Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK

10
MIKROBIOLOGI PANGAN
Natasha Aprilliya Suherman
(K021171303)
Pretty Theresya Danda (K021191017)
Izdihar Nurazizah (K021191021)
Ignacia Corina Inosenshia (K021191047)
Nur Sari Utswatun Khasanah
(K021191053)
Delvin Setya Timang (K021191064)
KATA KUNCI

Jamur Sel Virus


Jenis tumbuhan yang tidak Bagian atau bentuk terkecil dari Mikroorganisme yang
berdaun dan tidak berbuah, organisme, terdiri atas satu atau lebih tidak dapat dilihat dengan
berkembang biak dengan spora, inti, protoplasma, dan zat-zat mati yang menggunakan mikroskop
biasanya berbentuk payung, dikelilingi oleh selaput sel biasa, hanya dapat dilihat
tumbuh di daerah berarir atau menggunakan mikroskop
lembap atau batang busuk electron, penyebab dan
penular penyakit, seperti
cacar, influenza, dan
Mikroba rabies
Organisme yang sangat kecil
ukurannya sehingga unuk
mengamatinya secara jelas diperlukan
mikroskop
STUDI KASUS

Setelah dilakukan pengamatan morfologi sel jamur dibawah mikroskop maka terlihat gambar dibawah ini:

A B C
01
Gambar (A) Dan
(B) Termasuk
Dalam Kelompok
Jamur Apa?
Gambar A

Struktur tubuh dari kelompok Jamur Zygomicota


Zygomycota adalah salah satu filum yang terdapat di dalam
Kingdom Fungi. Zygomycota juga merupakan jenis jamur
yang bereproduksi secara seksual menggunakan spora yang
bernama zigospora, yang dihasilkan oleh organ reproduksi
zigosporangium. Jamur Zygomycota umumnya bersifat
mikroskopik dan tidak terlihat oleh mata manusia. Jamur ini
tidak menghasilkan tubuh buah sebagaimana halnya jamur
Basidiomycota dan Ascomycota. Istilah yang umum digunakan
untuk jamur yang tergolong sebagai Zygomycota adalah jamur
kapang. Struktur tubuh : Berdasarkan gambar di atas, terlihat
jelas bentuk struktur tubuh yang terdiri atas hifa dan
sporangium. Jika suatu jamur hifanya tidak memiliki sekat
(septa) atau hifa senositif, maka jamur tersebut pasti termasuk
dalam kelompok Zygomycota. Sehingga hifa tidak bersekat
adalah ciri khas dari Zygomycota.
Gambar B

Struktur tubuh dari kelompok jamur


Ascomycota
Ascomycota disebut juga sebagai the sac-fungi. Merupakan fungi atau jamur yang
reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau
kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora.
Beberapa askus biasanya mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang
disebut askorkarp atau askoma (kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk
mangkok, botol, atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik
(uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana.
Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota Divisi Ascomycota.
Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Hidup sebagai saprofit
dan parasit. Jamur Ascomycota ada yang hidup sebagai saprofit yang menghancurkan sisa-
sisa organik, ada pula yang parasit sehingga dapat menimbulkan penyakit.
02
Jelaskan Perbedaan
Stuktur Sel Antara
Gambar A Dan B?
Struktur Sel A (Zygomycota)
Menurut Karomah, L (2015) mengatakan bahwa jamur atau cendawan
zygomycota adalah cendawan yang memiliki ciri dinding sel jamur
zygomycota, tersusun atas kitin dan glukan seperti pada anggota kingdom
fungi lainnya, struktur hifa jamur zygomycota tidak memiliki sekat disebut
coenocytic, senositik, reproduksi jamur zygomycota (cendawan
zygomycota) terdiri dari dua tahap atau daur kehidupan yakni aseksual dan
seksual/generatif, daur reproduksi aseksual (haploid) jamur zygomycota
lebih dominan dibanding fase generatif/seksual yang diploid. Zygomycota
memiliki empat sub-fillum yang dikelompokkan berdasarkan kekerabatan
yang dianalisis menggunakan sekuensing gen pengkode 16S ssr RNA dan
persamaan morfologi atau cara hidup masing-masing spesies anggotanya.
Pengelompokan berdasarkan sistematika mikrob modern yang dianalisis
meng- gunakan metode molekuler ini mengakibatkan zygomycota dihapus
digantikan oleh keempat sub-fillum tersebut, Mocoromycotina,
Zoopagomycotina, Entomor- phthoromycotina, Kickxellomycotina.
Struktur Sel B (Ascomycota)
Ascomycota adalah jamur yang ciri khasnya
berkembang biak dengan askus yang terjadi
pada reproduksi seksual dengan cara
membentuk askospora. Kata askos sendiri yaitu
“kantong” jamur ini hifanya bersekat reproduksi
seksual dan aseksual. Aseksual dengan
menghasilkan spora konidium yang terbentuk
pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor.
Ascomycota dibagi lagi menjadi beberapa
berdasarkan bentuk askus. Hemiascomycetes,
Plectomycetes, Pyrenomycetes (Sunanda, R.
2015).
03
Apa Penyebab
Sehingga Virus Sulit
Diisolasi Atau Diamati
Dalam Bentuk Biakan
Murni?
Jamur (A)
Karena siklus hidup jamur zygomycota yang hanya mampu
hidup pada habitat sebagai jamur terestrial (hidup di daratan)
sekaligus sebagai organisme saprofit (menumpang pada sisa
organisme lain yang telah membusuk), maka jamur dari
kelompok zygomycota ini sering ditemukan pada kotoran
hewan, batang kayu, roti busuk, dan biasa pula ditemukan pada
sisa-sisa makanan terutama sayuran dan buah-buahan.
Selain itu, jamur zygomycota ada yang hidup sebagai parasit
pada manusia dan tumbuhan sehingga menyebabkan penyakit,
misalnya Basidiobolus ranarum yang dapat
menyebabkan infeksi granulomatosa pada anggota tubuh inang,
dan infeksi Mucor racemosus Fres. yang menyebabkan
kebusukan pada ubi jalar. Adapun jenis lainnya hidup
bersimbiosis saling menguntungkan dengan organisme lain,
misalnya dengan ganggang hijau-biru atau ganggang hijau
membentuk lumut kerak (lichen), dan bersama akar tumbuh
tinggi sebagai mikoriza.
Jamur (B)

Jamur dari divisi Ascomycota dapat


ditemukan pada hampir semua musim di
berbagai habitat, namun hanya ada beberapa
jenis jamur yang bertahan hidup pada
musim kemarau. Adapun kebanyakan jamur
dari divisi Ascomycota hidup pada tanah
atau kayu lapuk dan menghasilkan tubuh
buah yang besar.
04
Apakah Virus (C)
Termasuk Mikroba,
Kenapa?
Ya, sebab mikroba atau mikroorganisme merupakan organisme
hidup yang berukuran sangat kecil (diameter kurang dari 0,1
mm) dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan
ada yang tersusun beberapa sel (multiseluler). Organisme yang
termasuk ke dalam golongan mikroorganisme adalah bakteri,
archaea, fungi, protozoa, alga mikroskopis, dan virus. Virus,
bakteri dan archaea termasuk ke dalam golongan prokariot,
sedangkan fungi, protozoa, dan alga mikroskopis termasuk
golongan eukariota. Virus dapat didefinisikan sebagai parasit
berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus dibedakan dari agen infeksius yang lain, karena
ukurannya yang kecil (dapat melewati membran filter bakteri)
serta sifatnya sebagai parasit intraseluler obligat, yang mutlak
memerlukan sel inang untuk hidup, tumbuh, dan
bermultiplikasi.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup
karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat yang diselubungi semacam bahan
pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein
yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein
yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Virus merupakan
kesatuan yang mengandung asam nukleat DNA atau RNA dan
mengandung protein selubung (coat rotein). Kadang virus
tertutup oleh envelope dari lipid, protein, dan karbohidrat
yang mengelilingi asam nukleat virus. Virus mungkin juga
memiliki membran lipid bilayer (atau kapsul) tapi diperoleh
dari sel inang, biasanya dengan tunas
melalui membran sel inang. Jika terdapat membran, virus
berisi satu atau lebih protein virus untuk bertindak sebagai
ligan untuk reseptor pada sel inang.
Virus (C) merupakan tipe virus kompleks berdasarkan
arsitektur kapsidnya. Virus ini memiliki struktur yang
kompleks, contoh bakterifage, kapsid berbentuk polyhedral
dengan tail sheat berbentuk heliks dan poxovirus, kapsid
berbentuk tidak jelas dengan protein selubung (coat protein)
di sekeliling asam nukleat.
05
Apa penyebab
sehingga virus sulit
diisolasi atau diamati
dalam bentuk biakan
murni?
Identifikasi sifat-sifat dan karakteristik dari mikroba dapat melalui pemisahan populasi
campuran dari lingkungannya. Pengamatan terhadap mikroba tertentu hanya dapat
dilakukan jika mikroba dipisahkan dari lingkungan dan mikroba lainnya atau diisolasi di
tempat-tempat tertentu.
Teknik isolasi mikroba adalah upaya menumbuhkan mikroorganisme di luar lingkungan
alaminya. Pemisahan mikroba di luar lingkungan bertujuan untuk memperoleh kultur
mikroba yang tidak lagi bercampur dengan mikroba lain yang disebut kultur murni. Prinsip
isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal
dari campuran berbagai mikroba. Ini bisa dilakukan dengan menumbuhkannya di media
padat, sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap di tempatnya.
Pentingnya mengisolasi mikroba dari lingkungan, seperti makanan (substrat padat), minuman
(substrat cair) karena banyaknya mikroba yang sulit diamati atau dibedakan secara langsung
menggunakan panca indera. Sehingga isolasi akan membuat lebih mudah untuk melihat dan
mengamati bentuk-bentuk pertumbuhan mikroba dalam beberapa media dan dapat melihat
morfologi mikroba, yaitu inokulasi yang merupakan teknik mentransfer budaya tertentu dari
medium lama ke medium baru dengan tujuan mendapatkan kultur murni tanpa kontaminasi
dari mikroba tidak diinginkan.
Kesimpulan
Gambar A merupakan struktur tubuh dari kelompok Jamur Zygomicota. Zygomycota
adalah salah satu filum yang terdapat di dalam Kingdom Fungi. Bentuk struktur
tubuhnya terdiri atas hifa dan sporangium. Hidup jamur zygomycota hanya mampu
hidup pada habitat sebagai jamur terestrial (hidup di daratan) sekaligus sebagai
organisme saprofit (menumpang pada sisa organisme lain yang telah membusuk), maka
jamur dari kelompok zygomycota ini sering ditemukan pada kotoran hewan, batang
kayu, roti busuk, dan biasa pula ditemukan pada sisa-sisa makanan terutama sayuran dan
buah-buahan.
Gambar B merupakan struktur tubuh dari kelompok jamur Ascomycota. Ascomycota
adalah jamur yang ciri khasnya berkembang biak dengan askus yang terjadi pada
reproduksi seksual dengan cara membentuk askospora. Kata askos sendiri yaitu
“kantong” jamur ini hifanya bersekat reproduksi seksual dan aseksual. Jamur dari divisi
Ascomycota dapat ditemukan pada hampir semua musim di berbagai habitat, namun
hanya ada beberapa jenis jamur yang bertahan hidup pada musim kemarau.
Virus gambar C merupakan tipe virus kompleks berdasarkan arsitektur kapsidnya. Virus
ini memiliki struktur yang kompleks, contoh bakterifage, kapsid berbentuk polyhedral
dengan tail sheat berbentuk heliks dan poxovirus, kapsid berbentuk tidak jelas dengan
protein selubung (coat protein) di sekeliling asam nukleat.
Pentingnya mengisolasi mikroba dari lingkungan, seperti makanan (substrat padat),
minuman (substrat cair) karena banyaknya mikroba yang sulit diamati atau dibedakan
secara langsung menggunakan panca indera. Sehingga isolasi akan membuat lebih
mudah untuk melihat dan mengamati bentuk-bentuk pertumbuhan mikroba dalam
beberapa media dan dapat melihat morfologi mikroba, yaitu inokulasi yang merupakan
teknik mentransfer budaya tertentu dari medium lama ke medium baru dengan tujuan
mendapatkan kultur murni tanpa kontaminasi dari mikroba tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Zenius. Prolog Materi : Zygomicota.
https://www.zenius.net/prologmateri/biologi/a/1123/Zygomycota
Zenius. Prolog Materi : Ascomycota.
https://www.zenius.net/prologmateri/biologi/a/1478/ascomycota
Ward, Brandon. Yeast Under Microscope. Microscope Clarity.
https://microscopeclarity.com/yeast-an-amazing-microorganism/
Syach, M, A., A, M, I., dan R, A., 2018. KINGDOM FUNGI:
KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI PEMANFAATAN
Neurospora sp SEBAGAI AGEN BIOKONVERSI
LIGNOSELULOSA MENJADI BIOETANOL. [Online] diakses
tanggal 2 April 2021
http://repository.unpas.ac.id/29277/6/15.%20BAB%20II
%20%20KAJIAN%20TEORI%20DAN%20KERANGKA
%20PEMIKIRAN%20%28ACC%29.pdf
Rahmadani, A., 2019. Karakteristik Jamur Makroskopis di Stasiun
Penelitian Soraya Kawasan Ekosistem Leuser sebagai Media
Pembelajaran pada Materi Fungi. Skripsi Sarjana. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh.

Sharon, Y. K., 2019. Inventarisasi Jamur Filum Basidiomycota Edible dan


Poison pada Musim Kemarau di Kawasan Lindung Eco Camp Mangun
Karsa, Dusun Karang, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten
Gunungkidul, Propinsi D.I. Yogyakarta. Skripsi Sarjana. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Padoli, 2016. Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan. [e-book].


Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/M
ikrobiologi-dan-Parasitologi-Komprehensif.pdf
[diakses 31 Maret 2021].
Badaring, D. R.,Wahab, M, F., & Bahri, A., 2020. Identifikasi
Morfologi Mikroba Pada Ruangan Water Closet Jurusan Biologi
Universitas Negeri Makassar. Seminar Nasional Biologi, [Online]
1 (1), hal. 161-168
https://ojs.unm.ac.id/semnasbio/article/view/15301/8957 [diakses
31 Maret 2021].
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai