Anda di halaman 1dari 29

Pengukuran Kerja

(Work Measurement)
Pengukuran Kerja
(Work Measurement)

Work
Methods
• Tata letak tempat kerja
Work • Keadaan ruang kerja
• Peralatan kerja Work
Study • Ekonomi Gerakan
• Keadaan fisik karyawan
Design

Work
Measurement
• Waktu
• Tenaga
• Biaya
• Psikologi
• Sosiologi
Pengukuran Kerja
(Work Measurement)

Work Study

Work Work
Methods Measurement

Mengembangkan tata Menilai efektifitas


cara produksi Kerja TK

Membuat perbaikan,
Penggunaan SD
Perencanaan dan
dengan Lebih efektif
pengendalian TK

Peningkatan produktivitas
Pengukuran Kerja
(Work Measurement)

Dilakukan dengan menjalankan


pengukuran waktu, umumnya
berujung dengan didapatkannya
Waktu Baku bagi sistem kerja ybs.

Waktu baku adalah waktu yang


dibutuhkan seorang pekerja rata-
rata untuk menyelesaikan suatu
satuan pekerjaan secara wajar
dalam suatu rancangan sistem kerja
tertentu.
Pengukuran Kerja
(Work Measurement)

Pengukuran Waktu
1. Pengukuran waktu secara langsung
Dilaksanakan langsung di tempat pekerjaan
dilaksanakan.
- Metode jam henti (stopwatch)
- Metode uji sampling pekerjaan (work sampling)

2. Pengukuran waktu secara tidak langsung


Dilaksanakan dengan membaca tabel-tabel yang
tersedia, asalkan tahu jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen
gerakan
- Data waktu baku
- Data waktu gerakan
Pengukuran Waktu Jam Henti
(Stop watch time study)
Langkah-langkah :
1. Menetapkan tujuan pengukuran
Dasar penetapan upah atau perkiraan kasar waktu
penyelesaian pekerjaan
2. Melakukan penelitian pendahuluan
- mencari kondisi dan cara kerja terbaik
- membakukan sistem kerja
3. Memilih operator
berkemampuan normal dan bisa diajak kerja sama
4. Melatih operator
kurva belajar (learning curve)
5. Mengurai pekerjaan atas elemen-elemen
- menjelaskan sistem kerja terbakukan
- penyesuaian kemampuan tiap elemen
- memudahkan pengamatan elemen tidak baku
- mengembangkan data waktu standar
6. Menyiapkan alat-alat pengukuran
Pentingnya penguraian elemen-elemen kerja :
1. Memperjelas tentang cara kerja yang dilakukan
 dapat dijadikan pegangan sebelum, pada saat,
sesudah pengukuran
2. Melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena
keterampilan bekerjanya operator belum tentu sama
untuk semua bagian dari gerakan-gerakan kerjanya
3. Memudahkan mengamati terjadinya elemen kerja yang
tidak baku yang mungkin dilakukan pekerja
4. Memungkinkan dikembangkan “data waktu baku”
Pengukuran waktu

1. Pengukuran pendahuluan
- Dilakukan untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus
dilakukan untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan
- Jumlah pengukuran ditentukan oleh pengukur (biasanya 10 kali
atau lebih).
Contoh : Hasil pengukuran pendahuluan untuk penghitungan
waktu baku sebuah pekerjaan adalah sbb :

Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
ke

Waktu
14 10 12 15 17 18 15 16 11 9 14 16 10 18 14 15
(menit)
Tingkat ketelitian (degree of acuracy) :
penyimpangan maksimal yang dinyatakan dalam % dari waktu
penyelesaian sebenarnya yang seharusnya dicari.

Tingkat keyakinan (confidence level)


besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh
memenuhi syarat ketelitian.

Contoh :
10%; 95%  pengukur membolehkan rata-rata hasil
pengukurannya menyimpang max. 10% dari rata-rata sebenarnya,
dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal itu 95%.
misal : rata-rata sebenarnya = 100 detik
ada hasil pengukuran = 96 detik
10%; 95%  pengukur mempunyai tingkat keyakinan 95% bahwa
96 detik tersebut terletak pada interval harga rata-rata sebenarnya
± 10%.
 x =  rata-rata
x  ‘ =  aktual
N N
N‘
= N aktual
= N yang diperlukan

( x1  x)  ( x2  x)  ....  ( xn  x)
2 2 2

N

  ( x  x ) 2

 x 2

x
2

N
Karena : x   x
, maka :    x
2
 x 
2

N   

N  N 
N  X    x
1 2 2
 
N

N  x   x
1 2 2

x  N
N
5%; 95% :

0 , 05 x  2  atau 0 ,05
 x
 2 x
x
N
N  x   x 
1 2 2
2.
0 ,05
 x
 N
N N
2
 40 N
 x   x  
2 2

N   

  x 


10%; 95% :
2
 20 N x   x  
 
2 2


N   

  x 

Contoh :
x x2 x x2 x x2
6 36 6 36 6 36
5 25 5 25 6 36
I 8 64 III 5 25 V 6 36
6 36 6 36 5 25
5 25 6 36 6 36 N = 30
x = 167
5 25 5 25 7 49 x2 = 967
6 36 5 25 6 36
II 5 25 IV 5 25 VI 6 36
5 25 5 25 5 25
6 36 6 36 5 25
5%; 95%
2
 40 N x 2   x 
 
2

N   

  x 

2
 40 30.967  167 2 
N    = 25 kali pengamatan
 167 

Jumlah pengamatan yang diperlukan (N’) = 25


dgn 5%; 95%, N = 30 cukup
Test Keseragaman Data
Misal : 0,100 0,110 0,009*) 0,100 0,105
0,950*) 0,095 0,103
*) Data Eksterm  dibuang

x = 0,102 x =

BKA = x + 3x
= 0,102 + 0,22 = 0,…..27

BKB = x - 3x
= 0,102 – 0,22 = 0…….83
Keseragaman data
Data yang seragam yaitu berasal dari sistem sebab yang
sama dan berada dalam batas kontrol, data tidak
seragam apabila berasal dari sistem sebab berbeda dan
berada diluar batas kontrol.
Uji keseragaman data :
1. Kelompokkan data dalam sub grup dan hitung rata-
rata masing-masing sub grup
Keseragaman data
2. Hitung rata-rata dari rata-rata sub grup
X
 Xi 56
k X  14
Xi  harga rata  rata sub grup 4
k  jumlah sub grup

3. Hitung standar deviasi waktu penyelesaian


N  jumlah pengukuran pendahulua n
Xj  waktu penyelesai an yang teramati

sehingga

 2,9
Keseragaman data
4. Hitung standar deviasi harga rata-rata
2,9 2,9
σx 
4 2
n  jumlah sub grup  1,445

5. Tentukan batas kontrol atas dan bawah (BKA dan


BKB)
Kecukupan data
Untuk memenuhi tingkat ketelitian dan keyakinan yang
diinginkan perlu dilakukan perhitungan jumlah
pengamatan yang diperlukan. Dengan tingkat ketelitian
5 % dan tingkat keyakinan 95 %, jumlah pengamatan
yang diperlukan :

 64,19

Sehingga diperlukan (64,19 – 16) = 49 pengukuran lagi


Perhitungan waktu baku
Penyesuaian
Kelonggaran
(P)

Waktu Siklus Waktu Normal Waktu Baku


(Ws) (Wn) (Wb)

Jumlah nilai pengukuran ( Xi)


Ws 
Jumlah pengukuran (N)

Wn  Waktu siklus (Ws) x Penyesuaian (P)

Wb  Waktu normal (Wn) x Kelonggara n


Penyesuaian
Ketidakwajaran bekerja :
- tidak sungguh-sungguh
- terburu-terburu
- kondisi ruangan buruk

Harus dinormalkan dengan melakukan penyesuaian

Apabila pengukur berpendapat operator bekerja dengan


wajar maka P = 1, bila terlalu cepat maka P > 1 jika
terlalu lambat maka P < 1
Metode Penyesuaian
1. Presentase.
besarnya faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh
pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran
Misal : pengukur berpendapat bahwa P = 110 % sedangkan waktu
siklusnya diketahui 14 menit, maka :
Waktu normal = 14 x 1,1 = 15,4 menit
2. Schumard
- Performance kerja dikelompokkan dalam kelas-kelas
- Operator yang bekerja normal diberi nilai 60.
- Tabel penyesuaian menurut Schumard
Metode Penyesuaian
Misal : performance seorang operator dinilai excellent, maka dia
mendapat nilai 80. sehingga faktor penyesuaiannya :
P = 80/60 = 1,33
jika waktu siklusnya 14 menit, maka
waktu normal = 14 x 1,33 = 18, 62

3. Westinghouse
- penilaian penyesuaian dilakukan pada 4 faktor yang dianggap
berpengaruh terhadap kewajaran kerja, yaitu : ketrampilan (skill)
usaha (effort), kondisi kerja (condition) dan konsistensi
(consistency)
- Setiap faktor terbagi dalam kelas-kelas dengan nilainya masing-
masing
- Keadaan yang dianggap wajar diberi nilai P = 1, sedangkan
penyimpangan dari keadaan ini harga p ditambah dengan angka
yang sesuai dari keempat faktor diatas
Metode Penyesuaian
Contoh :
jika waktu siklus rata-rata
adalah 14 menit, dan waktu
ini dicapai dengan
ketrampilan yang dinilai Fair
(E1), usaha good (C2),
kondisi excellent (B) dan
konsistensi poor (F) maka :
Ketrampilan : Fair - 0,05
Usaha : Good + 0,02
Kondisi : Exc + 0,04
Konsistensi : Poor - 0,04
Jumlah - 0,03
sehingga
P = 1 – 0,03 = 0,97
Wn = 14 x 0,97
= 13,58
Metode Penyesuaian
4. Cara Obyektif
- penyesuaian dilakukan dengan mempertimbangkan 2 faktor,
yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan
- nilai kecepatan kerja ditentukan berdasarkan pengamatan
selama pengukuran (seperti cara presentase)
- Tingkat kesulitan ditetapkan berdasarkan anggota badan yang
terlibat dan peralatan yang digunakan
Kelonggaran
Kelonggaran :
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
2. kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah
3. kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan

Nilai-nilai ini telah ditetapkan dalam tabel

Waktu baku = waktu normal + (waktu normal x % allowance)

Waktu baku = Waktu Normal x 100%


(Standard time) 100% - % allowance
Contoh soal:
• Bila ditetapkan allowance 5% untuk 1shift
kerja (8 jam= 480 menit) maka setara
dengan 24 menit.
• Waktu kerja efektif = 480-24= 456 menit
• Misal waktu normal 0,88 menit/unit produk
• Maka, waktu baku = 0,88 +(0,88x 5%) =
0,924 menit/produk
Data • Skill : 0,08
3,4 • Effort : 0,05
3,6
• Condition : -0,03
3,0
3,7
• Consistency : 0,01
3,5 • Hitung Ws, Wn, Wb
3,8 dengan allowance 5%
3,2
3,1
3,9
3,4

Anda mungkin juga menyukai