Anda di halaman 1dari 14

SUPREMASI HUKUM

PADA ERA REFORMASI


KELOMPOK 4 :
• GITA HERNI SEPTA
•NABILAH
•RAIHANY EZIRIANA
•SUSILAWATI
•VIANDI RAMADHONY
PENGERTIAN SUPREMASI
HUKUM

SUPREMASI
berasal dari bahasa Inggris
“supreme” yang berarti
“highest in degree”, yang dapat
diterjemahkan “mempunyai
derajat tinggi”.
PENGERTIAN HUKUM
Utrecht memberikan • S. M. Amin, SH menyatakan
batasan hukum sebagai bahwa kumpulan peraturan-
peraturan yang terdiri dari
himpunan peraturan-
norma-norma dan sanksi-sanksi
peraturan (perintah dan itulah yang disebut hukum dan
larangan) yang tujuan hukum tersebut adalah
mengurus tata tertib menegakkan tata tertib dalam
suatu masyarakat dan pergaulan manusia sehingga
karena itu harus ditaati. keamanan dan ketertiban
terpelihara.  
JADI SUPREMASI HUKUM ADALAH

Penegakan hukum yang dilakukan dengan baik dan efektif sebagai


tolak ukur untuk keberhasilan suatu negara dalam upaya mengangkat
harkat dan martabat bangsanya di bidang hukum terutama dalam
memberikan perlindungan hukum terhadap warganya. 
CIRI-CIRI SUPREMASI HUKUM
Hukum harus dapat berperan sebagai panglima.
Ini berarti dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat Law Enforcement
(Pelaksanaan Undang undang) harus dapat diwujudkan dalam Law
Enforcement ini tidak ada kamus kebal hukum.

 Hukum harus dapat berfungsi sebagai Center Of Action.


Semua perbuatan hukum, baik yang dilakukan oleh penguasa maupun individu
harus dapat dikembalikan kepada hukum yang berlaku. Hukum harus mampu
berperan sebagai sentral, bukan hanya sebagai instrumental yang fungsinya
melegitimasi semua kebijakan pemerintah.

Berlakunya asas semua orang didepan hukum (Equalty Before The Law).
Untuk menegakkan Supremasi Hukum dengan ciri-ciri tersebut diperlukan
pilar-pilar penyangganya. Semakin kokoh pilar-pilar ini semakin tegak
Supremasi Hukum, dan sebaliknya semakin lemah pilar-pilar tersebut semakin
rapuh Supremasi Hukum.
Untuk menegakkan supermasi hukum maka perlu
memperhatikan tiga komponen utama menurut Lm.
Friedman yaitu:

Substansi Hukum Budaya Hukum

Struktur Hukum
Substansi Hukum : aturan atau norma yang merupakan pola perilaku

manusai dalam masyarakat yang berada dalam sistem hukum tersebut.


Struktur Hukum : Dalam teori Lawrence Meir Friedman hal ini disebut

sebagai sistem Struktural yang menentukan bisa atau tidaknya hukum


itu dilaksanakan dengan baik. Struktur hukum berdasarkan UU No. 8
Tahun 1981 meliputi; mulai dari Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan
dan Badan Pelaksana Pidana (Lapas).
Budaya Hukum : Kultur hukum adalah sikap manusia terhadap hukum

dan sistem hukum-kepercayaan, nilai, pemikiran, serta harapannya.


GAGALNYA SUPREMASI HUKUM DI
ERA REFORMASI

Pertama,

Praktik KKN semakin menjamur.


Korupsi bukannya hilang malah
tumbuh subur di rahim reformasi.
Kedua,
Penuntasan kasus megakorupsi yang belum memperlihatkan titik terang. Kasus

megakorupsi yang menyita banyak perhatian masyarakat Indonesia diantaranya


kasus Century, kasus suap proyek wisma atlet, kasus hambalang, kasus rekening
gendut perwira Polri, dan kasus mafia banggar. Penuntasan kasus megakorupsi ini,
mengundang banyak tanda tanya. Apalagi megakorupsi yang sangat bersentuhan
dengan penguasa (pemerintah) dan para petinggi Polri.
Ketiga,
penuntasan kasus pelanggaran Hak Asasi

Manusia.Gelombang demonstrasi mei 1998, telah


merenggut nyawa “sang demonstran”. Peristiwa
ini dikenal dengan sebutan Tragedi Semanggi I
dan II. Tragedi penembakan mahasiswa oleh
militer yang belum juga diproses. Padahal
Komnas HAM telah selesai melakukan
penyelidikannya dan menyatakan kasus tersebut
merupakan pelanggaran HAM Berat dan kasus ini
pun tidak jelas penuntasannya hingga sekarang.
Solusi Kegagalan penegakan supremasi
hukum di Indonesia
sebagai warga Negara juga harus melakukan

pengendalian terhadap hukum itu sendiri, bukan sebagai

penonton, tetapi juga sebagai pelaku dalam hukum

sebagai warga Negara, haruslah pandai-pandai memilih

perwakilan di dalam kelembagaan Negara. Warga

Negara tidak memandang dari segi apapun dalam

memilih wakil rakyat. Tapi haruslah dengan hati nurani

dan dipercaya.
Pemerintah harus tegas dalam

menegakkan keadilan dan kesetaraan


dimata hukum. Tidak pandang bulu
dalam mengatasi masalah. Harus ada
kontrol yang jelas dari pemerintah
kepada para penegak hukum dan
aparatur Negara. Bukan hanya di dalam
pemerintahan pusat saja, tapi juga di
dalam pemerintahan yang dalam arti
luas.
• Sebagai mahasiswa, upaya yang dapat
dilakukan dalam penegakan hukum di
negeri ini adalah dengan giat dan gemar
dalam sosialisasi hukum di dalam
masyarakat. Sebagai control kepada
pemerintah, karena kita tahu bahwa,
mahasiswa adalah sebagai agen
perubahan. Sehingga diharapkan dari
mahasiswa sendiri dapat menjadi sebagai
pembawa perubahan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai