Anda di halaman 1dari 2

Proses Teknokratis dan Politis Penyusunan Peraturan

Daerah.
Oleh: Andi Aan Nugraha

Anggota DPRD di Kabupaten Pinrang

Pertama itu mengarah ke TRIASPOLITIKA itu ada Legislatif, Yudikatif, dan Eksekutif.
Dan apa saja yang dilakukan didalam Legislatif, Jadi di DPRD itu ada 3 Fungsi Legislatif yaitu,
dimana Penganggaran, legislatif, dan pengawasan. Jika berbicara tentang PERDA tentu
membahas Fungsi legislative, sekarang itu menurut PP 12 tahun 2018, dulunya itu badan
legislative sekarang diganti Pamperda jadi dipamperda itu disitulah dibahas apa-apa yang akan
menjadi lancaran perda yang ada dikabupaten kota ataupun diprovinsi. Sebelum perencanaan
suatu Pamperda harus diawali dengan dimasukkan dalam Propemperda (Program pembentukan
peraturan daerah) nah ketika ingin memasukkan Propemperda itu harus merupakan potensi dari
kabupaten atau kota itu sendiri dimana tidak menjadi tumpang tindih dikalangan masyarakat
yang menjadi bahan yang sangat penting untuk menjadi Propemperda jadi saat penyusunan
Propemperda harus sebelum pembahasan anggaran pokok (Penganggaran 2021) jadi sebelum
pengetukan palu anggaran ini harus memasukkan usul. Jadi Propemperda ini bisa dari
pemerintah setempat itu sendiri, bisa dari inisiatif DPRD. karna untuk membentuk suatu perda
memang harus melakukan persetujuan bersama antara pemerintah daerah dengan legislative. jadi
peraturan daerah adalah instrument aturan yang diberikan kepada pemerintah daerah dalam
rangka penyelengangaraan pemerintah dimasing-masing daerah otonom. Peraturan daerah juga
dapat dikatakan, merupakan bentuk aturan dan undang-undang dari peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi. Jadi dalam pembentukkan perda itu harus ada perundang-undangan
yang lebih tinggi harus ada acuannya entah itu Pertu, perpes, uud dan lain-lain sebagainya. Jadi
aturan kuat yang mengatur Raperda itu harus dimasukkan ke Propemperda ada di undang-
undang 23 tahun 2014 pasal 239, harus dimasukkan kesitu terlebih dahulu. Setelah itu langsung
masuk ke Propemperda setelah dimasukkan Pomperda mengelola Pamperda yang dimaksud.

Dan harus memiliki Naskah akademik, dan ini hanya boleh dibuat oleh Lembaga yang
mempunyai legitimasi, setelah semuanya lengkap DPD itu membuat Pansus(Panca Khusus) ini
yang membahas lebih lanjut lagi bagaimana Pamperda ini akan dijadikan Perda. Dan Pansus ini
didampingi oleh Biro Hukum untuk menyelesaikan sisa-sisanya dengan melakukan pendataan
ke kabupaten atau kota dan setelah itu diberikan ke Biro hukum provinsi untuk dibenarkan,
habis itu diserahkan lagi kepada Bampamperda untuk di paripurnakan sebelum diparipurnakan
DPRD melihat dulu baru diserahkan lagi ke Pemerintah daerah. Karna butuh kesepakatan dari
pemerintah daerah untuk dilakukan atau menyetujui paripurna karna butuh kesepakatan bersama
antara pemerintah daerah dengan legislatif, setelah diparipurnakan jadilah Pemperda.
Perda juga ini setelah jadi dan sudah tidak digunakan tidak perlu lagi dipakai.

Rancangan peraturan daerah merupakan instrument yang diberikan kepada pemerintah


daerah untuk menjalakan pemerintahan yang baik dan terintegritasi dan juga untuk memenuhi
aspirasi masyarakat Pemperda ini dibuat berdasarkan kepentingan rakyat dan disesuaikan dengan
urgensi yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Rancangan perda itu disepakati oleh pemerintah
daerah dan DPRD kabupaten daerah otonom sebagai wakil rakyat, Pembuatan Raperda ini
dilakukan sebelum RAPBD tahun berikutnya berjalan. Hal ini berguna untuk menyesuaikan
dengan anggaran yang ada di pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai