Anda di halaman 1dari 8

HUKUM TERMODINAMIKA II

DISUSUN OLEH :
1. IBNU RASYID
2. FAJAR OUGUSTEVANO
3. NIKO TACKER
HUKUM TERMODINAMIKA
menyatakan bahwa energi tidak dapat
Hukum Pertama diciptakan atau dihancurkan; jumlah
Termodinamika total energi di alam semesta tetap
sama

Hukum kedua tentang kualitas energi. Ini menyatakan


Termodinamika bahwa saat energi ditransfer atau
diubah, banyak dan lebih dari itu adalah
sia-sia.
menyatakan bahwa ada kecenderungan
alami dari setiap sistem terisolasi untuk
berubah menjadi keadaan yang lebih
tidak teratur.
HUKUM II TERMODINAMIKA
Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan
terhadap perubahan energi yang mungkin terjadi dengan
beberapa perumusan.

Tidak mungkin Tidak mungkin Pada proses


membuat mesin yang membuat mesin yang reversibel, total
bekerja dalam satu bekerja dalam suatu entropi semesta
siklus, menerima kalor siklus mengambil kalor tidak berubah dan
dari sebuah reservoir
dari sebuah reservoir akan bertambah
rendah dan memberikan
dan mengubah ketika terjadi
pada reservoir bersuhu
seluruhnya menjadi tinggi tanpa proses irreversibel
energi atau usaha luas memerlukan usaha dari (Clausius).
(Kelvin Planck). luar (Clausius).
BUNYI HUKUM II
TERMODINAMIKA

“kalor mengalir secara alami dari


benda yang panas ke benda yang
dingin, kalor tidak akan mengalir
secara spontan dari benda dingin ke
benda panas”.
Persamaan Hukum Termodinamika II

a. Entropi
Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah
menjadi usaha. Besarnya entropi suatu sistem yang mengalami proses
reversibel sama dengan kalor yang diserap sistem dan lingkungannya ( ΔQ)
dibagi suhu mutlak sistem tersebut (T). Perubahan entropi diberi tanda ΔS
dan dinyatakan sebagai berikut.
ΔS = ΔQ/T
Ciri proses reversibel adalah perubahan total entropi (ΔS = 0) baik bagi sistem
maupun lingkungannya. Pada proses irreversibel perubahan entropi semesta
ΔS =. Proses irreversibel selalu menaikkan entropi semesta.
ΔSsistem + ΔSlingkungan = ΔSseluruhnya ≥ )
b. Mesin Pendingin
Mesin yang menyerap kalor dari suhu rendah dan mengalirkannya pada
suhu tinggi dinamakan mesin pendingin (refrigerator). Misalnya
pendingin rungan (AC) dan almari es (kulkas).
Perhatikan Gambar berikut! 

Kalor diserap dari suhu rendah T2 dan kemudian diberikan pada suhu
tinggi T1. Berdasarkan hukum II termodinamika, kalor yang dilepaskan
ke suhu tinggi sama dengan kerja yang ditambah kalor yang diserap
(Q1 = Q2+ W)
Hasil bagi antara kalor yang masuk (Q1) dengan usaha yang
diperlukan (W) dinamakan koefisien daya guna (performansi) yang
diberi simbol Kp. Secara umum, kulkas dan pendingin ruangan
memiliki koefisien daya guna dalam jangkauan 2 sampai 6. Makin
tinggi nilai Kp, makin baik kerja mesin tersebut.
Kp = Q2/W
Untuk gas ideal berlaku:
Kp = Q2/(Q1 – Q2) = T2/(T1 – T2)
Keterangan
Kp : koefisien daya guna
Q1 : kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi (J)
Q2 : kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah (J)
W : usaha yang diperlukan (J)
T1 : suhu reservoir suhu tinggi (K)
T2 : suhu reservoir suhu rendah (K)
C. Mesin Kalor
• Sebuah mesin, harus mengikuti prinsip
konservasi energi. Sebagian dari kalor
input QH diubah menjadi kerja W, dan
sisanya QC dibuang ke cold reservoir.
Jika tidak ada lagi kehilangan energi e
W
QH
dalam mesin, maka prinsip konservasi
energi:
QH = W + QC
W  QH  QC
W
e
QH

QH  QC QC
e  1
QH QH

Anda mungkin juga menyukai