Anda di halaman 1dari 17

Risiko Kematian

PROBABILITAS RISIKO KEMATIAN, EKSPOSUR


KEMATIAN AWAL BAGI KELUARGA, EKSPOSUR
KEMATIAN AWAL BAGI PERUSAHAAN.

NURUL
NURULFITRI
FITRI 218030204
218030204
ANDIONI
ANDIONIVARAMITA
VARAMITAPUTRI
PUTRI 2180302005
2180302005
NANDAR HADITIA 2180302029
NANDAR HADITIA 2180302029
KELAS
KELAS 4A2
4A2
Risiko Kematian
Manusia menghadapi eksposur kematian sebelum
waktunya. Kematian sebelum waktunya tersebut
mengakibatkan beberapa konsekuensi negatif.

Konsekuensi negatif tersebut bisa mencakup konsekuensi


ekonomis. Khususnya jika yang meninggal adalah kepala
keluarga.
• Kematian itu sendiri merupakan sesuatu yang pasti

• Tetapi timing dari kematian merupakan sesuatu yang


tidak pasti

• Lebih spesifik lagi, manusia menghadapi ekposur


kematian sebelum waktunya (Premature death)
Ketidakpastian Risiko kematian
 Kematian sebelum waktunya. Kapan?

 Sebelum mencapai usia pengharapan hidup

 Usia pengharapan hidup bervariasi, mulai dari 68 tahun


(Indonesia), sampai 75 tahun (Amerika Serikat)
Menghitung
Menghitung Probabilitas
Probabilitas Kematian
Kematian Awal
Awal

 Probabilitas kematian awal bisa dihitung dengan menggunakan table


kematian (mortality table).

Tabel tersebut menunjukan probabilitas kematian dan bertahan hidup


untuk kelompok umur tertentu, dan disajikan dengan format yang
mudah dibaca.

 Tabel kematian CSO1980 disusun oleh aktuaria asuransi dan


didasarkan pada pengalaman kematian orang-orang yang
diasuransikan (berarti yang terdaftar di perusahaan asuransi) pada
awal tahun 1970-1980 (yang kemudian diperbarui menjadi 2001)
Bagaimana
Bagaimana Membaca
Membaca Tabel
Tabel Kematian
Kematian

 Dengan menggunakan tabel tahun 1980, terlihat bahwa untuk bayi (umur 0
tahun), dari 1000 bayi, ada 4,18 yang meninggal dunia. Angka kematian
tersebut menurun pada usia 1 tahun. Dengan kata lain, bayi mempunyai risiko
kematian yang lebih tinggi dibandingkan usia anak kecil lainnya.

 Kolom berikutnya menyajikan life expectancy (pengharapan hidup), yaitu


70,83 tahun untuk pria dan 75,83 tahun untuk wanita pada ulang tahun ke 0
(baru lahir). Pada ulang tahun yang pertama (usia 1), usia pengharapan hidup
turun menjadi 70,13 tahun untuk pria.
Menghitung
Menghitung Probabilitas
Probabilitas Kematian
Kematian Awal
Awal
 Misalkan kita ingin menghitung berapa probabilitas seseorang yang baru saja
berulang tahun ke 35, akan meninggal satu, dua, dan lima tahun mendatang.

Usia Jumlah Orang Jumlah Probabilitas Probabilitas


Hidup Kematian Kematian Bertahan Hidup
35 9.491.711 20.028 0.00211 0.99789
36 9.471.683 21.217 0.00224 0.99776
37 9.450.466 22.681 0.0024 0.9976
38 9.427.785 24.324 0.00258 0.99742
39 9.403.461 26.236 0.00279 0.99721
40 9.377.225 28.319 0.00302 0.99698
PROBABILITAS KEMATIAN :
1q35 = (20.028) / 9.491.711 = 0,00211
2q35 = (20.028 + 21.217) / 9.491.711 = 0,004345
5q35 = (20.028 + 21.217 + 22.681 + 24.324 + 26.236) / 9.491.711 = 0,01206

PROBABILITAS BERTAHAN HIDUP :


1p35 = (1000 – 2,11) / 1.000 = 0,9979
2p35 = (1000 – (2,11 + 2,24)) / 1.000 = 0,9957
5p35 = (1000 – (2,11 + 2,24 + 2,40 + 2,58 + 2,79))/ 1.000 = 0,9879
Eksposur Karena Kematian Awal
Kematian awal mengakibatkan konsekuensi negatif bagi pihak yang ditinggalkan.
Konsekuensinya sebagai berikut :
a. Eksposur yang dihadapi oleh keluarga
Terdapat Konsekuensi ekonomis.
Beberapa pendekatan kebutuhan yang harus dicukupi oleh orang yang meninggal
tersebut :
 Kebutuhan untuk menjaga standar hidup yang ada
 Kebutuhan untuk membesarkan anak
Konsekuensi emosional, lebih sulit diukur daripada nilai ekonomisnya. Kebutuhan
akan dihitung berdasar konsekuensi yang bisa dihitung nilai ekonomisnya.
Misalkan suatu keluarga menghabiskan Rp 5jt perbulan atau Rp 60jt pertahun
untuk kebutuhan hidupnya. Misalkan kebutuhan tersebut diasumsikan konstan.
Misalkan kebutuhan tersebut dipenuhi oleh seorang ayah sepenuhnya yang
berusia 40th. Kemudian ayah tersebut meninggal dunia, padahal usia
pengaharapan hidup adalahl 70th. Misalkan tingkat bunga yang relevan adalah
15% (dipakai sabagai discount rate untuk perhitungan present value), maka nilai
kebutuhan hidup yang harus ditanggung ayah tersebut adalah :
Nilai Kebutuhan Hidup :

• Biaya kebutuhan hidup per bulan = 5 juta


• Jangka waktu kebutuhan hidup = 70 tahun – 40 tahun = 30 tahun atau 30 x 12 bulan =
360 bulan
• Tingkat bungan per bulan 15% / 12 = 1,25%
• PV = 5 juta x PVIFA (360, 1,25%) = 5 juta x 79, 086 = 395.430.000,-

Keluarga tersebut bisa membeli asuransi dengan nilai pertanggungan sekitar Rp 390jt untuk
menjaga konsekuensi negatif kematian ayah keluarga tersebut.
*) Kebutuhan hidup tersebut dengan asumsi tetap, pada kenyataannya kebutuhan hidup
cenderung mengalami kenaikan karena adanya faktor inflasi dan penambahan biaya hidup.
a. Eksposur yang dihadapi bisnis
Beberapa kerugian yang diderita oleh perusahaan jika “key person” meninggal tidak
mudah. Tetapi kita bisa menggunakan pendekatan jumlah kerugian yang akan ditanggung
perusahaan.

Misalnya : Pak Hardo sebagai juru masak bisa bekerja 10th lagi. Rumah makan bisa
menghasilkan omset sebesar Rp100jt pertahun dengan laba sebesar Rp20jt pertahun dan
biaya modal internal rumah makan 20%.
Jika Pak Hardo meninggal diperkiran omset turun separuhnya menjadi Rp75jt pertahun.
Kerugian pertahun = Rp100jt – Rp75jt = Rp25jt pertahun.
Present value dari kerugian  yang diderita jika Pak Hardo meninggal dengan biaya modal
20% dipakai sebagai discount rate adalah :
Kerugiaan yang diderita Perusahaan atas meninggalnya Pak Hardo :

• Penurunan omzet per tahun 100 juta – 75 juta = 25 juta


• Jangka waktu = 10 tahun
• PV kerugian = 25 juta PVIFA (10, 20%) = 25 juta x 4,192 = 104.800.000,-
Jadi asuransi jiwa untuk pak Hardo untuk mengantisipasi kerugian tersebut
dengan nilai pertanggungan sebesar Rp. 104.800.000,-

Anda mungkin juga menyukai