Anda di halaman 1dari 9

KONSEP ANESTESI

DI LUAR RUMAH
SAKIT
Kelompok 4

David Wahyudi Asda 1910070170007

Fania Erisa 1910070170014

Gilang Nafaza Yusuf 1910070170018

Sarah Handika Roza F 1910070170024

Indah Novita Sari 1910070170027

Assy Agnestasya 1910070170032

Ifatul Insaniati 1910070170038

Suci Gusraliza 1910070170043


Latar Belakang

Pelayanan anestesiologi dan terapi intensif merupakan salah satu bagian dari pelayanan kesehatan yang berkembang
dengan cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan kebutuhan pelayanan
anestesiologi dan terapi intensif ini masih belum seimbang dengan jumlah dan distribusi dokter spesialis
anestesiologi secara merata. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran
khususnya anestesiologi dan terapi intensif menjadi dasar diperlukannya pedoman nasional yang berkualitas dan
dapat dipertanggungjawabkan secara etis dan profesional.

Tindakan pemberian anestesi bisa dilakukan diluar rumah sakit seperti pada praktik dokter di klinik yang biasanya
menggunakan anestesi lokal yaitu anestesi yang hanya dilakukan di sekitar area tubuh yang akan diberi tindakan
saja. Jadi, efek obat bius ini hanya akan membuat baal salah satu bagian tubuh saja. Tindakan medis yang
menggunakan bius lokal, biasanya adalah prosedur medis yang ringan dan memiliki durasi yang sebentar.
Konsep Anestesi di Luar Rumah Sakit

Anastesi diluar kamar operasi atau non-operating room anesthesia (NORA) adalah tindakan
anestesi yang dilakukan oleh layanan anestesiologi diluar lingkungan ruang operasi.

Dibeberapa keadaan, sedasi mungkin dipilih daripada anestesi keseluruhan. Tujuan yang
perlu dipertimbangkan ketika menenangkan pasien adalah: menjaga keselamatan dan
kesejahteraan pasien, meminimalkan ketidaknyamanan fisik dan nyeri, mengontrol
kegelisahan, meminimalkan trauma fisik dan meningkatkan potensi untuk melupakan,
mengontrol gerakan untuk memungkinkan penyelesaian yang aman, mengembalikan pasien
pada tahap hasil yang aman dari kemungkinan pengawasan medis.
Prinsip dasar NORA dapat terbagi atas 3 kategori

Pasien dan Tenaga Masalah Lingkungan


Medis Aspek terkait Prosedur

Pasien NORA tidak hanya orang sehat a. Lingkungan fisik a. Prosedur neuradiologi
yang melakukan procedural b. Alat dan monitor b. Prosedur kateterisasi jantung
diagnostic, tapi juga orang sakit yang c. Penerangan c. Anestesi dan sedasi pada pediatric
bahkan terlalu berisiko untuk d. Paparan radiasi d. Endoskopi gastrointestinal
dilakukan pembedahan. e. Prosedur pencitraan diagnostic
Lokasi anestesi diluar rumah sakit

Tempat dimana anesthesiologist mungkin dibutuhkan untuk melaksanakan anestesi atau sedasi di luar ruang operasi, meliputi:

a. Prosedur radiologi seperti cardiac angiography, radiologi itervensional, CT san, MRI

b. Prosedur endoskopi

c. Klinik gigi

d. Unit luka bakar

e. Unit psikiatri untuk terapi elektrokonvulsif

f. Unit ginjal untuk lithotripsy

g. Unit ginekologi untuk fertilisasi in vitro


Kasus Anestesi Di
Luar Rumah Sakit
Salah satu kasus diluar Rumah Sakit yaitu terdapat pada Klinik Gigi yang sering terjadi
Penatalaksanaan patah jarum akibat anastesi lokal pada ekstraksi gigi. Sejak
diperkenalkannya jarum suntik sekali pakai, patahnya dan terbenamnya jarum ke dalam
jaringan lunak menjadi sangat jarang terjadi. Meskipun demikian, laporan patahnya jarum
masih tetap ada, walaupun kenyataannya, hal tersebut dapat dicegah. Penyebab umum
patahnya jarum adalah gerakan tiba-tiba yang tidak terduga pada pasien saat jarum
memasuki otot atau kontak periosteum. Jika pasien berlawanan dengan arah jarum maka
tekanan yang adekuat ini akan menyebabkan patah jarum.3 Jarum yang lebih kecil,
misalnya 30 gauge, lebih mudah patah dibanding jarum yang lebih besar, misalnya 25
gauge. Jarum yang telah dibengkokkan dengan tujuan agar penetrasi langsung ke dalam
jaringan lebih akurat, menjadi lemah dan cenderung lebih mudah patah dari pada yang
tidak dibengkokkan. Meskipun jarum mungkin cacat pada saat proses pabrik, tetapi hal ini
sangat jarang terjadi.

Jika jarum patah sewaktu proses anastesi blok nervus alveolaris inferior, jarum kemungkinan
akan berada pada ruang pterygomandibula. Daerah ini dibatasi oleh ramus mandibula dan
pada bagian tengahnya oleh otot pterygoideus medialis. Batas superior dibatasi oleh
bagian sphenoidalis infratemporal dan foramen zygomatikus, sebagai akses ke ruang
temporalis interna.
Berikut beberapa Pencegahan patah jarum yang bisa dilakukan :
1. Jangan memasukkan jarum ke dalam jaringan sampai pada
pangkalnya, pastikan ada bagian jarum yang masih terlihat.
2. Gunakan jarum panjang jika diperlukan kedalaman lebih dari
● Dari pembahasan mengenai penatalaksana patah jarum akibat
18 mm.
anastesi lokal pada ekstraksi gigi, diketahui patahnya jarum
3. Gunakan jarum berdiameter lebih besar (idealnya 25 gauge)
paling sering terjadi pada saat anastesi blok alveolaris inferior.
untuk blok anastesi yang lebih dalam, seperti tiga teknik Patah jarum pada blok alveolaris inferior akan menyisakan jarum
blok anestesi mandibula (konvensional, Gow-Gates, dan pada ruang perygomandibula. Hal ini bisa menyebabkan
Vazirani-Akinosi), dan blok anestesi nervus maksilaris. bergesernya jarum ke struktur vital di sekitarnya. Untuk
4. Mencegah perubahan drastis dari posisi jarum selama mencegahnya, disarankan, pada blok alveolaris inferior
pelaksanaan penyuntikan sebaiknya digunakan jarum 25 gauge dan panjang 35 mm, untuk
5. Jangan memberikan tekanan yang berlebih pada jarum, ketika menghindari terjadinya patah jarum selama anastesi.
jarum dimasukkan ke dalam jaringan.
6. Jika diperlukan mengarahkan ulang jarum, tarik kembali
dengan sempurna sebelum diarahkan ulang.
7. Jangan membengkokan jarum lebih dari satu kali
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai