Anda di halaman 1dari 34

Masalah Keperawatan Pada Luka

Bakar (Combustio)
Definisi
Luka bakar adalah trauma yang disebabkan oleh
panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang
mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam.
Patofisiologi

• Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi


dari suatu sumber panas kepada tubuh.
• Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka
bakar termal, radiasi, elektrik, atau kimia.
• Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu
agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak
agen tersebut.
Trauma termal dapat meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah sehingga
mengakibatkan air, natrium, klorida dan
protein keluar dari intravaskuler ke area
trauma dan menyebabkan edema yang
disertai penguapan (evaporasi) pada daerah
yang luka dan dapar berlanjut pada keadaan
hipovolemia dan hemokonsentrasi.
Respon kompensasi terhadap luka bakar berupa
rasa haus, pernapasan cepat, frekuensi
jantung meningkat, bising usus meningkat,
edema, perubahan berat badan.
Peningkatan katekolamin dan peningkatan
sekresi aldosteron, peningkatan pelepasan
glikogen, peningkatan kadar gula darah,
pengisian kapiler darah menurun, penurunan
haluaran urin dan peningkatan berat jenis
urin.
Shock luka bakar adalah merupakan komplikasi
yang sering kali dialami pasien dengan luka
bakar luas karena hipovolemik yang tidak
segera diatasi.
Bahan Kimia Termis Radiasi Listrik/petir

Biologis LUKA BAKAR Psikologis MK:


Gangguan Konsep diri
Kurang pengetahuan
Anxietas
Pada Wajah Di ruang tertutup Kerusakan kulit

Kerusakan mukosa Keracunan gas CO Penguapan meningkat


Masalah Keperawatan:

Oedema laring CO mengikat Hb Peningkatan pembuluh darah Resiko tinggi terhadap infeksi
kapiler Gangguan rasa nyaman
Obstruksi jalan nafas Hb tidak mampu mengikat O2 Ganguan aktivitas
Ektravasasi cairan (H2O, Kerusakan integritas kulit
Gagal nafas Elektrolit, protein)
Hipoxia otak
MK: Jalan nafas Tekanan onkotik menurun.
Tekanan hidrostatik meningkat
tidak efektif

Cairan intravaskuler menurun

Hipovolemia dan Masalah Keperawatan:


hemokonsentrasi
Kekurangan volume cairan
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan sirkulasi makro

Gangguan perfusi organ penting Gangguan sirkulasi


seluler

Otak Kardiovaskuler Ginjal Hepar GI Neurologi Imun Gangguan perfusi


Traktus
Hipoxia Kebocoran kapiler Hipoxia sel Pelepasan Gangguan Daya tahan
ginjal katekolamin Dilatasi Neurologi tubuh Laju metabolisme
lambung menurun meningkat
Sel otak
mati Penurunan curah Fungsi Hipoxia hepatik Hambahan
jantung ginjal pertumbuhan
menurun Glukoneogenesis
Gagal glukogenolisis
fungsi Gagal jantung Gagal ginjal Gagal hepar
sentral MK: Perubahan
nutrisi

MULTI SISTEM ORGAN FAILURE


Dampak luka bakar terhadap sistem tubuh

1. Gangguan cairan dan elektrolit


Pemindahan cairan dan elektrolit dari intra ke
ekstra vaskuler.
2. Gangguan sirkulasi dan hematologi.
Penurunan curah jantung berupa stroke
volume berkurang dan resisten perifer
meninggi, takikardia, hipotensi, Hemolisis
eritrosit.
3. Gangguan hormonal dan metabolisme.
Adanya peningkatan metabolisme tubuh
untuk mengembalikan fungsi-fungsi tubuh
yang terganggu akibat kerusakan jaringan,
pemborosan sumber energi dan penurunan
BB karena adanya katabolisme yang hebat .
4. Gangguan imunologi.
Terjadi penurunan daya tahan tubuh.
Klasifikasi
• Faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan cedera
tersebut :
1. Kedalaman luka bakar.
Luka bakar superfisial thickness, luka bakar deep
parsial thickness dan luka bakar full thickness.
2. Agent penyebab luka bakar
Luka bakar karena api, air panas, bahan kimia,
listrik, radiasi, dan suhu rendah (frost bite)
3. Keparahan luka bakar
– LUKA BAKAR MINOR
Cedera dengan Luas Permukaan Total Tubuh
(LPTT) <15 % pada dewasa atau < 10 % pada
anak-anak, atau cedera ketebalan penuh dengan
LPTT <2 % segala usia yang tidak mengenai
muka, tangan, kaki, dan perineum.
– LUKA BAKAR SEDANG
LPTT 15%-25% pada orang dewasa, dengan LB
derajat III <10%, atau LPTT 10%-20% pada anak
<10thn atau dewasa >40 thn dengan LB derajat III
<10% tanpa disertai komplikasi lain.
- Luka Bakar Mayor
LB derajat II-III dengan LPTT > 25% pada orang
dewasa dan LPTT >20% pada anak <10 thn atau >50
thn.
Cedera ketebalan penuh dengan LPTT sama dengan
10% atau lebih besar.
Luka bakar mengenai tangan, wajah, mata, telinga,
kaki, dan perineum.
4. Lokasi luka bakar
Lokasi luka bakar pada daerah kepala, leher dan dada
sering terjadi komplikasi pulmonal.
Pada tangan dan persendian terapi fisik dan okupasi
yang lama mengakibatkan resiko kecacatan dan
kehilangan pekerjaan.
5.  Ukuran luas luka bakar
Beberapa aturan dapat digunakan untuk mperkirakan
luasnya luka bakar dalam presentase total luas
permukaan tubuh , diantaranya; The Rule of Nine
(rumusan sembilan).
Wallace membagi tubuh atas bagian 9%
atau kelipatan 9 yang terkenal dengan
nama rule of nine atua rule of wallace
yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9%: 18%
3) Badan dpn 18%, badan blk 18%: 36%
4) Tungkai masing-masing 18%: 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
6. Usia korban luka bakar
Usia korban sangat mempengaruhi keparahan
luka dan keberhasilan dalam perawatan luka
bakar. Angka kematian lebih tinggi terutama
pada usia anak dibawah empat tahun (0-1 thn)
dan pasien berusia diatas 65 tahun.
Komplikasi
• Kecacatan
• Cerebrovasculer accident, myocard infark dan
emboli paru sebagai akibat dari melambatnya
aliran darah pembentukan bekuan darah
• Kerusakan paru akibat inhalasi asap atau
pembentukan embolus, dapat terjadi kongesti
paru akibat gagal jantung kiri atau infark serta
sindrom distress pernafasan pada orang
dewasa.
• Gangguan elektrolit menyebabkan disritmia
jantung.
• Gagal jantung.
• Penurunan aliran darah kesaluran cerna
menyebabkan hipoksia sel-sel penghasil
mukus berkurang sehingga terjadi ulkus
peptikum.
• Komplikasi koagulasi intravaskuler diseminata
(DIC).
• Pada luka bakar yang luas atau menimbulkan
kecacatan, trauma psiskologis dapat
menyebabkan depresi, perpecahan keluarga,
dan keinginan untuk bunuh diri. Gejala-gejala
psikologis dapat timbul setiap saat setelah
luka bakar.
Penatalaksanaan
• Prioritas utama dalam ruang gawat darurat tetap
ABC (Airway, Breathing, and Circulation).
• Luka bakar derajat dua dan tiga dicatat pada
diagram penilaian luka bakar, yang dilakukan
setelah tindakan pembersihan eksudat dan debris
secara hati-hati.
• Penatalaksanaan kehilangan cairan dan shock
Resusitasi cairan yang adekuat menghasilkan sedikit
penurunan volume darah selama 24 jam pertama
pasca luka bakar dan mengembalikan kadar plasma
pada nilai yang normal diakhir periode 48 jam.
Terapi Cairan
• Formula yang dipakai untuk pemberian cairan
adalah formula menurut Baxter.
• Formula Baxter terhitung dari saat kejadian
maka (orang dewasa):
– 8 jam pertama ½ (4cc x KgBB x % luas luka bakar)
Ringer Laktat
– 16 jam berikutnya ½ (4cc x KgBB x % luas luka
bakar) Ringer Laktat ditambah 500-1000cc koloid.
– Modifikasi Formula Baxter untuk anak-anak adalah:
2cc/ KgBB/ % luas luka bakar
Obat – obatan:

– Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang


< 6 jam sejak kejadian.
– Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola
kuman dan sesuai hasil kultur.
– Analgetik: kuat (morfin, petidine)
– Antasida : kalau perlu
Perawatan luka
• Segera setelah terbakar, dinginkan luka dengan air
dingin, yang terbaik dengan temperatur 20oC selama
15 menit.
• Luka bakar tingkat I tidak memerlukan pengobatan
khusus, dibersihkan dan diberi analgetika saja.
• Luka bakar tingkat II dan III, penderita dibersihkan
seluruh tubuhnya, rambut, kuku-kuku dipotong, lalu
lukanya dibilas dengan cairan yang mengandung
desinfektan seperti sabun savlon atau Kalium
permangat.
• Kulit-kulit yang mati dibuang, bulla diaspirasi/dibuka
karena cairan di dalamnya akan terinfeksi.
Masalah kep
• Nyeri akut b.d kerusakan kulit, penyembuhan luka dan
treatment
• Kelebihan volume cairan b.d shift cairan dari interstitial ke
intravaskular compartemen dan kelebihan konsumsi cairan.
• Resiko tinggi sepsis b.d kerusakan skin barrier dan
penurunan sistem imun.
• Kerusakan integritas jaringan b.d luka terbuka electric burn.
• Gangguan mobilitas fisik b.d luka bakar edema, nyeri dan
kontraktur.
• Gangguan perfusi jaringan perifer b.d disfungsi
neurovaskular.
• Cemas b.d adanya risiko amputasi
Asuhan Pada Pasien Dermatitis
Dermatitis Atopik
• Peradangan kulit yang melibatkan
perangsangan berlebihan (alergi)
• Melibatkan limfosit dan sel mast
• Histamin dari sel mast menyebabkan rasa
gatal dan eritema
• Sering dijumpai pada bayi, anak terkadang
menetap sampai dewasa
Gambaran klinis

Eritema disertai lesi krusta dan basah pada bayi,


lesi sering muncul diwajah dan bokong pada anak
yang lebih tua
Remaja lebih sering muncul ditangan dan kaki,
dibelakang lutut dan dilipat siku
Pruritus hebat
• Penatalaksanaan
Hindari dari iritan atau alergen
Pemberian antihistamin untuk mengontrol rasa
gatal
Kompres dingin untuk mengurangi peradangan
Steroid topical dosis rendah
Dermatitis Kontak

• Peradangan kulit akut atau kronik akibat


terpapar dengan iritan atau alergen
• Lokasi dermatitis sesuai dengan tempat
terpapar/pajanan
• Respon hipersensitif tipe IV (bersifat lambat
< 24 jam dari kejadian)
Dermatitis Atopik

• Gambaran klinis
Adanya papula, eritema & vesikel basah didaerah
kontak. Vesikel pecah dan membentuk krusta.
Pruritus bisa sangat hebat
• Penatalaksanaan
Identifikasi penyebab dermatitis
Kompres dingin untuk kurangi peradangan
Terapi anti inflamasi topikal jangka pendek seperti
steroid untuk hentikan radang
Asuhan Pada Pasien Selulitis
Selulitis
• Infeksi lapisan dermis atau subkutaneus oleh
bakteri
• Biasa terjadi setelah luka atau gigitan di kulit
• Biasanya disebabkan oleh streptococcus
phyogenes
• Komplikasinya bisa menyebabkan gangrene,
abses menyebar dan sepsis
• Gambaran klinis
Daerah kemerahan membengkak di kulit serta
terasa hangat dikulit serta terasa hangat dan nyeri
bila dipegang
• Penatalaksanaan
Antibiotik sistemik

Anda mungkin juga menyukai