Supremasi Hukum Pada Era Reformasi
Supremasi Hukum Pada Era Reformasi
SUPREMASI
berasal dari bahasa Inggris
“supreme” yang berarti
“highest in degree”, yang dapat
diterjemahkan “mempunyai
derajat tinggi”.
PENGERTIAN HUKUM
Utrecht memberikan • S. M. Amin, SH menyatakan
batasan hukum sebagai bahwa kumpulan peraturan-
peraturan yang terdiri dari
himpunan peraturan-
norma-norma dan sanksi-sanksi
peraturan (perintah dan itulah yang disebut hukum dan
larangan) yang tujuan hukum tersebut adalah
mengurus tata tertib menegakkan tata tertib dalam
suatu masyarakat dan pergaulan manusia sehingga
karena itu harus ditaati. keamanan dan ketertiban
terpelihara.
JADI SUPREMASI HUKUM ADALAH
Berlakunya asas semua orang didepan hukum (Equalty Before The Law).
Untuk menegakkan Supremasi Hukum dengan ciri-ciri tersebut diperlukan
pilar-pilar penyangganya. Semakin kokoh pilar-pilar ini semakin tegak
Supremasi Hukum, dan sebaliknya semakin lemah pilar-pilar tersebut semakin
rapuh Supremasi Hukum.
Untuk menegakkan supermasi hukum maka perlu
memperhatikan tiga komponen utama menurut Lm.
Friedman yaitu:
Struktur Hukum
Substansi Hukum : aturan atau norma yang merupakan pola perilaku
Pertama,
dan dipercaya.
Pemerintah harus tegas dalam