Anda di halaman 1dari 56

PCM – CIPS - DCVG

2018
 Nama: Marcelleus Mario (Marcel)
 Pengalaman (beberapa):
› Indirect – Direct Assessment for 300km buried Pipeline
Jakarta-Bogor (2010 – 2011; PT. PGN)
› Indirect – Direct Assessment for 200km buried pipeline
Bekasi dan Tangerang (2011-2012; PT. PGN)
› Indirect – Direct Assessment for 100km buried pipeline
Batam (2012; PT. PGN)
› Indirect – Direct Assessment for 300km buried pipeline
Bekasi – Karawang dan Cirebon (2013-2014; PT. PGN)
Agenda Training
 PCM (Pipeline Current Mapper)
 CIPS (Close Interval Potential Survey)
 DCVG (Direct Current Voltage Gradient)
Jadwal
 08.00 – 08.15 : Ice breaking
 08.15 – 10.00 : PCM
 10.00 – 10.15 : Coffee Break
 10.15 – 12.00 : CIPS
 12.00 – 13.00 : Lunch
 13.00 – 14.30 : DCVG
 14.30 – 14.45 : Coffee Break
 14.45 – 16.00 : Discussion
Pendahuluan
 Bentuk Kerusakan yang terjadi pada pipeline?
Pendahuluan
 Bagaimana cara mendeteksinya?
Agenda Training
 PCM (Pipeline Current Mapping)
 CIPS (Close Interval Potensial Survey)
 DCVG (Direct Current Voltage Gradient)
PCM
Frame (untuk ACVG)

Transmitter
(Tx)

Receiver
PCM
 Fungsi:
 Menentukan lokasi centerline pipa.
 Memprediksi lokasi coating defect.
 Mengetahui kedalaman pipa.
 Aplikasi:
 Untuk jalur pipa dengan media tanah, aspal, beton.
PCM
 Prinsip kerja:
 PCM Transmitter memancarkan gelombang
elektromagnetik ke pipa dan ditangkap oleh PCM
receiver.
PCM
PCM Transmitter

1. Tombol on/off
2. LCD display, output
voltage, dan indikator
peringatan
3. Input AC
4. Input DC
5. Output
6. Output selector
7. Frequency selector
8. Serial port
9. Heat sink
PCM

Sumber Tenaga
 AC Input : 50/60 Hz 300 W
 DC Input : 20 – 50 V
PCM

Frequency Selector
ELF Transmission Lines
•35% 4Hz
•65% ELF (128Hz atau 98Hz)

ELCD Distribution and Transmission


Lines
•35% 4Hz
•30% 8Hz (current direction)
•35% ELF (128Hz atau 98Hz)

LFCD Distribution Lines


•35% 4Hz
•30% 8Hz
•35% LF (640Hz atau 512Hz)
PCM – Frequency
 ELF dapat men-transmit
sinyal lebih jauh, dengan
mengkompensasikan
akurasi.
 LFCD memberikan akurasi
yang lebih baik, dengan
mengkompensasikan jarak
transmit sinyal.
PCM
Output Voltage
Ditunjukan oleh LED bewarna kuning:
 Lampu LED tidak menyala
 keluaran voltase dibawah
20 V
 20 V  voltase yang
digunakan antara 20 – 39 V
 40 V  voltase yang
digunakan antara 40 – 59 V
 60 V  voltase yang
digunakan antara 60 – 79 V
 80 V  voltase yang
digunakan antara 80 – 100 V
PCM

Jika lampu LED 60/80 V menyala

 janganmenggunakan voltase dan arus tersebut


dalam waktu lama

 akan membuat korosi minor pada pipa.


PCM
Voltage Limit
 Lampu LED voltage
limit menunjukan
transmitter telah
mencapai batas
keluaran voltase 100 V.
 Menunjukan tahanan
dari pipa atau koneksi
ke ground terlalu
tinggi.
PCM
Over Temperature
 Akan otomatis mati
dengan sendirinya
apabila transmitter
telah mencapai batas
atas temperatur.
 Tunggu ± 30 menit
untuk pengoperasian
transmitter kembali.
PCM
Power Limit  Mengindikasikan
suplai power
eksternal tidak
mampu dalam
menyuplai tenaga
yang dibutuhkan pada
arus tersebut.
 Turunkan output
selector hingga lampu
“Output OK”
menyala hijau.
PCM
 Mencari akses ke pipa (test post, pipa ekspos,
junction box, T/R).
PCM
 Setting PCM Tx di tempat yang telah ditentukan.
PCM
Kabel output
hijau ke
grounding
Kabel
output putih
ke pipa
Contoh Data
 Setting Transmitter: 3A / 20V
 Nama segmen pipeline: Mainline PT. A ke PT. B
 Panjang pipeline: 750meter
Test point
Anomaly
CD#1
CD#2?
CD#4
Tee CD#3
Summary
No Jarak (meter) Arus (mA) Kedalaman (cm) Keterangan Drop Rate

-3 1760 160
1 81 +0 1500 160 Test Point N/A
+3 1510 160
-3 1401 150
(1401-1200)/1401 x 100%
2 210 +0 1200 150 CD#1
= 14%
+3 1205 150
-3 1160 150
3 243 +0 1050 190 CD#2? 9%
+3 1040 190
-3 941 180
4 348 +0 400 180 Tee N/A
+3 402 180
-3 280 170
5 546 +0 240 170 CD#3 14%
+3 238 170
-3 180 170
6 657 +0 140 170 CD#4 22%
+3 138 170
 PCM (Pipeline Current Mapper)
 CIPS (Close Interval Potential Survey)
 DCVG (Direct Current Voltage Gradient)
CIPS
 Fungsi:
 Mengetahui efektifitas sistem proteksi katodik (ICCP
only) sepanjang jalur pipa
• Aplikasi:
Untuk pipa bawah tanah dengan media tanah.
CIPS
Prinsip Kerja:
 Operator membuat koneksi eletrik

dengan menggunakan trailing wire

dan berjalan sepanjang jalur pipa.

 Potential pipa dibaca

menggunakan elektroda standar,

diposisikan tepat di atas pipa,

dengan interval pembacaan

tertentu.
CIPS

Peralatan yang digunakan:


 Current interrupter (on 2 s, off 0.8 s)
 Elektroda standar:
› Cu/CuSO4 (tanah)
› Ag/AgCl (air laut)
 Data logger + multimeter (voltmeter)
 Trailing wire
CIPS

Pengambilan data:
 On potential
Setiap interval tertentu
 Pipe nature
 Landmark
CIPS

Kriteria Proteksi Baja (NACE 0169-92)


 Dalam Tanah

-850 mV atau lebih rendah terhadap Cu/CuSO4.


Sisa polarisasi minimal 100 mV.
 PCM (Pipeline Current Mapper)
 CIPS (Close Interval Potential Survey)
 DCVG (Direct Current Voltage Gradient)
DCVG
 Fungsi:
Untuk mendeteksi titik pasti letak coating
defect.

• Keterbatasan:
• Hasilnya sangat bergantung pada tahanan tanah.
• Untuk jalur pipa bawah tanah dengan media
tanah.
DCVG Meter
DCVG Meter
1. Milivoltmeter
2. Mode switch: off, batery test,
on.
3. Range selector: rentang 1, 2,
dan 5 dengan kelipatan 10,
100, dan 1000.
4. Impedance selector.
5. Untuk pengikat ke leher.
6. Untuk pengikat ke punggung.
DCVG Meter (cont)
DCVG Meter
7. Probe socket
8. Charge socket
DCVG Probe
Probe
1. Lead socket
2. Drip inlet
3. Foam grip
4. Electrode
5. Drip outflow aperture
6. Removable plug holder
7. Porous plug
8. End cap
9. Auto zero
DCVG Probe (cont)

Test probe dapat diisi dengan air atau Cu/CuSO4.

• Sensitifitas cukup
• Perawatn mudah
• Resiko kerusakan lebih kecil jika
terkena peralatan
DCVG Survei
• Naikan T/R (bila ICCP) hingga
Prinsip Kerja batas 50% - 80% dari kapasitas
maksimum T/R.
• Current interupter di set 0.4 s on
dan 0.8 s off.
• Atur impedansi:
• 100 MΩ bila kondisi tanah
basah (resistivitas rendah)
• 1000 MΩ bila kondisi tanah
kering atau di aspal dan
concrete (gunakan drip system).

Bila SACP
DCVG Survei
 Signal strength (SS) minimal 500 – 600 mV. Bila
tanah dengan resistivitas tinggi, naikan SS hingga
1000 – 2000 mV.
 Pengecekan Signal Strength.
 Apabila operator mendekati letak coating defect,
jarum pada milivoltmeter akan bergerak. Apabila
jarum bergerak ke arah kanan, letak coating
defect berada dekat probe kanan. Begitu juga
sebaliknya.
DCVG Survei

Jarum akan
bergerak ke arah Jarum akan bergerak
kanan ke arah kiri

Jarum tidak bergerak

Arah survey
DCVG Survei
Mencari Over the Line to Remote Earth
(OLRE) Voltage Drop
• Untuk mencari OLRE seperti mencari
coating defect, letak probe pertama di
titik tengah.
• Jarak antar probe selalu sama saat
mencari OLRE.
• Pencatatan OLRE sampai penurunan
potensial sekitar 1 mV.
Voltage Gradient
DCVG Survei

SS di titik Coating Defect:


 TP B
› SS 390mV
› X = 600m
 TP C
› SS 200mV
› X = 1000m
 CD
› X = 750m
DCVG Survei
% IR Drop

• Secara teoritis, % IR drop digunakan untuk memprediksi


pengurangan potensial proteksi dengan mengabaikan
polarisasi serta keadaan tanah yang homogen.

Potential at CD = -(“ON” Potential) – (%IR Drop x


native potential)
 Hasil survei lapangan:
› Potential “ON” : -1000mV
› Potential nature : -750mV
› OLRE = 10+8+5+3+2+1+1 = 30mV
Source:
NACE DCVG Standard of Priority: SP0502-2002

Anda mungkin juga menyukai