PSAK 104
AKUNTANSI ISTISHNA
Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiallahu ‘anhu, pada suatu hari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak menuliskan surat kepada seorang raja
non arab, lalu dikabarkan kepada beliau: Sesungguhnya raja-raja non arab
tidak sudi menerima surat yang tidak distempel, maka beliaupun memesan
agar ia dibautkan cincin stempel dari bahan perak. Anas menisahkan:
Seakan-akan sekarang ini aku dapat menyaksikan kemilau putih di tangan
beliau.” (Riwayat Muslim)
• Jika barang pesanan cacat atau tidak sesuai pesanan, maka penjual
bertanggung jawab atas kelalaian.
• Istishna parallel merupakan akad yang tidak bergantung antara akad
pertama dengan akad kedua.
• Pada dasarnya istishna tidak dapat dibatalkan, kecuali kedua belah
pihak sepakat untuk menghentikan atau akad batal demi hukum yang
menghalangi pelaksanaan akad.
• Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan atas jumlah
yang telah dibayarkan dan penyerahan barang pesanan sesuai
spesifikasi.
Transaksi Istishna Pertama
Ibu Kinasih ingin menambah sebuah ruko untuk usaha butiknya seluas
100 meter persegi. Ibu Kinasih menghubungi Bank Amanah Syariah
untuk menyediakan ruko pesanan. Tanggal 10 Agustus 2018
ditandatangani akad Istishna pengadaan ruko. Adapun kesepakatan
antara Ibu Kinasih dan Bank Amanah Syariah sebagai berikut:
Harga bangunan: Rp. 250.000.000
Lama penyelesaian: Rp 5 bulan
Mekanisme penagihan: 5 termin masing-masing Rp 50.000.000 mulai
10 February 2019
Mekanisme pembayaran: maksimal lima hari setelah tanggal
penagihan
Transaksi Istishna Kedua
Jurnal transaksi:
10/8/2018