Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU MELAHIRKAN


NORMAL DAN CAESAR

Disusun oleh :
JONATHAN FAJRI PO7120222050
MUHAMMAD ABU NASIR PO7120222080
CHINTYA AGUSTIN CAROLITA PO7120222081

DOSEN PENGAMPU : Ns. AISYAH S.Kep, M,Kep

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DLLL KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN AJARAN 2023 - 2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr-wb

Salam sehat dan salam hormat kami sampaikan kepada semua pembaca
yang budiman. Dalam tugas kuliah mata kuliah Keperawatan Maternitas ini, kami
dengan bangga menyajikan makalah yang membahas tentang aspek krusial dalam
dunia perawatan kesehatan, yaitu perawatan pada masa nifas.

Masa nifas, yang juga dikenal sebagai periode postpartum, adalah waktu
penting yang mengikuti proses persalinan. Selama periode ini, tubuh seorang ibu
mengalami serangkaian perubahan yang berpengaruh terhadap kesehatan fisik,
emosional, dan interaksi dengan bayi yang baru lahir. Oleh karena itu,
pemahaman yang mendalam mengenai asuhan keperawatan pada masa nifas
memiliki implikasi yang besar terhadap kesejahteraan ibu dan bayi.

Makalah ini akan membahas asuhan keperawatan pada post partum dengan
persalinan normal dan SC. Kami akan menjelaskan strategi-strategi penting dalam
perawatan, perbedaan pendekatan dalam konteks persalinan normal dan sesar,
serta bagaimana praktisi keperawatan dapat memberikan dukungan optimal
kepada para ibu dalam tahap ini.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen


pengampu mata kuliah dan semua pihak yang telah memberikan panduan dan
dukungan selama proses pembelajaran. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan tambahan dan memperkaya pengetahuan kita tentang keperawatan
maternitas.

Salam hangat

Kelompok 13
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Apa Itu Postpartum..................................................................................2
B. Sectio Caesarea........................................................................................3
C. Perbedaan Post Partum Normal Dan Caesar...........................................5
D. Asuhan Keperawatan ..............................................................................7
BAB III KESIMPULAN........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap tahunnya, ribuan wanita mengalami proses persalinan yang
menandai akhir dari fase kehamilan dan memulai tahap baru dalam hidup ibu,
dikenal sebagai periode postpartum. Postpartum merujuk pada rentang waktu
setelah kelahiran di mana tubuh ibu mengalami berbagai perubahan fisik, hormon,
dan emosional yang signifikan. Selama periode ini, sistem reproduksi kembali ke
keadaan normalnya, dan ibu mulai beradaptasi dengan peran barunya sebagai
pengasuh bayi.
Pentingnya perawatan postpartum yang optimal tidak dapat diabaikan.
Melahirkan adalah pengalaman yang menguras fisik dan emosional, dan
dampaknya bisa dirasakan baik oleh ibu maupun bayi. Ibu baru sering mengalami
perubahan fisik seperti penyembuhan luka bekas persalinan, perubahan hormon,
serta perubahan pada sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Selain itu,
aspek emosional juga menjadi fokus penting, karena fluktuasi hormon dan beban
tanggung jawab yang baru dapat memengaruhi kesejahteraan mental ibu.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana perawat maternitas yang optimal dapat memainkan peran
penting dalam memastikan pemulihan yang sehat dan optimal bagi ibu yang
melahirkan secara normal serta ibu yang menjalani prosedur sesar, serta
bagaimana perawatan ini dapat berdampak positif pada kesehatan fisik dan mental
ibu, ikatan emosional ibu dan bayi, serta perkembangan keseluruhan bayi?

C. Tujuan
1. menjelaskan apa itu postpartum normal dan caesar
2. menjelaskan perbedaan postpartum normal dan Caesar
3. mengajarkan pihak keluarga tentang perawatan ibu postpartum dan pasca
postpartum
4. mengkaji Kesehatan fisik maupun mental ibu setelah postpartum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa Itu Postpartum


Periode Postpartum: Perbaikan Fisik dan Emosional Setelah Persalinan
sangat penting
"postpartum" mengacu pada waktu setelah kelahiran bayi, yang dapat berkisar
dari beberapa minggu hingga beberapa bulan tergantung pada individu dan
kondisi medisnya. "Setelah persalinan" biasanya merujuk pada periode setelah
persalinan ketika tubuh ibu kembali ke kondisi sebelumnya. Tidak ada batas
waktu yang jelas, tetapi perubahan fisik dan emosional masih dapat dirasakan
bahkan setelah masa ini berakhir. Pemulihan fisik, perubahan hormonal, produksi
susu, perawatan bayi, dan adaptasi emosional ibu terhadap peran barunya adalah
fokus utamanya.
Segera setelah persalinan, "postpartum" dimulai dan berlangsung selama
beberapa minggu hingga beberapa bulan. Selama periode ini, tubuh wanita
mengalami perubahan fisik, hormonal, dan emosional yang signifikan.

Setelah persalinan, beberapa peristiwa penting terjadi, seperti:


Involuti Rahim : Rahim, yang telah berkembang selama kehamilan,
mulai kontraksi dan kembali ke ukuran normalnya.
Proses ini menurunkan risiko perdarahan dan
membantu penyembuhan luka di lokasi plasenta.
Perubahan Hormonal : Keseimbangan hormon seperti estrogen dan
progesteron yang berubah selama kehamilan kembali
ke tingkat normal, yang dapat memengaruhi mood
dan emosi.
Pemulihan Fisik : Setelah melahirkan, tubuh mulai pulih secara
bertahap. Seiring berjalannya waktu, luka, seperti luka
sayatan sesar atau episiotomi, menjadi lebih baik.

2
Produksi ASI : Selama periode postpartum, produksi susu ibu
meningkat untuk memberikan nutrisi kepada bayi
yang baru lahir.
Perubahan Emosional : Wanita sering mengalami perubahan suasana hati dan
emosi yang dapat dipengaruhi oleh perubahan
hormon, kurang tidur, dan tanggung jawab baru yang
diberikan kepada mereka sebagai ibu.
Tanda-tanda Infeksi dan Komplikasi: Sangat penting untuk mengawasi tanda-
tanda infeksi seperti demam atau perdarahan yang
tidak normal selama masa postpartum karena dapat
menunjukkan komplikasi.

Setelah melahirkan, wanita secara bertahap memulai aktivitas fisik normal


dan kembali ke rutinitas harian.
Setelah persalinan, perawatan fisik dan dukungan emosional sangat
penting. Asuhan keperawatan yang tepat membantu ibu pulih dengan baik dan
sehat setelah persalinan sambil membangun ikatan yang kuat antara ibu dan bayi.
Peran perawat dalam konteks ini sangat penting karena mereka dapat membantu
ibu dan keluarga memiliki pengalaman yang positif selama masa postpartum.
“ Ibu menjalani berbagai adaptasi fisiologi selama proses kehamilan sebagai
bentuk persiapan untuk menjalani proses persalinan. Sedangkan janin mengalami
pertumbuhan dan perkembangan untuk proses persiapan menghadapi kehidupan
di luar rahim. Untuk itu setiap perawat dituntut mengetahui factor esensial proses
persalinan, manajemen nyeri, pengkajian janin, asuhan keperawatan intranatal,
dan pertolongan partus normal. “

B. Sectio Caesarea
1) Pengertian
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Sarwono, 2009).

3
2) Etiologi
Menurut Ilmu kedokteran dan menurut sumber NANDA NIC-NOC (2015)
sectio caesarea dilakukan atas indikasi
a. Etiologi berasal dari Ibu
Ibu pada primigravida dengan kelainan letak, primipara tua disertai
kelainan letak, disproporsi cepalo pelvik (disproporsi janin/panggul),
ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat
kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada primigravida,
komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-eklampsia, atas permintaan
kehamilan yang disertai penyakit (Jantung, Diabetes Mellitus),
gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan
sebagainya).
b. Etiologi yang berasal dari janin
Etiologi yang berasal dari janin seperti Fetal distress/gawat janin,
mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapses tali pusat
dengan pembukan kecil, kegangalan persalinan vakum atau ferseps
ekstraksi.
3) Klasifikasi
Bentuk pembedahan Sectio Caesarea menurut Manuaba 2012, meliputi :
(1) Sectio Caesarea Klasik
Sectio Caesarea Klasik dibuat vertikal pada bagian atas rahim.
Pembedahan dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri
kirra- kira sepanjang 10 cm. Tidak dianjurkan untuk kehamilan
berikutnya melahirkan melalui vagina apabila sebelumnya telah
dilakukan tindakan pembedahan ini.
(2) Sectio Caesarea Transperitonel Profunda
Sectio Caesarea Transperitonel Profunda disebut juga low cervical
yaitu sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis
ini dilakukan jika bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak
cukup tipis untuk memungkinkan dibuatnya sayatan transversal.
Sebagian sayatan vertikal dilakukan sampai ke otot-otot bawah rahim.

4
(3) Sectio Caesarea Histerektomi
Sectio Caesarea Histerektomi adalah suatu pembedahan dimana
setelah janin dilahirkan dengan Sectio Caesarea, dilanjutkan dengan
pegangkatan rahim.
(4). Sectio Caesarea Ekstraperitoneal
Sectio Caesarea Ekstraperitoneal, yaitu Sectio Caesarea berulang
pada seorang pasien yang sebelumnya melakukan Sectio
Caesarea. Biasanya dilakukan di atas bekas sayatan yang lama.
Tindakan ini dilakukan dengan insisi dinding dan faisa abdomen
sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk memaparkan
segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara
ekstraperitoneum.

C. Perbedaan Post Partum Normal Dan Caesar


Antara persalinan normal dan persalinan cesarean adalah proses pemulihan
fisik, tanda-tanda komplikasi, dan fokus perawatan. Setelah persalinan normal,
pemulihan biasanya lebih cepat dan mudah, luka ringan sembuh dalam beberapa
minggu, dan aktivitas fisik ringan seperti berjalan dapat dimulai lebih cepat, dan
perawatan luka lebih rumit. Setelah persalinan cesarean, bagaimanapun,
pemulihan fisik memerlukan waktu lebih lama, luka lebih parah, dan memerlukan
lebih banyak
Meskipun respons individu terhadap pemulihan postpartum berbeda-beda,
penting bagi ibu untuk mendapatkan perawatan medis yang cermat dan dukungan
yang memadai tanpa mempertimbangkan jenis persalinan untuk memastikan
pemulihan yang sehat dan kesejahteraan ibu dan bayi.
Perbedaan ini dijelaskan di bawah ini:
 Setelah persalinan normal:
a. Proses Pemulihan : Setelah persalinan, biasanya lebih cepat dan lebih
mudah untuk kembali ke rutinitas setelah mengalami perubahan fisik
selama kehamilan.

5
b. Luka : Luka di area genital biasanya lebih ringan, seperti robekan atau
luka operasi, dan biasanya sembuh dalam beberapa minggu.
c. Aktivitas Fisik : Ibu yang melahirkan normal biasanya lebih cepat
memulai aktivitas fisik ringan seperti berjalan dan bergerak daripada ibu
lain.
d. Perawatan Luka : Jika ada robekan atau episiotomi, perawatan luka
perineum mungkin diperlukan; namun, biasanya lebih sederhana
daripada perawatan luka sayatan sesar.
e. Komplikasi : Kemungkinan infeksi dan komplikasi lainnya biasanya
lebih rendah setelah persalinan yang normal.

 Setelah persalinan melalui operasi cesarean:


a. Proses Pemulihan : pasien mungkin membutuhkan waktu lebih lama
untuk pulih secara fisik setelah operasi sesar.
b. Setelah persalinan melalui operasi cesarean : a. Proses Pemulihan: Waktu
pemulihan fisik pasien mungkin lebih lama setelah operasi sesar.
c. Luka : Setelah operasi sesar, sayatan pada perut mencapai rahim, yang
menyebabkan luka yang lebih besar dan perawatan yang lebih intensif.
d. Aktivitas Fisik : Ibu yang menjalani operasi sesar harus berhenti
berolahraga dan angkat beban selama beberapa minggu agar lukanya
sembuh dengan baik.
e. Perawatan Luka : Perawatan yang lebih intensif diperlukan untuk luka
sayatan sesar, termasuk membersihkan luka untuk memastikan bahwa
luka tetap kering dan bersisik.
f. Komplikasi : Ada kemungkinan infeksi dan komplikasi pada luka operasi
dan organ internal setelah operasi sesar.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki respons yang


berbeda terhadap proses pemulihan postpartum, terlepas dari cara persalinan.
Dalam kedua kasus ini, penting bagi ibu untuk mendapatkan perawatan medis
yang cermat dan dukungan yang memadai untuk memastikan pemulihan yang
sehat dan optimal, serta kesejahteraan ibu dan bayi.

6
“ Meskipun Moms berencana melahirkan secara normal, tak ada salahnya
mengetahui soal operasi sesar. Seperti soal risiko, pemulihan jangka pendek dan
jangka panjang, kemungkinan adanya komplikasi pasca persalinan, dan
perbedaan karakteristik bayi. “

D. Merawat Ibu Hamil Pasca Melahirkan Dan Nifas


Pentingnya peran anggota keluarga dalam menjaga ibu hamil dan bayi
setelah melahirkan. Panduan ini memberikan informasi tentang bagaimana
dukungan dan perhatian dari anggota keluarga dapat membantu ibu selama
kehamilan dan setelah melahirkan, serta bagaimana keluarga dapat membantu
menjaga kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayinya.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam merawat ibu hamil dan
pasca nifas, seperti dukungan emosional, perawatan fisik, pemantauan
kesehatan, dan dukungan dalam mengembangkan keterampilan merawat bayi.
Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang berguna kepada
masyarakat dan anggota keluarga untuk membantu ibu hamil dan ibu pasca nifas
merawat diri mereka dengan baik dan memberikan perawatan terbaik bagi bayi
mereka.
“Selain kondisi klinis dan psikologi ibu, kebersihan diri, istirahat yang cukup,
latihan atau olahraga, dan kondisi kejiwaan juga perlu diperhatikan selama masa
nifas“ (kanal pengetahuan ugm : PENTINGNYA PERAWATAN SELAMA MASA
NIFAS).
1) Dukungan Sosial untuk Ibu Baru Melahirkan
Ibu baru memerlukan dukungan keluarga yang kuat, terutama bagi ibu muda
yang belum memiliki pengalaman dalam merawat bayi. Bantuan ini
mencakup memberikan waktu istirahat kepada ibu, membantu dalam tugas
sehari-hari, memberikan perhatian dan dukungan emosional, dan membantu
dalam merawat bayi. Dengan bantuan ini, ibu akan merasa lebih siap untuk
menjalankan tugas barunya.

2) Pengaruh Fungsi Keluarga

7
Fungsi keluarga seperti pekerjaan, pendidikan, dan keadaan ekonomi dapat
berdampak pada kondisi ibu setelah melahirkan. Keluarga dapat membantu
menjaga keseimbangan antara tanggung jawab-tanggung jawab ini dan
memastikan bahwa ibu mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk
pemulihan fisik dan emosionalnya. Dengan bantuan keluarga, ibu dapat lebih
fokus pada pemulihannya dan merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan
yang datang dengan berbagai aspek kehidupannya.

3) Pencegahan Depresi Pasca Melahirkan


Depresi pasca melahirkan adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi
ibu baru. Anggota keluarga dapat membantu mencegah depresi pasca
melahirkan dengan memberikan dukungan emosional, berbicara secara
terbuka tentang perasaan ibu, dan membantu dalam pemulihan fisik.
Dukungan ini dapat membantu ibu menghadapi masalah emosional yang
mungkin muncul setelah persalinan.

4) Mengatasi Baby Blues


Postpartum blues adalah gangguan emosional yang umum terjadi setelah
melahirkan dan ditandai dengan kesedihan dan kecemasan. Dengan dukungan
yang tepat, ibu dapat lebih mudah menghadapi perubahan emosional yang
terjadi setelah melahirkan. Anggota keluarga dapat membantu ibu mengatasi
kondisi ini dengan memberikan dukungan emosional, mendengarkan keluh
kesahnya, dan membantu dalam tugas sehari-hari.

5) Pemulihan Ibu Setelah Operasi Caesar


Anggota keluarga dapat membantu ibu yang melahirkan melalui operasi sesar
dalam pemulihan fisiknya dengan membantunya berolahraga, merawat luka
sayatan, dan memberikan dukungan dalam hal kebutuhan sehari-hari.
Dukungan ini sangat penting untuk memastikan ibu pulih dengan baik setelah
operasi dan dapat kembali beraktivitas dengan nyaman.

6) Pengembangan Keterampilan Merawat Bayi

8
Keluarga sangat membantu ibu belajar bagaimana menggendong, menyusui,
mandi, dan mengganti popok. Selain itu, mereka dapat memberikan dukungan
emosional dan membantu ibu mengatasi kecemasan atau stres yang
disebabkan oleh peran barunya sebagai ibu. Ibu dapat menjadi lebih percaya
diri dan siap untuk merawat bayinya dengan bantuan anggota keluarganya.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat diajarkan kepada anggota keluarga
tentang perawatan ibu yang baru melahirkan dan perawatan setelah persalinan:
∞ Ibu yang baru melahirkan sangat membutuhkan dukungan sosial dari anggota
keluarganya, terutama bagi ibu muda yang belum berpengalaman dalam
merawat bayinya. Anggota keluarga dapat menawarkan bantuan dalam
perawatan bayi selama periode awal setelah persalinan.
∞ Fungsi keluarga dapat mempengaruhi kondisi ibu setelah melahirkan. Oleh
karena itu, anggota keluarga dapat membantu menjaga fungsi keluarga
dengan mempertimbangkan pekerjaan, pendidikan, dan ekonomi.
∞ Ibu yang baru melahirkan dapat mengalami depresi setelah melahirkan, dan
anggota keluarga dapat membantu mencegahnya. Anggota keluarga dapat
membantu ibu dalam pemulihan fisik dan memberikan dukungan emosional.
∞ Postpartum blues adalah gangguan emosional yang dialami ibu setelah
melahirkan, yang ditandai dengan menangis, kesedihan, dan ketakutan
tentang merawat bayi mereka sendiri. Keluarga dapat membantu ibu
mengatasi kondisi ini dengan memberikan dukungan emosional dan
membantu merawat bayi mereka sendiri.
∞ Keluarga ibu yang melahirkan melalui operasi sesar dapat membantu
pemulihan fisik ibu dengan melakukan aktivitas fisik dan membantu
perawatan luka ibu.
∞ Keluarga dapat membantu ibu mengembangkan keterampilan merawat bayi,
seperti menggendong, menyusui, memandikan, dan mengganti popok.
Mereka juga dapat memberikan dukungan emosional dan membantu
mengatasi perasaan cemas atau gelisah yang dialami ibu yang baru
melahirkan.

9
E. Kesehatan Fisik Maupun Mental Ibu Post Partum
Kesehatan fisik dan mental ibu setelah melahirkan merujuk pada kesehatan
tubuh dan pikiran mereka setelah kelahiran. Ini adalah periode penting dalam
hidup seorang wanita karena melibatkan pemulihan fisik setelah persalinan serta
adaptasi emosional dan mental terhadap peran baru sebagai ibu. Penjelasan lebih
lanjut tentang kesehatan fisik dan mental ibu yang baru melahirkan diberikan di
sini:
Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik ibu pasca melahirkan berkaitan dengan pemulihan tubuh setelah
melahirkan. Beberapa faktor kesehatan fisik ini termasuk
“ Masa postpartum merupakan masa ketika terjadi berbagai perubahan pada
wanita setelah bersalin, baik perubahan fisiologis, psikologis, maupun sosio
kultural dan spiritual. Perubahan tersebut memerlukan adaptasi untuk
menyesuaikan diri dengan pola hidup setelah proses persalinan dan peran barunya.
“ (:Pemanfaatan Aplikasi Digital dalam Mencegah Depresi Postpartum :
Sukmawati :

Jurnal Kesehatan Holistic)


I. Pemulihan Fisik Setelah Persalinan
Tubuh ibu membutuhkan waktu untuk pulih, terutama jika melahirkan
melalui persalinan normal atau melalui operasi sesar. Jika ada luka sayatan,
mereka harus sembuh, otot-otot yang meregang selama kehamilan harus
kembali normal, dan organ-organ yang terkena dampak kehamilan harus
kembali ke tempat aslinya.
II. Asupan Nutrisi dan Gizi
Untuk mendukung pemulihan dan menyusui jika menyusui, ibu yang
menyusui harus menjaga asupan makanan yang seimbang. Nutrisi yang tepat
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan memastikan kesehatan
bayi yang menyusui.
III. Aktivitas Fisik

10
Beberapa latihan ringan dapat membantu pemulihan fisik dan energi ibu
setelah persalinan, tetapi harus dilakukan dengan persetujuan dokter dan
sesuai dengan kondisi ibu.

Kesehatan Mental
Kesehatan mental ibu hamil mencakup kesehatan emosional dan psikologis
mereka. Ini mencakup berbagai elemen, termasuk:
I. Perubahan Emos
Banyak ibu mengalami perubahan emosi setelah melahirkan, seperti
kebahagiaan, kecemasan, kelelahan, dan bahkan depresi setelah melahirkan.
Penting bagi ibu untuk mendapatkan dukungan emosional dan lingkungan
yang mendukung.
II. Baby Blues dan Depresi Postpartum
Perasaan sedih atau gelisah yang biasa terjadi dalam beberapa hari setelah
melahirkan dan biasanya membaik dengan sendirinya dikenal sebagai baby
blues. Namun, jika perasaan ini menjadi lebih parah dan berlanjut, itu bisa
menjadi tanda depresi postpartum yang memerlukan perawatan medis.
III. Stres dan Adaptasi
Menjadi ibu membawa banyak perubahan pada kehidupan sehari-hari. Stres
dapat muncul saat Anda harus menyesuaikan diri dengan peran baru Anda.
Kemampuan untuk berkomunikasi tentang perasaan dan kesulitan ini, serta
dukungan sosial, dapat membantu mengurangi stres.
IV. Perawatan Diri
Merawat kesehatan mental juga termasuk merawat diri sendiri dengan
istirahat yang cukup, waktu sendiri, berbicara dengan orang yang dipercayai,
dan, jika diperlukan, mendapatkan dukungan profesional.

“Hampir 70% ibu mengalami kesedihan atau syndrome baby blues/postpartum


blues, sebagian besar ibu dapat segera pulih dan mencapai kestabilan, namun 13%
diantaranya akan mengalami depresi postpartum“ Gangguan Psikologis pada Ibu
Postpartum; Postpartum Blues mach mahmudah.

11
Anggota keluarga, teman, dan profesional kesehatan harus membantu dalam
semua hal ini. Kesehatan fisik dan mental yang baik pada ibu yang baru
melahirkan sangat berpengaruh pada kesehatan ibu dan perkembangan bayinya.

ASUHAN KEPERAWATAN :
Pengkajian : Di dapatkan nyeri pada pengkajian klien satu keluhan subjektifnya
yaitu klien mengeluh nyeri post operasi sectio caesarea didaerah abdomen dan
nyeri bertambah parah jika bergerak, keluhan objektif provoktif saat
bergerak, qualitas seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6, timing hilang timbul, dan
klien terlihat meringis menahan nyeri. Pada klien kedua keluhan subjektif
klien mengeluh nyeri post operasi sectio caesarea didaerah abdomen keluhan
objektif provoktif saat bergerak, qualitas seperti di tusuk tusuk, skala nyeri 5,
timing hilang timbul, dan klien terlihat meringis menahan nyeri

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil


1 Nyeri akut b/d agen Tindakan
pencedera fisk (D.0077) keperawatan 3x8 jam diharapkan nyeri
Ds : - Pasien mengatakan berkuran dengan Kriteria Hasil :
nyeri di perut bekas - Mampu mengontrol nyeri (tahu
operasi sectio
penyebab, mampu menggunakan teknik
caesarea
- Pasien mengatakan nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri bertambah saat nyeri)
digerakkan - Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- Mampu mengenali nyeri (skala,
Do : - Pasien terlihat
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
meringis menahan
nyeri - Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
P : Saat bergerak berkurang
Q : Seperti tertusuk- - Mampu tidur atau istirahar dengan
tusuk tepat
R : Abdomen
S :6
T : Hilang timbul

2 Resiko Infeksi bd efek Setelah dilakukan tindakan Keperawatan


prosedur invasif (0142) 3x8 jam Diharapkan tidak ada tanda tanda
Ds : - infeksi dengan Kriteria Hasil :
Do : - Terdapat luka post - Pasien terbebas dari tanda gejala
operasi sectio infeksi

12
caesarea - Menunjukkan kemampuan untuk
- Balutan luka kering mencegah timbulnya infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas normal
dan bersih - Menunjukkan prilaku hidup sehat
- Pasien mendapatkan
obat cefotaxsime
- T : 37,7oC
- Leokosit : 26,57

No Intervensi Implementasi Evaluasi


1 1. Identifikasi 1. Melakukan S : Pasien mengatakan
lokasi, pengkajian nyeri nyeri bekas operasi
karaktristik, secara khomperensif sectio caesarea
durasi termasuk lokasi, sudah berkurang
frekuensi, karaktristik, durasi, O : Pasien terlihat
kualitas, intens frekuensi, kualitas lebih tenang
itas nyeri P : Saat bergerak
2. Menanyakan adanya Q : Seperti di tekan
2. Identifikasi keluhan seperti nyeri R : Abdomen
respon S :4
nonverbal 3. Melihat nonverbal T : Hilang timbul
dari ketidaknyamanan A : Masalah nyeri
3. Kaji jenis dan teratasi sebagian
sumber nyeri 4. Memberitau dan P : Lanjutkan
memperaktikan cuci intervensi di
4. Berikan teknik tangan 7 langkah rumah
nonfarmakologi kepada keluarga 2.1
untuk pasien dan pasien Identifikasi lokasi,
mengurangi untuk mencuci tangan karaktristik, durasi,
rasa nyeri setiap sebelum dan frekuensi, kualitas,
(relaksasi nafas sesudah kontak intensitas nyeri
dalam) dengan pasien dan
lingkungan pasien 1. Kolaborasi
5. Fasilitasi pemberian obat
istirahat dan 5. Menjelaskan tanda analgetik
tidur dan gejala infeksi

6. Kolaborasi 6. Melihat karakter dan


pemberian jumlah aliran lochia
obat seperti warna, bau

7. Melihat balutan luka

8. Mengukur suhu,
menghitung nadi dan
melihat hasil jumlah
sel darah putih

13
9. Menghitung dan
mengukur TTV

10. Menayakan
kemampuan
mobilisasi pasien

11. Mengajarkan
mobilisasi dini

2 1. Monitor tanda 1. Mencuci tangan S :-


dan gejala setiap sebelum dan O : Terdapat luka
infeksi sesudah kontak bekasi operasi
dengan pasien sectio caesarea
2. Monitor keadaan - Balutan luka
lokia 2. Melihat balutan luka terlihat bersih
(warna,jumlah adanya perdarahan dan kering
dan bau) berlebihan - Pasien
diberikan obat
3. Cuci tangan 3. Melihat tanda dan antibitik
sebelum dan gejala infeksi ceftriaxsone
sesudah kontak - T : 37,1oC
dengan pasien 4. Melihat karakter N : 80x/menit
dan lingkungan jumlah lochea seperti Leocosit : 21.40
pasien bau,konsistensi,warna A : Masalah resiko
infeksti belum
4. Jelaskan tanda 5. Menentukan teratasi
dan gejala keinginan dan P : Lanjutkan
infeksi motivasi pasien untuk intervensi
menyusui
5. Kaji suhu, nadi 1. Monitor tanda dan
dan jumlah sel 6. Melakukan pijat gejala infeksi
darah putih oksitosin dan pijat
payudara 2. Monitor keadaan
6. Inspeksi balutan lokia (warna,
luka terhadap 7. Mendampingi ibu saat jumlah dan bau)
perdarahan menyusui
berlebihan. 3. Cuci tangan
8. Memberikan obat sebelum dan
7. Kolaborasi antrain 500mg via IV sesudah kontak
pemberian dengan pasien dan
antibiotik 9. Memberikan obat lingkungan pasien
ceftiaxsone 1gr via IV
5. Kaji suhu, nadi dan
10. Memberikan fasilitas jumlah sel darah
dan Membantu klien putih

14
memenuhi kebutuhan
ADLs sesuai 6. Inspeksi balutan
kemampuan luka terhadap
perdarahan
11. Melakukan berlebihan.
pengkajian nyeri
secara khomperensif 7. Kolaborasi
termasuk lokasi, pemberian
karaktristik, durasi, antibiotik
frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi

12. Menghitung dan


mengukur tanda tanda
vital

13. Mengukur suhu,


menghitung nadi dan
melihat hasil jumlah
sel darah putih

14. Melihat reaksi


nonverbal dari
ketidak nyamanan

15
BAB III
KESIMPULAN

Periode setelah kelahiran sangat penting, melibatkan pemulihan fisik dan


emosional ibu. Involusi rahim, perubahan hormonal, dan aktivitas fisik adalah
semua komponen pemulihan fisik. Kesehatan mental juga sangat penting, dengan
perubahan emosi seperti baby blues dan peningkatan risiko depresi. Keluarga
memberikan dukungan emosional, perawatan fisik, dan perawatan bayi.
Kesehatan ibu dan bayi dipengaruhi oleh perawatan yang tepat dan dukungan dari
teman, keluarga, dan dokter.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.lactoclub.co.id/artikel/persalinan/perbedaan-bayi-lahir-sesar-dan-
normal

Ernawati, S.Kep., Ns., M.Kes. DKK , buku ajar keperawatan maternitas

Jurnal ilmiah Gangguan Psikologis pada Ibu Postpartum; Postpartum Blues mach
mahmudah

Jurnal Kesehatan holistic Pemanfaatan Aplikasi Digital dalam Mencegah Depresi


Postpartum Setiani Trie Sukmawati , DKK

https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/pentingnya-perawatan-selama-masa-nifas/

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Operasi section caesarea ; Karya tulis ilmiah

17

Anda mungkin juga menyukai