Anda di halaman 1dari 34

Jenis Kalimat

Suarni Fattah
1. Pembagian jenis kalimat berdasarkan pengucapannya
Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibedakan menjadi dua jenis, yakni
1.1 Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang
tanpa melalui perantara dan tanpa mengubah sedikit pun apa yang ia
utarakan. Kalimat ini ditandai dengan penggunaan tanda petik untuk
membedakan kalimat kutipan dengan kalimat penjelas.
Contoh :
“Andai waktu itu ibumu ini tidak lari, Nak,” Ibu mulai bercerita, “tidak
mungkin kamu bisa sampai sebesar ini. Karena kalo ibu tidak lari, kita
pasti ikut hangus bersama desa kita.”
• 1.2 Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi
atau pokok ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu
mengutip keseluruhan kalimatnya.
Contoh :
Aku pernah mendengar Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia tidak terlalu
senang dengan kabar perjodohan yang diatur oleh orang tuanya.

• 2. Pembagian Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasanya (Struktur


Gramatical)
2.1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa,
yang terbentuk dari satu pola. Berikut ini pola – pola dalam kalimat
tunggal beserta contohnya
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa, yang
terbentuk dari satu pola. Berikut ini pola – pola dalam kalimat tunggal beserta
contoh
No Pola Kalimat Kategori Kata Contoh

Kata Benda (KB) + Kata Kerja (KK) Pendemo berorasi.

1
Subjek (S) + Predikat (P) Kata Benda + Kata Sifat (KS) Pemilik villa itu menakutkan.

Kata Benda + Kata Bilangan (KBil) Harga sofa itu dua juta rupiah

2.
S + P + Keterangan (K) KB + KK +(Konjungsi + Kata Benda) Ayu menari dengan gemulai.

3.
S + P + Pelengkap (Pel) KB1 + KK + KB2 Mukanya bersemu merah.

4.
S+P+O KB1 + KK + KB2 Ayah membeli roti.

5.
S+P+O+K KB1 + KK + KB2 +(Konjungsi + KB3) Rasya menikahi gadis itu di Bali.

6.
S + P + O + Pel KB1 + KK + KB2 + KB3 Ayah membelikan aku sebuah bunga.
• Kalimat tunggal berdasarkan jenis predikat yang digunakan, dibagi menjadi dua
yakni kalimat nomina dan kalimat verbal.

• Kalimat Nomina
Kalimat nomina merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata benda (kata
bilangan atau kata sifat) sebagi predikat
Contoh :
Tentara itu tewas di medan perang.
Adik saya ada dua orang.

• Kalimat Verbal
Kalimat verbal merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai
predikat.
Contoh :
Andi mengayuh sepedanya pelan.
Siska makan di kamarnya
• 2.2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat
tunggal yang saling berhubungan. Berdasarkan kedudukan satu kalimat tunggal
dengan yang lain, kalimat majemuk dibedakan menjadi kalimat majemuk setara
(baca : contoh kalimat majemuk setara), bertingkat (baca : contoh kalimat
majemuk bertingkat), dan campuran (baca : contoh kalimat majemuk campuran).

Kalimat Majemuk Setara


Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal,
di mana kedudukan masing masing kalimat tersebut setara. Kalimat majemuk
setara dibagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti berikut

• 1. Kalimat majemuk setara penggabungan, biasanya ditandai dengan penggunaan


kata hubung (konjungsi) “dan” atau “serta”.
Contoh :
Saya bertanggung jawab atas kedatangan peserta hingga ke penginapan dan  Andi
akan mengambil tanggung jawab tentang segala keperluan peserta sesampainya di
sana
• 2. Kalimat majemuk setara pertentangan, biasanya ditandai dengan kata
hubung (konjungsi) “tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”, dan
sebagainya.
Contoh :
Kelas kami akan mengadakan study tour ke Palembang, namun dia
memilih untuk tidak ikut.

• 3. Kalimat majemuk setara pemilihan, biasanya ditandai dengan kata


hubung “atau”.
Contoh :
Riana masih bingung menentukan antara ikut menemani ibunya kuliah di
Jerman atau tetap tinggal di sini bersama ayahnya.

• 4. Kalimat majemuk setara penguatan, biasanya ditandai dengan kata


hubung “bahkan”.
Contoh :
Dia memang pemuda yang cerdas, bahkan di usianya yang ke-17 ia sudah
mendapatkan gelar sarjana pertamanya.
• Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat yang menggabungkan
dua kalimat tunggal atau lebih di mana satu sama lain memiliki kedudukan
yang berbeda, yakni sebagai induk kalimat dan anak kalimat. Kalimat
majemuk bertingkat dapat dibagi menjadi 10 jenis berdasarkan
penggunaan kata hubung atau konjungsinya, yakni,

• 1. Waktu : “ketika”, “sejak”, “saat ini”, dsb.


Contoh :
Anak itu sudah lama hidup sendiri semenjak orang tuanya
meninggal ketika dia masih bayi.

• 2. Sebab: “karena”, “oleh karena itu”, “sebab”, “oleh sebab itu”, dsb.
Contoh :
Tia memutus pergi dari rumah karena ia tidak kuat lagi melihat kelakuan
pamannya.
• 3. Akibat: “hingga”, “sehingga”, “maka”, dsb.
Contoh :
Kebakaran hutan itu meluas hingga asap kabut yang ditimbulkan berdampak
hingga Singapura dan Malaysia.

• 4. Syarat: “ jika”, “asalkan”, “apabila”, dsb.


Contoh :
Ani bersedia menerima lamaran Ali, apabila kedua orang tuanya merestui
hubungan mereka.

• 5. Perlawanan: “meskipun”, “walaupun”, dsb.


Contoh :
Meskipun diiming-imingi uang ganti rugi yang besar, warga Kampung Barang  tetap
menolak dipindahkan.

• 6. Pengandaian: “andaikata”, “seandainya”, dsb.


Contoh :
Seandainya Risko menunggu lebih lama lagi, ia pasti akan berjumpa dengan Dewi
di kafe itu.
• 7. Tujuan: “agar”, “supaya”, “untuk”, dsb.
Contoh:
Triana menutuskan pindah ke apartemen ini agar lebih dekat dengan
kantornya.

• 8. Perbandingan: “bagai”, “laksana”, “ibarat”, “seperti”, dsb.


Contoh :
Budak itu jatuh cinta pada putri kerajaan bagaikan punguk yang merindukan
bulan.

• 9. Pembatasan: “kecuali”, “selain”, dsb.


Contoh :
Dia sangat jago di semua mata pelajaran kecuali pelajaran olahraga.

• 10. Alat: “dengan + kata benda”


Contoh:
Orang itu pergi ke kantor dengan menggunakan mobil.
• Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat majemuk yang
menggabungkan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk
setingkat. Kalimat majemuk campuran terdiri dari sekurang – kurangnya
tiga kalimat tunggal.

Contoh :
Patria sedang memasak dan Toni menonton TV di ruang
keluarga, ketika aku tiba di rumah mereka.
(kata hubung “dan” menyatakan kaimat majemuk setara, kata hubung
“ketika” menyatakan kalimat majemuk bertingkat.)
• 3. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Isi atau Fungsinya
`Menurut pembagian berdasarkan isi atau fungsi suatu kalimat, kalimat
dibedakan menjadi lima jenis, seperti berikut:

• 3.1. Kalimat Berita atau Pernyataan (Kalimat Deklaratif)


Merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi.
Kalimat ini dalam penulisannya  di akhiri dengan tanda baca titik (.).Dalam
pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya memiliki intonasi yang
menurun.
Contoh :
Ari tengah berlari ke hutan. (memberitahu kepastian)
Aku menolak hadir dalam acara tersebut. (memberitahu pengingkaran)
3.4 Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti
kalimat perintah, dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai
dengan intonasi yang tinggi. Dalam penulisannya, kalimat seruan juga
diakhiri dengan tanda seru (!).
Contoh :
Wah, indah sekali pantai!

3.5  Kalimat Pengandaian


Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau
tujuan dari penulis atau pembicara yang belum atau tidak terwujud.
Kalimat pengandaian dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik
(.).
Contoh:
• Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.
2.3 Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif)
Merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau
jawaban atau respon dari lawan bicara. Kalimat ini dalam penulisannya di
akhiri dengan tanda baca tanya (?). Contoh :
Bagaimana kabarmu hari ini?

3.3 Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif)


seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam penulisannya, kalimat
perintah akan diakhiri dengan tanda baca seru (!). Serta dalam
pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya digunakan intonasi yang
tinggi. Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk
memberikan perintah kepada orang.
Contoh :
Tolong ambilkan kertas di meja itu! (permohonan)
Jangan mendekat! (larangan)
Mari kita jaga kelestarian hutan lindung? (ajakan)
4. Pembagian Jenis-Jenis kalimat berdasarkan unsur kalimat
dilihat dari unsur di dalamnya, kalimat dapat dibedakan menjadi dua,
yakni kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap.

4.1 Kalimat Lengkap


Kalimat lengkap merupakan kalimat yang sekurang – kurangnya terdiri atas
sebuah subjek dan sebuah predikat. Kalimat majas dapat dikategorikan
sebagai kalimat lengkap.
Contoh:
Anak – anak   bermain   di lapangan.
S                      P                   K
Ayah   membeli   mobil baru.
S              P                 O
4.2 Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang tidak sempurna. Kalimat
dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya memiliki sebuah subjek saja,
sebuah predikat, atau bahkan hanya terdiri atas objek dan keterangan.
Kalimat ini biasanya digunakan untuk kalimat semboyan, salam, perintah,
pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.
Contoh:
Hei, Diana!
Rajin pangkal pandai.
Wah, indah sekali!
Terima kasih.
Selamat sore!
Tidak.
5. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pola Subjek – Predikat
Apabila ditinjau dari struktur serta susunan atas subjek dan predikatnya,
kalimat dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni kalimat versi dan kalimat
inversi.

5.1 Kalimat Versi


Kalimat versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat
dasar pada Bahasa Indonesia (S – P) atau (S – P – O – K) atau (S – P – K )
dan lain sebagainya.
Contoh:
Aku   berjalan   sejauh tiga kilometer.
S            P                       K
Diah   membeli   sepatu   di Pasar Anyer
S            P              O                     K
5.2 Kalimat Inversi
Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiki ciri khas adanya predikat
yang mendahului kata subjek. Kaliman versi biasanya digunakan untuk
menyampaikan penekanan atau ketegasan makna. Kata pertama yang
muncul merupakan kata yang menjadi penentu makna kalimat sekaligus
menjadi kata yang menimbulkan kesan terhadap pembaca maupun
pendengarnya.
Contoh:
Bawa   gadis itu   ke hadapanku!
P             S                   K

6. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Gaya Penyajian


Berdasarkan gaya penyajiannya, kalimat dikategorikan menjadi tiga jenis,
yakni:
6.1.Kalimat yang Melepas
Kalimat ini merupakan kalimat yang ditulis maupun diucapkan menggunakan dengan
gaya penyajian melepas. Gaya penulisan melepas ditandai dengan kalimat  majemuk
di awali dengan induk kalimat atau kalimat utama serta diikuti oleh anak kalimatnya.
Contoh :
Putri tidak akan tertinggal kereta jika di jalan tadi tidak terjadi kecelekaan yang
menyebabkan kemacetan panjang.
(“Putri tidak akan tertinggal kereta” merupakan kalimat induk, “ jika di jalan tadi tidak
terjadi kecelekaan yang menyebabkan kemacetan panjang” merupakan anak kalimat.)

6.2 Kalimat yang Klimaks


Kalimat ini terbentuk ketika suatu kalimat majemuk disajikan dengan cara
menempatkan anak kalimat di depan kalimat induknya. Kalimat ini biasanya ditandai
dengan penggunaan tanda baca koma (,).
Contoh :
Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat, mungkin nyawanya masih bisa tertolong
(“Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat” merupakan anak kalimat, “mungkin
nyawanya masih bisa tertolong” merupakan kalimat utama)
6.3 Kalimat yang Berimbang
Kalimat yang berimbang biasanya tersusun dalam bentuk kalimat majemuk
setara atau kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian berimbang bertujuan
untuk menunjukan kesejajaran bentuk dan informasinya.
Contoh :
Harga daging sapi menjelang Idul Adha melonjak, pedagang dan konsumen
mengeluhkan tingginya kenaikan.

7. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya


Jika dilihat dari subjeknya, kalimat dibedakan menjadi dua jenis,yakni kalimat
aktif dan kalimat pasif.

7.1. Kalimat Aktif


Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya melakukan
suatu tindakan (pekerjaan). Kalimat jenis ini akan menggunakan predikat dengan
awalan “me-” dan “ber-” serta predikat yang berupa kata kerja yang tidak dapat
diberikan awalan “me-”, seperti mandi, pergi, tidur, dan lain sebagainya.
Contoh :
Ani pergi ke pasar.
Surya merangkak di kegelapan agar tidak terlihat musuh.
Kalimat aktif dapat dikategorikan kembali menjadi 3 jenis, yaitu,
Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif ini dapat disisipi unsur objek di dalamnya. Kalimat aktif ini biasanya
memiliki predikat yang berawalan “me-” dan dapat diubah ke dalam bentuk pasif.
Contoh :
Mereka membuat peta dengan skala 1 : 1.000.000. (bentuk aktif)
Peta dengan skala 1 : 1.000.000 dibuat oleh mereka. (bentuk pasif)
Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif ini tidak memungkinkan diikuti oleh objek di dalamnya. Kalimat aktif
ini biasanya menggunakan predikat yang berawalan “ber-” dan tidak dapat diubah
menjadi kalimat pasif.
Contoh :
Polisi berjaga di sekitar tempat pengeboman.
Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini merupakan kalimat aktif yang tidak dapat diubah menjadi
bentuk pasif karena kalimat ini diikuti oleh unsur pelengkap bukan objek.
Contoh :
Susilo Bambang Yudhoyono   menjadi   Presiden keenam Indonesia
S                P                        Pel
Keputusan ini   berdasarkan   hasil musyawarah
S              P                        Pel

7.2 Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau
tindakan. Kalimat pasif biasanya memiliki predikat berupa kata kerja
berawalan “di-” dan “ter-” serta diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif
dibedakan kembali menjadi dua bentuk, yakni,
Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini merupakan kalimat hasil dari transformasi kalimat aktif transitif.
Kalimat pasif ini memiliki predikat yang memilki imbuhan “di-”, “ter-”, “ke-an”.
Contoh:
Bola ditendang Adnan.
Kertas itu tertiup angin.

Kalimat Pasif Zero


Kalimat pasif ini memiliki objek pelaku yang berdekatan dengan objek penderita
tanpa adanya sisipan kata lain. Predikat pada kalimat ini menggunakan akhiran “-
kan” dan tanpa disertai awalan “di-”. Selain itu, predikatnya juga dapat berupa kata
dasar dari kata kerja.
Contoh :
Akan aku tunjukan kemampuanku di sini.
Akan saya sampaikan pesanmu padanya.
Sekian penjelasan jenis jenis kalimat beserta contohya. Semoga artikel ini
bermanfaat.
 
2. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Isi atauFungsinya
Menurut pembagian berdasarkan isi atau fungsi suatu kalimat, kalimat
dibedakan menjadi lima jenis, seperti berikut:

2.1 Kalimat Berita atau Pernyataan (Kalimat Deklaratif )


Merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi.
Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri dengan tanda baca titik (.).Dalam
pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya memiliki intonasi yang
menurun.
Contoh :
 Ari tengah berlari ke hutan. (memberitahu kepastian) Aku menolak hadir
dalam acara tersebut. (memberitahu pengingkaran) Pemain baru itu
sepertinya tidak periu dikhawatirkan. (memberitahu kesangsian)
2.2 Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif )
Merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau
jawaban atau respon dari lawan bicara. Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri
dengan tanda baca tanya (?).
Contoh :
Bagaimana kabarmu hari ini? Apakah kau sudah bertemu langsung dengan
ayahnya?Di mana kamu tinggal sekarang? Siapa yang mengantarkanmu ke
rumah tadi? Kapan terakhir kali Anda melihat pria tersebut?Mengapa kamu
nampak ceria sekali hari ini?

2.3 Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif )


Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan
perintah kepada seseorang untuk melakukansesuatu. Dalam penulisannya,
kalimat perintah akan diakhiri dengan tanda baca seru (!). Serta dalam
pembacaannya,pada akhir kalimat biasanya digunakan intonasi yang meninggi.
Contoh :
Tolong ambilkan kertas di meja itu! (permohonan)Jangan mendekat!
(larangan)Mari kita jaga kelestarian hutan lindung? (ajakan)
2.4 Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti
kalimat perintah, dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai
dengan intonasi yang tinggi. Dalam penulisannya, kalimat seruan juga
diakhiri dengan tanda seru(!).
Contoh :
Wah, indah sekali pantai! Hore, aku menang! 

2.5 Kalimat Pengandaian


Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau
tujuan dari penulis atau pembicara yang belum atautidak terwujud. Kalimat
pengandaian dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik
(.).Contoh:
 Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.Seandainya aku menjadi
dokter nantinya, aku hanya akan pergi ke daerah terpencil dan
memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan di sana.
3. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat
Dilihat dari unsur di dalamnya, kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaknikalimat lengkap
dan kalimat tidak lengkap.

3.1 Kalimat Lengkap


Kalimat lengkap merupakan kalimat yang sekurang – kurangnya terdiri atas sebuah subjek
dan sebuah predikat. Kalimat majas dapat dikategorikan sebagai kalimat lengkap.
Contoh:
 Anak – anak bermain di lapanganS P K 
 Ayah membeli mobil baru S P O

3.2 Kalimat Tidak Lengkap


Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk
tidak sempurna kadang hanya memiliki sebuah subjek saja, sebuah predikat, atau bahkan
hanya terdiri atas objek dan keterangan. Kalimat ini biasanya digunakan untuk kalimat
semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan
kekaguman.
Contoh:
Hei, Diana! Rajin pangkal pandai.Wah, indah sekali! Terima kasih.Selamat sore! Tidak.
4. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pola Subjek – Predikat
 Apabila ditinjau dari struktur serta susunan atas subjek dan predikatnya, kalimat dapat
dibagi menjadi dua jenis, yakni kalimat versi dan kalimat inversi.

4.1 Kalimat Versi


Kalimat versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar pada
Bahasa Indonesia (S – P) atau (S –P – O – K) atau (S – P – K ) dan lain sebagainya.
Contoh:
 Aku berjalan sejauh tigakilometer. SPK 
Diah membeli sepatu di Pasar Anyer. S P O K 

4.2 Kalimat Inversi


Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiki ciri khas adanya predikat yang mendahului
kata subjek. Kaliman versi biasanya digunakan untuk menyampaikan penekanan atau
ketegasan makna. Kata pertama yang muncul merupakan kaayang menjadi penentu makna
kalimat sekaligus menjadi kata yang menimbulkan kesan terhadap pembaca
maupunpendengarnya.
Contoh:
Bawa gadis itu ke hadapanku! P S K 
5. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan GayaPenyajian
Berdasarkan gaya penyajiannya, kalimat dikategorikan menjadi tiga jenis,
yakni:

5.1 Kalimat yang Melepas


Kalimat ini merupakan kalimat yang ditulis maupun diucapkan
menggunakan dengan gaya penyajian melepas. Gayapenulisan melepas
ditandai dengan kalimat majemuk di awali dengan induk kalimat atau
kalimat utama serta diikuti olehanak kalimatnya.
Contoh :
Putri tidak akan tertinggal kereta jika di jalan tadi tidak terjadi kecelekaan
yang menyebabkan kemacetan panjang.(“Putri tidak akan tertinggal
kereta” merupakan kalimat induk, “kereta jika di jalan tadi tidak terjadi
kecelekaanyang menyebabkan kemacetan panjang” merupakan anak
kalimat.)
•  
5.2 Kalimat yang Klimaks
Kalimat ini terbentuk ketika suatu kalimat majemuk disajikan dengan cara
menempatkan anak kalimat di depan kalimat induknya. Kalimat ini biasanya
ditandai dengan penggunaan tanda baca koma (,).
Contoh :
Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat, mungkin nyawanya masih bisa
tertolong (“Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat” merupakan anak
kalimat, “mungkin nyawanya masih bisatertolong” merupakan kalimat
utama)

5.3 Kalimat yang Berimbang


Kalimat yang berimbang biasanya tersusun dalam bentuk kalimat majemuk
setara atau kalimat majemuk campuran. Gayapenyajian berimbang
bertujuan untuk menunjukan kesejajaran bentuk dan informasinya.
Contoh :
Harga daging sapi menjelang Idul Adha melonjak, pedagang dan konsumen
mengeluhkan tingginya kenaikan.
6.1 Kalimat Aktif 
Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya melakukan
suatu tindakan (pekerjaan). Kalimat jenis iniakan menggunakan predikat dengan
awalan “me-” dan “ber-” serta predikat yang berupa kata kerja yang tidak
dapatdiberikan awalan “me-”, seperti mandi, pergi, tidur, dan lain sebagainya.
Contoh :
 Ani pergi ke pasar.Surya merangkak di kegelapan agar tidak terlihat musuh.

Kalimat aktif dapat dikategorikan kembali menjadi 3 jenis, yaitu,


Kalimat Aktif Transitif 
Kalimat aktif ini dapat disisipi unsur objek di dalamnya. Kalimat aktif ini biasanya
memiliki predikat yang berawalan “me-”dan dapat dirubah ke dalam bentuk pasif.
Contoh :
Mereka membuat peta dengan skala 1 : 1.000.000. (bentuk aktif)Peta dengan
skala 1 : 1.000.000 dibuat oleh mereka. (bentuk pasif)
6.2 Kalimat Pasif 
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau
tindakan. Kalimat pasif biasanya memiliki predikatberupa kata kerja
berawalan “di-” dan “ter-” serta diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif
dibedakan kembali menjadi duabentuk, yakni,

Kalimat Pasif Biasa


Kalimat pasif ini merupakan kalimat hasil dari transformasi kalimat aktif
transitif. Kalimat pasif ini memiliki predikat yangmemilki imbuhan “di-”,
“ter-”, “ke-an”.
Contoh:
Bola ditendang Adnan. Kertas itu tertiup angin.
Kalimat Aktif Intransitif 
Kalimat aktif ini tidak memungkinkan diikuti oleh objek di dalamnya.
Kalimat aktif ini biasanya menggunakan predikat yang berawalan “ber-”
dan tidak dapat di ubah menjadi kalimat pasif.
Contoh :
Polisi berjaga di sekitar tempat pengeboman.Kucingku beranak tiga.

Kalimat Semi Transitif 


Kalimat ini merupakan kalimat aktif yang tidak dapat diubah menjadi
bentuk pasif karena kalimat ini diikuti oleh unsur pelengkap bukan objek.
Contoh :

Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden keenam IndonesiaS P Pel Ke
putusan ini berdasarkan hasil musyawarah S P Pel 
Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif ini memiliki objek pelaku yang berdekatan dengan objek
penderita tanpa adanya sisipan kata lain. Predikatpada kalimat ini
menggunakan akhiran “-kan” dan tanpa disertai awalan “di-”. Selain itu,
predikatnya juga dapat berupa katadasar dari kata kerja.

Contoh :
 Akan aku tunjukan kemampuanku disini. Akan saya sampaikan
pesanmu padanya.
Sekian penjelasan jenis jenis kalimat beserta contohya. Semoga artikel ini
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai