Adaptasi Fisiologi Nifas
Adaptasi Fisiologi Nifas
Fisiologi
nifas
LULU HABIBAH JUNIARTI 1915201007
SELSADILA ANING PUSPANDARI 1915201041
FISIOLOGI MASA
NIFAS
Perubahan fisiologis yang luar biasa sudah terjadi
sejak kehamilan dan berlangsung hingga masa nifas.
Penyesuaian fisiologis dan pemulihan setelah akhir
kehamilan hingga masa nifas dan menyusui
merupakan hal yang kompleks dan berkaitan erat
dengan status kesehatan ibu secara keseluruhan.
Hubungan yang kompleks antara faktor fisiologis,
psikologis, dan sosiologis tercakup dalam asuhan
postpartum (MaGuire & Wiggins, 2000).
SELAIN ITU, MEDFORTH, BATTERSBY, EVANS, MARSH, & WALKER (2002)
4. PERUBAHAN T A N D A T A N D A VITAL
Perubahan
fisiologis pada
sistem tubuh
1. PERUBAHAN SISTEM
REPRODUKSI
Perubahan yang terjadi di dalam tubuh seorang wanita sangat menakjubkan. Uterus atau
rahim yang berbobot 60 gram sebelum kehamilan secara perlahan – lahan bertambah
besarnya hingga 1 kg selama kehamilan dan selama masa nifas, alat – alat reproduksi interna
dan eksterna berangsur angsur kembali pada keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan
alat genetalia ini disebut involusi
a. Uterus
b. Laktasi
c. serviks
d. Vulva dan vagina
e. Perineum
INVOLUSI TFU BERAT UTERUS
a. Hormon Plasenta
b. Hormon pituitari
c. Hormon oksitosin
d. Hipotalamik pituitari
5. PERUBAHAN
SISTEM
KARDIOVASKULAR
Perubahan volume darah bergantung pada beberapa faktor,
misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan
mobilisasi, serta pengeluaran cairan ekstravaskular (edema
fisiologis). Kehilangan darah merupakan akibat penurunan
volume darah total yang cepat, tetapi terbatas. Setelah itu
terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan
volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu ke-3
dan ke-4 setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun
sampai mencapai volume darah sebelum hamil.
6. PERUBAHAN
TANDA TANDA
VITAL 1. Frekuensi nadi ibu secara fisiologis pada kisaran 60-80 kali permenit.
Perubahan nadi yang menunjukkan frekuensi bradikardi (<60 kali
permenit) atau takhikardi (>100 kali permenit) menunjukkan adanya
tanda shock atau perdarahan.
2. Perubahan suhu secara fisiologis terjadi pada masa segera setelah
persalinan, yaitu terdapat sedikit kenaikan suhu tubuh pada kisaran
0,2-0,5°C
3. Jika ibu tidak memiliki riwayat morbiditas terkait hipertensi,
superimposed hipertensi serta preeklampsi/eklampsi, maka
biasanya tekanan darah akan kembali pada kisaran normal dalam
waktu 24 jam setelah persalinan.
4. Pada keadaan normal, frekuensi pernapasan relatif tidak mengalami
perubahan pada masa postpartum
EVIDENCE BASED ADAPTASI
FISIOLOGI MASA NIFAS
Fisiologi pada masa nifas harus diketahui oleh seorang ibu
nifas, jika ibu nifas tidak mengetahui dan jika terjadi suatu
infeksi, maka perubahan fisiologi tersebut akan menjadi
patologis serta dapat membahayakan jiwa ibu. Oleh karena
itu peran bidan dalam memberikan KIE/ asuhan kepada ibu
postpartum tentang perubahan fisiologis masa nifas
sangatlah penting agar dapat menambah pengetahuan ibu
Jika tidak mengetahui perubahan fisiologis, maka seorang ibu
postpartum, sehingga kita dapat mencegah komplikasi -
hamil akan mengalami kebingungan yang akan
komplikasi yang tidak diinginkan (Wiknjosastro, 2012).
mempengaruhi kegiatan dalam merawat bayinya. Ibu
mungkin akan beranggapan bahwa rasa mules yang dialami
setelah melahirkan adalah penyakit yang baru atau masalah
yang baru. Ibu juga akan tenang-tenang saja bila kontraksi
uterus lemah, padahal itu dapat menyebabkan perdarahan
yang bila tidak ditangani secara cepat mengakibatkan
kematian. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2002).
Menurut Sumantri, Susilowati, dan Wati
(2016) ibu nifas akan mengalami
adaptasi fisiologis, psikologis dan
adaptasi sosial. Namun, tidak semua ibu
nifas bisa melewati adaptasi masa nifas
dengan lancar. Ibu nifas bisa saja
mengalami gangguan psikologis masa
nifas. Salah satu contoh pentingnya penerapan dalam mengetahui adaptasi
fisiologis mengenai perubahan pada sistem reproduksi, dengan ibu
menyusui secara benar maka akan memberikan dampak yang positif
pada proses involusi uterus yaitu berlangsung cepat (normal).
Ariani ( 2002) telah melakukan penelitian tentang hubungan antara
menyusui dengan involusi uterus. Ibu yang menyusui involusi uterus
berjalan cepat (normal), sedangkan yang tidak menyusui akan lambat
(tidak normal). Setelah dianalisa Pada proses involusi tidak hanya
dipengaruhi oleh kegiatan menyusui tetapi terdapat faktor lain yang
mempengaruhi antara lain mobilisasi dini, istirahat, rasa sakit dan
kecemasan.
ADA PERTANYAAN
MENGENAI Mata kuliah
PERUBAHAN FISIOLOGI
Asuhan kebidanan nifas