Manajemen Farmasi Rumah Sakit - Bagian 2 - A
Manajemen Farmasi Rumah Sakit - Bagian 2 - A
RUMAH SAKIT
BAGIAN 2
(Manajemen Pengendalian
Persediaan)
Pengawasan terhadap persediaan yang dikenal juga
sebagai inventory control adalah bagaimana fungsi
tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.
75 Klas A
60
ANALISA % 50
Biaya
ABC Pema
40
30
kaian Klas B
20
10
Klas C
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% item persediaan
Digunakan untuk:
1. Mengurangi persediaan (inventory) dan
biaya dg mengatur pembelian yg lebih
sering dan pengiriman dlm jumlah lebih
sedikit untuk obat kelas A
ANALISA 2. Mencari penurunan harga yg besar untuk
ABC obat klas A dan penyimpanan harus
diperhatikan
3. Kontrol yg ketat oleh staf, dan adanya
pengertian bahwa order yg besar untuk
klas A harus dicatat secara ketat
Sistem analisis ABC ini berguna dalam
sistem pengelolaan obat, yaitu dapat
ANALISA menimbulkan frekuensi pemesanan dan
menentukan prioritas pemesanan
ABC berdasarkan nilai atau harga obat.
Model-Model Model EOQ
Pengendalian (Economic Order
Persediaan
Quantity)
Makin besar persediaan berarti resiko penyimpanan serta
besarnya fasilitas yang harus dibangun, sehingga
membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih besar, namun
dilain pihak biaya pemesanan dan biaya distribusi menjadi
lebih kecil. Ini berarti perlu adanya optimalisasi agar tercapai
kesetimbangan antara membangun persediaan serta biaya
distribusi dan pemesanan.
0
Saat pemesanan dilakukan, yang dinyatakan dalam
jumlah barang
ROP = d x L
REORDER
d
POINT
d : kebutuhan per hari
L : waktu tunggu (lead time)
D : kebutuhan tahunan
Mencakup:
1. Biaya pasokan
BIAYA 2. Formulir
PEMESANAN 3. Pemrosesan pesanan
4. Tenaga para pekerja
Biaya penyimpanan: sewa bangunan, 6%
penyusutan, biaya operasional, pajak,
asuransi
Biaya penanganan: peralatan, sewa, 3%
listrik, biaya operasional
Biaya tenaga kerja: penanganan 3%
BIAYA tambahan
PENYIMPANAN Biaya investasi: biaya pinjaman, pajak, 11 %
asuransi persediaan
Pencurian, kelalaian 3%
TOTAL 26 %
Instalasi farmasi rumah sakit ABC
menggunakan Halothane 250 cc
sejumlah 1200 botol per tahun. Harga
perbotolnya RP. 900.000,- Rumah sakit
memperkirakan Carrying Cost Interest
Rate = 20% dan biaya pemesanan =
KASUS Rp.50.000,-/order. Kepala instalasi
Farmasi ingin mengetahui berapa banyak
Halothane yang harus dipesan setiap kali
pemesanan. Buat Fixed period system
jika diketahui lead time nya 2 hari!
2 Co . S
EOQ
√ 𝐶𝑚 .𝑈
2 Co . S 2 x 50.000 x . 1.200
√
EOQ
=
𝐶𝑚 .𝑈 √ = 25,8
0,2 𝑥 .900 .000
= 26 botol
JAWABAN
Jumlah obat yang harus diadakan adalah 26 botol
2Co
EOI
√ 𝐶𝑚 .𝑈 . 𝑆
2Co 2𝑥50.000
EOI √𝐶𝑚 .𝑈 . 𝑆 = √ 0,2 𝑥 900.000 𝑥 1.200
= 0,0215 tahun
JAWABAN (jika hari kerja = 6, maka jumlah hari kerja adalah 312)
= 6,7 hari
Qo = (Smax + SB)-(S1+So)
Sebagai contoh diatas, cefixime yang
tersedia di stok 3,000 dan pesanan yg
SOAL belum datang 2,000, dan tidak ada
permintaan dari pelayanan,
berapakah Qo?
Qo = (10,000 + 0) – (3,000 + 2,000)
JAWABAN Qo = 5,000
Variabel yang dipertimbangkan:
1. Average monthly consumption (CA)
2. Suplier lead time (LT)
RUMUS
Consumption
Jika terjadi outstanding back orders (SB), maka
-based rumusnya:
Reordering
formula Qo = CA x (LT+PP)+SS+SB-(S1+S0)
cefixime tidak ada stok, ada
permintaan di pelayanan 2000,
sebelumnya telah pesan 3000. Lead
time 2 bulan, rata-rata penggunaan
SOAL sebulan 1000, safety stock 2000
capsul, dan periode pengadaan tiap
6 bulan. Berapakah jumlah yang
diorder?
Qo = 1000 x (2+6)+2000+2000-(0+3000)
JAWABAN = 9000 capsul
Pengendalian Menjaga
TOR
persediaan efisiensi stok
TOR =