka yang
ada di laporan laba rugi. Rasionya dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Rasio Manajemen Aset
Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola asset-asetnya. Beberapa rasio manajemen asset
bisa dilihat dari masing-masing jenis asset atau total asset secara keseluruhan, yaitu :
1)      Mengevaluir persediaan : Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Rasio ini mengukur berapa sering (rata-rata) persediaan berganti di Gudang. Rasio perputaran persediaan
ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
  𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔=
( 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 ) 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
2)      Mengevaluir Piutang : Berapa Lama Piutang Dilunasi Oleh Pembeli (Days Sales Outstanding)
Seringkali perusahaan mempersilahkan pembeli untuk membeli hasil produksinya secara kredit. Barang
terjual tapi uangnya diterima beberapa waktu kemudian. Kita bisa menggunakan pendekatan seperti pada
evaluasi persediaan, yaitu dengan menghitung dulu dengan rumus :
Kemudian menghitung berapa lama piutang dilunasi oleh pembeli, atau Days Sales Outstanding (DSO)
dengan rumus :

Atau kita bisa langsung menghitung DSO tanpa mencari perputaran piutang terlebih dahulu dengan rumus :
Rasio Manajemen Aset
3)  Mengevaluir
1. Aset Tetap : Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover
Ratio)
Rasio ini menghitung seberapa jauh kemampuan asset tetap menghasilkan
penjualan dalam suatu periode (tahun). Rasio ini dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

4) Mengevaluir Total Aset : Rasio Perputaran Aset (Assets Turnover Ratio)


Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan seluruh asset dalam menciptakan
penjualan. Rasio ini menggunakan rumus sebagai berikut :
Rasio Pengelolaan Hutang (Financial Leverage)

Hutang
1.   bagi perusahaan mempunyai beberapa dampak penting yaitu dengan menggunakan
hutang pemilik perusahaan (pemilik ekuitas) tidak perlu berbagi kepemilikan dengan
pemasok dana. Rasio-rasio ini menjelaskan rasio dari sudut pandang kreditur sebagai
berikut :
1. Rasio Total Kewajiban dengan Total Aset (Liabilities to Assets Ratio)
Untuk keperluan analisis keuangan perusahaan, seringkali perlu dibedakan antara
kewajiban (liabilities) dan hutang (debt). Kreditur biasanya lebih tertarik pada kemampuan
perusahaan membayar semua kewajibannya, bukan hanya debt saja, dengan rasio sebagai
berikut :

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)


Walaupun menggunakan istilah debt, tapi kreditur tetap menggunakan dalam rasio sebagai
berikut :
Rasio Pengelolaan Hutang (Financial Leverage)

3.  Times
1. Interest Earned Ratio (TIE)
Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan membayar biaya
bunga dengan menggunakan laba operasi yang dihasilkannya, rasio ini memiliki
rumus sebagai berikut :

4. Debt Service Coverage (DSC)


Rasio ini mengukur kemampuan membayar kewajiban-kewajiban. Rasio ini
memiliki rumus sebagai berikut :
Rasio Likuiditas
Rasio
1.   ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang
harus segera dipenuhi, terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan
1)      Rasio Lancar atau Current Ratio (CR)
Rasio ini mengukur seberapa banyak asset lancer yang bisa dipakai untuk melunasi
kewajiban lanvar, dengan rumus sebagai berikut :

 
2)      Quick atau Acid Test Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengeluarkan akun persediaan dari perhitungan, dengan rumus
sebagai berikut :

  𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜=
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Rasio Nilai Pasar
Rasio
1.   ini mengukur bagaimana pasar modal (para pemodal) menilai suatu
perusahaan dengan menggunakan beberapa rasio sebagai berikut :
Price Earnings Ratio (PER)
Rasio ini membandingkan harga saham per lembar (yang ditentukan di pasar
modal) dengan laba per lembar, rumus rasio sebagai berikut :

Market to Book Value Ratio (MBV)


Rasio ini membandingkan antara harga saham per lembar dengan nilai buku
ekuitas per lembar dengan rumus rasio sebagai berikut :
G A I M A N A
BA SI O -
N A K A N R A
MENG G U
N
RASIO K E UA N G A
07
Pada umumnya, digunakan dua cara untuk menafsirkan rasio-rasio keuangan. Dengan menggunakan
asumsi bahwa metode akuntansi yang digunakn oleh perusahaan konsisten dari waktu ke waktu. Maka
rasio-rasio keuangan yang dihitung bisa ditafsirkan dengan :

Memband Memband
ingkan ingkan
dengan dengan
rasio rasio
G A N S I S TEM
I SI S K EU AN
ANAL LI SIS B A S IC
T D A N A N A
DU PON P O W ER
EARNIN G S
08
Kedua analisis tersebut memusatkan analisis pada return on equity (ROE),
semakin tinggi ROE akan semakin baik bagi pemilik ekuitas, tetapi
menggunakan pedekatan yang berbeda. Analisis Du pont menghitung
return on investment (ROI) yang didefinisikan sebagai (laba setelah pajak/
total aktiva).
ROE = ROI x equity multiplier
ROI = Net profit margin x perputaran aktiva
RATIO UTANG = (utang jangka panjang + sewa guna) / ( utang jangka
panjang + sewa guna + modal sendiri )
Dimana :
Net profit margin = laba setelah pajak/penjualan
Perputaran aktiva = penjualan/ total aktiva
Jadi, jika kita terapkan untuk PT TRS pada adalah sebagai berikut :
ROI = 7,5% X 2,45
= 18,5%
ROE = 18,5% X [{(919 + 878) / 2} / {(438 + 517)/2}]
=18,5% X 1,881
=34,8%
 
Analisis basic earnings power (BEP) menggunakan pemikiran bahwa peningkatan ROE bisa
dilakukan dengan meminjamkan lebih banyak asal dana pinjman tersebut bisa menghasilkan BEP
yang lebih besar dari tingkat bunga pinjaman. Yang kedua, ROE akan meningkat apabila BEP makin
tinggi.
Contoh untuk menunjukkan kedua analisis tersebut :
Ada dua perusahaan, PT ANNA dan PT. PARAMITA, mempunyai ROA yang sama yaitu 10% dalam
setahun. Laba setelah pajak kedua perusahaan tersebut masing-masing Rp 2.100 dengan total aset
masing-masing sebesar Rp 21.000. PT.ANNA tidak mempunyai hutang, sedangkan PT.PARAMITA
mempunyai hutang Rp 10.000, dengan bunga 12% setahun. Kedua perusahaan membayar pajak
penghasilan 30%. Sesuai dengan pendekatan du pont, mka seharusnya PT. PARAMITA mempunyai
ROE yang lebih tinggi karena ROA-nya sama sedangkan hutangnya lebih besar.
Berapa ROE kedua perusahaan tersebut ?
  PT. ANNA PT. PARAMITA
EBIT ( laba 3000 4200
sebelum bunga    
dan pajak)    
Bunga 0 0,12 X Rp 10.000 = 1.200
Laba sebelum 3000 3000
pajak    
Pajak (30%) 900 900
EAT (laba 2.100 2.100
setelah pajak)
Total aset 21.000 21.000
Hutang 0 10.000
ekuitas 21.000 21.000
ROA = (2.100 / 21.000) x 100% = 10,0% = (2.100 x 21.000) x 100% = 10,0%
ROE = (2.100 / 21.000) x 100% = 10,0% = (2.100 x 11.000) x 100% = 19,1%
BEP = (3.000 / 21.000) x 100% = 14,3% = (4.200 x 21.000) x 100% = 20,0%
Perhitungan dimulai dari baris EAT.
Kedua perusahaan memperoleh
EAT yang sama, yaitu Rp 21.000,
karen atrif pajak penghasilan yang
dibayar sebesar 30%, maka laba
sebelum pajak = Rp 2.100 / 0,7 =
Rp 3.000 . PT.ANNA tidak
menggunakan hutang, dan
A AN D AT A
PENGGUN LA PO RAN
NG AN DA RI
KEUA G A N
K EUA N
09
Analisis Masalah yang tidak kalah
keuangan pentingnya adalah
pengaruh inflasi pada
menggunakan laporan keuangan.
data dari
laporan
keuangan
yang disusun
10
Laporan keuangan
masih perlu diolah dan
dinalisis untuk dapat
dipergunakan sesuai
dengan maksud
Ringkasan pemakaian laporan
keuangan tersebut.
THANKS !

Credits: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai